Dengan cepat Ziva menggelengkan kepala nya
"nggak gitu Jess, aarrrrrrggghhh" Ziva berteriak ketika Jessy langsung menjambak rambut nya.
"sa sakit Jess"
"emang lo pikir gue gak sakit pas denger lo jadian sama Revan."
"tapi aku gak ad hubu..."
"jangan kasih ampun Jess, dia harus di kasih pelajaran biar jera." Ucap Maurin yang mengompori Jessy.
Tak cukup menjambak rambut Ziva ia juga menampar pipi Ziva sampai terlihat jelas cetakan lima jari Jessy di pipi Ziva.
Plak
Suara tamparan itu begitu menggema, Ziva berusaha menahan diri untuk tidak menyerang balik Jessy.
"gimana? Sakit kan?" Jessy tertawa lepas.
"itu karna gue benci sama lo!!" ujar Jessy mencengkram dagu Ziva keras.
"tenggelamin aja dia Jess" ujar Angle yang membuat Jessy menarik Ziva menuju wastafel yang penuh dengan air.
"no! Gue gak bisa diem aja kayak gini, bisa bisa penyamaran gue ke bongkar kalo kayak gini." batin Ziva dengan sekuat tenaga ia melepaskan diri dari Jessy dan mendorong Jessy.
"Jess lo gak papa kan?" Angle dan Maurin segera membantu Jessy berdiri.
"sialan!!" dengan segera Jessy hendak menghampiri Ziva namun Ziva langsung menendang perut nya hingga ia terjengkang kebelakang.
Angle dan Maurin terbelalak melihat keberanian Ziva.
"gue gak pernah cari masalah lo semua! Gue cuma mau belajar baik baik buka mau ngeladenin cabe cabean kayak kalian. Dan gue ingetin sekali lagi lo bakal nyesel kalo berurusan sama gue."
Ziva segera beranjak dari sana namun siapa sangka saat di depan pintu tangan nya di tahan. Dan seketika ia terjatuh saat sebuah tinjuan mengenai pipi nya. Yang membuat sudut bibir nya berdarah, Ziva sedikit meringis memegangi Bibir nya.
Hal itu tak luput dari perhatian para siswa siswi yang tak sengaja lewat di sana.
"Oh My God! Kayak nya Si Jessy lagi kesurupan guys!"
"panggil Bu Beta sekarang"
Revan yang melihat para siswa yang berkerumun segera menghampirinya. H8ngga akhir nya ia melihat Ziva yang terduduk di lantai dengan darah mengalir di sudut bibirnya. Revan tak tinggal diam, ia segera membantu Ziva untuk berdiri.
"lo gak papa?"
"aku..."
Perkataan Ziva pun berhenti ketika melihat sorot mata Revan yang begitu d8ngin sedang menatap ke arah Jessy. Jessy yang merasakan aura mencekam dari Revan seakan menjadi kaku dan sulit menelan ludah nya sendiri, begitu juga dengan Angke dan juga Maurin.
"kayak nya kita bakal dapet masalah besar!" bisik Maurin pada Angle.
"lo bener Rin"
"ngapain lo mukul dia?!" bela Revan karena ia merasa berterima kasih Ziva telah membantu nya mengungkap perselingkuhan Bagas.
"karena gue gak suka liat dia nempel sama lo."
"terus masalah nya di man..."
"gue cemburu Van! Gue cinta sama lo!" seru Jessy mengungkapkan perasaan nya.
"ini bukan cinta tapi obsesi! Dan sekarang gue ngerti kenapa banyak cowok yang gak suka sama lo, itu krna sikap lo yang gak lebih baik dari Ziva. Dia cupu tapi dia baik dan pintar. Gak kayak lo yang cantik tapi otak gak ada." tandas Revan yang langsung menarik tangan Ziva ke kelas.
Namun tinggal beberapa langkah lagi mereka sampai kelas tiba tiba ia berpapasan dengan Syila. Revan segera melepaskan genggaman tangan nya pada Ziva.
Ziva yang mengerti akan keadaan langsung berjalan meninggalkan Revan munuju kelas nya.
"lo kenapa Zi? Kok sudut bibir lo berdarah?" tanya Sisil yang membuat Randi dan Reno menoleh.
"tad tadi Jessy nonjok aku.."
"WHAT!!" seru Sisil dan langsung di bekap oleh Ziva.
"ssstttt jangan berisik" lirih Ziva.
"tunggu bentar!" titah Sisil yang berjalan ke arah loker untuk mengambil kotak p3k.
Karena penasara dengan apa yang terjadi, Randi mengirim sms pada Ziva.
