Bab 18
Kegiatan pertama untuk anak-anak TK di sekolah Son adalah sarapan. Beberapa orang membawa masuk menu sarapan untuk mereka. Sepertinya mereka adalah karyawan yang bekerja di bagian dapur yang bertugas menyiapkan menu sarapan untuk para murid TK di sekolah itu.
Mereka membagi-bagikan sarapan ke tiap-tiap bangku masing-masing mendapat 1 porsi. Menu hari ini adalah bubur kacang hijau dan ternyata anak-anak sangat menyukainya.
Orangtua atau pengasuh yang ada di samping mereka membantu anak-anak membuka tutup mangkuk dari plastik yang mana biasanya mangkuk itu digunakan untuk sekali pakai saja. Terlihat anak-anak sangat lahap memakan bubur kacang hijau.
Kathy melihat Jessica berjongkok di samping Son untuk menuntunnya memakan bubur kacang hijau. Walapun Son sudah sarapan dari rumah sejam lalu namun tak ada salahnya dia makan lagi sekarang.
"Aku duduk di bangku taman ya, Jes. Kamu temani Son," kata Kathy yang berdiri di samping bangku Son.
"Iya, Bu Kathy. Biar aku saja yang menjaga Son," jawab Jessica.
Kathy pun berjalan keluar dari ruang kelas. Dia merasa agak canggung berada di kelas menjaga Son bersama Jessica. Dia merasa cukup 1 orang saja atau Jessica saja yang menjaga Son di ruang kelas yang riuh oleh suara anak-anak dan suara orang dewasa yang berbicara dengan anak-anak itu.
Kathy melangkah mendekati bangku taman yang berada di seberang ruang kelas. Dia duduk di sana lalu mengeluarkan hp android-nya dari tas sandangnya untuk mulai berselancar di dunia maya.
Saat Kathy sedang melihat-lihat hp-nya, panggilan masuk via WA masuk dari Tom. Kathy pun segera menjawab panggilan masuk itu.
"Iya, gimana, Kath? Sudah sampai di sekolah?" tanya Tom di seberang sana.
"Sudah, Tom. Son sudah di dalam kelas dan sedang sarapan bubur kacang hijau. Gimana denganmu?" tanya Kathy balik.
"Aku sudah sampai di kantor juga. Gimana denganmu? Apa kamu di kelas menemani Son? Kenapa sunyi?" tanya Tom selanjutnya.
"Tidak, Tom. Aku ada di taman duduk sendirian. Jessica yang menjaga Son di kelas," jawab Kathy.
"Oh, baiklah. Kamu menunggu Son sampai pulang kan?"
"Iya, aku nunggu 3 jam di sini. Tapi tidak tiap hari. Mungkin untuk 3 hari ini saja. Selanjutnya biar Jessica saja yang nungguin Son."
"Iya, baguslah, Kath," Tom pun menutup pembicaraan.
Kalau dulu, menunggu anak di sekolah terasa lama dan membosankan bila tak ada teman ngobrol, maka sekarang tak masalah lagi karena sudah ada gadget yang menemani. Sambil menunggu anak pulang sekolah bisa sambil berselancar di dunia maya.
Namun Kathy juga biasanya punya kegiatan pada jam-jam sekolah begini, yaitu membantu Tom melakukan beberapa pekerjaan kantor seperti menemui klien, membahas proyek-proyek baru dengan mereka, atau bersama istri-istri klien itu melakukan hal-hal yang biasa dilakoni oleh para istri orang kaya.
Bergaul dengan para istri klien juga termasuk salah satu hal yang bisa mempererat hubungan dan melancarkan bisnis atau proyek. Biasanya dengan adanya komunikasi dan interaksi yang baik bisa terjalin hubungan yang baik juga di antara para istri klien itu. Dan itu akan berguna saat mereka atau suami-suami mereka membicarakan proyek. Itu adalah aktivitas yang sering dilakukan Kathy semenjak menikah dengan Tom bahkan sewaktu mereka masih berpacaran.
