QM 2

Hehe Masih part awal,  akan banyak kejutan yang mengejutkan.

Happy reading guys

.

.

Peluh keringat membasahi

seluruh tubuh Arka,  dia merasa tidak seharusnya berada pada posisi

ini. Pertanyaan-pertanyaan bagai bom menerjangnya.  Dari segala macam

kata yang tersusun menjadi kalimat untuk memojokkan dirinya.

Arka dapat melihat

perempuan yang baru ditolongnya terlihat menangis akibat hinaan dari

beberapa orang.  Mereka berdua tidak dibiarkan sama sekali berbicara

untuk membela.

"Kamu bukan orang kampung sini,  apa kamu dari kota" pertanyaan itu membuat Arka otomatis menganggukkan kepalanya.

"Sungguh memalukan,  sekolah jauh-jauh tetapi membawa aib bencana untuk kampung kita ini"

Sorakan-sorakan dapat

terdengar begitu nyaring.  Apa yang salah disni?  Kenapa dengan

dirinya?  Apa salah menolong orang lain.  Jika salah maka Arka sangat

sangat menyesal.

Plakkk

"Kamu saya urus bukan

buat jadi kayak ibu kamu" Bibir Arka terasa kelu melihat seorang

perempuan paruh baya menampar orang yang menjadi sebab dirinya ada di

krumunan orang.

"Maaf Bu,  Farah tidak seperti yang Ibu pikirkan"

"Apa ha?  Saya menyesal

mengurus Kamu.  Seharusnya saya sadar buah tidak akan jatuh jauh dari

pohonnya. Saya tidak ada ikatannya dengan kamu mulai sekarang,  saya

bukan ibu kamu"

Perempuan itu menangis

histeris,  namanya Farahdina Zahra.  1 minggu yang lalu baru dinyatakan

lulus dari jenjang pendidikan Sekolah menengah Atas.

"Ibu saya minta maaf,

Kak Dara yang jebak Farah bu" Farah mencoba membela dirinya.  Namun dia

tidak sadar bahwa dia bukanlah anak kandung ibunya. Bagaimana sang ibu

bisa percaya bagaimana jahatnya anak kandungnya sendiri.

"Apa?? kamu gak punya malu dengan melibatkan anak saya.  Kamu itu cuma orang luar,  Jangan pernah merendahkan anak saya"

Farah diam membisu,  semua menjadi tuli.  Tidak ada yang percaya dengannya.

"Huuu " sorakan-sorakan menghujani mereka.  Bahkan ada orang yang melempar Arka dan Farah dengan batu krikil.

"Ayah percaya Farahkan"

Farah sedikit lega karena sang Ayah datang dengan raut wajah khawatir.

Sang Ayah masih memakai pakaian sawah dan membawa cangkul.

"Ayah,  Farah dan Mas

ini gak melakukan apapun.  Farah dijebak Yah.  Mohon percaya Farah Yah"

Farah Menangis memegang tangan Ayahnya. Dia tau walaupun laki-laki

didepannya ini bukan Ayah kandungnya tetapi dia tau bahwa sang Ayah

sangat menyayanginya.

"Kamu mengecewakan Saya.

Seharusnya Saya tidak menyetujui kamu sekolah di Kota.  Seharusnya Saya

sadar kamu tidak akan jauh berbeda dari ibu kandungmu"

Sakit

Ya sakit

sekali.  Dada Farah serasa sesak mendengar ucapan Ayahnya.  Selama ini

Ayah tidak pernah membahas dia anak dari hasil hubungan terlarang.

Bahkan sang Ayah selalu membelanya,  tetapi sekarang Ayahnya bahkan

mengatakan hal yang sangat menyakitkan.

Anak haram?

Anak hasil hubungam haram?

Anak pembawa sial?

Kata-kata yang selalu dia dengan dari kecil.  kata-kata yang selalu menghantui bahkan sampai ke alam tidur.

"Yang dikatakan

perempuan ini benar,  saya tidak mengenal dia. Saya hanya berniat

menolong" Arka angkat bicara. Dia tidak mau ikut kedalam drama keluarga

yang sangat buruk menurutnya.

"Anak muda apa kamu kira kami ini bodoh,  menolong apanya?  Lihat tampilan kalian, apalagi kalian digudang dan hanya berdua"

Arka melihat tampilan dirinya yang memang berterlanjang dada setelah memberikan kemeja kepada perempuan pembawa sial itu.

"Kalian harus kami nikahkan sekarang juga"

Arka syok luar biasa.  Menikah memang keinginannya tahun ini tetapi bukan perempuan sial yang didepannya.

"Saya menolak,  apa hak bapak menyuruh saya menikah" tolak Arka mentah-mentah.

Plakkk

"Kamu tidak sopan

berbicara dengan yang lebih tua.  Apa orang tuamu tidak mengajarkan

bagaimana harus menghargai orang yang lebih tua"

Tamparan mendarat mulus

di pipi Arka.  Dia sedikit merasakan sakit,  dia tidak salah kenapa

warga disini seakan akan ingin dia mengakui sesuatu yang tidak

dilakukannya.

