Negosiasi (1)

Hingga tak terasa dirinya mulai sedikit paham akan apa maksud Aldo tadi, "Pijakan yah?" bergumam.

Di hari berikutnya Nana yang tak memiliki pengalaman maupun hasrat untuk memimpin pun kahilangan ide, "Hah ini benar-benar menyebalkan" gumam Nana meletakan kepalanya di atas meja kerjanya.

Semua tugas serta segala sesuatu yang mengenai Nana sudah sepenuhnya di handle oleh Aldo Sekretarisnya, "Heh" gumam Nana memanggil Aldo yang kini tengah membaca sesuatu di selembar kertas di tangannya, "Ya?" melirik ke arah Nana.

"Katakan sesuatu untuk bisa menghilangkan rasa bosan ini" gumam Nana yang rupanya tengah di landa kebosanan tingkat dewa.

"Eh maaf?" mendengar hal semacam itu dari sosok pemimpinnya membuat Aldo tak kuasa menahan senyumnya, "Hahaha kau ini adalah pemimpin kami, lakukan apapun yang kau inginkan" kata Aldo yang malah membuat Nana kesal, "Heh ayolah, kau sudah tua maka setidaknya ceritakan sesuatu yang menarik padaku" kata Nana lagi.

Aldo diam sejenak memikirkan apa yang akan ia lakukan kali ini, "Cerita yah? Hem ada sih" kata Aldo ragu, hanya melihat raut wajahnya yang penuh keraguan tersebut sudah bisa Nana pahami dengan jelas, "Ah lupakan saja" kata Nana menghela nafas panjang karena mungkin saja cerita yang akan Aldo ceritakan itu seram atau sebagainya.

"Heheh maafkan saya" menggaruk belakang kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

Kalau di pikir-pikir sosok Aldo sang sekertaris nya lumayan tampan juga, namun bukan berarti ia akan menyukainya, bahkan sebaliknya ia terkesan begitu menyebalkan, "Aku ingin bebas" gumam Nana yang tanpa sengaja di dengar oleh Aldo, yang mana membuatnya memasang wajah datar.

--

Di kesempatan berikutnya Aldo mengatakan pada Nana kalau dirinya akan mengadakan sebuah pertemuan antar dua kelompok yang akhir-akhir ini sedang bersitegang.

Sesaat setelah acara di mulai Laura yang sebagai pemimpin kelompok lain mulai angkat bicara "Kenapa kalian mengundang kami" tanya Laura to the point sesaat setelah Nana membuka acara kali ini.

Aldo yang bertindak sebagai moderator dalam pertemuan kali ini mulai memperkenalkan diri sekaligus memperkenalkan yang lainnya, "Maaf sebelumnya tapi mari kita awali dengan jamuan seperti biasa" ujar Aldo mempersilahkan siapa saja yang datang untuk sekedar meminum minuman yang tersedia di hadapan mereka kecuali Nana yang kini hanya duduk diam mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Ada sekitar sepuluh orang yang hadir pada pertemuan kali ini, dimana Aldo sang sekertaris bertugas untuk semua hal, sementara Nana hanya duduk diam memperhatikan.

"Di pikir-pikir ada benarnya juga, bagaimana kalau semua ini hanya perantara saja" gumam Nana memikirkan sesuatu di sela-sela perbincangan yang tengah mereka lakukan, Aldo yang melihat Nana sedari tadi diam mulai curiga, "Apa terjadi sesuatu?" bisik Aldo mulai mendekat ke arah Nana, "Kenapa?" tanya Aldo khawatir.

"Eh, tidak ada" sahut Nana cepat karena kaget melihat semua orang yang ada di sana tengah menatapnya heran, "Maaf semuannya" ujar Nana memasang wajah kaku, Aldo pun kembali melanjutkan apa yang tengah ia sampaikan tadi, "Maaf semuannya mari kita lanjutkan" ujar Aldo kembali ke topik pembahasan sebelumnya.

Pada intinya, pertemuan yang melibatkan dua kelompok itu, memiliki sebuah tujuan yang akan terwujud apabila di lakukan secara bersama, sebenarnya Nana tidak mengetahui apapun tentang pertemuan yang Aldo buat ini, namun Aldo menjelaskan semuanya secara detail membuat siapa saja yang mendengarnya mengangguk paham seakan-akan sudah Aldo perkiraan sebelumnya, dan apabila ada sesuatu yang tidak mereka pahami mereka bebas bertanya sampai menerima jawaban yang paling membuat mereka puas.

Sebenarnya apa yang tengah mereka bicarakan? mereka tengah membicarakan mengenai pembagian wilayah kekuasaan yang kian hari kian meluas, "Kami mengajukan wilayah A sebagai wilayah kekuasaan kami" ujar Aldo menyerahkan sebuah peta beserta tanda yang Nana yakini sebagai tempat yang memang akan menjadi milik mereka, agak membingungkan memang namun ia hanya mengangguk paham saja.

