Abimana berkumpul dengan para sahabatnya tentu saja yang hadir disana adalah Rengga, Rio dan Baskara.
Pria berusia 60 tahunan ini kini menikmati permainan golf yang lama tak mereka mainkan.
"Masih jago aja Bas!" Abimana menepuk bahu sahabatnya kini yang rambutnya sudah mulai memutih sama seperti dirinya.
"Wow! pukulan yang bagus Pak Jendral!" Baskara menepuk bahu Rio sang Jendral yang kini gurat menua sudah tampak di wajahnya.
"Eits kalian jangan senang dulu, aku belum beraksi." Rengga seakan tak mau kalah meski kantung mata sudah tampak terlihat di wajahnya dan itu membuat sang istri sering komplain agar ia mau perawatan di tempat istrinya namun Rengga menganggap tak perlu karena cinta dari istrinya sudah cukup untuk dirinya meski ketampanan itu sedikit tertutupi kantung mata.
Tampak para pria paruh baya yang masih menyisakan ketampanan mereka terlihat selesai bermain golf dan kini memilih duduk dan santai disebuh private room sebuah restoran.
"Bas, bagaimana perusahaanmu di Amerika, apakah Anindya masih disana?" Rengga menanyakan pada Baskara.
"Ya terkadang aku sedih putriku satu-satunya begitu sibuk mengurus perusahaan kami. Namun apa mau dikata hanya Anindya yang kami punya." tampak sendu raut wajah Baskara.
"Anindya putri yang mandiri dan kuat seperti ibunya. Pasti ia juga senang bisa membantu kamu dan Anara mengurus perusahaan.
"Bagaimana kabar 2 keponakan cantikku Yo? Aku rindu dengan keduanya. Kapan-kapn bagaimana kalau kita kumpul bersama? sudah lama kita tak berkumpul bersama istri dan anak-anak kita." Abimana mengusulkan.
"Ide bagus Bi. Raka dan Rama pasti mau pulang kalau Uncle Abinya yang kangen. Bujuklah Bi, Dita setiap hari ngomel terus anak-anaknya susah disuruh balik ke Indonesia." Rengga curhat Dita istrinya rindu dengan kedua putra mereka yang kini berada di luar negeri.
"Nah benar, sekalian Syafira dan Syakila juga tolong kamu nasehati Bi, sepertinya kamu lah pawang dari semua anak-anak kami." Rio juga yang kedua putri kembarnya dekat dengan Abimana.
"Nah itu dia, justru itu Mainaka malah sekarang pacaran dengan model yang bernama Kanaya, namun Tasya kurang menyukai karena terlalu vulgarcara berpakaiannya. Sementara Mikha asik dengan praktek dan praktek. Padahal ingin rasanya aku segera punya cucu." Abimana seakan meluapkan keinginan hatinya.
"Wow Abimana Aryasatya Permana sudah tua rupanya. Sudah ingin menimang cucu!" ledek Rengga.
"Sejujurnya akupun sama. Kita memang sudah sepuh Bi. Sudah cocok nimang cucu." Rengga meledek namun membenarkan.
"Sepertinya waktu cepat sekali ya berlalu. Rasanya baru kemarin kita melamar dan menikahi istri-istri kita. Sekarang sudah membahas soal cucu." Rio kini angkat bicara.
"Duh Pak Jendral ga cocok melankolis." Baskara menepuk bahu Rio.
"Bagaimana kalau kita saling berbesan saja?" Rengga dengan ide yang terlontar dari lubuk hatinya.
Rengga mengetahui sejujurnya anak pertamanya Raka diam-diam memiliki rasa pada putri tunggal Baskara dan Anara, Anindya.
Namun status sepupu keduanya membuat Raka tak terlalu menampilkan perasaannya pada keluarganya.
Terlebih saat Rengga mendengar Baskara bersama Anara menjamu keluarga Daniel Harold rekan bisnisnya yang ada niat ingin saling menjodohkan putra putri mereka.
Rengga tak mau anaknya patah hati.
Rengga tak pula memaksa Raka untuk segera menikah.
Karena Rengga tahu bagaimana rasanya cinta yang tak tersampaikan. Sakit.
"Saga bagaimana kabarnya Yo? Berapa Lama ia di Ambon?" Rengga mengalihkan pembicaraan.
"Saga baik. Masih 1 tahun lagi disana. Doakan ya agar aman-aman saja." Rio sebagai orang yang berpengalaman lebih dahulu ia paham perjuangan putra sulungnya di luar kota tak mudah.