From : Randi
To. : me
Lo kenapa? Kok bibir lo sampe berdarah gitu?
Ziva pun segera membalas pesan Randi.
"****!!" maki Randi ketika tahu bahwa itu adalah ulah Jessy.
"gue harus buat perhitungan sama dia!" batin Randi.
"aarggggghhh" ringis Ziva ketika Sisil mengoleskan salep pada sudut bibir Ziva.
"sorry Zi, sakit ya?" tanya Sisil yang merasa bersalah.
"lumayan sakit sih" lirih Ziva.
Di sisi lain Syila pun tengah mengolesi salep ada pipi Revan.
"aargggghhh" ringis Revan ketika Syila mengoleskan salep nya.
"maaf ya, gara gara gue lo jadi kayak gini"
"sakit ya?" ujar Syila yang membuat Revan tersenyum dan menggelengkan kepala.
"gak sakit kok. Cuma agak perih."
"gak perlu minta maaf karna ini hukan salah lo" lanjut Revan.
Tringgg
"bell udah bunyi, gue ke kelas dulu ya" pamit Syila.
"iya, yang semangat belajar nya" seru Revan yang di balas senyuman manis dari Syila.
"yes, akhir nya gue dapet perhatian dari Syila!" senyum Revan yng kemudian memasuki kelas.
Tak lama dari itu, Jessy dan teman teman nya datang sembari melemparkan tatapan tajam ada Ziva. Randi yang melihat hal itu hanya mampu mengepalkan tangan.
Gak enak banget! Baju gue masih basah. Liat aja! Gue bakal buat perhitungan sama lo cupu!" gumam Jessy sembari mengipas ngipas baju nya yang basah dengan buku.
Jessy mencuci baju nya untuk menghapus jejak seoatu Ziva di baju nya.
Di tengah tengah pelajaran Bu Beta datang ke kelas kemudian memanggil Jessy dan Ziva.
"Jessy! Ziva! Ikut ibu ke kantor!" tandas Bu Beta yang membuat Ziva menoleh ke arah Sisil.
"tenang aja gue yakin lo gak bakal kenapa kenapa."
"tapi gue takut pergi sendirian" seru Ziva karna ini merupakan kali pertamanya masuk ke ruang BK.
"tarik nafas terus buang. Yakin kalo semua nya bakal baik baik aja, oke!" seru Sisil yang menyemangati Ziva.
"kalo gitu aku pergi duluan ya." seru Ziva yang kemudian menghampiri sang guru meminta izin untuk pergi ke ruang Bu Beta.
"kalo gue sampe kena hukuman, lo gak bakal bisa lolos juga!" seru Jessy menatap tajam Ziva.
"kenapa kamu nyalahi aku? Kan kamu duluan yang ngajak ribut?"
"munafik banget sih lo! Tadi di toilet lo ngomong 'lo gue' terus kenapa sekarang 'aku kamu' hah" heran Jessy.
"tadi aku gak sadar"
"bacot lo! Ngeles aja bisa nya! Kenapa? Biar orang orang nganggep lo polos dan keliatan gak bersalah iyah!" dengus Jessy tak suka.
Hhhhh
Ziva pun hanya dapat menghela nafas panjang sampai sebuah ide terlintas di benak nya.
"kalau pun gue emang gak sepolos itu emang kenapa? Lagi pula siapa yang bakal percaya sama lo? Di sana cuma ada Angle dan juga Maurin. Kalo pun lo minta mereka buat jadi saksi, gak bakal ada yang percaya. Orang orang bakal mikir lo yang udah nyuruh mereka."
"lagian lo gak punya bukti apa apa selain rekaman yang nunjukin lo mukul gue."
"gue liat tadi di toilet ada cctv, berdoa aja supaya bokap sama nyokap lo gak liat dan gak di panggil sama Bu Beta." ujar Ziva sembari menyinggungkan senyum.
"akhir nya sifat asli lo keluar juga" lirik Jessy.
"lo gak tau siapa gue, jadi lebih baik lo gak usah ganggu gue lagi, atau lo bakal tau konsekuensi nya." tandas Ziva dengan tatapan tajamnya yang dingin.
Setelah mengatakan itu Ziva segera masuk ke ruangan Bu Beta meninggalkan Jessy yang masih mematung.
"kenapa Ziva beda banget? Bahkan dia berani ngancem gue"
"gue yakin kalo Ziva bukan orang biasa, tapi siapa dia dan kenapa dia malah berlagak cupu"
"Gue harus waspada! Gue gak boleh gegabah." lirih Jessy yang mulai was was akan sikap Ziva.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
LUCAS RAMA😎
jessy jessy hhmm
2022-09-09
0