Tanpa di sadari Aldo rupanya menginginkan wilayah yang akan menjadi tempat kekuasaan mereka, Aldo juga menjelaskan alasan mengapa ia menginginkan hal tersebut, "Kami akan melakukan yang terbaik supaya wilayah ini akan kembali seperti dulu" begitulah yang Aldo katakan pada Laura.

Namun bukannya setuju Laura malah mengatakan "Maaf ini tidak bisa kami lakukan" ujar Laura yang menolak mentah-mentah rencana Aldo yang sudah ia susun sedemikian rupa.

Bagaimana Laura tidak menolaknya? mengingat semenjak Nana menjabat sebagai pemimpin kelompoknya, kian hari kondisi di sekitar mereka mulai membaik sementara kelompok Laura yang memang bertujuan untuk membubarkan kelompok yang mengancam pun mulai tersinggung, terlebih lagi mereka merupakan anak buat penguasa yang menginginkan wilayah ini, tentu saja Laura menolaknya mentah-mentah.

"Bukankah kalian terlalu serakah dalam menguasai wilayah ini, apakah kalian sama sekali tidak ingin membaginya dengan kami?" ujar Aldo yang mulai kesal tatkala Laura yang sebagai pemimpin sekaligus antek-antek penguasa itu tak menyetujuinya.

Sebenarnya Aldo juga paham akan situasi yang sesungguhnya namun apa boleh buat, dirinya juga ingin bangkit dari kondisi saat ini.

"Hah, kau salah bukan begitu cara kerjanya" gumam Laura memijat pelipisnya yang mulai berdenyut tatkala dirinya di hadapkan pada suatu keadaan yang benar-benar merepotkan.

"Kalian tahu sendiri bukan kalau wilayah ini sedang dalam ambang kehancuran, bagaimana pun juga kami tidak bisa berbuat apa-apa terlebih lagi kami adalah kaki tangan mereka yang dengan leluasa menghancurkan tempat ini, itu akan sangat susah" menghela nafas.

"Tapi kalau kami melakukan apa yang kalian minta maka sudah bisa di pastikan kalau semuanya akan rata dengan tanah" sambung Laura menjelaskan situasi yang sebenarnya.

Harus di akui sejauh ini mereka tidak memikirkan sampai sejauh itu, apalagi dengan Nana yang sama sekali tidak tertarik maupun berpengalaman akan hal tersebut, "Jadi ?" gumam Nana ikut menanggapi.

"Tempat yang kalian minta ini, merupakan wilayah resmi yang ada di bawah kendali kelompok kami, meski kalian merebutnya secara paksa itu sama sekali tidak bisa menjadi milik kalian, cobalah mengerti" sambung Laura mencoba menjelaskan.

Namun Aldo tetap tidak mengindahkannya, justru sebaliknya ia malah, "Alasan yang begitu klasik benar-benar membuatku muak" gumam Aldo yang tanpa sadar berhasil menarik keluar Nina dari dalam tubuh Nana.

"Wah wah wah, menarik" gumam Nina yang langsung terkesima akan apa yang tengah tersaji di hadapannya saat ini, "Seorang bawahan yang begitu antusias dalam perburuan wilayah kekuasaan benar-benar cocok untuk menjadi bawahan kita yah" gumam Nina.

"Bukankah sudah ku katakan sebelumnya agar tidak keluar dengan seenaknya?" sahut Nana yang menggertakan gigi kesal tatkala dirinya secara terang-terangan mulai bercengkerama dengan dirinya sendiri.

Untuk saat ini tidak ada yang menyadarinya karena saat ini perseteruan panas tengah tersaji di hadapannya, namun bagaimana kalau tiba-tiba saja semuanya tahu? "Sepertinya ada pemberontak di sini" bisik Nina yang langsung membuat pikiran Nana kosong seketika.

"Tetap saja kami tidak bisa melakukannya, pahamilah keadaan ini" sahut Laura masih tetap tak mau mengabulkan keinginan Aldo yang kian lama kian menjadi, "Tapi kenapa" pekik Aldo yang masih kekeh tak mau kalah.

Di saat semuanya tengah memperdebatkan topik pembahasan, Nina yang sudah resmi merebut kendali tubuh Nana pun mulai ikut menanggapi, "Wah menarik, bagaimana kalau kita lakukan saja hal ini" gumam Nina yang langsung mendapatkan perhatian semuannya.

"Apa maksudmu?" tanya Laura kurang paham akan maksud Nana sebenarnya, begitupun dengan Aldo yang kini memicingkan matanya pertanda ia juga amat penasaran akan apa yang akan Nana katakan.

"Kalau tidak bisa dengan cara halus, bagaimana kalau kita paksa saja mereka, itu akan semakin menarik bukan?" ujar Nina menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari tersenyum tipis.

Mendengar hal tersebut membuat Aldo serta Laura yang tengah berselisih tegang mulai membeku, "Apa maksud mu" gumam Aldo yang agak kaget mendengar apa yang baru saja Nana katakan.

