QM 13

"Gimana udah enakan perutnya dek?" tanya Arka sambil mengusap

perut sang istri.  Dulu ketika awal pernikahan mungkin mereka sama-sama

canggung, tetapi sekarang tidak lagi. Farah yang masih memiliki jiwa mudah

terkadang berpakaian ala artis korea di dalam kamar,  apalagi dengan

rambut yang sudah berganti warna menjadi merah.

Arka awalnya tidak setuju dengan

tingkah aneh yang istri yang ingin mengganti warna merah, tetapi karena cat

awal pada rambut sang istri tidak bagus makanya Arka mengizinkannya.

Kadang Bunda Ririn merasa aneh

dengan anak dan mantunya.  Bahkan Arka juga ikut ikutan mewarnai dengan

warna merah. Bunda Ririn memaklumi semua tindakan selama tidak menentang

syariat islam,  Arka sudah meyakinkan Bunda dan Ayahnya bahwa cat rambut

yang dia gunakan halal dan tidak mengandung zat berbahaya serta tidak berwarna

hitam.

Dulu ketika memutuskan untuk

mencat rambut,  Bunda Ririn sudah menegaskan bahwa tidak boleh merubahnya

dengan warna hitam dan Arka menyanggupi itu.  Dia membiarkan warnanya

hilang sendiri  atau saat rambutnya sudah mulai panjang dia akan

memotongnya.

Rasulullah SAW bersabda

غَيِّرُوا هَذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا

السَّوَادَ

“Ubahlah uban ini dengan

sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim). Dari hadist tersebut

sudah sangat jelas bahwa Rasulullah SAW membolehkan mewarnai rambut asalkan

tidak warna hitam. Kemudian ulama besar Syafi’iyah menjelaskan bahwa warna yang

dianjurkan untuk mewarnai uban yaitu hamroh (merah), shofroh (kuning) dan haram

menggunakan warna hitam.

Akan tetapi ada juga yang

mengatakan makruh tanzih. Akan tetapi sebaiknya kita menghindari menggunakan

warna hitam karena Rasulullah SAW lah yang berkata bahwa hindari lah warna

hitam. Perlu diketahui bahwa terdapat ancaman untuk orang yang mewarnai rambut

ataupun uban dengan warna hitam. Ancaman tersebut berbunyi seperti berikut ini.

يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِي

آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ

الْجَنَّةِ

“Pada akhir zaman nanti akan

muncul suatu kaum yang bersemir dengan warna hitam seperti tembolok

merpati. Mereka itu tidak akan mencium bau surga.” (HR. Abu

Daud, An Nasa’i, Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan Al Hakim).

"Udah enakan Mas,  Udah

jam berapa Mas?" tanya Farah penasaran.  Dia merasa sudah terlalu

lama tertidur.

"Jam 1 malam dek"Jelas

Arka. Dia mengusap pucuk kepala sang istri.

"Mas Adek Ma-"

Celana Arka terkena cairan yang

keluar dari mulut Farah.  Dia mengetahui bahwa itu muntahan.  Arka

sebenarnya jijik,  tetapi dia tidak mau membuat sang istri sedih dengan

rasa bersalahnya.

"Ya Allah mas Maaf

hiks,  Maaf mas" Farah sudah menangis meraung-raung seperti abis

dimarahi padahal Arka sama sekali tidak marah.  Arka bahkan membersihkan

sisa muntahan pada mulut sang istri.

"Udah gak apa-apa dek,

udah malam jangan nangis ya" bujuk Arka lembut.  Dia tidak mungkin

membentak atau bahkan memarahi sang istri yang masih terlihat lemas.

"Maafin Adek Mas

huaaaaa,  Adek gak tau diri gini.  Jangan dekat-dekat Mas,

memang benar kata orang adek pembawa sial" ucap Farah.

Arka terdiam mendengar penuturan

sang istri. Dia tidak suka dengan kata-kata yang diucapkan oleh Farah.

"Adek jangan gini, Mas gak

apa-apa.  Udah ya jangan ngomong ngawur gitu,  Mas gak suka"

"A-adek Merasa malu Mas,

huaaaa maafin adek" berulang kali Arka menahan emosinya untuk tidak

meledak.  Bagaimana pun sisa penatnya bekerja tadi siang belum

hilang,  ditambah dengan tingkah sang istri yang mendadak aneh efek karena

sakit.

"Hei Sayang udah ya"

Arka meninggalkan sang istri

untuk membersihkan diri ke kamar mandi.  Dia tidak mungkin memeluk sang

istri dengan muntahan yang masih menempel pada dirinya.

Sejenak Arka menulikan telinganya

terhadap tangis sang istri,  dia buru-buru menganti baju sebelum penghuni

rumah terbangun akibat ulah Farah.

"Udah ya Sayang,  Ayo

tidur lagi" pinta Arka setelah selesai mengganti baju.

"Mas hiks Marah kan sama

Adek. Huaaaa. Mas ninggalin adek tadi"

Pukulan-pukulan kecil mendarat

pada dada bidang Arka.

"Huss,  Mas cuma ganti

baju Sayang.  Udah ya,  Mas gak marah.  Ayo sekarang tidur"

Arka kembali membujuk sang istri.

Berulang kali dia memijat

kepalanya yang terasa mau pecah.  Setelah beberapa menit menangis, Farah

memejamkan matanya yang terasa berat.

"Jangan buat Mas khawatir

lagi,  Mimpi ya Indah sayang" lirih Arka pelan.  Dia mencium

kening serta bibir sang istri.

Malam yang cukup membuat Arka

kerepotan, dia berulang-ulang kali di uji kesabarannya.  Beginilah seorang

suami,  bagaimanapun tingkah istri jangan sekalipun membentak atau bermain

tangan.  Jika istri salah maka tegurlah dengan cara yang benar,

bukan disaat emosi sedang berada dipuncak tetapi saat keadaan sudah tenang

sehingga mengobrolpun menjadi enak.  Namun apabila Suami cepat sekali

bermain tangan atau membentak,  sikap itu tidak akan pernah terlupakan

oleh istri seumur hidupnya.

Wanita itu ibarat kaca,

ketika kaca tersebut sudah pecah maka sangat sulit menyatukan untuk sempurna

kembali.  Ketika hatinya tersakiti,  dia akan memaafkan tetapi tidak

bisa melupakan.  Maka jadilah suami yang baik, contohlah Rasulullah

bagaimana menjadi seorang suami.

.

Terpopuler

Comments

Yuli Hidayati

Yuli Hidayati

0
o

2020-05-31

0

Fatimatuzzahro Zahro

Fatimatuzzahro Zahro

kok d ulang2 trus sich ceritax bikin bosan sj

2020-01-21

0

꧁❦Shinta❦꧂

꧁❦Shinta❦꧂

kok di ulang2 terus sih ceritanya

2020-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!