Di Kediaman Abimana Aryasatya Permana keluarga Mikhayla dan Mainaka.
"Mikha, Sayang, kemari Nak!" Mom Tasya memanggil putri bungsunya.
Dengan langkah gontai Mikha menghampiri sang Mommy yang sedang sibuk menata ini itu untuk acara arisannya bersama genk nya yang super heboh.
Rumah Mikha penuh dengan para petugas katering yang hilir mudik sibuk menyiapkan acara arisan plus kumpul-kumpul sang Mommy dengan teman-temannya.
"Kok kamu belum mandi sih Sayang, Mandi donk. Nanti kawan-kawan Mom dan keluarganya kan mau main kesini." Mom Tasya yang melihat anak bungsu masih dengan stelan pajamas saat bangun tidur.
"Kan Mommy yang arisan, Kak Naka juga ga keliatan. Pasti udah cus sama pacarnya!" Mikha mendengus kesal karena iya jomblo jadi sang Mommy selalu saja melibatkannya sedangkan sang kakak sudah memilih mengamankan diri dengan pergi bersama pujaan hatinya model cantik Kanaya.
"Pusing Mom dengan kakakmu. Susah diberitahu. Biarlah. Daddy mu kalau Mom curhat soal Naka tanggapannya begitu-begitu saja." Mom Tasys malah curhat.
Mikha hendak pergi meninggalkan Mom tang kini sedang memberi intruksi ini dan itu kepada para asisten rumah tangga dan petugas katering.
"Jangan lupa Mandi dan dandan yang cantik Sayang!" teriak Mom Tasya saat mikha kembali masuk ke dalam rumah.
Mom Tasya sengaja mengadakan acara arisannya dirumah agar lebih santai dan bisa berlama-lama sekaligus mengenang moment saat mereka dulu muda sering berkumpul.
"Princess cantiknya Daddy kenapa manyun gitu! belum mandi juga ya?" Abimana memanggil putrinya yang terlihat mendekati ruang kerjanya.
Mikha menghampiri Daddy Abi dan memilih duduk di sofa ruang kerja sang ayah.
"Loh, kok lemes gitu Bu Dokter cantik? Seharusnya Daddy donk yang lemes soalnya putri cantik Daddy hari ini belum peluk Daddy." Abimana mendekati sang putri yang suasana hatinya sedang badmood.
Sejak kecil Mikha memang manja sekali dengan Daddynya Abimana.
Sebagai mantan Playboy Abimana sangat menjaga betul sang putri dari gangguang pria yang semodel dengan dirinya.
Abimana tidak ingin Mikhayla putrinya bertemu laki-laki brengsek seperti Abimana saat muda.
Meski egois begitulah perasaan seorang Ayah, meski dulu nya ia seorang baji**** tapi sebagai orang tua Abimana ingin Mikhayla suatu saat mendapatkan jodoh pria yang baik.
"Bagaimana RS tempat kamu praktek sekarang sayang?" Abimana menanyakan kabar lingkungan pekerjaan putrinya.
"So far so good Dad. Tapi ya namanya kerja ada aja suka dukanya." Mikha sejak kecil memang seterbuka itu dengan sang Daddy.
Apapun bisa ia bicarakan. Termasuk soal cinta dan cowok.
Abimana sangat bisa membangun kedekatan dengan kedua anak-anaknya.
"Namanya dunia pekerjaan pasti akan ada suka dan dukanya. Ceritakan ke Daddy." Abimana merangkul putrinya yang kini dengan nyaman bersandar di bahunya.
"Masa Dad anak pasien Mikha, kekuarganya unik banget deh! Tapi seru. Eh tapi ada satu deh yang kayak Es Balok!" Mikha teringat akan Tuan Daniel pasiennya beserta keluarganya.
"Wah menarik! Pasien kamu sakit apa?" Abimana bertanya.
"Pasien aku usianya sama dengan Daddy, ia sakit Cancer Dad. Tapi masih stadium awal dan Mikha beserta tim dokter yang menanganinya akan melakukan tindakan operasi para pasien itu. Tapi kocaknya keluarganya itu loh, malah jodohin Mikha sama anaknya." dengan semangat penuh emosi Mikha menceritakan.
"Siapa yang ga suka sama putrinya Abimana coba, Cantik, Pintar, Ceria, dan pastinya ngegemesin." Abimana mencubit hidung mancung putrinya.
"Kan Mikha anak Daddy!" Mikhayla memang paling bisa mengambil hati Abimana.
"Sayang, dengarkan Daddy. Daddy dan Mommy tidak akan pernah melarang dan memaksa kamu dan Naka dalam menentukan pilihan kalian soal pendamping hidup. Kami sebagai orang tua hanya bisa berdoa agar kamu dan Naka bisa menemukan orang yang tepat menurut Allah. Karena jika Allah yang menakdirkan itu adalah pilihan yang terbaik." Abimana dengan bijaksana memberikan pandangannya mengenai jodoh anak-anaknya kelak.
