"Dar, hari ini temani Mommy ya, pokoknya ga ada penolakan!" Syahla yang langsung mencecar putra sulungnya dengan permintaan yang tak bisa dibantah.
"Divya dan Devano saja Mom. Aku ada kerjaan." Darren tahu Mommy akan melakukan sesuatu tapi ia bisa menbak jangan-jangan soal perempuan.
"No! Divya sudah berangkat, bersama Rama. Entahlah Mom saja belum tahu siapa dia. Devano pergi dengan teman-temannya. Cuma kamu putra Mommy yang ada dirumah weekend begini." Mommy Syahla tak menyerah agar anaknya mau ikut bersamanya.
"Lantas biasanya Mom minta antar Dad?" Darren masih dengan pertahanannya.
"Daddy ada rencana golf dengan Uncle Gilang, Uncle Fandi dan Uncle Satya. Jadi kamu ga banyak alasan Dar, siap-siap karena Mommy mau dandan dulu dan saat Mom selesai kita langsung berangkat." Mom Syahla meninggalkan putra sulungnya yang masih setia menatap laptop dan ipadnya mengecek data dan laporan perusahaan.
"Mommy seperti cepat saja kalau dandan. Cuma Dad tang tahan menunggu Mom selesai Dandan yang lamanya bisa 1 abad." gerutu Darren saat Mommy nya menuju walking closetnya.
Darren tak beranjak dari pekerjaannya.
Ia memang tak seperti kedua adiknya yang selalu banyak acara saat weekend.
Darren lebih senang menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan.
Memang kesan boring dan kaku sangatbmelekat dalam diri Darren, bukan karena ia sombong namun Darren tipikal yang tak menyenangi keramaian seperti kedua adiknya yang selalu update dengan tempat asik untuk hangout.
Terlebih Devano profesinya sebagai pembalap begitu banyak interaksi dengan dunia selebritis dan Devano adalah tipikal pria yang humble dan tentunya digilai kaum hawa.
Meski ketiga putra putri Daniel semuanya ganteng dan cantik selayaknya Daddy Daniel dan Mommy Syahla.
Sejak masuk mobil Mommy banyak sekali berceeita banyak hal.
"Dar kamu dengar Mom tidak. Mom seperti ngobrol dengan manekin saja." Mom Syahla mulai kesal dengan putra sulungnya yang tak merepon setiap topik pembicaraannya.
"Aku mendengarkan Mom. Lanjut." meski malas Darren mempersilahkan Momny mengocah dari A sampai Z meski apa yang Momnya bicarakan tak jauh dari seputar anak-anak teman-temannya.
Keduanya tak lama sampai di sebuah Mall yang cukup terkenal di bilangan Jakarta.
"Jangan bilang Mom sudah merencanakan ini?" wajah Darren tampak tak bersahabat saat dari arah berlawanan seorang wanita seusia Mommynya datang bersama wanita berparas cantik.
"Awas kamu Dar jangan bikin malu Mom!" Syahla berbisik dengan penuh ancaman pada putra sulungnya.
"Halo jeng Aya, apa kabar?" Syahla saat berjumpa dengan temannya.
"Kabar baik Jeng Syahla. Ini Darren ya?" sapa wanita teman Mom Syahla.
"Ini kenalkan Darren putra sulungku. Darren ayo salam dengan Tante Aya. Ini Indira ya, cantik sekali sayang." Syahla meminta Darren menyalami Hayati dan Syahla memelul dan bercipika cipiki dengan Indira putri sulung Hayati dan Haikal.
"Wah Darren tampan ya, sudah besar. Gagah!" puji Hayati atau biasa dipanggil Aya.
"Tapi dia jomblo Jeng, Indira. Terlalu senang denga pekerjaan jadi jomblo." Mom Syahla sungguh tidak menjual anaknya malah meledek sang putra.
Tentu saja mendengar perkataan Mommy nya alis Darren mengerut namun cengkraman tangan Mommynya dipinggang mengisyaratkan Darren tak boleh protes dan ikuti alurnya.
"Oh iya, kalian bisa ngobrol berdua, Mommy dan Tante Aya mau ada perlu. Indira Sayang, titip anak tante yang jomblo ini ya. Dia itu kaku orangnya. Kamu maklumin aja ya. Darren, kamu ga usah anter Mom, Mom sudah minta jemput supir. Indira Tante tinggal dulu ya. Darren kamu ajak ngobrol Indira, sekalian antar pulang ya." senyum Mom Syahla dengan penuh kepalsuan seakan Darren tahu ada ancaman dalam senyuman sang Mommy.
