Hehe Masih part awal, akan banyak kejutan yang mengejutkan.
Happy reading guys
.
.
Peluh keringat membasahi
seluruh tubuh Arka, dia merasa tidak seharusnya berada pada posisi
ini. Pertanyaan-pertanyaan bagai bom menerjangnya. Dari segala macam
kata yang tersusun menjadi kalimat untuk memojokkan dirinya.
Arka dapat melihat
perempuan yang baru ditolongnya terlihat menangis akibat hinaan dari
beberapa orang. Mereka berdua tidak dibiarkan sama sekali berbicara
untuk membela.
"Kamu bukan orang kampung sini, apa kamu dari kota" pertanyaan itu membuat Arka otomatis menganggukkan kepalanya.
"Sungguh memalukan, sekolah jauh-jauh tetapi membawa aib bencana untuk kampung kita ini"
Sorakan-sorakan dapat
terdengar begitu nyaring. Apa yang salah disni? Kenapa dengan
dirinya? Apa salah menolong orang lain. Jika salah maka Arka sangat
sangat menyesal.
Plakkk
"Kamu saya urus bukan
buat jadi kayak ibu kamu" Bibir Arka terasa kelu melihat seorang
perempuan paruh baya menampar orang yang menjadi sebab dirinya ada di
krumunan orang.
"Maaf Bu, Farah tidak seperti yang Ibu pikirkan"
"Apa ha? Saya menyesal
mengurus Kamu. Seharusnya saya sadar buah tidak akan jatuh jauh dari
pohonnya. Saya tidak ada ikatannya dengan kamu mulai sekarang, saya
bukan ibu kamu"
Perempuan itu menangis
histeris, namanya Farahdina Zahra. 1 minggu yang lalu baru dinyatakan
lulus dari jenjang pendidikan Sekolah menengah Atas.
"Ibu saya minta maaf,
Kak Dara yang jebak Farah bu" Farah mencoba membela dirinya. Namun dia
tidak sadar bahwa dia bukanlah anak kandung ibunya. Bagaimana sang ibu
bisa percaya bagaimana jahatnya anak kandungnya sendiri.
"Apa?? kamu gak punya malu dengan melibatkan anak saya. Kamu itu cuma orang luar, Jangan pernah merendahkan anak saya"
Farah diam membisu, semua menjadi tuli. Tidak ada yang percaya dengannya.
"Huuu " sorakan-sorakan menghujani mereka. Bahkan ada orang yang melempar Arka dan Farah dengan batu krikil.
"Ayah percaya Farahkan"
Farah sedikit lega karena sang Ayah datang dengan raut wajah khawatir.
Sang Ayah masih memakai pakaian sawah dan membawa cangkul.
"Ayah, Farah dan Mas
ini gak melakukan apapun. Farah dijebak Yah. Mohon percaya Farah Yah"
Farah Menangis memegang tangan Ayahnya. Dia tau walaupun laki-laki
didepannya ini bukan Ayah kandungnya tetapi dia tau bahwa sang Ayah
sangat menyayanginya.
"Kamu mengecewakan Saya.
Seharusnya Saya tidak menyetujui kamu sekolah di Kota. Seharusnya Saya
sadar kamu tidak akan jauh berbeda dari ibu kandungmu"
Sakit
Ya sakit
sekali. Dada Farah serasa sesak mendengar ucapan Ayahnya. Selama ini
Ayah tidak pernah membahas dia anak dari hasil hubungan terlarang.
Bahkan sang Ayah selalu membelanya, tetapi sekarang Ayahnya bahkan
mengatakan hal yang sangat menyakitkan.
Anak haram?
Anak hasil hubungam haram?
Anak pembawa sial?
Kata-kata yang selalu dia dengan dari kecil. kata-kata yang selalu menghantui bahkan sampai ke alam tidur.
"Yang dikatakan
perempuan ini benar, saya tidak mengenal dia. Saya hanya berniat
menolong" Arka angkat bicara. Dia tidak mau ikut kedalam drama keluarga
yang sangat buruk menurutnya.
"Anak muda apa kamu kira kami ini bodoh, menolong apanya? Lihat tampilan kalian, apalagi kalian digudang dan hanya berdua"
Arka melihat tampilan dirinya yang memang berterlanjang dada setelah memberikan kemeja kepada perempuan pembawa sial itu.
"Kalian harus kami nikahkan sekarang juga"
Arka syok luar biasa. Menikah memang keinginannya tahun ini tetapi bukan perempuan sial yang didepannya.
"Saya menolak, apa hak bapak menyuruh saya menikah" tolak Arka mentah-mentah.
Plakkk
"Kamu tidak sopan
berbicara dengan yang lebih tua. Apa orang tuamu tidak mengajarkan
bagaimana harus menghargai orang yang lebih tua"
Tamparan mendarat mulus
di pipi Arka. Dia sedikit merasakan sakit, dia tidak salah kenapa
warga disini seakan akan ingin dia mengakui sesuatu yang tidak
dilakukannya.
