"Gimana udah enakan perutnya dek?" tanya Arka sambil mengusap
perut sang istri. Dulu ketika awal pernikahan mungkin mereka sama-sama
canggung, tetapi sekarang tidak lagi. Farah yang masih memiliki jiwa mudah
terkadang berpakaian ala artis korea di dalam kamar, apalagi dengan
rambut yang sudah berganti warna menjadi merah.
Arka awalnya tidak setuju dengan
tingkah aneh yang istri yang ingin mengganti warna merah, tetapi karena cat
awal pada rambut sang istri tidak bagus makanya Arka mengizinkannya.
Kadang Bunda Ririn merasa aneh
dengan anak dan mantunya. Bahkan Arka juga ikut ikutan mewarnai dengan
warna merah. Bunda Ririn memaklumi semua tindakan selama tidak menentang
syariat islam, Arka sudah meyakinkan Bunda dan Ayahnya bahwa cat rambut
yang dia gunakan halal dan tidak mengandung zat berbahaya serta tidak berwarna
hitam.
Dulu ketika memutuskan untuk
mencat rambut, Bunda Ririn sudah menegaskan bahwa tidak boleh merubahnya
dengan warna hitam dan Arka menyanggupi itu. Dia membiarkan warnanya
hilang sendiri atau saat rambutnya sudah mulai panjang dia akan
memotongnya.
Rasulullah SAW bersabda
غَيِّرُوا هَذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا
السَّوَادَ
“Ubahlah uban ini dengan
sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim). Dari hadist tersebut
sudah sangat jelas bahwa Rasulullah SAW membolehkan mewarnai rambut asalkan
tidak warna hitam. Kemudian ulama besar Syafi’iyah menjelaskan bahwa warna yang
dianjurkan untuk mewarnai uban yaitu hamroh (merah), shofroh (kuning) dan haram
menggunakan warna hitam.
Akan tetapi ada juga yang
mengatakan makruh tanzih. Akan tetapi sebaiknya kita menghindari menggunakan
warna hitam karena Rasulullah SAW lah yang berkata bahwa hindari lah warna
hitam. Perlu diketahui bahwa terdapat ancaman untuk orang yang mewarnai rambut
ataupun uban dengan warna hitam. Ancaman tersebut berbunyi seperti berikut ini.
يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِي
آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ
الْجَنَّةِ
“Pada akhir zaman nanti akan
muncul suatu kaum yang bersemir dengan warna hitam seperti tembolok
merpati. Mereka itu tidak akan mencium bau surga.” (HR. Abu
Daud, An Nasa’i, Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan Al Hakim).
"Udah enakan Mas, Udah
jam berapa Mas?" tanya Farah penasaran. Dia merasa sudah terlalu
lama tertidur.
"Jam 1 malam dek"Jelas
Arka. Dia mengusap pucuk kepala sang istri.
"Mas Adek Ma-"
Celana Arka terkena cairan yang
keluar dari mulut Farah. Dia mengetahui bahwa itu muntahan. Arka
sebenarnya jijik, tetapi dia tidak mau membuat sang istri sedih dengan
rasa bersalahnya.
"Ya Allah mas Maaf
hiks, Maaf mas" Farah sudah menangis meraung-raung seperti abis
dimarahi padahal Arka sama sekali tidak marah. Arka bahkan membersihkan
sisa muntahan pada mulut sang istri.
"Udah gak apa-apa dek,
udah malam jangan nangis ya" bujuk Arka lembut. Dia tidak mungkin
membentak atau bahkan memarahi sang istri yang masih terlihat lemas.
"Maafin Adek Mas
huaaaaa, Adek gak tau diri gini. Jangan dekat-dekat Mas,
memang benar kata orang adek pembawa sial" ucap Farah.
Arka terdiam mendengar penuturan
sang istri. Dia tidak suka dengan kata-kata yang diucapkan oleh Farah.
"Adek jangan gini, Mas gak
apa-apa. Udah ya jangan ngomong ngawur gitu, Mas gak suka"
"A-adek Merasa malu Mas,
huaaaa maafin adek" berulang kali Arka menahan emosinya untuk tidak
meledak. Bagaimana pun sisa penatnya bekerja tadi siang belum
hilang, ditambah dengan tingkah sang istri yang mendadak aneh efek karena
sakit.
"Hei Sayang udah ya"
Arka meninggalkan sang istri
untuk membersihkan diri ke kamar mandi. Dia tidak mungkin memeluk sang
istri dengan muntahan yang masih menempel pada dirinya.
Sejenak Arka menulikan telinganya
terhadap tangis sang istri, dia buru-buru menganti baju sebelum penghuni
rumah terbangun akibat ulah Farah.
"Udah ya Sayang, Ayo
tidur lagi" pinta Arka setelah selesai mengganti baju.
"Mas hiks Marah kan sama
Adek. Huaaaa. Mas ninggalin adek tadi"
Pukulan-pukulan kecil mendarat
pada dada bidang Arka.
"Huss, Mas cuma ganti
baju Sayang. Udah ya, Mas gak marah. Ayo sekarang tidur"
Arka kembali membujuk sang istri.
Berulang kali dia memijat
kepalanya yang terasa mau pecah. Setelah beberapa menit menangis, Farah
memejamkan matanya yang terasa berat.
"Jangan buat Mas khawatir
lagi, Mimpi ya Indah sayang" lirih Arka pelan. Dia mencium
kening serta bibir sang istri.
Malam yang cukup membuat Arka
kerepotan, dia berulang-ulang kali di uji kesabarannya. Beginilah seorang
suami, bagaimanapun tingkah istri jangan sekalipun membentak atau bermain
tangan. Jika istri salah maka tegurlah dengan cara yang benar,
bukan disaat emosi sedang berada dipuncak tetapi saat keadaan sudah tenang
sehingga mengobrolpun menjadi enak. Namun apabila Suami cepat sekali
bermain tangan atau membentak, sikap itu tidak akan pernah terlupakan
oleh istri seumur hidupnya.
Wanita itu ibarat kaca,
ketika kaca tersebut sudah pecah maka sangat sulit menyatukan untuk sempurna
kembali. Ketika hatinya tersakiti, dia akan memaafkan tetapi tidak
bisa melupakan. Maka jadilah suami yang baik, contohlah Rasulullah
bagaimana menjadi seorang suami.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Yuli Hidayati
0
o
2020-05-31
0
Fatimatuzzahro Zahro
kok d ulang2 trus sich ceritax bikin bosan sj
2020-01-21
0
꧁❦Shinta❦꧂
kok di ulang2 terus sih ceritanya
2020-01-19
0