"Duh maaf ngerepotin Darren. Tante titip Indira ya. Terima kasih." Hayati mengucapkan rasa terima kasihnya sebelum ia dan Mom Syahla pergi meninggalkan kedua putra putri mereka yang tampak canggung.
Sebenarnya Darren tak menyukai situasi seperti sekarang.
Ia sangat tak nyaman dan ingin rasanya segera pulang dan selesai.
"Darren kamu kenal aku ga?" Indira membuka percakapan.
"Sorry, memang kamu siapa?"
Darren mengernyitkan dahinya seolah, Hello siapa loh gw harus tahu.
"Iya," dengan wajah di buat manis Indira tersenyum pada Darren.
"Kamu anaknya Tante Aya." Darren juga baru tahu saat Mommynya mengenalkan.
"Kamu ga pernah nonton TV arau buka internet?" Indira semakin kesal masa Darren tak mengenali dirinya yang seorang finalis puteri Indonesia bahkan masuk final bersama sang pesaing Gladis Putri Bhaskara.
Darren mulai malas dan semakin bete dengan wanita dihadapannya.
"Ok gapapa kalau kamu ga kenal aku. Aku akan memperkenalkan diri. Aku Indira Amalia Basri. Finalis Puteri Indonesia, aku masuk final bersama Gladis Putri Bhaskara. Sekarang tahu kan?" dengan nada penuh penekanan Indira mengenalkan dirinya.
"Dia kenal Gladis? Gladis anaknya Uncle Gilang dan Aunty Ginara?" batin Darren.
Darren memang tak mengetahui kalau Gladis ikut ajang seperti itu.
Entah mengapa Darren tak tertarik dengan wanita-wanita yang mengikuti ajang-ajang seperti itu.
Baginya memang bagus dan sangat baik.
Namun memang bukan pilihan Darren wanita yang bergelut dibidang itu.
Ya memang pilihan setiap orang berbeda beda dan kita tak bisa menyamaratakan.
Seperti Darren dia mendukung para wanita mengikuti ajang bergengsi dan berprestasi seperti itu.
Emansiapsi wanita juga saat ia junjung tinggi.
Sejak kecil baik dirinya, dan Devano ditanamkan oleh sang Mommy akan nilai-nilai menghormati dan menghargai serta wanita memiliki hak dan kewajiban yang setara dengan pria dalam hal urusan dunia.
Namun jika Darren harus memilih ia sudah memiliki kriterianya sendiri wanita yang akan ia jadikan sebagai istrinya kelak.
Meski naif bayang-bayang gadis kecil pemilik kuncir rambut berinisial M masih terus teringat dalam ingatan Darren.
"Temenin aku shopping yuk, atau aku mau treatment wajah." Indira dengan segala caranya menarik perhatian Darren.
Darren yang sejak tadi tidak memperhatikan Indira diam-diam ia menghubungi supirnya agar mengantar Indira pulang.
"Sore Pak Darren, mau balik sekarang?"
"Tolong antarkan dia kerumahnya. Alamatnya tanya langsung saja ke yang diantar. Indira maaf ga bisa ngantar ya. Ada keperluan lain." Darren meninggalkan Indira dengan supir yang akan mengantarnya.
Sebelum beranjak Darren masih sempat melihat ekspresi kesal Indira.
Darren tak peduli. Ia tak nyaman.
"Kalau tidak karena campur tangan Mommy ga bakal begini!"
Darren memasang kacamata hitamnya membuat paras tampannya semakin mempesona.
Ponsel Darren berbunyi.
Pesan dari Lukman asisten pribadinya.
Darren menatap dan membaca email yang dikirimkan Lukman.
Darren tersenyum.
"Ini cukup membuat para tikus kantor kelabakan."
Darren menutup layar ponselnya berjalan tanpa memperhatikan jalan didepannya saat ia mencoba keluar Mall menuju taksi pesanannya.
"Brakkkk!"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Nyonya Gunawan
Indira trlalu genit y..
2022-09-30
2
hayatun nufus
kok ada bunyi gitu thor
2022-09-28
2