Mikha manggut-manggut mendengarkan nasihat Daddynya.
"Lantas kenapa kamu kesal dengan ucapan mereka Sayang, memang pria yang tadi kamu maksud bagaimana?" Abimana penasaran dengan kelanjutan cerita Mikha.
"Kelaurganya sih seru Dad, salah satu dari mereka rekan aku di RS. Tapi tuh si Es Balok nyebelin banget! Males banget Mikha!" Mikha seakan teringat semua moment perjumpaannya dengan Darren.
Abimana tertawa mendengar cerita putrinya.
Dia tahu betul bagaimana jika perempuan sudah bilang benci.
Berdasarkan pengalamannya sebagai mantan playboy, pria yang Mikha maksud berarti punya kharisma tersendiri.
"Jangan benci Sayang, nanti kamu cinta lagi!" Abimana ingin melihat reaksi putrinya.
"Duh amit-amit Dad cinta sama sih Es Balok." Mikha dengan gaya mengetuk kening dan bumi secara bergantian.
"Ya ampun Sayang, segitunga kamu benci sama pria itu. Daddy jadi penasaran siapa dia." Abimana baru kali ini mendengar Mikha sampai segitu menceritakan kekesalannya terhadap seorang pria.
"Mending ga usah deh Dad, aku aja kapok. Semoga aja nanti ketika ke RS atau tindakan Ayahnya si Es Balok ga ada, males banget ketemu dia.!" Mikha membolakan matanya.
"Astagfirullah Sayang, segitu kamu. Masa sama keluarga pasien kayak musuh. Bu Dokter ga boleh begitu."Abimana menyoleh hidung Mikha.
"Kan aku ga kesel sama pasiennya, sama keluarganya yang lain juga enggak, cuma sama dia doang!" Mikha segera mengklarifikasi.
Abimana geleng kepala dengan semua cerita Mikha.
"Oh iya Sayang, sebenarnya kawan Daddy ingin memberikan donasi. Jadi dana CSR perusahaan mereka ingin mereka sumbangkan ke yayasan anak-anak penderita cancer. Apakah kamu bisa bantu?" Abimana menyampaikan pesan rekan bisnis sekaligus temannya.
'Wah Mikha salut dengan kawan Daddy. Ternyata diluar sana masih ada orang baik selain Daddy Mikha tersayang. Mau Dad, apa yang bisa Mikha bantu?"
"Makasi Syaang, nanti Dad akan hubungi kawan Dad ya. Soalnya sekarang perusahaannya kini sudah di pegang oleh putranya. Sama lah seperti Dad. Jadi nanti kamu akan berkordinasi dengan putranya kawan Dad yang merupakan CEO perusahaan itu. Bagaimana?" Abimana menanyakan kesediaan putrinya.
"Ok Dad. Mikha mau bantu. Mikha senang masih ada orang baik yang perduli dengan anak-anak pejuang cancer. Karena tidak sedikit dari mereka berasal dari kekuarga yang mampu. Dengan adanya donasi paling tidak bisa menerima pengobatan dengan baik semoga menjadi jembatan kesembuhan bagi mereka." Mikha memang mewarisi sifat welas asih dari keluarganya terutama sang Eyang Kakung, Eyang Sigit.
"Memang Mikhayla putri Daddy yang paling baik." Abimana menepuk lengan Mikha.
"Asalkan putra teman Daddy sifatnya ga kaya Es Balok, Mikha akan ikhlas membantu dia." Mikha kembali teringat si Es Balok.
"Kok jadi inget laki-laki itu sih. Jadi penasaran Daddy, pasien kamu siapa? Mungkin Daddy kenal ayah dari si Es Balok itu?" Abimana yang awalnya sebatas mendengarkan cerita dan curhat putrinya kembali tertarik pria yang dimaksud Mikha.
"Pasien aku itu namanya Tuan Daniel Harold. Kalo si Es Balok aku ga tahu namanya!" Malas Mikha menyebutkan namanya.
"Daniel Harold?" Abimana mengernyitkan dahinya
"Ya. Si Es Balok itu putranya!" Mikha dengan mantap.
Abimana tentu kenal dengan nama itu.
Mungkin saja banyak orang yang memiliki nama tersebut, namun jika Daniel Harold dengan sakit Cancer dan memiliki putra yang sebenarnya bukan seperti es balok, lebih tepatnya adalah cool, pembawaan ala CEO-CEO dingin, pasti yang Mikha maksud adalah salah satu rekan bisnis Abimana, yang kini sedang bekerja sama dengan Mainaka yaitu Darren Harold.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
hayatun nufus
benci dan cinta itu beda nya setipis kulit ari loh mikha 😀😀😀
2022-09-29
1
Andariya 💖
oh..apa mereka berjodoh 😊😊😊
2022-09-24
2
SHINICHI KUDO
lanjut Thor
2022-08-14
2