Perjalanan hidup tidak
akan ada yang tau, bisa jadi hari ini kita nangis histeris namun esok
hari kita bahagia luar biasa begitupun sebaliknya. Maka jangan pernah
sedih berlarut-larut ataupun bahagia yang terlalu. Cukup sekedarnya
saja, sebagaimana layaknya cinta dan benci cukup sekedarnya saja,
jangan sampai merusak iman dan takwa kepada Allah.
Menjadi seorang suami
bukan perkara mudah, begitupun yang Arka alami. Setiap hari ada saja
tingkah laku pasangan terlihat. Suami dan istri mempunyai sikap yang
berbeda-beda, oleh karena itu ilmu sangat dibutuhkan ketika membina
sebuah rumah tangga.
Cinta tidak begitu kuat
untuk bisa mempertahankan rumah tangga, tetapi iman akan berjalan di
depan untuk mengarahkan tindakan apa yang akan ditunjukan.
Arka sosok yang masih
awan dalan perkara rumah tangga, dia masih belum tau apa saja tugas
seoranh suami dalam Al-qur'an. Padahal dalam Al-qur'an itu sudah Allah
jelaskan petunjuk hidup dari dalam kandungan sampai di akhirat kelak.
Semua ada jika kita mau belajar dan belajar. Orang yang menjadikan
Al-qur'an dan sunnah sebagai pedoman hidup maka keberkahan ia dapatkan.
Keberkahan itu selaras dengan kebahagian, orang yang mendapat keberkahan maka hidupnya akan tenang dan merasa cukup.
"Mas Katanya mau ke toko
" ucap Farah lembut. Pagi ini suasana begitu mendukung untuk bergelut
di bawa selimut karena semalam diguyur oleh hujan.
"Nanti siang aja dek, Mas ngantuk" balas Arka. Dia menarik sang istri untuk ikut berbaring di dekapannya.
"Mas sesak" Farah membrontak agar Arka mau melepaskannya.
"Udah tidur aja, atau mau kayak semalam juga hayuk" goda Arka.
Pipi Farah memerah mengingat bagaimana mereka semalam melakukan hubungan suami-istri.
Arka yang sama sekali
tidak memaksa jika sang istri belum siap, tetapi ternyata sang istri
memberikannya lampu hijau. Hubungan suami-istri yang membuat Arka
serasa terbang, perasaannya bahagia. Dia jadi paham bagaimana dulu
teman-teman nakalnya mengatakan surga dunia.
Ya Arka mengakuinya,
tetapi ketika halal lebih indah dan tidak bisa dijabarkan dengan
kata-kata. Adakah suatu kesenangan dibalas pahala oleh Allah?
Ada, hanya saat menikah hal itu bisa terjadi.
"Mas malu" cicit Farah pelan.
"Haha kenapa mesti malu sih dek, tadi pagi aja minta di gendong" goda Arka.
"Kan sakit kalau jalan, Mas ni ya" Farah menenggelamkan wajahnya ke dada bidang Arka yang polos.
"Ulu ulu, Malu ya dek" Arka tertawa cukup keras karena tingkah menggemaskan sang istri.
"Udah dong Mas, Eh kok
badan Mas panas ya" ucap Farah polos. Arka sangat suka bertelanjang
dada apabila sedang tidur maka Farah sering kaliterkejut jika pagi-pagi
mendapati sang suami tidak menggunakan sehelai pakaian.
"Ya iyalah dek, Enak gak dingin-dingin gini dipeluk Mas" Arka mengeratkan pelukannya.
"Enak, hangat" balas Farah. Jantung Arka seakan ingin keluar dari tempatnya.
Apakah dia sudah jatuh cinta kepada sang istri?
Ya Arka mengakui itu, cinta memang tidak bisa dipikirkan dengan logika.
"Dek kok jantung kita detaknya kencang banget?" tanya jail Arka.
Dia merasakan bagaimana jantung sang istri sedang meraton.
"Mas Jangan godain mulu" satu cubitan mendarat dengan rasa enak di pinggang Arka.
"Iya iya sayang, Maaf lo. Eh eh kok tambah merah pipinya" goda Arka sambil mencubit pelan Pipi sang istri.
"Ya gimana gak merah, Mas manggil adek sayang gitu kan baper" balas Farah jujur.
Sekali lagi Arka
tertawa, dia sangat bersyukur memiliki istri yang bisa menempatkan diri
dalam berbagai kondisi. Ada kalanya sang istri akan dewasa jika
terjadi permsalahan atau kesalahpahaman diantara mereka. Ada juga
bersifat manja ataupun seperti anak kecil jika mereka hanya berdua.
"Iya iya. Oh iya dek,
sejak pertemuan bareng sahabat Mas kok adek gak ada kepo soal Anjel?
Padahal sahabat Mas pada ngompori lo" tanya Arka sedikit bimbang.
Disatu sisi dia tidak ingin sang istri mengetahui masa lalunya, disisi
lain ada hal mengganjal dari dirinya kenapa sang istri tidak menampakkan
rasa penasaran sedikitpun.
