"Revan!"
"Revan!"
"Revan!"
Sorak lara siswi yang melihat 4evan sedan bermain basket dengan teman teman nya.
"ya ampun! revan keren banget deh, jadi pengen ngelap keringet nya deh!" seru seorang gadis yang tengah duduk di samping Ziva.
"Revan kalo lagi maen basket damage nya nambah."
"iya keren banget."
"masih kerenan Randi" timpal Sisil yang duduk di sebelah Ziva.
"salah yang paling keren itu Reno" batin Ziva yang terus menatap ke arah lapangan lebih tepat nya memperhatikan Reno.
Melihat Ziva yang senyum senyum sembari memandang ke arah lapangan, membiat Jessy salah paham dan mengajak kedua antek anteknya memhampiri Ziva.
"ngapain lo senyum senyum sambil liatin Revan gitu? Lo suka sama dia?"
"ngaca donk! Revan gak bakal mau sama cewek modelan kayak lo" Jessy berdecih lalu menyilangkan kedua tangannya di dada.
"emang lo pikir Revan mau sama modelan cabe cabean kayak lo!" seru Ziva dalam hati.
"siapa juga yang liatin Revan" Seru Ziva.
"bohong amat lo! Gue jelas jelas lita lo lagi ngeliatin Evan sambil senyam senyum." ujar Jessy yang membuat Ziva jengah.
"apaain sih lo Jes, dateng dateng bikin rusuh! Mau Ziva ngeliatin Revan, atau Reno sekali pun, emang ada urusan nya denga n lo!" ujar Sisil yang jengah melihat tingkah Jessy yang semakin menjadi.
Hal itu tak luput dari perhatian Ziva, ia terharu sekali melihat pembelaan dari Sisil.
"apapun yang berusan dengan Revan, itu bakal jadi urusan gue!" tandas Jessy menibggikan suara nya.
"betul tuh" seru Angle membela Jessy.
"eh cabe, sejak kapan ada peraturan kayak gitu?" ujar Sisil namun saat itu juga Ziva mengggenggam tangan nya dan menggelengkan kepala agar Sisil berhenti.
"harus nya lo gak usah ikut campur urusan gue sama si cupu." bentak Jessy..
"itu karna Ziva temen gue, wajar kalo gue bela dia dari orang gak waras kayak lo."
"mau sok jadi pahlawan kesiangan hah, gak usah ikut campur, ini urusan gue sama si cupu!"
"udah jangan berantem lebih baik kita pergi yuk." Ziva menarik Sisil.
Namun baru beberapa langkah tiba tiba sebuah bola terlempar ke arah Ziva dan mengenai tepat di kepala Ziva.
Ziva langsung tak sadarkan diridan mulai banyak siswa siswi yang berkerumun di sana.
"Ziva" teriak Sisil yang sangat khawatir pada Ziva yang tiba tiba pingsan.
"Zi... Bangun donk Zi..." Sisil menepuk nepuk pipi Ziva.
Suara derap langkah yang kian mendekat sejenak mengalihkan perhatian para siswa. Terlihat Reno sedikit berlri ke arah mereka. Yang karena ulah nya tak sengaja membuat Ziva pingsan.
"Zi bangun..." Reno mengguncang guncang tubuh Ziva.
Ziva mendengar sayup suara Reno yang memanggil nya, namun mata nya seakan di lem. Hingga ia merasakan air yang menciprat di wajah nya.
Perlahan Ziva membuka kelopak mata nya.
"aaarrgggghhh" ringis Ziva ketika merasakan kepala nya cenat cenut.
"Zi lo gak papa kan? Sorry gue gak sengaja lempar bola ke lo" ujar Reno yang membuat Ziva terpesona melihat ciptaan tuhan yang sempurna ini.
"aku, gak papa kok." ujar Ziva tersenyum.
"ya Allah sakit banget, sial idung gue sakit banget, jangan sampe..." belum selesai rutukan di hati Ziva.
Hidung Ziva sudah cenat cenut, dan akhirnya darah merembes dari hidung nya.
"Zi lo mimisan" tandas Reno yang segera menghapus darah di hidung Ziva.
Seketika kepal Ziva pun terasa berputar putar, dada nya pun menjadi sesak.
Darah tak berhenti keluar dari hidung Ziva yang membuat Reno panik.