"Jangan bawa orang tua
saya, Sebelum menuduh seharunya anda anda semua harus mempunyai bukti
terlebih dahulu. Saya bisa melaporkan kalian semua ke kantor polisi
dengan kasus pencemaran nama baik"
Arka tidak takut sama
sekali apabila dia di amuk masyarakat dikampung tersebut. Dia tidak
akan pernah mengakui sesuatu yang tidak dilakukannya. Ini bukan drama
alay yang sering bermunculan di televisi.
"Silakan jika memang kamu bisa, karena inilah peraturan di kampung kami anak muda. Kalian tetap harus menikah"
"Pakde yang dikatakan
mas ini benar. Kami tidak saling kenal. Dia hanya menolong saya.
Kalaupun dihukum hanya saya jangan dia karena ini salah saya" Farah
Angkat bicara.
Dia tau ini kesalahannya.
"Baiklah kalau itu kemauan kamu. Sesuai peraturan kamu saya hukum cambuk"
Bibir Farah bergetar,
dengan fisik lemah apakah dia bisa melewatinya. Tetapi ini akan lebih
mudah dengan tidak melibatkan orang lain.
"Nah gitu dong eh apa cambuk, Anda gak bisa seenaknya mencambuk anak orang dong"
Kesal ya Arka sangat kesal, kampung ini terlalu lebay menurutnya.
"Ini peraturan dikampung ini, Anda jangan sok tau. Anda hanya orang luar yang berbuat mesum disini"
"Tapi kan-"
"Anak muda kalau Anda
tidak mau menikah maka biarkan perempuan ini menanggung resikonya. Jika
memang Anda tidak bersalah cukup pergi dari sini. Jangan kotori kampung
kami dengan tingkah kalian"
Arka terdiam. Lebih
baik dia segera pergi agar dia terlalu jauh terlibat. Awalnya dia
mengira bahwa datang kesini akan memberikannya ketenangan tetapi dia
lupa ya lupa sesungguhnya ketenangan itu berasal dari Allah.
Arka tau bagaimana pun
menjelaskan kepada penduduk kampung tersebut, mereka tidak akan
percaya. Apalagi tampilan mereka sangat mengundang tanda tanya besar.
"Maafkan saya membuat
mas terlibat, lebih baik segara pergi dari sini. Terima kasih telah
menolong saya, semoga Allah membalasnya mas dengan dengan
kebaikan-kebaikan lebih mulia"
Suara ricuh penduduk
kampung kembali terdengar. Farah tau tidak akan ada yang percaya
dengannya apalagi dia mempunyai masa lalu yang kelam. Namanya sudah
rusak dari dulu akibat kakak nya sendiri. Dia selalu bertanya-tanya apa
salahnya?
Kalau pun dia bisa memilih, dia pun tidak ingin lahir
dari cara yang salah. Dia juga tidak mau menyusahkan Ayah dan ibunya
tetapi Allah berkehendak lain. Meskipun dia sadar bahwa tidak ada anak
yang haram saat dilahirkan, semua anak suci hanya saja cara dia hadir
yang salah. Ini bukan kesalahannya, ini salah kedua orang tuanya.
Bagaimana pun seharusnya
Farah ridho dengan ketetapan yang telah Allah berikan. Dunia ini hanya
panggung sandiwara, dia harus melewatinya. Kesedihan didunia ini bukan
selamanya, akan tiba masanya semua kesedihan itu hilang saat kematian
datang. Jika manusia ridho dengan apa yang Allah telah tetapkan maka
itulah kemulian yang paling tinggi.
Setiap manusia mempunyai
problem hidup yang berbeda-beda tetapi Allah tau bagaimana kemampuan
seorang hamba. Farah tau itu, selama 17 tahun dia mampu melewati
semuanya. Allah menguatkannya, Allah bersamanya. Dia tidak pernah
merasa sendiri karena ada Allah.
Arka segera pergi dari
kerumunan penduduk yang menuduhnya melakukan hal buruk. Pikiran kacau,
dia tau bahwa perempuan itu tidak sekuat yang terlihat. Tetapi dia
tidak ingin terlibat lebih jauh seakan hati dan otaknya berperang.
.
.
Jangan lupa mrmbaca Al-qur'an every time guys💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sofhia Aina
Harap 2 ceritanya best nie 😃😃😃😃😃😃
2020-11-18
0
Mariana Mariana
Alhamdulillah,...author msh ngingetin kt pd Al-Quran,....moga author sehat dan bnyk reziki😘
2020-06-07
0
Aal Shl
subhanallah author.... selalu ngingetin kita smakin Deket ma Allah
makasih Thor...
2020-05-28
0