"Jangan bawa orang tua

saya,  Sebelum menuduh seharunya anda anda semua harus mempunyai bukti

terlebih dahulu.  Saya bisa melaporkan kalian semua ke kantor polisi

dengan kasus pencemaran nama baik"

Arka tidak takut sama

sekali apabila dia di amuk masyarakat dikampung tersebut.  Dia tidak

akan pernah mengakui sesuatu yang tidak dilakukannya.  Ini bukan drama

alay yang sering bermunculan di televisi.

"Silakan jika memang kamu bisa, karena inilah peraturan di kampung kami anak muda. Kalian tetap harus menikah"

"Pakde yang dikatakan

mas ini benar.  Kami tidak saling kenal.  Dia hanya menolong saya.

Kalaupun dihukum hanya saya jangan dia karena ini salah saya" Farah

Angkat bicara.

Dia tau ini kesalahannya.

"Baiklah kalau itu kemauan kamu.  Sesuai peraturan kamu saya hukum cambuk"

Bibir Farah bergetar,

dengan fisik lemah apakah dia bisa melewatinya.  Tetapi ini akan lebih

mudah dengan tidak melibatkan orang lain.

"Nah gitu dong eh apa cambuk,  Anda gak bisa seenaknya mencambuk anak orang dong"

Kesal ya Arka sangat kesal, kampung ini terlalu lebay menurutnya.

"Ini peraturan dikampung ini,  Anda jangan sok tau.  Anda hanya orang luar yang berbuat mesum disini"

"Tapi kan-"

"Anak muda kalau Anda

tidak mau menikah maka biarkan perempuan ini menanggung resikonya.  Jika

memang Anda tidak bersalah cukup pergi dari sini. Jangan kotori kampung

kami dengan tingkah kalian"

Arka terdiam.  Lebih

baik dia segera pergi agar dia terlalu jauh terlibat.  Awalnya dia

mengira bahwa datang kesini akan memberikannya ketenangan tetapi dia

lupa ya lupa sesungguhnya ketenangan itu berasal dari Allah.

Arka tau bagaimana pun

menjelaskan kepada penduduk kampung tersebut, mereka tidak akan

percaya.  Apalagi tampilan mereka sangat mengundang tanda tanya besar.

"Maafkan saya membuat

mas terlibat,  lebih baik segara pergi dari sini.  Terima kasih telah

menolong saya, semoga Allah membalasnya mas dengan dengan

kebaikan-kebaikan lebih mulia"

Suara ricuh penduduk

kampung kembali terdengar. Farah tau tidak akan ada yang percaya

dengannya apalagi dia mempunyai masa lalu yang kelam.  Namanya sudah

rusak dari dulu akibat kakak nya sendiri.  Dia selalu bertanya-tanya apa

salahnya?

Kalau pun dia bisa memilih,  dia pun tidak ingin lahir

dari cara yang salah.  Dia juga tidak mau menyusahkan Ayah dan ibunya

tetapi Allah berkehendak lain.  Meskipun dia sadar bahwa tidak ada anak

yang haram saat dilahirkan,  semua anak suci hanya saja cara dia hadir

yang salah.  Ini bukan kesalahannya,  ini salah kedua orang tuanya.

Bagaimana pun seharusnya

Farah ridho dengan ketetapan yang telah Allah berikan.  Dunia ini hanya

panggung sandiwara, dia harus melewatinya.  Kesedihan didunia ini bukan

selamanya, akan tiba masanya semua kesedihan itu hilang saat kematian

datang. Jika manusia ridho dengan apa yang Allah telah tetapkan maka

itulah kemulian yang paling tinggi.

Setiap manusia mempunyai

problem hidup yang berbeda-beda tetapi Allah tau bagaimana kemampuan

seorang hamba.  Farah tau itu,  selama 17 tahun dia mampu melewati

semuanya. Allah menguatkannya,  Allah bersamanya.  Dia tidak pernah

merasa sendiri karena ada Allah.

Arka segera pergi dari

kerumunan penduduk yang menuduhnya melakukan hal buruk.  Pikiran kacau,

dia tau bahwa perempuan itu tidak sekuat yang terlihat.  Tetapi dia

tidak ingin terlibat lebih jauh seakan hati dan otaknya berperang.

.

.

Jangan lupa mrmbaca Al-qur'an every time guys💕💕

 

 

Terpopuler

Comments

Sofhia Aina

Sofhia Aina

Harap 2 ceritanya best nie 😃😃😃😃😃😃

2020-11-18

0

Mariana Mariana

Mariana Mariana

Alhamdulillah,...author msh ngingetin kt pd Al-Quran,....moga author sehat dan bnyk reziki😘

2020-06-07

0

Aal Shl

Aal Shl

subhanallah author.... selalu ngingetin kita smakin Deket ma Allah

makasih Thor...

2020-05-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!