Tanpa basa basi Reno pun segera menggendong Ziva ala bridal style yang membuat jerit histeris dari para siswi yang menyaksikan nya. Karna salah satu pangeran nya malah menggendong si upik abu.
Sedangkan Ziva, hanya bisa pasrah, karna nafas nya yang semakin tersegal. Ia merutuki diri nya sendiri karna tak hati hati. Ia menunduk dan melihat sebagian baju nya sudah di bajiri darah, dan itu membuat air amata nya lolos begitu saja.
Hal itu tak luput dari landangan Reno.
"apa sakit?" tanya Reno cemas namun tiba tiba Ziva kembali pingsan dalam gendongan nya.
Hal itu membuat Reno semakin panik dan mempercepat langkah nya menuju uks.
"njirr!! Kok malah Ziva sih yang di gendong"
"caper banget sih cupu!"
"aaaa Reno aku patah hati"
"gak cocok banget woyyy"
Itu lah seruan yang terdengar di sepanjang koridor tapi tak menyurutkan langkah Reno.
Sampai di uks, Ziva membuka mata ya.
"dia kenapa?" tanya penjaga uks.
"dia mimisan bu, dan udah dua kali pingsan." ujar Reno sambil membaringkan Ziva di brangkar.
"ya udah sini bersih kan dulu darah nya."
"gawat bisa ribet urusan nya kalo dia yang bersihin." batin Ziva yang kemudian menyambar tisu di dekat nya dan langsung menyumpal hidung nya.
Reno terpelongo melihatnya.
"Ren, makasih ya udah anterin aku ke uks." ujar Ziva.
"gak papa, sorry karna gue lo harus jadi kayak gini. Ini tanggung jawab gue, jadi lo gak usah bilang makasih segala."
"sumpah makin suka gue sama Si Reno, perhatian banget, gentle man lagi"
Deg
Jantung Ziva berdetak begitu kencang saat Reno memegang kening nya.
"lo gak papa kan, kenapa nunduk, ada yang sakit?" tanya Reno.
Ziva menggeleng.
Klek
Pintu terbuka menampilkan Sisil "lo gak papa kan Zi?"
Tak lama terlihat Revan dan juga Randi.
"lo apa apaan sih, pake acara gendong di asegala lagia salah dia sendiri ngaapain di pinggir lapangan." omel Revan yang membuat Ziva kesal.
"itu karna gue merasa bersalah"
"udah mending kita cabut ke kelas yuk!"
Tiba tiba seorang guru BK datang menghampiri Revan.
"Revan ikut ibu ke kantor sekarang." tandas Bu Beta yang membuat semua orang kaget.
"loh kenapa bu? Emang salah saya apa?" tanya Revan.
""tadi ibu cek CCTV, ibu lihat kamu merokok di belakang toilet."
"****!"
"coba ulangi!" tukas Bu Beta.
"maaf bu" sahut Revan yang membuat Bu Beta menjewer telinga Revan karna kesal.
Yang lain hanya menatap nya iba.
"revan revan gak bosen apa aabsen di ruang BK mulu." ujar Randi.
"udah jadi langganan banget tuh." seru Reno.
"udah yuk ke kelas!" ajak Randi.
"eh, aku di sini aja dulu."
Randi menoleh " masih sakit?"
Randi terlihat cemas dan itu terlihat jelas di mata Sisil.
" gak kok cuma masih pusing sedikit." sahut Ziva.
"ya udah kita tinggal."
Setelah semua orang pergi, suster Anna menghampiri Ziva.
"kamu bisa hati hati gak sih?"
"maaf."
Suster Anna mulai membersihkan darah di sekitar hidung Ziva dan meminta Ziva untuk mengganti seragam karna seragamnya sudah terkena darah.
"kalo kamu sampe kanapa kenapa bisa bisa saya di penggal oleh om kamu." ujar suster Anna.
"nih minum obat nya, untung om kamu pesen buat persiapan kalo terjadi hal gak terduga."
Ziva langsung menegak pil yang di berikan suster Anna. Ia menatal langit langit, dengan mata menerawang.
"jangan memasang muka kek gitu, kamu kuat kok" suster Anna merasa iba dengan kondisi Ziva.
"it's oke" Ziva memaksakan untuk tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Tika Rotika
Thor ziva jangan penyakitan dong👍💪
2023-03-25
1