Sementara itu di seberang taman yang berhadapan dengan bangku taman tempat di mana Kathy duduk, murid-murid di ruang kelas B yang rata-rata masih anak balita sedang makan dengan lahap.
Di usia masuk sekolah itu ada anak yang sudah lancar berbicara dan mengobrol dengan orang lain, tapi ada juga yang masih belum begitu lancar, dan malah ada yang berbicaranya masih berbentuk ocehan khas anak-anak yang belum dimengerti orang lain. Konon, itu tergantung dari lingkungan di mana dia biasa berintetaksi. Tapi bisa juga itu adalah sifat pembawaan anak bila dia suka bicara atau tidak.
Tidak semua anak mau makan dengan lahap semua makanan yang disodorkan padanya. Ada anak yang sangat susah untuk makan bahkan sampai disuapi dan dipaksa pun nggak mau sampai orangtua atau pengasuh terpaksa mencari jalan untuk menarik perhatiannya dan segera menyuapinya saat perhatiannya sedang tertuju kepada hal yang menarik itu.
Namun kalau melihat dari murid-murid di ruang kelas B ini rata-rata anak makan dengan lahap. Mungkin karena mereka melihat sekeliling mereka adalah teman-teman sebaya mereka yang juga makan dengan lahap atau karena perubahan suasana lingkungan yang tiba-tiba membuat mereka lupa untuk menolak makanan.
"Ayo, habiskan bubur kacang hijaumu, Son," kata Jessica yang terpaksa menyuapi Son karena sepertinya Son tidak tertarik meniru teman-teman sekelasnya yang sedang makan dengan lahap. Di rumah pun, Jessica sering harus menyuapinya karena Son termasuk anak yang susah makan.
Tidak tahu mengapa. Konon itu bisa juga ditentukan oleh suasana hati anak yang bersangkutan. Dapat dibayangkan seorang anak yang sering ditinggal di rumah ditemani baby sitter dan kepala pelayan yang notabene bukan papa mamanya. Makanan yang seenak apapun akan terasa biasa saja bila anak itu lebih menginginkan kehangatan yang diberikan papa mamanya daripada makanan enak. Begitulah mungkin apa yang dialami Son.
"Ayo dihabiskan, Son, masih sisa setengah mangkuk. Lihat, teman-temanmu yang lain sudah menghabiskannya," Jessica mencoba membujuk Son dengan kata-kata supaya dia yang sedari tadi makan dengan ogah-ogahan mau untuk segera menghabiskan sarapannya.
Son tak menjawab. Cuma kepalanya bergerak ke kanan atau ke kiri saat Jessica menyodorkan bubur kacang hijau yang sudah disendoknya ke depan wajahnya. Itu adalah bahasa penolakan dari anak untuk mencicipi atau memakan apa yang disodorkan padanya.
"Ayolah, Son," Jessica tetap membujuk Son namun bagaimana pun caranya Son tetap menolak. Di rumah pun Jessica sering mencari seribu satu macam cara saat hendak menyuapi Son makan. Dia hanya lancar meminum susu saat masih berusia beberapa bulan. Saat Son mulai diberikan makanan padat selain susu, dia kurang menyukainya.
Guru perempuan yang tadi masuk ke kelas Son berjalan mengitari kelas mengunjungi satu per satu bangku anak. Dia melihat rata-rata anak makan dengan lahap. Tapi saat langkahnya sampai di samping bangku Son dia berhenti karena melihat Son sedang berusaha menghindar disuapi Jessica.
"Kenapa, Kak? Dia nggak suka bubur kacang hijaukah?" tanya guru perempuan itu.
Jessica menoleh kepadanya dengan satu tangan yang sambil memegang sendok untuk menyuapi Son. "Bukan itu, Bu Guru. Di rumah pun biasanya dia susah makan. Harus dibujuk dengan susah payah," jawab Jessica.
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Anita
Bubur kacang hijau emang nikmat ya...😀😀
2022-09-24
1
R.F
4like hdr. smgt k
2022-09-01
1