Pada akhirnya dengan perasaan yang begitu sesak mereka bertiga memutuskan untuk membawa Rafif serta adiknya kembali ke markas, "Apa kau baik-baik saja?" tanya kedua rekannya yang sedikit khawatir akan Nana namun tidak merespon "Hah" mulai membawa jasad keduanya dengan khawatir akan sikap Nana yang mulai berubah.
"Bawa saja mereka" kata Nana mendahului kedua rekannya yang kini saling tertatih saat membawa beban yang hampir sama dengan berat badan mereka.
Entah apa yang di pikirkan kedua rekannya tersebut saat ini namun yang jelas itu tidaklah mudah, apalagi saat ini Nana yang memiliki peranan penting dalam kelompoknya hanya bisa memerintahkan keduanya untuk membawa Rafif dan adiknya dengan tangannya gemetar , "Apa menurutmu dia akan baik-baik saja?" tanya R6 pada rekannya yang kini mulai terengah-engah saat menggendong gadis kecil yang di yakini sebagai adiknya Raffif itu, "Apakah menurutmu dia akan baik-baik saja setelah melihat semua ini?" ketusnya yang kewalahan saat menggendong Raffif yang kian lama semakin mengeluarkan darah dari bekas lukanya.
"Jangan lupa dengan kejadian waktu itu, tentu saja ini tidaklah mudah bagi seorang pemimpin sepertinya dan mengenai apa pendapatku, aku hanya bisa mengatakan kalau ini adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi, bukankah kita sudah mengetahuinya sejak awal?" ujar R8 kembali menjelaskan.
-----
Satu bulan sebelumnya, jauh-jauh hari sebelum saat ini terdapat beberapa orang yang tiba-tiba saja mulai membentuk sebuah kelompok sederhana yang mengatasnamakan keadilan dan keselamatan.
Sebuah kelompok yang terdiri dari tiga orang mulai berambisi untuk melakukan apapun yang terbaik supaya bisa terlepas dari krisis ekonomi saat ini.
Meski demikian keadaannya masih sangatlah kosong, tak ada yang namanya pemimpin tak ada yang berpengalaman maupun mau memikul tanggung jawab yang besar tersebut, apalagi pada saat itu yang mau bergabung untuk sekedar menambah anggota hanyalah anak-anak jalanan yang kehilangan tempat tinggal.
Di awal-awal pembentukan tak ada hal yang penting terjadi, "Sangat sunyi" gumam seorang pemuda dengan kacamata terselip di wajahnya mulai membuka beberapa lembar kertas di hadapannya.
"Hanya ada tiga orang utama dan lima anak jalanan" gumamnya yang mulai kehilangan harapan akan apa yang terjadi pada kelompoknya itu.
Namun demi bisa menjaga kelompok tersebut agar bisa tetap berdiri mereka membutuhkan anggota lain, dan pada akhirnya hanya ada beberapa orang yang ikut bergabung itupun dengan alasan agar bisa bertahan hidup.
Tidak ada pengalaman maupun motivasi untuk bisa terus bertahan di keadaan yang begitu kacau seperti saat ini, namun tanpa di sangka-sangka secara bersamaan ada banyak orang yang ingin bergabung bersama mereka, "Woah apa-apaan ini" kaget saat melihat ada banyak orang berkumpul di tempat mereka.
Jumlahnya pun melebihi yang mereka butuhkan, karena jumlahnya yang semakin banyak mereka pun kewalahan hingga membuat situasinya semakin gawat.
Banyak orang yang mulai tak sabar demi bisa bergabung ke dalam kelompok tersebut, dan pada akhirnya sebuah saimbara pun di adakan, demi bisa menentukan mana yang lebih pantas mereka menggunakan acara adu kekuatan di salah satu sisi hutan yang memiliki tekstur batuan kasar.
"AAAAKHHH" banyak orang tumbang saat menjalani saimbara tersebut, dan pada akhirnya yang terkuat lah yang menjadi pemimpin, bahkan salah seorang anggota terdahulu yang sementara menjadi pemimpin pun ikut menjadi korban.
Sementara anggota lainnya mau tidak mau harus patuh pada perintah atasan yang baru yakni seorang pemuda yang memiliki postur tubuh layaknya binaragawan sekaligus mantan tentara membuat mereka kewalahan, "Mulai sekarang akulah pemimpin kalian" ujarnya dengan bangga mendaulat dirinya sendiri sebagai pemimpin di atas jasad pemimpin terdahulu.
Kelompok yang semula mengatasnamakan keadilan dan keselamatan telah berubah menjadi sebuah kelompok yang mengatasnamakan kekuatan dan ketakutan, "Aku ingin keluar" ujar beberapa orang yang sudah tidak tahan akan perintah yang di berikan nya yakni menjarah benda milik orang lain yang juga tengah kesusahan.
Namun keesokan harinya saat mereka akan keluar ada berita kalau mereka sudah di temukan tewas di dasar jurang dengan keadaan tubuh mereka yang sudah hancur mungkin karena terjatuh dari ketinggian, "Ini benar-benar parah" gumam beberapa orang yang ketakutan apalagi mereka tahu betul dengan apa yang sebelumnya mereka rencanakan yakni ingin memberontak untuk bisa keluar dari kelompok tersebut.
