Pil pahit harus kembali ia telan mentah-mentah tatkala dirinya tak lagi punya pilihan selain memakamkan orang tua serta adiknya dengan tangannya sendiri, "Merepotkan" gumamnya dengan bekas air mata yang sudah mengering.
Wajahnya yang sembab serta tangannya yang gemetar ia gunakan untuk merapihkan jasad ketiganya dengan perih, "Satu hal yang begitu menyebalkan saat ini hanyalah kalian benar-benar merepotkan" masih bergumam seraya menahan Isak tangisnya yang sudah lama pecah.
"Kalau saja kalian tidak mati, aku pasti tidak akan repot-repot mengurus kalian seperti ini" sambungnya dengan sesekali mengusap kedua matanya yang kembali panas.
Di belakang kediamannya terdapat lahan yang cukup untuk di jadikan tempat beristirahat ketiganya, "Di sini bagus" mulai menggali dengan tangan kosong.
Satu jam berlalu, namun ia hanya bisa menggali tanah sedalam tiga puluh centi saja, ia pun langsung berlari ke dalam rumah mencari cangkul atau semacamnya namun ia tidak menemukan apa-apa, "Ini" hingga pada akhirnya ia pun menggunakan sebuah pisau berukuran sedang di tangannya untuk membantu dirinya menggali tanah.
Deraian air mata bercampur keringat dan darah tak ia pedulikan, meskipun sesekali perutnya yang sudah beberapa hari tidak ia isi pun berteriak meminta makan ia pun tak menghiraukan nya juga.
Tiga hari pun berlalu, wajahnya terlihat begitu pucat bahkan tubuhnya tak lagi mampu menahannya lagi, dengan kaki dan tangan yang gemetar ia pun kehilangan keseimbangan dan jatuh, "Ini benar-benar merepotkan" melirik ke dalam rumah yang mana terdapat ayah, ibu serta adiknya sudah terbungkus kain sprei miliknya dulu.
Hingga pada akhirnya ia benar-benar kehilangan seluruh anggota keluarganya, "Hah" tangannya gemetar hebat tatkala dirinya dengan tubuhnya yang sudah sangat lemah itu mulai menarik jasad kedua orang tuanya untuk di makamkan ke sebuah liang lahat yang ia gali selama tiga hari ini, "Mataku kering, tak ada lagi air yang mau keluar" gumamnya tatkala satu demi satu tanah yang ia genggam mulai menutupi jasad keluarganya tersebut.
Kulit taangannya mengelupas menimbulkan luka yang amat berat bagi anak seusianya, tatapannya kosong saat ia harus rela meninggalkan keluarganya di sana, "Hah" menghela nafas panjang.
Namun tanpa ia sadari ada seseorang yang telah memperhatikannya dari kejauhan.
Setelah memakamkan mereka, ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan tempatnya saat ini berada, "Istirahatlah" hanya berbekalkan sebuah pisau di tangannya yang ia gunakan untuk menggali makam keluarganya tadi, ia berinisiatif untuk membalaskan dendam.
Meski demikian ia tidaklah sendirian, ada seseorang yang juga menginginkan hal yang sama yakni, "Kita adalah satu aku sangat ingin mencabik-cabik mereka" bisik seseorang yang tidak terdapat raganya "Aku juga" balasnya tersenyum menyeringai membalas perkataan seseorang tadi.
Rupanya setelah menerima kenyataan yang sangat pahit itu, perlahan tapi pasti ia mulai mengalami gangguan mental yang mana membuatnya memiliki kepribadian ganda, dimana sejak saat itu sampai saat ini dirinya tidak lagi sendirian.
Tanpa sadar langkah kaki yang gemetar itu terhenti di sebuah tempat yang mana terdapat banyak orang berlaku lalang dengan riangnya, "Ini benar-benar menyenangkan" ujar seorang pria yang setengah sempoyongan bergumam sendirian dengan sebotol minuman di tangannya.
"Permisi tuan," sapanya memberanikan diri, "Heh kenapa!" bentaknya masih sempoyongan dan sepertinya dalam pengaruh minuman beralkohol, "Apa di sini sedang ada jamuan?" tanya gadis tersebut memasang wajah datar, pria tersebut memperhatikan setiap inci dari gadis kecil di depannya, saat ia melihat tangannya gadis tersebut langsung menyembunyikan pisau di tangannya, "Tuan?" panggil gadis tersebut membuyarkan perhatiannya.
"Tidak ada," katanya menggelengkan kepalanya pelan meski ia sudah sangat jelas berbohong, "Baik terimakasih" kata gadis tersebut berlalu namun sebelum pergi ia melirik ke arah salah sebuah bangunan atau lebih tepatnya sebuah gudang yang di kunci dari luar.
Meski usianya baru menginjak enam tahun tapi sejak dulu ia sudah sangat berbeda dari anak seusianya, ia memiliki pikiran orang dewasa serta memiliki ketahanan fisik yang luar biasa akibat di latih oleh ayahnya dulu, "Di sana" merasa penasaran ia langsung menyelinap ke sebuah gudang yang rupanya di kunci dengan sebuah gembok lama.
CLANG
Ia langsung menghancurkan gembok tersebut hanya dalam sekali hantam, "Hey siapa di sana" teriak seseorang entah dari mana yang langsung membuatnya kelabakan lalu bergegas masuk.
Dan tak lama kemudian seorang pemuda berusia sekitar sembilan belas tahun langsung masuk serta mengecek semua yang ada di gudang, "Aman" katanya kembali mengunci gudang.
"Hah hampir saja" gumamnya yang bersembunyi tepat di balik pintu, dan setelah itu barulah ia tahu tentang sesuatu yang tak pernah ia ketahui sebelumnya, "Siapa kalian?" tanya gadis tadi agak kaget saat dirinya tak sengaja menjumpai ada banyak anak kecil yang kira-kira tiga tahun darinya tengah diikat di dinding dengan borgol yang tergantung di lehernya.
Sekitar ada dua puluh orang di gudang saat ini ia berada, "Jadi ini yang di sembunyikan mereka" gumamnya mulai berjalan mendekati mereka satu persatu yang sepertinya tengah tertidur atau lebih tepatnya pingsan.
Dengan pisau di tangannya ia mencoba mencari seseorang dari mereka yang masih sadar untuk di interogasi, "Katakan" dan benar saja ia pun menemukan satu orang laki-laki yang rupanya tengah berpura-pura tidak sadarkan diri, "Heh kau menyadarinya yah" gumamnya menengadahkan wajahnya.
Sudut bibir yang pecah dengan luka lebam di sekujur tubuh sudah bisa menjelaskan apa yang mereka alami selama ini, "Jadi katakan, apa yang membuat kalian di kurung seperti ini" tanyanya kembali.
"Apa yah" tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Nayla Queenby👑
sedih lihat Novel yg Likenya sangat dikit padahl Boom like itu mnaikkan Level pmbaca
2021-03-15
0
🇮🇩 ♏🌹🅰️ 🇵🇸
Jangan lupa Boom Like, Rate 5⭐, hadiah sama Votenya yaaaa...
꧁☞︎︎︎𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉✍︎꧂ 💜💜💜
2021-03-13
0
M⃠💃Salwaagina khoirunnisa❀⃟⃟✵
menarik
2021-01-09
2