Setelah keributan tadi Ziva langsung pergi ke toilet, namun sialnya baru selesai dengan urusan nya di toilet ia kembali bertemu dengan Jessy and the genk.
Jessy yang melihat keberadaan Ziva, langsung berjalan cepat dan langsung menarik rambut Ziva.
"sa sakitttt Jess...." Teriak Ziva.
"lepasin Ziva!!" teriak Sisil yang hendak menolong Ziva.
"berani lo melangkah, gue gak bakal segan segan nyakitin dia." ancam Jessy.
Rombongan The White Eagle hanya menghela nafas ketika melihat itu semua. Sedangkan siswa lain ada yang memandang iba, ada juga yang penasaran akan aksi si cupu yang tadi berani melawan Jessy.
Randi yang merasa terusik dengan kebisingan di hadapan nya, bergegas menghampiri mereka.
"mau kemana lo??!" tanya Revan.
"palingan dia ngerasa keganggu, lo tau sendiri suara Jessy tu kek kaleng rombeng sumbang amat..." seru Reno.
"that's true...." sahut Randi.
"Randi!!!" seru Maurin dan Angle yang terkagum melihat kedatangan Randi.
"lepasin dia!!!" titah Randi dengan wajah sangar nya, yang gak mengurangi tingkat ketampanan nya.
"gak akan!!" sentak Jessy.
"lo cari tempat lain aja kalo mau bully orang, gue kganggu anjim.... Lepasin dia bangsat..." bentak Randi yang membuat Jessy sedikit menciut dan langsung mendorong Ziva.
Ziva pun memejamkan matanya, namun ketika tidak merasakan sakit ia pun membuka matanya.
Matanya membulat ketika melihat Reno menahan tubuhnya, yang sumpah demi apapun jantung nya udah kayak mau copot.
Canggung dengan situasi seperti itu Reno langsung melepaskan pegangan nya pada Ziva yang membuat ia jatuh terduduk.
Dugghhh
"aawwww..." ringis Ziva.
Melihat sepasang sepatu, ziva mendongak dan melihat Revan tersenyum mengejek melihat wajah konyol dari Ziva.
"Ren, lo kurang kuat jatohin nya." seru Revan.
"sialan" batin Ziva mendengus.
Bersamaan itu Sisil memhapirinya dan langsung membantunya berdiri.
"Lo gak papa kan??" tanya Sisil khawatir.
"urusan kita belum selesai!!!" ujar Jessy dan segera meninggalkan tempat itu.
Ziva pun berjalan ke arah Randi "makasih ya..."
"gak usah GR, gue bukan bantuin lo, gue cuma keganggu sama suara cempreng Jessy...." Jelas Randi yang tak ingin Ziva salah paham.
Ziva mengangguk paham.
"kelas yuk??" ajak Sisil.
Sedangkan di dalam kelas terlihat Jessy sedang uring uringan.
"si cupu bener bener, bisa bisa nya dia buat gue di permaluin di depan banyak murid gitu. Gue bakal buat perhitungan sama dia." cecar Jessy yang tanpa sengaja melihat tas Ziva.
"kayaknya gue harus tau harus ngelakuin apa." Jessy tersenyum miring.
Ia segera beranjak ke meja Ziva dan mengobrak abrik isi tas Ziva. Ia menemukan buku tugas Revan yang tadi Revan minta buat kerjain.
Ia merobeknya
Srek srekkk
"Jess, lo gila ya??! Gimana kalo Revan tau???" Angle menjadi panik.
"sssttttt bilang aja kalo si cupu yang negerobek tuhhh buku." jelas Jessy mengedipkan sebelah matanya.
"ehh Ta, lo kalo di tanya jawab aja si cupu yang robek buku nya Revan karna dia gak mau di suruh buat ngerjain tugasnya. Ngerti!!!" tukas Maurin pada siswi yang kebetulan berada di sana.
"iii iya."
Tak lama kemudian Sisil dan Ziva masuk ke kelas dan betapa terkejutnya Ziva saat meja nya berserakan robekan buku Revan.
"shiitttt, apaan nih, masalah besar nih..." batin Ziva.
"ya ampun buku nya Revan!!!!" ujar Sisil.
"kenapa buku gue??" ujar Revan yang baru saja sampai.
Deg
Ziva pun hanya menunduk saat tatapan tajam Revan mengarah pada buku nya yang sudah gak berbentuk.
"sumpah Van, bukan aku, aku bener bener gak tau kenapa bisa gini..." Ziva mencoba membela diri.
"dia bohong , gue liat sendiri kalo dia yang nyobekin buku lo sambil bilang dia gak banget nemgerjain tugas lo!!!" cecar Ita.
Jessy dan kawan kawan menyunggingkan senyum mendengarnya.
"sial kayak nya ini udah direncanain, gue harus pinter...." batin Ziva.
"aku tau kalian gak suka sama aku tapi gak harus kan fitnah pake nyabekin buku orang." ujar Ziva yang pura pura sedih.
"Van, please kamu percaya sama aku, itu bukan aku, aku bakal kerjain semua tugas kamu kok..." Ziva mengatupkan kedua tangan nya.
"gue gak peduli sama harga buku itu, gue mau tugas gue selesai besok!!!" titah Revan.
"oke pasti..." sahut Ziva.
Seteleh itu jam pelajaran pun berlangsung dengan sangat lancar sampai bel berbunyi.
Bruukkk
"sesuai kata lo tadi, kerjain tugas gue.!!" ujar Revan dan di balas dengan anggukan dari Ziva.
Dengan segera ia mengambil buku tersebut bahkan saking buru buru nya ia malah menabrak Reno.
Duggghh
"aarrrggghhh" Ziva membelalak ketika menyadari almamater Reno terkena bedak nya.
"lo gak papa??" tanya Reno.
"gak papa kok" sahut Ziva sembari memegangi kening nya.
"kalo gak papa kok jidat lo di pegangi gitu??" tanya Reno.
"udah lah ngapain juga ngobrol sama dia, yuk cabut!!!" seru Revan.
"yuk cabut!!" seru Sisil.
"gue duluan" Sisil langsung memasuki mobil yang dikendarai sopir nya itu.
"daahhhh"
Setelah kepergian Sisil, Ziva merogih ponselnya untuk memesan ojek sambil berdiri di pinggir jalan.
"ehh ada si cupu...." tunjuk Angle.
Jessy mempecepat laju mobil nya sehingga sebuah genangan air terciprat ke arah Ziva. Dan hal itu membiat Ziva jadi basah dan kotor.
"sorry..." teriak Jessy.
"shittt sial banget hari gue. ..." maki Ziva.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Yuliza Desky
sabar neng
2024-02-05
1