Dan di saat yang bersamaan ada seorang gadis kecil yang menjadi saksi atas kejadian tersebut, "Jadi dia orangnya" gumam gadis tersebut tanpa berkedip saat melihat ke dasar jurang yang mana menampakkan beberapa orang sudah dalam keadaan tewas.
Bukan hanya sekali kejadian tersebut terjadi, "Ini gila" pada akhirnya secara tidak langsung kejadian tersebut berhasil mempengaruhi mental semua anggotanya, mereka pun di selimuti oleh rasa takut akan kematian, "Sepertinya berhasil" gumam Teo alias pemimpin kelompok yang baru saat menyaksikan sendiri ada banyak raut wajah ketakutan yang bawahannya tunjukkan padanya.
--
Markas mereka kini berada di salah satu gedung bekas kantor sekolahan yang mereka sulap menjadi markas rahasia, setiap malam mereka melakukan pesta minum-minum hasil dari menjarah orang-orang yang kemudian mereka habiskan hanya dalam satu malam, begitupun dengan hari berikutnya hingga tanpa sadar mereka juga tidak jauh dari kata penguasa yang kejam.
Hingga berita tentang kekejaman kelompok tersebut pun tersebar luas pada saat itu juga, ada banyak orang yang penasaran akan maksud di bentuknya kelompok tersebut hingga tanpa sadar berhasil menyita perhatian dari salah satu mata-mata yang memang sengaja di tempatkan saat itu juga.
"Sepertinya kita bisa memanfaatkan mereka" ujar salah seorang laki-laki paruh baya mulai menghembuskan asap rokok yang ia hirup dalam-dalam, "kau boleh pergi" sambungnya mengisyaratkan agar mata-matanya tadi segera undur diri, "Baik tuan" bergegas pergi.
Situasi menjadi sangat rumit, masyarakat yang masih hidup di jadikan layaknya sapi perah yang harus di kuras habis susunya.
Jika mereka tidak memberikannya maka nyawalah yang akan menjadi gantinya, hingga tak asing lagi jika ada banyak jasad dari para korban penjarahan yang tergeletak begitu saja di sepanjang perjalanan.
Dan hal yang begitu memilukan tersebut tak luput dari nasib seorang gadis kecil yang mana orang tuannya juga menjadi korban atas kekejaman mereka, "Ayah ibu" Isakknya saat baru saja kembali dari gunung sudah melihat kedua orang tuanya dalam keadaan tewas dengan luka parah di sekujur tubuhnya, dan adik satu-satunya yang ia punya yang juga masih berusia beberapa bulan pun tak luput dari kekejaman mereka, "Tidak!" luka lebam nampak jelas di area dada serta wajahnya, "Siapapun tolong!!" teriaknya mulai berlari keluar rumah dengan tangan yang gemetar memeluk erat tubuh adiknya.
Namun saat ia akan meminta bantuan pada tetangganya, ia malah tak bisa menahan tangisnya, "Tidak!!!" semuannya tewas dengan keadaan yang sama seperti kedua orang tuanya, hingga ia pun berlari tak tentu arah demi bisa mendapatkan pertolongan namun lagi-lagi ia hanya mendapati jasad dari para korban yang sudah tergeletak di sepanjang jalan dengan luka parah di sekujur tubuhnya.
Lututnya lemas, "S-siapapun" suaranya serasa tercekik, nafasnya terasa sesak apalagi saat ini ia mencium bau anyir darah yang begitu menyengat membuatnya mual.
"Dek" hingga ia pun menyadari kalau saat ini adiknya sudah tidak bernyawa lagi, wajahnya membiru sekujur tubuhnya terasa dingin, "Dek.." mencoba membangunkan nya namun tidak bisa.
"TIDAKKK!!!"
Hingga pada akhirnya apapun yang dia lakukan berakhir sia-sia.
Saat mengetahui bahwa adiknya tak lagi bernafas, ia ingin menjerit namun ia tahan, dengan rasa sakit di hatinya ia pun membekap erat mulutnya demi bisa meredam tangisnya yang tak tertahan.
"Hiks hiks hiks" tidak hanya dia yang kehilangan keluarganya, ia juga melihat anak kecil seusianya tengah menangisi orang tua mereka yang menjadi korban.
"AAAAAA" Rasanya sangat sakit jika harus kehilangan keluarga di saat seperti ini, ia kembali berlari ke sembarang tempat demi bisa melakukan sesuatu namun lagi-lagi ia hanya mendapati orang-orang yang sudah dalam keadaan tewas sama seperti kedua orang tuanya, "Hah ini benar-benar menyakitkan" gumamnya tak tahu lagi harus melakukan apa.
"Jika ada satu hal yang aku sesalkan yakni, saat aku belum cukup dewasa untuk membasmi mereka" gumam seseorang jauh dari lubuk hati seorang gadis yang kian lama mulai muncul.
Rasa dendam atas kematian keluarganya sedikit demi sedikit ia pupuk sampai menjadi sebuah kekuatan, kekuatan serta ambisi untuk menghabisi mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
mahadheva
mampir vote
2021-08-03
0
M⃠💃Salwaagina khoirunnisa❀⃟⃟✵
lucu😂
2021-01-09
2
OFF
pengetikan gunakan eyd
2020-12-24
4