"Jangan bilang kalau-" menghentikan kata-katanya tatkala dirinya tanpa sengaja menyadari sesuatu tentang anak di hadapannya itu, "Kau memang iblis" gumam Laura yang baru sadar akan apa yang terjadi pada Nana di hadapannya.

"Orang yang sama namun memiliki pemikiran serta tindakan yang berbeda benar-benar berbahaya bahkan sangat mengancam bagi kami, apabila bos tahu kalau ada anak Sepertinya hidup maka kami bisa-bisa menjadi korbannya, ah sial" mengumpat dalam hati tatkala aura kepemimpinan sekaligus kegelapan Nana mulai bisa Laura rasakan.

"Heh" menyeringai.

Terpopuler

Comments

🇮🇩 ♏🌹🅰️ 🇵🇸

🇮🇩 ♏🌹🅰️ 🇵🇸

Jangan lupa Boom Like, Rate 5⭐, hadiah sama Votenya yaaaa...
꧁☞︎︎︎𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉✍︎꧂ 💜💜💜

2021-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Hari Itu
2 Awal Baru
3 Janji Apa?
4 Sakit Pertama
5 Sakit Rasanya
6 Siapa?
7 Hanya Saja
8 Oke
9 Sosok Baru
10 Kenapa?
11 Bukan Aku, Tapi Mereka (1)
12 Bukan Aku, Tapi Mereka (2)
13 Aku Menolak
14 Tidak Akan
15 Negosiasi (1)
16 Negosiasi (2)
17 Ketahuan (1)
18 Ketahuan (2)
19 Rip Aldo (1)
20 Rip Aldo (2)
21 Pertemuan Ke Dua (1)
22 Pertemuan Ke Dua (2)
23 Kedatangan Tamu(1)
24 Kedatangan Tamu (2)
25 Atas Nama Rehan (1)
26 Atas Nama Rehan (2)
27 Aku Pulang(1)
28 Aku Pulang (2)
29 Katakan Padaku(1)
30 Katakan Padaku (2)
31 Anak Itu
32 Kisah Lama(1)
33 bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Bagian 88
89 Bagian 89
90 Bagian 90
91 Bagian 91
92 Bagian 92
93 Bagian 93
94 Bagian 94
95 Bagian 95
96 Bagian 96
97 Bagian 97
98 Bagian 98
99 Bagian 99
100 Bagian 100
101 Bagian 101
102 Bagian 102
103 Bagian 103
104 Bagian 104
105 Bagian 105
106 Bagian 106
107 Bagian 107
108 Bagian 108
109 Bagian 109
110 Bagian 110
111 Bagian 111
112 Bagian 112
113 Bagian 113
114 Bagian 114
115 Bagian 115
116 Bagian 116
117 Bagian 117
118 Bagian 118
119 Bagian 119
120 Bagian 120
121 Bagian 121
122 Bagian 122
123 Bagian 123
124 Bagian 124
125 Bagian 125
126 Bagian 126
127 Bagian 127
128 Bagian 128
129 Bagian 129
130 Bagian 130
131 Bagian 131
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Hari Itu
2
Awal Baru
3
Janji Apa?
4
Sakit Pertama
5
Sakit Rasanya
6
Siapa?
7
Hanya Saja
8
Oke
9
Sosok Baru
10
Kenapa?
11
Bukan Aku, Tapi Mereka (1)
12
Bukan Aku, Tapi Mereka (2)
13
Aku Menolak
14
Tidak Akan
15
Negosiasi (1)
16
Negosiasi (2)
17
Ketahuan (1)
18
Ketahuan (2)
19
Rip Aldo (1)
20
Rip Aldo (2)
21
Pertemuan Ke Dua (1)
22
Pertemuan Ke Dua (2)
23
Kedatangan Tamu(1)
24
Kedatangan Tamu (2)
25
Atas Nama Rehan (1)
26
Atas Nama Rehan (2)
27
Aku Pulang(1)
28
Aku Pulang (2)
29
Katakan Padaku(1)
30
Katakan Padaku (2)
31
Anak Itu
32
Kisah Lama(1)
33
bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Bagian 88
89
Bagian 89
90
Bagian 90
91
Bagian 91
92
Bagian 92
93
Bagian 93
94
Bagian 94
95
Bagian 95
96
Bagian 96
97
Bagian 97
98
Bagian 98
99
Bagian 99
100
Bagian 100
101
Bagian 101
102
Bagian 102
103
Bagian 103
104
Bagian 104
105
Bagian 105
106
Bagian 106
107
Bagian 107
108
Bagian 108
109
Bagian 109
110
Bagian 110
111
Bagian 111
112
Bagian 112
113
Bagian 113
114
Bagian 114
115
Bagian 115
116
Bagian 116
117
Bagian 117
118
Bagian 118
119
Bagian 119
120
Bagian 120
121
Bagian 121
122
Bagian 122
123
Bagian 123
124
Bagian 124
125
Bagian 125
126
Bagian 126
127
Bagian 127
128
Bagian 128
129
Bagian 129
130
Bagian 130
131
Bagian 131

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!