Happy reading guys
.
.
"Stop saya bakal nikahin dia"
Arka merasa bodoh,
sangat bodoh. Dia sudah diberi kesempatan untuk segera pergi dan tidak
terlibat masalah lagi, namun kenapa dia dengan sukarela ingin repot?
Wajah syok Farah tidak
bisa di sembunyikan lagi. Dia juga tidak mau menikah dengan orang yang
tidak jelas. Lebih baik dicambuk dari pada menikah dengan orang yang
bisa jadi seorang buronan polisi yang kabur ke kampungnya.
"Enggak usah, Saya rela dicambuk" bantah Farah. Jika dia menikah sama saja mengakui tuduhan warga kampung.
"Lo mau mati" Arka menggeram kesal. Perempuan aneh di depannya ini tidak tau terima kasih.
"Kamu harus menikah, Saya tidak mau menanggung malu karena aib kamu" Ayah Farah angkat bicara.
"Ayah Farah tidak melakukan apapun, Farah dijebak Yah" kembali lagi Farah menjelaskan berharap agar sang Ayah percaya.
"Nanti malam mereka menikah, sekarang saya bawa mereka ke rumah"
Hati Farah kembali
sakit, Ayah tidak mau melihat ke arahnya. Bahkan Ayah masih
menggunakan kata "saya" tidak seperti biasanya.
Arka dan Farah mengikuti laki-laki paruh bayah menuju ke sebuah rumah. Perasaan mereka campur aduk.
"Kenapa dia pulang" sambutan yang tidak mengenakan di terima Farah.
"Panggil keluarga kamu ke sini, nanti malam kalian menikah"
"Ayah, Farah tidak mau menikah. Farah masih mau melanjutkan sekolah"
Plakk
"Kamu tidak tau malu
anak haram, masih berkata melanjutkan sekolah setelah memalukan kami di
kampung ini" Ibu menampar Farah dengan penuh amarah.
"Aku bukan anak haram bu, a-aku bukan anak haram hiks" tangis yang Farah tahan sedari tadi akhirnya tumpah juga.
"Jadi apa? Ibu kandung kamu saja tidak sudi merawat kamu"
"Stop, kamu tidak ada
hak menolak karena saya tidak ingin kamu membebani hidup keluarga saya
lagi. Dari kecil kamu buat ulah saya mencoba memahami, tapi sekarang
tidak lagi. Setelah kamu menikah jangan tampakkan wajah di depan saya "
Membebani?
Membuat ulah?
Kalimat yang baru Farah dengar seperti bom yang menyambar.
Arka terdiam karena tidak berniat membela atau apapun. Dia tidak tau drama apa yang terjadi pada keluarga calon istrinya.
Ayah dan Ibu masuk ke rumah, meninggalkan Farah.
"Wahh akhirnya lo keluar juga anak haram, haha" Dara berbisik pelan.
Hiks hiks hiks
"Mas apa salah saya, kenapa terasa sakit sekali"
"Udah lah, yang namanya keluarga itu percaya satu sama lain. Lo bangun, gue gak tau takdir apa ini tapi gue akan berusaha"
"Bentar ya Mas, Saya beres-beres baju dulu supaya nanti malam kita langsung pergi" Farah mencoba bangkit dan mulai menerima.
"Saya pengangguran" Lirih Arka.
"Iya Mas tidak apa-apa. Tabungan Farah ada untuk kehidupan kita beberapa hari, nanti kita usaha cari kerja"
Arka tidak menyangka
respon calon istrinya akan seperti itu. Dia tidak berbohong soal
pengangguran karena masih kuliah semester akhir tetapi dia tidak
semiskin itu.
Farah masuk ke dalam rumah untuk membereskan semua barang-barangnya.
"Ets lo cuma boleh bawa baju, enak aja bawa yang lain" Dara mengawasi Farah saat berkemas.
"Iya aku tau, terima kasih untuk semua yang kamu lakukan untuk aku" balas Farah.
Arka sedang berusaha
menghubungi keluarga abangnya. Dia sudah menduga pasti sang abang akan
marah besar, sebelum itu dia juga telah memberitahu sahabat-sahabatnya
melalui grub. Arka tau respon mereka pasti tidak biasa, apalagi Bima.
Dia bisa melihat bagaimana Bima masih merasa bersalah padahal Bima sama
sekali tidak salah.
"Mas ini pakek dulu bajunya nanti masuk angin" Farah memberikan kembali kemeja yang telah di pakainya.
"Iya, udah selesai beres-beresnya?"