Ya Arka akui dia kesal
kenapa sang istri tidak cemburu dan merasa bodo amat terhadapnya. Dia
tau bahwa cemburu adalah salah satu bukti dari sebuah cinta.
"Apa yang meski adek tanyain Mas? Ya kalau memang mantan Mas, terus kenapa? "
Wah Arka dibuat tabjuk dengan respon Farah. Sang istri memang benar kalau mantan kenapa?
Dia berulang kali kesal dengan dirinya sendiri, kenapa begitu haus akan ingin dicemburui.
"I-iya juga ya. Kenapa harus ditanyain" balas Arka terlihat bodoh.
"Adek lihat Mas bukan
dari masa lalu, tapi Adek lihat mas adalah Mas yang sekarang. Masa
lalu itu hanya sebagai sebuah pembelajaran Mas, kalau Masa lalu kita
buruk ya kita perbaiki dan banyak meminta ampun kepada Allah. Apa yang
Adek lihat sekarang itulah Apa yang Adek pikirkan tentang Mas"
Arka sekali lagi tabjuk dengan pemikiran sang istri. Apakah memang sang istri usianya 17 tahun?
Kenapa pemikirannya lebih dewasa dibanding dirinya?
"Alhamdulillah Dek, Mas
jadi terharu dengarinnya. Mas gak akan janji apa-apa tetapi Mas akan
berusaha semampu Mas untuk membuat rumah tangga kita menjadi baik di
hadapan Allah" balas Arka.
Mereka saling menguatkan
satu sama lain. Perjalanan mereka masih sangat panjang dan mereka
tidak akan pernah mengetahui kejutan apa yang menantinya di depan sana.
***
Seperti biasa,
Farah selalu membantu sang Bunda dalam menyiapkan makanan mereka semua.
Arka merupakan anak bungsu, sehingga di dalam rumah hanya ada Bunda,
Ayah, Farah dan dirinya sendiri. Dia mempunyai 2 orang abang yang
sudah berkeluarga bahkan sudah mempunyai anak.
"Nak Bunda gak ada larang kalian jika ingin tinggal sendiri" ucap Bunda Ririn secara tiba-tiba.
"Aduh Bunda mau berduaan aja ya sama Ayah di rumah? " balas Farah tersenyum.
"Bunda serius di ajakin becanda, Gemes kan bunda sama Kamu"
Pipi
Farah selalu menjadi sasaran empuk ketika orang lain gemas terhadapnya,
tetapi yang boleh mencubit pipinya hanya orang yang muhrom.
"Hehe, Iya kan aneh aja Bunda tiba-tiba bahas gini" ucap Farah menampilkan deretan giginya.
"Bukan gitu nak, Bunda gak mau di cap sebagai mertua yang mengatur anak-anaknya yang sudah bekeluarga" lirih Bunda Ririn.
"Gak kok Bun, kami
memutuskan tinggal di sini bukan karena di paksa Bunda ataupun Ayah.
Farah senang bisa serumah sama Bunda, kalau buat kue ada temannya"
"Duh duh memang anak
baik mantu Bunda ni, Kapan-kapan Bunda mau ajak ke pengajian soalnya
gak enak kalau gak ada teman" Bunda Ririn memang sering menghadiri
pengajian yang di adakan oleh mesjid kompleks mereka tinggal.
"Wahh boleh Bun, Farah
juga masih belajar dalam hal agama. Bunda jangan pikir yang macam-macam
ya. Sampai kapan pun Mas Arka tetap anak Bunda karena surganya masih
sama Bunda"
Seorang laki-laki sampai
kapanpun harus mendahulukan orang tuanya, karena surga mereka ada pada
orang tua. Orang tua itu letaknya ridho Allah, doanya paling mudah di
ijabah oleh Allah. Jadi jangan sampai kita menyakiti hati orang tua,
apalagi ada kalimat seorang istri "Pilih aku atau ibumu"
Itu adalah
pertanyaan yang salah, sangat salah. Istri sholeha tidak akan pernah
menuntut sang suami untuk mendahulukannya dibanding kedua orang tua.
Dia akan selalu menjadi paling depan membantu sang suami berbakti kepada
orang tuanya.
"Iya Sayang, Makasih
udah mau nerima anak bunda yang nakal itu. Arahkan dia ke jalan yang
benar, banyakin sabar dan insya Allah doa bunda dan Ayah tidak akan
pernah putus untuk kalian berdua"
Bunda Ririn dan Farah
berpelukan untuk melepaskan segala bentuk konflik batin yang terjadi.
Memang Ibu atau Ayah mertua tidak semua memperlakukan kita seperti
anaknya sendiri, tetapi buktikan kepada mereka bahwa kita hadir untuk
membantu anaknya lebih berbakti.
Kita hadir untuk sama-sama meraih cinta Allah.
***
Jangan lupa baca Al-qur'an every time guys💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sofhia Aina
Keluarga yg harmoni..👍👍👍👍👍❤❤❤❤
2020-11-18
0
Muliati Jamalia
👍👍👍 good
2020-05-09
0
Dian Lestari
adem banget ceritanya
2020-04-17
1