Om Irfan datang dengan wajah penuh kelegaan. Dia segera memberikan sebuah amplop dengan logo sebuah rumah sakit.
"Ini Hasilnya, Dugaan saya benar" ucap Om Irfan tersenyum. Dia sangat bahagia untuk saat ini. Pencariannya selama ini akhirnya Allah beri petunjuk.
"Maksudnya Apa Fan?" Ayah Arka menatap bingung.
"Farah Anak Kandung Arfan" jelas Om Irfan.
"Ja-jadi anak yang selama ini di cari sama Arfan adalah Farah? "
Om Irfan menganggukkan kepalanya, sedangkan Arka masih bingung. Dia tidak mengenal sosok yang bernama Arfan itu.
"Maksud Om apaan? " Arka bertanya dengan nada sedikit kesal.
"Istri Kamu anak kembarannya Om" balas Om Irfan.
Arka sejenak mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Om Irfan, dia masih belum mengerti. Sejak kapan Om Irfan punya kembaran? Andi juga tidak pernah cerita sekalipun. Seakan tuli, Arka tidak terlalu mengdengarkan ucapa orang di depannya. Dia sangat membenci orang yang telah membuat sang istri menderita selama 17 tahun hidupnya.
Laki-laki seperti apa yang menelantarkan anaknya sendiri?
Apakah pantas dinamakan seorang laki-laki, kenapa dosa orang tuanya harus di tanggung anaknya yang tidak bersalah. Arka tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan sang istri dulunya.
"Izinkan Om untuk mempertemukan mereka" pinta Om Irfan.
Arka membalas dengan sedikit tertawa hambar. Kenapa baru sekarang ayah kandung istrinya ingin bertemu? Kenapa tidak jauh-jauh hari sang sang istri di anggap sebagai anak pembawa sial.
"Om lucu, kenapa baru sekarang? Istri Arka sudah menderita selama 17 tahun hidupnya, kenapa baru sekarang laki-laki itu peduli"
Om Irfan sedikit menunduk, dia paham bagaimanapun sudah 17 tahun kenapa baru sekarang datang. Semua sudah berusaha mencari Farah dan ibu kandungnya, tetapi sangat sulit ditemukan. Apalagi saat ibu Farah meninggal saat melahirkan.
"Ka, biarkan Farah bertemu Ayah kandungnya" ujar sang bunda. Bagaimanapun darah yang mengalir pada sang mantu tidak akan pernah bisa di hapus jejaknya.
"Arka gak mau Bun, Udah cukup istri Arka menderita. Selama Arka masih hidup, Arka gak akan pernah biarin" tegas Arka. Dia tidak perduli lagi tanggapan Om Irfan.
"Om minta tolong Arka, selama ini Ayah kandung Farah bukannya tidak mencari, dia udah mencari Ka tapi gak ketemu"jelas Om Irfan.
Arka sama sekali tidak percaya, dalam jangka 17 tahun mustahil untuk tidak menemukan jika memang pencarian yang dilakukan serius.
"Ka izinkan saja, Tidak ada satupun yang terjadi di muka bumi ini kecuali atas izin Allah. Pasti Allah punya rencana baik di depan sana" kali ini Ayah Arka ikut turun tangan untuk membujuk sang anak yang memang keras kepala.
"Ta-tapi Yah"
"Semua keputusan ada pada Farah, jika dia mau bertemu apa salahnya. Coba kamu jelaskan baik-baik" ucap Bunda Ririn.
"Arka gak kuat buat jelasinnya Bun, sekarang juga kondisi Farah gak baik" balas Arka.
"Izinkan Om yang menjelaskannya, Ini yang terakhir Ka. Jika memang Farah gak mau ketemu maka Om gak akan memaksa"
Akhirnya Arka menyetujui apa yang Om Irfan inginkan. Dia tidak boleh egois, jika memang Ayah kandung sang istri ingin bertemu.
***
Farah berdiri didepan orang yang terlihat memasang wajah berbeda-beda. Dia sedikit bingung ada apa sebenarnya yang terjadi, apa dia melewatkan sesuatu hal yang wow?
"Kok Om Irfan ada 2 Mas, apa mata Farah yang salah" bisik Farah pelan.
"Enggak Sayang, yang satu kembaran Om Irfan namanya Om Arfan" jelas Arka untuk menghilangkan rasa kebingungan sang istri.
"Oh gitu, emang ada acara apa ya Mas? "
"Ada yang harus Adek tau, Tapi tenang aja di sini ada Mas. Apapun yang terjadi cukup percaya kalau Mas akan selalu ada" jelas Arka memberikan sedikit ketenangan.
"Begini Farah, Om sudah duga dari awal kalau kamu anak yang kembaran Om cari" jelas Om Irfan sedikit ragu. Dia juga bingung harus memulai dari mana sedangkan Arfan hanya memandang Farah dengan raut yang sulit dijelaskan.
"Ma-maksud Om apa ya?" tanya Farah terbata-bata. Sejenak dia melihat ke arah orang yang begitu asing di depannya. Tatapan mata penuh kerinduan hadir di sana.
