Bab 15
"Kita kembali ke atas, Tom," kata Kathy.
"Buat apa cepat-cepat kembali ke kamar? Kita kan barusan makan dan masih kenyang. Biar saja duduk-duduk dulu di ruang tamu," balas Tom.
"Bukan kembali ke kamar kita tapi ke kamar Son," ingat Kathy. "Elen dan Jessica belum makan. Kan harus gantian menjaga Son supaya mereka bisa makan," alasan Kathy.
"Ya biar Elen dan Jessica saja yang gantian jaganya, kita santai-santai saja berdua di ruang tamu. Ngapain pula kita harus ikutan jaga? Kan sudah ada kepala pelayan dan baby sitter yang kugaji," balas Tom dengan wajah heran.
Melihat wajah dan reaksi Tom seperti itu, Kathy pun menjadi tak enak hati. Apalagi kata-kata yang barusan diucapkan Tom membuatnya terpana. Kathy menyadari kalau kali ini Tom agak kesal.
"Tapi Son anak kita juga, Tom," kata Kathy dengan suara kecil. Dilembutkannya suaranya supaya bisa menyejukkan hati suaminya.
Tom menghela nafas berat. Dia merasa agak sesal juga sudah berkata kasar pada Kathy. Bagaimana pun juga selama ini dia mencintai istrinya itu dan hampir tak pernah berkata kasar padanya kecuali kali ini.
"Baiklah, kita kembali ke atas sekarang. Kutemani kamu ke kamar Son," kata-kata Tom melegakan hati Kathy.
Mereka bangkit dari kursi makan dan mencuci tangan di bak cuci piring sebelum meninggalkan ruang makan.
Setelah itu keduanya menaiki tangga untuk menjumpai Son di kamarnya.
Saat Tom dan Kathy masuk, Elen dan Jessica sedang bicara. Sedangkan Son berbaring di atas ranjang tapi tidak tidur.
Elen dan Jessica melihat ke arah Tom dan Kathy yang berjalan mendekat.
"Sudah siap makan, Tom?" tanya Elen.
Tom mengangguk. "Iya."
Kathy menghampiri ranjang Son dan melongokkan wajahnya melihat wajah bayinya. "Wah, ternyata Son sudah bangun. Aku mau menggendongnya sebentar."
Jessica segera menggendong Son dari atas ranjang dan menyerahkannya pada Kathy.
"Ini, Bu Kathy," katanya. "Dia barusan minum susu tadi."
"Oh, syukurlah," Kathy tersenyum senang dan mengecup pipi Son yang berada di pelukannya. "Bayiku yang lucu dan menggemaskan. Son-ku Sayang, ini Mama. Ayo lihat Mama, Sayang," Kathy mengekspresikan wajahnya di depan Son kecil alias cipika cipiki.
Son kecil yang berada di gendongan Kathy tentu saja belum mengerti. Tapi perlahan-lahan bayi akan belajar juga mengenal siapa papa mamanya dari seringnya dia berinteraksi dengan mereka.
Jika orangtua jarang berinteraksi dengan bayi dan lebih sering dijaga oleh baby sitter, lama kelamaan bayi pun akan lebih dekat atau lebih nyaman dengan baby sitter-nya daripada dengan orangtuanya sendiri.
"Ohya, kamu dan Elen turun ke bawah makan malam. Son biar aku yang menjaga," kata Kathy pada Jessica yang berdiri di sampingnya.
"Iya, Bu," Jessica mengangguk.
"Kamu bisa makan bareng Jessica sekarang, Elen," Kathy melirik Elen yang berdiri di samping Tom.
"Bisa kamu menjaganya sendiri, Kath?" tanya Elen.
"Tentu saja bisa. Aku kan mamanya," jawab Kathy cepat. "Lagipula ada Tom di sini juga. Kalian berdua turun makanlah. Nggak apa-apa agak lama. Nggak usah terburu-buru."
Karena Kathy sudah berkata begitu, Elen dan Jessica pun sama-sama keluar dari kamar Son lalu turun ke bawah makan malam.
"Lihat, Tom. Son kecil kita sangat tampan," Kathy memuji bayinya lagi sambil mendekatkan dirinya pada Tom dengan Son di gendongannya.