"Alhamdulillah udah, Barang Farah cuma dikit kok"
Beberapa jam kemudian abang Arka datang dengan raut wajah yang sulit di gambarkan.
"Arka apa yang kamu lakukan" bentak abangnya.
"Ini gak seperti yang abang kira, semua salah paham bang"
Berulang kali pun Arka
menjelaskan tidak akan ada yang percaya. Bagaimana bisa percaya? 2
hari menghilang bagai ditelan bumi, kemudian ada kabar bahwa dia akan
menikah. Logika siapa yang akan menerimanya.
"Akhh, Kamu kuliah di Bandung bukan buat jadi perusak anak orang ka. Apa yang harus abang katakan pada Bunda dan Ayah"
"Abang gak usah khawatir, Ayah udah Aku kasih tau. Dia gak bisa datang makanya aku hubungi abang"
Farah merasa bersalah atas apa yang menimpa Arka.
"Maaf Mas, Tolong percaya saya. Kami tidak melakukan apapun"
Farah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi tanpa tersisa sedikitpun.
Setelah Abang Arka percaya, dia segera meminta maaf kepada penduduk kampung atas kerusuhan yang dilakukan adiknya.
"Kamu tau Arka ini tidak bekerja" tanya Abang Arka.
"Saya tau Mas, tapi tidak usah khawatir kami akan berusaha meskipun kami masih muda" jelas Farah.
Setelah selesai
berbincang-bincang dengan para tokoh terpandang di Kampung. Arka dan
Farah dinikahkan setelah ba'da asar dengan sederhana. Wali nikah nya
pun petugas KUA karena sampai hari ini Farah tidak mengetahui sedikitpun
tentang keluarga ayah kandungnya.
"Abang kesini naik apa" tanya Arka.
"Naik mobil travel, abang masih di kodim waktu kamu nelpon jadi gak sempat pulang jemput mobil" balas Azka-abangnya Arka.
"Keluarga istri mu itu yang mana kok dari tadi gak keliatan" ucap Azka penasaran.
"Jangan tanya itu bang, Farah itu bukan anak kandung mereka. Tadi aja dia di usir makanya aku mau nikahin"
"Ingat Ka, Kamu nikah jangan karena kasihan karena itu gak akan berhasil tetapi niatkan karena Allah"
"Iya bang, Insya Allah"
Setelah segala macam hal
terselesaikan, Farah, Arka dan Azka segera meninggalkan kampung
tersebut. Mereka berjalan kaki untuk mencari mobil travel menuju kota
Bandung.
"Sini mas aja yang bawa kopernya" ucap Arka inisiatif. Dia melihat sang istri membawa koper tersebut kesulitan.
"Saya bisa kok Mas, mas keliatan capek apalagi tadi siang sempat di gebukin warga. Maaf ya mas semua karena saya"
"Stop, jangan pernah
meminta maaf lagi. Tidak ada yang salah di sini. Semua sudah takdir
Allah dan sebaiknya kita menjalankan dengan baik"
Arka mengambil paksa koper istrinya untuk di bawa. Azka sedikit lega, setidaknya sang adik tidak mengabaikan istrinya.
Sepanjang jalan, Farah
masih memikirkan apa yang baru saja terjadi. Hinaan, bentakan serta
makian adalah hal yang sering dia dapatkan, tetapi tidak dari sang Ayah.
Namun hari ini Farah tau, bahwa dia hanya sendiri tidak akan ada lagi
tangan lembut yang akan mengelus kepalanya. Tidak akan ada lagi yang
mangatakan "Ayah sayang kamu".
Semua hilang hanya
karena kesalahpahaman. Sampai detik ini Farah masih bertanya apa salah
dia kepada Dara hingga membuatnya selalu dalam kesulitan.
"Ayo naik, Jangan
dipikirkan apa yang terjadi hari ini. Kita nikah bukan karena kesalahan
tetapi kita nikah karena Allah menjodohkan" lirih Arka sambil mengusap
kepala sang istri.
.
.
.
Jangan lupa baca Al-qur'an every time guys 💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sofhia Aina
The best Arka moga peristiwa nie akan menjadikan suatu kebahagiasn di masa depan Allah selalu melindungi orang yg teraniaya 👍
2020-11-18
0
Mariana Mariana
kasian Farah,. .jadikan cantik Thor,sabar,tegar,...hehehe maunya sih,..tp semua ada d tngn author
2020-06-07
0
Tumilah Milah
mewek q nya 😭😭😭😭😭😭
2020-06-04
0