"Farah anak kandung Papa Arfan, Maaf bukannya Om lancang untuk melakukan tes DNA tapi Om ingin membuktikan dugaan Om. 99% cocok, Farah bisa lihat sendiri"
Farah menerima kertas yang di berikan Om Irfan. Matanya berkaca-kaca, ada perasaan yang berlawanan pada dirinya.
"Ma-maafkan Pa-pa" Arfan angkat bicara. Dia sebenarnya tidak berani bertemu apalagi berbicara, namun jika tidak sekarang menebus semua kesalahannya kapan lagi.
Arka yang tau istrinya terpukul langsung menggenggam tangannya. Dia tau Farah perempuan baik, pasti dia akan menerima semuanya dengan baik.
"Haha, Pa-pa" Tawa penuh kepedihan yang Farah berikan.
"Saya tidak punya sosok yang Anda sebut Papa itu" semua langsung terdiam tidak tau harus berbuat apa.
"Ma-maf Ma-af" air mata Arfan tidak bisa ditahan lagi. Hatinya begitu sakit menerima penolakan dari anaknya sendiri.
"Anda tidak perlu minta maaf kepada Saya, Saya dan Anda tidak ada hubungan sama sekali"
"Farah Dia Papa kandung Kamu" Om Irfan tidak bisa berdiam diri lagi. Bagaimana pun dia tau bagaimana terpuruknya seoran Arfan.
"Haha Kenapa baru sekarang Anda datang? kenapa saat saya tidak membutuhkan Anda lagi"
"Pa-pa sudah berusaha mencari keberadaan Farah"
"Haha Oh ya? Kenapa bukan saat Saya di hina anak haram Anda datang? kenapa tidak saat lebaran Anda datang? Kenapa tidak saat saya di hina, dicaci, diperlakukan layaknya bukan manusia anda datang? Hiks kenapa?"
Semua yang ada disana tidak mampu lagi berkata-kata. Ribuan luka kembali terbuka.
"Kenapa Anda diam? Anda tidak akan pernah tau bagaimana saya menjalani hidup selama ini. Kalau saja saya bisa memilih, Maka saya tidak menginginkan darah Anda mengalir pada diri saya"
"Maafkan Pa-pa, Papa tau salah. Izinkan Papa untuk menebus semua kesalahan selama ini"
Arfan masih belum menyerah agar putrinya mau menerima dirinya.
"Saya tekankan Anda tidak perlu merasa bersalah. Dari saya lahir saya sudah menganggap Anda mati jadi ada atau tidaknya Anda tidak akan merubah apapun hiks. Sekarang Anda pergi"
Arka langsung memeluk tubuh istrinya yang hampir akan jatuh.
"Istigfar sayang istigfar" bisik Pelan Arka. Dia merasa terpukul melihat bagaimana kesakitan yang dirasakan istrinya.
"Hiks Mas suruh dia pergi, rasanya sakit Mas sakit hiks" racau Farah.
Arfan dapat melihat kilatan benci yang hadir pada diri anaknya. Jika saja waktu bisa di putar lagi maka dia dulu tidak akan berhenti mencari walaupun mereka bilang sang anak sudah tiada.
"Astagfirulla, Darah" teriak histeris bunda Ririn saat melihat tetesan darah pada kaki Farah.
"Mas rasanya Farah gak kuat lagi, sakit Mas hiks sakit"
"Ayo ke rumah sakit" Ayah Arka langsung membawa anak dan menantunya ke rumah sakit.
Tidak ada yang tau apa yang terjadi satu detik mendatang. Manusia hanya bisa berencana sisanya semua tergantung kuasa Allah. Dalam hidup terkadang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan tetapi percayalah semuanya tidak akan terlepas dari kemampuan hamba tersebut.
Sebagaimana saat Rasul, nabi, orang-orang sholeh yang Allah uji bahkan ribuan kali lebih berat dari pada ujian kita pada hari ini. Intinya bersyukur. Mungkin kesakitan itu akan tersisa, tetapi bisa di sembuhkan jika semua karena Allah. Kesalahan masa lalu maka jadikan pelajaran, taubatlah dengan sebenar-benarnya taubat seberapa kelam pun masa lalu.
Penyesalan adalah hal yang terpenting dalam bertaubat, percayalah Allah sayang kepada hambanya yang mau betaubat. Tidak ada manusia yang suci, karen setiap hari manusia melakukan dosa baik di sadari ataupun tidak.
Namun Rahmat Allah melebihi segalanya, rahmat Allah lebih besar dari murkanya.
.
.
.
Jangan lupa baca Al-qur'an every time guys 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sofhia Aina
Ehhhh.....Farah kenape beedikiean nigatif........ sedih emang sedih 😭😭😭😭😭
2020-11-22
0
Herayanti Usman S
😭😭😭😭😭
2020-06-12
0
Aal Shl
aku ikutan nangis sedih😓😓😓😭😭
2020-05-28
0