"Iya, aku tahu. Kamu sudah memujinya berkali-kali," Tom mengedikkan bahu.
"Tapi kamu tidak melihatnya dengan lebih cermat. Lihatlah, Tom. Apakah kamu tidak ingin menggendongnya?" Kathy memancing Tom dengan senyum riang.
Melihat wajah istrinya yang begitu cerah dan gembira saat menggendong bayi mereka, mau tak mau Tom pun mengalah dan mencoba menggendongnya juga.
Sebenarnya waktu di rumah sakit, Tom sudah menggendong Son berkali-kali. Dan tadi pun waktu baru pulang dari rumah sakit, Tom juga yang menggendong Son sampai ke kamar bayi. Bukan hanya menggendongnya, bahkan waktu masih di rumah sakit pun Tom ikut membuatkannya susu, mengganti popoknya, dan mengayun-ayunkannya di saat Son menangis.
"Ayolah, Tom," Kathy mendesak suaminya.
Kathy ingin Tom bisa lebih dekat dan sayang pada Son dengan lebih sering menggendongnya. Jangan sampai Tom tidak berkeinginan lagi menggendong Son sebab sudah ada baby sitter yang menjaganya.
"Baiklah, biar kugendong sebentar," Tom menuruti Kathy.
Begitulah saat seseorang mencintai seseorang yang lain, dia akan dengan hati ikhlas mengalah untuknya. Bahkan bagaimana pun marahnya dia tidak akan tega memarahinya atau menyakitinya. Dia akan selalu berusaha menjaga perasaan orang yang dicintainya. Dan itulah yang sudah dilakukan Tom selama ini terhadap istri tercintanya.
Setelah Son berpindah ke gendongan Tom, Kathy pun menghampiri ranjang bayi dan merapikan alas kain berikut alas karpet yang menjadi tempat Son tidur. Kathy juga merapikan kain sprei lebar yang menyelimuti ranjang Son.
"Sudah ya, Kath? Sudah boleh ditaruh kembali ke ranjangnya?" Tom mendekati Kathy sambil menggendong Son.
"Belum. Aku masih mau menggendongnya," jawab Kathy. "Sini," Kathy mengambil alih Son dari tangan Tom. Setelah Son berada di pelukannya, Kathy mengecupnya kembali.
"Sayang, papamu sungguh tak sabaran. Masa menggendongmu sebentar saja sudah tak betah," Kathy pura-pura mengadu pada Son.
Tom terkesima. Walaupun Son masih bayi kecil yang belum mengerti apa-apa apalagi mengerti apa yang dikatakan mamanya, namun Tom tak setuju jika Kathy berkata begitu. Itu seperti tingkah seorang ibu yang sedang menjelek-jelekkan seorang ayah di depan seorang anak.
Lama kelamaan Son bisa mendengar dan mengerti kata-kata mamanya itu lalu memiliki persepsi yang sama seperti mamanya. Bahwa papanya tidak betah menggendongnya lama-lama yang berarti tidak menyayanginya.
Dalam hati Tom sangat ingin protes akan kata-kata Kathy itu tapi lagi-lagi dia hanya diam saja alias mengalah dan memaklumi sifat istri tercintanya itu.
"Bukan begitu juga, Kath," Tom membela diri. "Aku juga sayang kok sama Son kita."
"Benarkah?" Kathy bertanya sekilas.
"Tentu saja," Tom segera mendekap bahu istrinya sekaligus mendekap bayi mereka yang berada di gendongan Kathy. "Sini, Papa cium dulu, Sayang," Tom mendekatkan wajahnya ke wajah Son lalu mengecup pipinya 2 kali kiri dan kanan.
Kathy tertawa senang melihat kelakuan Tom itu. Bagaimana pun, Tom selalu berusaha menyenangkannya walaupun dia sendiri keberatan.
"Jadi malam nanti kita tidur di kamar kita sendiri kan, Kath? Son di kamar ini bersama Elen dan Jessica?" tanya Tom memastikan.
"Iya. Kita tidur di kamar kita sendiri. Jessica tidur di kamar ini menjaga Son. Tapi Elen tidur di kamarnya sendiri juga," jawab Kathy.
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments