"Hey Kamu, Jangan lupa bahagia ya :)"
.
.
"Mas bangun" Farah menggoncang pelan tubuh Arka.
"Bentar lagi" Arka kembali menenggelamkan wajahnya pada bantal guling.
"Mas udah Azan subuh, Bangun dulu nanti lanjut tidur lagi"
Berulang-ulang Farah
mencoba membangunkan sang suami namun tidak ada hasilnya. Dia segera
melangkah ke kamar mandi untuk berwudhu.
Farah lupa membawa mukenah yang ada di rumahnya yang lama karena buru-buru.
"Mas bangun dulu, Mas"
Arka menahan kekesalan karena tidur nyamannya terganggu.
"Apaan sih kak, orang ngantuk juga. Shalat aja dulu sa-"
Mata Arka menangkap sosok yang cukup asing baginya.
"Lo siapa?" tanya Arka syok.
"Eh Sa-saya istri Mas" jawab Farah terbata-bata.
Seakan kekagetan Arka
bercampur dengan memori beberapa jam yang lalu. Nafas yang tidak
beraturan mendadak kembali normal. Dia mengingat semua kejadian yang
menurutnya adalah mimpi.
Sekali lagi Arka tersadar bahwa dia sekarang sudah menikah.
"Astagfirullah, maaf maaf dek" Arka merasa bersalah melihat raut wajah sedih sang istri.
Kalau dipikir-pikir memang lazim jika seorang istri sedih jika keberadaannya tidak diketahui atau diingat.
"Iya Mas gak apa-apa,
Mas shalat di rumah atau di mesjid? " Farah berusaha menghilangkan rasa
kecewa yang menumpuk di dalam dadanya.
"Maaf ya dek atas sikap Mas yang agak aneh. Udah iqomah atau belum? "
"Iya gak apa-apa toh Mas, Adek maklum kok. Belum Mas"
"Ya udah Mas ke mesjid aja, Dek Mas belum baik dalam hal agama masih belajar jadi jangan kecewa ya"
Arka bukanlah orang yang
baik dalam hal agama. Dia memang terlahir dari keluarga yang cukup
paham agama, namun dia tidak seperti saudara-saudaranya yang lain.
Lingkungan membentuk dia menjadi sosok yang berbeda, meskipun orang tuanya sudah memberikan dasar-dasar agama.
"Iya Mas, Adek juga masih belajar. Kita belajar sama-sama" senyum terbit dari bibir Arka dan Farah.
Agama adalah hal
mendasar membangun rumah tangga. Rumah tangga di mulai tanpa cinta
tetapi berlandaskan karena Allah lebih berkah dibanding rumah tangga di
dasari cinta tanpa landasan karena Allah.
Sejatinya cinta itu
hadirnya di dalam hati, kebahagian juga bersumber dari hati. Manusia
tidak ada hak dalam merubah hati kecuali Allah yang berkuasa di sana.
Membuat manusia menimbulkan rasa cinta kepada pasangannya akan mudah
jika Allah yang telah berkehendak. Jadi seseorang yang selalu melakukan
apapun karena Allah pastilah hidupnya penuh keberkahan walaupun manusia
lain menilai tidak bahagia.
Arka mengawali hari
dengan shalat subuh di Mesjid. Ketenangan dia rasakan lebih dari
apapun. Dia pernah merasakan kosong di dalam kehidupan seperti tidak ada
tujuan dan guna apa-apa saat menjalani hidup, mungkin tidak hanya dia
tetapi orang lain di luaran sana juga merasakannya.
"Kalau dilihat-lihat cat
rambut adek ini bisa ngerusak rambut lo" Arka memperhatikan rambut sang
istri yang kasar. Dia paham masalah pewarna rambut karena dia berulang
kali melakukannya.
"Ya namanya juga catnya
murah toh Mas. Biarin aja deh ntar kalau udah tumbuh yang hitamnya,
tinggal digunting" Farah tidak terlalu khawatir. Dia kembali merapikan
baju-baju sang suami untuk dimasukan ke dalam koper berukuran sedang.
"Eh bahaya lo ini dek buat rambut, Ntar ke salon dulu buat perawatan rambut"
"Ngabisin duit lo Mas, mending duitnya dipakai buat keperluan kita. Ke salon itu bukannya murah Mas"
Arka tersenyum mendengar respon sang istri yang sudah seperti ibu-ibu pada umumnya.
"Ya duitnya punya Mas
kok, pokoknya sebelum ke bandara kita ke salon dulu" Arka tidak mau
kalah dalam hal menyampaikan pendapat.
"Ya wes Mas, Adek ikut aja" Farah akhirnya menurut karena tidak ingin memperpanjang sesuatu yang tidak ada gunanya.
"Hehe Gitu dong" sembari
menunggu sang istri berkemas, Arka memainkan salah satu games yang
sedang viral akhir-akhir ini. Dia begitu lihai memainkan game hewan
melata yang memakan brokoli, pizza, buah dan lainnya.
"Ih Apaan yang Mas
mainin, Jijik liatnya" bulu kuduk Farah meremang karena melihat hewan
melata yang sangat besar di smartphone sang suami.
"Hahaha Imut gini dibilang jijik, seru lo dek"
"Merinding Adek liatnya Mas, Apalagi warna-warna gitu kayak ulat bulu tau gak?"
"Yah yah, Ular kecil ni
sok banget. Kan jadi mati" Arka menelan pil kepahitan karena kalah
padahal skor yang sudah didapatnya melebihi 1 juta.
"Coba ni main seru lo dek" Farah menerima smartphone sang suami untuk kemudian mencoba memainkan game tersebut.
"Mas Jijik ih liat ularnya gede gitu"
"Itu masih kecil lo dek, ada yang lebih besar lagi"
Farah bermain dengan sangat baik, lama-kelamaan dia mampu memahami permainan.
"Akhhhhhh gak mau main lagi" Farah berteriak histeris sembari tanpa sadar melempar smarphone yang entah kemana.
"Astagfirullah dek, Hp
Mas itu lo" Arka mencari keberadaan smartphonenya di antara beberapa
helai pakaian yang belum di setrika.
"Ya Allah maaf Mas" Farah sangat merasa bersalah. Dia terdiam menundukkan kepalanya seperti anak kecil.
"Hahaha udah ah jangan sedih gitu, Alhamdulillah jatuhnya ditumpukan baju"
"Maafin adek ya Mas hiks"
"Lah lah kok nangis sih dek. Udah ya gak apa-apa. Liat ni masih utuh hp Mas lo"
Arka menenangkan sang istri dengan cara mengelus kepalanya.
"Kan hpnya mahal Mas,
apalagi ada gambar apelnya gitu. Kak Dara aja sampek nangis pengen beli
hp kayak gitu, padahal gedean hp Mas sih"
Curhat Farah. Dia masih mengingat berapa nominal smarphone yang ingin kakak sepupunya ingin.
"Hahaha Iya iya Dek"
"Adek jadi bingung deh,
kan kegunaan hp sama semua kenapa harus beli yang sampai belasan juta
bahkan lebih? " tanya Farah kebingungan.
"Hemm bingung juga sih
mas jawabnya. Orang kan beda beda alasannya kenapa beli hp yang mahal"
Arka menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Adek tanya Mas deh, kenapa beli hp mahal. Adek rasa hp mas ini harganya belasan"
"Hemm Yang pertama
spacenya bagus sih dek. Ruang Penyimpanan nya besar jadi gak ada tuh
kehabisan memori mau install aplikasi apa aja. Terus mungkin faktor
lingkungan juga, Mas tu agak gimana gitu kalau hp beda sendiri di
banding yang lain. Dari dulu mas orangnya gitu dek, susah dirubah" Arka
mengaku bahwa dia membeli smartphone hanya karena lingkungan.
"Iya sih Mas, Farah
juga kadang iri gitu sama orang-orang tapi kemudian mikir lagi kalau
kita ngikutin orang lain kita yang bakal tertekan sendiri. Mending kita
syukuri apa yang ada, karena bisa jadi hal yang kita punya sangat di
inginkan orang lain"
Sejenak Arka terdiam, dia memang kadang terlewat batas dalam menginginkan suatu hal.
"Susah lo dek ngerubah nya, Apa lagi mas suka iri liat orang yang ke kampus pakek pajero sport lo" keluh Arka.
"Mas ma enak bisa naik mobil, Adek aja naik mobil cuma mobil travel gak pernah yang lain"
Janganlah melihat hidup
orang di atas kita merupakan perkataan yang benar. Hidup orang lain
tentu berbeda dari hidup kita, tetapi jangan sampai iri dengan
kehidupan orang lain yang terlihat lebih dari kita. Yang mempunyai
banyak hal belum tentu menjamin kebahagiannya. Bahagia itu sejatinya
dari hati dan Allah yang memberikan kebahagiaan itu.
.
.
.
Jangan lupa baca Al-qur'an every time 💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sofhia Aina
So sweet...the best 👍👍👍👍❤❤❤❤❤
2020-11-18
0
Darma Wati
bagus ceritanya ada unsur agama di zaman modern gini 👍👍👍👍👍
2020-04-25
0
Wanti agustin
so sweet bget sih kamu thorrrr.....
2020-04-25
0