QM 5

"Hey Kamu,  Jangan lupa bahagia ya :)"

.

.

"Mas bangun" Farah menggoncang pelan tubuh Arka.

"Bentar lagi" Arka kembali menenggelamkan wajahnya pada bantal guling.

"Mas udah Azan subuh, Bangun dulu nanti lanjut tidur lagi"

Berulang-ulang Farah

mencoba membangunkan sang suami namun tidak ada hasilnya.  Dia segera

melangkah ke kamar mandi untuk berwudhu.

Farah lupa membawa mukenah yang ada di rumahnya yang lama karena buru-buru.

"Mas bangun dulu,  Mas"

Arka menahan kekesalan karena tidur nyamannya terganggu.

"Apaan sih kak, orang ngantuk juga.  Shalat aja dulu sa-"

Mata Arka menangkap sosok yang cukup asing baginya.

"Lo siapa?" tanya Arka syok.

"Eh Sa-saya istri Mas" jawab Farah terbata-bata.

Seakan kekagetan Arka

bercampur dengan memori beberapa jam yang lalu.  Nafas yang tidak

beraturan mendadak kembali normal.  Dia mengingat semua kejadian yang

menurutnya adalah mimpi.

Sekali lagi Arka tersadar bahwa dia sekarang sudah menikah.

"Astagfirullah,  maaf maaf dek" Arka merasa bersalah melihat raut wajah sedih sang istri.

Kalau dipikir-pikir memang lazim jika seorang istri sedih jika keberadaannya tidak diketahui atau diingat.

"Iya Mas gak apa-apa,

Mas shalat di rumah atau di mesjid? " Farah berusaha menghilangkan rasa

kecewa yang menumpuk di dalam dadanya.

"Maaf ya dek atas sikap Mas yang agak aneh.  Udah iqomah atau belum? "

"Iya gak apa-apa toh Mas,  Adek maklum kok.  Belum Mas"

"Ya udah Mas ke mesjid aja, Dek Mas belum baik dalam hal agama masih belajar jadi jangan kecewa ya"

Arka bukanlah orang yang

baik dalam hal agama.  Dia memang terlahir dari keluarga yang cukup

paham agama, namun dia tidak seperti saudara-saudaranya yang lain.

Lingkungan membentuk dia menjadi sosok yang berbeda,  meskipun orang tuanya sudah memberikan dasar-dasar agama.

"Iya Mas, Adek juga masih belajar.  Kita belajar sama-sama" senyum terbit dari bibir Arka dan Farah.

Agama adalah hal

mendasar membangun rumah tangga. Rumah tangga di mulai tanpa cinta

tetapi berlandaskan karena Allah lebih berkah dibanding rumah tangga di

dasari cinta tanpa landasan karena Allah.

Sejatinya cinta itu

hadirnya di dalam hati, kebahagian juga bersumber dari hati.  Manusia

tidak ada hak dalam merubah hati kecuali Allah yang berkuasa di sana.

Membuat manusia menimbulkan rasa cinta kepada pasangannya akan mudah

jika Allah yang telah berkehendak.  Jadi seseorang yang selalu melakukan

apapun karena Allah pastilah hidupnya penuh keberkahan walaupun manusia

lain menilai tidak bahagia.

Arka mengawali hari

dengan shalat subuh di Mesjid.  Ketenangan dia rasakan lebih dari

apapun. Dia pernah merasakan kosong di dalam kehidupan seperti tidak ada

tujuan dan guna apa-apa saat menjalani hidup,  mungkin tidak hanya dia

tetapi orang lain di luaran sana juga merasakannya.

"Kalau dilihat-lihat cat

rambut adek ini bisa ngerusak rambut lo" Arka memperhatikan rambut sang

istri yang kasar.  Dia paham masalah pewarna rambut karena dia berulang

kali melakukannya.

"Ya namanya juga catnya

murah toh Mas. Biarin aja deh ntar kalau udah tumbuh yang hitamnya,

tinggal digunting" Farah tidak terlalu khawatir.  Dia kembali merapikan

baju-baju sang suami untuk dimasukan ke dalam koper berukuran sedang.

"Eh bahaya lo ini dek buat rambut,  Ntar ke salon dulu buat perawatan rambut"

"Ngabisin duit lo Mas,  mending duitnya dipakai buat keperluan kita.  Ke salon itu bukannya murah Mas"

Arka tersenyum mendengar respon sang istri yang sudah seperti ibu-ibu pada umumnya.

"Ya duitnya punya Mas

kok,  pokoknya sebelum ke bandara kita ke salon dulu" Arka tidak mau

kalah dalam hal menyampaikan pendapat.

"Ya wes Mas,  Adek ikut aja" Farah akhirnya menurut karena tidak ingin memperpanjang sesuatu yang tidak ada gunanya.

"Hehe Gitu dong" sembari

menunggu sang istri berkemas,  Arka memainkan salah satu games yang

sedang viral akhir-akhir ini.  Dia begitu lihai memainkan game hewan

melata yang memakan brokoli,  pizza, buah dan lainnya.

"Ih Apaan yang Mas

mainin,  Jijik liatnya" bulu kuduk Farah meremang karena melihat hewan

melata yang sangat besar di smartphone sang suami.

"Hahaha Imut gini dibilang jijik,  seru lo dek"

"Merinding Adek liatnya Mas,  Apalagi warna-warna gitu kayak ulat bulu tau gak?"

"Yah yah,  Ular kecil ni

sok banget. Kan jadi mati" Arka menelan pil kepahitan karena kalah

padahal skor yang sudah didapatnya melebihi 1 juta.

"Coba ni main seru lo dek" Farah menerima smartphone sang suami untuk kemudian mencoba memainkan game tersebut.

"Mas Jijik ih liat ularnya gede gitu"

"Itu masih kecil lo dek,  ada yang lebih besar lagi"

Farah bermain dengan sangat baik,  lama-kelamaan dia mampu memahami permainan.

"Akhhhhhh gak mau main lagi" Farah berteriak histeris sembari tanpa sadar melempar smarphone yang entah kemana.

"Astagfirullah dek,  Hp

Mas itu lo" Arka mencari keberadaan smartphonenya di antara beberapa

helai pakaian yang belum di setrika.

"Ya Allah maaf Mas" Farah sangat merasa bersalah.  Dia terdiam menundukkan kepalanya seperti anak kecil.

"Hahaha udah ah jangan sedih gitu,  Alhamdulillah jatuhnya ditumpukan baju"

"Maafin adek ya Mas hiks"

"Lah lah kok nangis sih dek.  Udah ya gak apa-apa.  Liat ni masih utuh hp Mas lo"

Arka menenangkan sang istri dengan cara mengelus kepalanya.

"Kan hpnya mahal Mas,

apalagi ada gambar apelnya gitu.  Kak Dara aja sampek nangis pengen beli

hp kayak gitu,  padahal gedean hp Mas sih"

Curhat Farah.  Dia masih mengingat berapa nominal smarphone yang ingin kakak sepupunya ingin.

"Hahaha Iya iya Dek"

"Adek jadi bingung deh,

kan kegunaan hp sama semua kenapa harus beli yang sampai belasan juta

bahkan lebih? " tanya Farah kebingungan.

"Hemm bingung juga sih

mas jawabnya.  Orang kan beda beda alasannya kenapa beli hp yang mahal"

Arka menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Adek tanya Mas deh,  kenapa beli hp mahal.  Adek rasa hp mas ini harganya belasan"

"Hemm Yang pertama

spacenya bagus sih dek. Ruang Penyimpanan nya besar jadi gak ada tuh

kehabisan memori mau install aplikasi apa aja.  Terus mungkin faktor

lingkungan juga,  Mas tu agak gimana gitu kalau hp beda sendiri di

banding yang lain. Dari dulu mas orangnya gitu dek,  susah dirubah" Arka

mengaku bahwa dia membeli smartphone hanya karena lingkungan.

"Iya sih Mas,  Farah

juga kadang iri gitu sama orang-orang tapi kemudian mikir lagi kalau

kita ngikutin orang lain kita yang bakal tertekan sendiri.  Mending kita

syukuri apa yang ada, karena bisa jadi hal yang kita punya sangat di

inginkan orang lain"

Sejenak Arka terdiam,  dia memang kadang terlewat batas dalam menginginkan suatu hal.

"Susah lo dek ngerubah nya,  Apa lagi mas suka iri liat orang yang ke kampus pakek pajero sport lo" keluh Arka.

"Mas ma enak bisa naik mobil,  Adek aja naik mobil cuma mobil travel gak pernah yang lain"

Janganlah melihat hidup

orang di atas kita merupakan perkataan yang benar.  Hidup orang lain

tentu berbeda dari hidup kita,  tetapi jangan sampai iri dengan

kehidupan orang lain yang terlihat lebih dari kita.  Yang mempunyai

banyak hal belum tentu menjamin kebahagiannya. Bahagia itu sejatinya

dari hati dan Allah yang memberikan kebahagiaan itu.

.

.

.

Jangan lupa baca Al-qur'an every time 💕💕

 

 

Terpopuler

Comments

Sofhia Aina

Sofhia Aina

So sweet...the best 👍👍👍👍❤❤❤❤❤

2020-11-18

0

Darma Wati

Darma Wati

bagus ceritanya ada unsur agama di zaman modern gini 👍👍👍👍👍

2020-04-25

0

Wanti agustin

Wanti agustin

so sweet bget sih kamu thorrrr.....

2020-04-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!