"Aamiin. Kita semua pasti mendoakan dan saling mendoakan kebaikan satu sama lain." Baskara si paling bijak sejak muda semakin mature saat usia mulai senja.
"By The Way, apakah kalian mengenal Daniel Harold? Bagaimana menurut kalian." Abimana membuka pembicaraan.
Baskara tentu saja mengenal siapa Daniel Harold.
Mereka beberapa waktu lalu bertemu membajas bisnis sekaligus mengenalkan kedua putra putri mereka hanya saja Anindya dan Darren tak melanjutkan kehubungan yang serius keduanya menyatakan telah memiliki orang yang mereka cintai.
"Halooo. Bengong sih." Abimana melihat ekspresi Baskara dan Rengga tak biasa.
Sementara Rio tak mengetahui apapun.
"Ya aku dan Daniel rekan bisnis. Mereka pembisnis yang baik dan bersih. Kenapa memang?" Baskara menjawab sebiasa mungkin tanpa membahas apa yang keluarganya dan Daniel alami.
"Ya kami baru saja menjalin kerjasama dengan Perusahaan mereka. Aku tenang karena keteranganmu Bas. Apalagi sekarang Mainaka yang melanjutkanku diperusahaan. Aku tak mau ada hal buruk yang terjadi." ada gurat kekhawatiran Abimana maklum dunia bisnis penuh intrik dan cara licik.
"Insha Allah mereka pebisnis yang bersih Bi. Aku kenal dengan mereka tidak sebentar. Meski sekarang putranya yang meneruskan." Baskara memberikan tambahan penjelasan.
Rengga menyermati penjelasan Baskara dan ucapan Abimana.
Telpon Rio berdering.
"Sepertinya kalian juga akan ditelpon istri kalian."
Rio mengangkat telpon dan benar saja semua pria paruh baya menerima panggilan telpon dari para bidadari surganya.
"Sayang, kamu dimana jemput aku di xxx." Vina memberitahukan lokasi dimana ia minta dijemput.
"Honey, jemput aku ya sekarang. aku di xxx." Tasya memberikan sharelock kepada Abimana sebelum menutup telpnya.
"Abang, jemput Dita di xxx." Dita memberikan dengan rinci dimana ia minta dijemput.
"Mas, aku ada di xxx, jemput ya." Anara juga mengirimkan sharelock pada Baskara.
Dengan serentak para pria paruh bayu mengakhiri telponnya.
"Restoran XXX?" Abimana lebih dulu menyebutkan lokasi keberadaan para istri.
"Yups. Kita meluncur!" Rio memberikan kode.
"Bidadari surga kita sudah menunggu pangeran surga menjemput." Baskara menimpali.
"Ga ada obat deh kalau Baskara yang sudah gombal, kita lewat semua." Rengga tertawa diikuti lainnya.
Bagaimana weekend ini kita jadikan saja kumpul. Ya paling tidak meski anak-anak belum bisa ikut semua kita saja dulu para orang tua. Bagaimana?" Abimana memberikan usul.
"Nanti biar istri-istri kita yang menentukan. Mereka pasti banyak ide." Rio menjawab seolah paham bagaimana istrinya dan tahu akan paling hebih kalau soal acara ya memang Vina jagonya.
"Siap laksanakan Pak Jendral!" Abimana dengan menggoda Rio.
"Duh yang pernah di Prank Jendral, kayaknya nempel banget!" ledek Rengga pada Abimana.
"Kapan lagi lihat Cassanova banjir airmata sambil melas gitu wajahnya." Baskara teringat puluhan tahun lalu saat Abimana melamar Tasya dimarkas besar Jendral Listyo yang kala itu menjabat sebagai Kapolri.
"Kalian tahu, kalau bukan karena aku cinta mati dan mentok sama Tasya, aku sudah marah pada kalian semua!" Abimana ingat bahwa saat itu teman-temannya menonton dari layar diruang sebelah saat ia di prank oleh sang Ayah mertua.
"Aduh, Aduh jadi inget masa muda ya Bi. Untung selama nikah dan seterus udah ga kambuh playboynya, kalo ga bisa di Door sama Om Sigit!" Rengga semakin meledek Abimana.
Tawa Rio, Baskara dan Rengga terdengar ikhlas melihat senyum malu Abimana mengingat moment puluhan tahun silam yang menjadi sejarah Ia dan Tasya bisa bersama hingga kini memiliki Mainaka dan Mikhayla.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments