" Arghhh,,, kenapa semua menjadi kacau seperti ini. " Bryan menarik rambutnya dengan frustasi.
Seakan kata-kata kakaknya telah memberi tamparan pedas padanya. Dia seakan sadar apa yang di lakukan pada Arumi sudah sangat keterlaluan.
Dia kemudian mengambil ponselnya yang dari tadi bergetar.
Dan mengangkat panggilan dari orang suruhannya.
" Hallo tuan. Saya sudah mendapatkan apa yang tuan mau. Dan benar dugaan saya jika nona Tara sedang bermain api di belakang anda tuan. Saya telah mendapat video dan foto-foto nona Tara dengan kekasih gelapnya." ujar orang suruhan Bryan.
" Apa!!! kirimkan ke emailku sekarang.!!" ucap Bryan kemudian mematikan sambungan telfon tersebut.
Tiba-tiba ponsel Bryan bergetar,dan dengan secepat kilat dia membuka semua yang sudah di kirimkan untuknya.
Betapa marahnya Bryan melihat apa yang di lakukan Tara di belakangnya. Wanita yang sangat di cintainya itu,kini mengkhianati kesetiannya.
Dengan emosi Bryan membanting ponselnya ke lantai,hingga ponsel mahal itu retak hingga tak tersisa.
" Wanita sialan. Aku akan memberikan perhitungan denganmu. ****...!!!" maki Bryan dengan mata yang memerah menahan emosinya.
Hari ini seperti hari tersial bagi Bryan. Ternyata apa yang di katakan oleh ayahnya adalah benar. Jika Tara tak sebaik yang di fikirnya.
Seketika rasa bersalah pada Arumi kembali menghantuinya. Apa yang dia lakukan pada Arumi sudah sangat keterlaluan.
Bryan yang merasa frustasi pun. Kemudian berjalan keluar dan mengendarai mobilnya. Dia menuju Bar untuk menghilangkan stresnya.
" Ikuti dia dan jangan biarkan dia kenapa-napa.!" ucap seseorang di balik telpon. Saat seorang pria misterius mengikuti Bryan.
Saat sampai di Bar, Bryan meneguk banyak minuman beralkohol dan membuat dia meracau sembarangan di sana. Hingga dia kehilangan kesadarannya.
Seseorang kemudian mendekat padanya,kemudian membopongnya keluar dari Bar itu.
Mobil milik Bryan sudah di bawa oleh anak buah suruhan mereka.
Dan kini Bryan berada. Dia kini sudah di bawa ke kamarnya.
Setelah meletakan Bryan di kasur. Akhirnya pria misterius itu keluar dan melapor pada sang atasan.
" Tuan Muda sudah di kamarnya tuan." ucap pria itu.
"Bagus,kembalilah. Biarkan dia beristirahat." ucap seseorang di balik telfonnya.
Pria itu kemudian kembali keluar dari rumah mewah itu.
Hingga pagi menjelang. Waktu sudah menunjukan pukul 11 siang.
Bryan terbangun dari tidur panjangnya. Dan merasa kepalanya yang berdenyut kencang karena sakit.
" ungh..kepalaku sakit sekali ", gumamnya.
Dia kemudian memperhatikan sekelilingnya.
Dan tak asing dengan tempatnya." Kenapa aku sudah berada di kamarku? Perasaan semalam aku berada di bar." gumamnya.
Kini dia bangkit dan berjalan menuju kamar mandi. Dia berniat hari ini untuk meminta maaf pada Arumi. Walaupun sebenarnya dia merasa enggan melakukannya. Tapi dia harus bisa mengalahkan egonya sendiri.
Setelah rapi dan segar. Bryan kemudian berjalan menuju kamar Arumi.
ceklek
Pintu kamar tidak di kunci. Dia kemudian masuk ke dalam dan tidak mendapati Arumi sama sekali.
" Dimana wanita itu? kenapa dia tidak ada di kamarnya." gumamnya.
Dia kemudian keluar untuk menanyakan keberadaan Arumi pada kepala pelayan.
" Dimana Arumi? kenapa dia tidak berada di kamarnya.!!" tanya Bryan menatap tajam ke arah kepala pelayan.
" Nona Arumi, semalam di bawah oleh seseorang. Kami tidak bisa mencegahnya karena lelaki itu mengancam akan membakar rumah ini jika berani menghalanginya." ujar kepala pelayan dengan sedikit takut.
" ****.." makinya. Dia kemudian berjalan menuju kamar dan menghubungi Farel,sang asisten.
" Ada apa tuan muda.?" tanya farel di sebrang.
" Cari tahu Arumi sekarang. Dari semalam dia menghilang dan kata kepala pelayan,jika dia di bawa oleh seorang pria misterius." ucap Bryan. Tapi nadanya sedikit terlihat khawatir.
" Baik tuan,kami akan melacak keberadaan nona muda." Ucap farel.
Bryan mematikan ponselnya. Dia kemudian berdiri menatap keluar jendela.
Kembali rasa bersalah menyeruak ke dalam hatinya.
" Aku tidak boleh tinggal diam. Aku harus menemui ayah dan ka Abas." ujarnya kemudian keluar menuju garasi mobil.
Dia kembali heran melihat mobilnya sudah terparkir rapi di garasi.
" Apa semua ini rencana ayah dan kak Abas? apa mereka yang telah membawa Arumi keluar dari sini.? Ah aku harus mencarinya di sana.!!"dia merasa seakan semuanya bukan kebetulan. Ini seperti sudah di atur sebelumnya.
Dia dengan terburu-buru menuju mansion milik sang ayah.
Hingga sampai di depan mansion. Dia kemudian turun. Dan masuk dengan tergesa-gesa ke dalam.
" Dimana ayah? " Tanya Bryan tak sabaran pada pelayan.
" Tuan besar dan tuan Bastian sedang di ruang keluarga. Tuan muda " ucap pelayan.
Tanpa menjawab, Bryan kemudian berlari kecil ke tempat di mana ayahnya berada.
" Ayah.!!" panggil Bryan.
Bram dan Bastian kemudian menatap ke arah Bryan dengan santainya.
" Ada apa nak? kenapa kau terlihat terburu-buru seperti itu.?" ucap Bram santai.
" Kenapa ayah bersikap santai? kalaupun ayah tahu apa yang aku lakukan pada Arumi. Pasti ayah akan mengamuk dan menghukum ku. Jadi siapa yang sudah membawa Arumi pergi." batin Bryan. Tapi sejurus kemudian dia menatap sang kakak yang menatapnya dengan dingin.
" Ah tidak ayah, aku hanya ingin datang ke sini saja." ucap nya,dia tidak berani untuk memberitahukan sang ayah tentang Arumi.
" Dimana Arumi? kenapa kamu sendiri yang datang ke sini !!" tanya Bram.
Bryan terkejut dengan pertanyaan sang ayah.
" Mati aku. Apa yang harus aku jawab, Arh tahu begini aku tidak datang ke sini." batinnya.
" Dia di rumah ayah. Arumi sedikit tak enak badan." ucap Bryan.
Bastian yang mendengar ucapan Bryan,kemudian tersenyum sinis.
Bryan menyadari ekspresi kakaknya,tapi tidak mau meladeni sang kakak. Yang ada ayahnya akan tahu semuanya.
" Oh. Ya sudah kalau begitu. Ayah masuk dulu ya,ada yang mau ayah kerjakan." Bram kemudian berdiri menuju ruang kerja pribadinya. Dan meninggalkan Bryan dan Bastian di sana.
" Kak.!!" panggil Bryan dengan sedikit menunduk.
Bastian tak menggubrisnya,kemudian berdiri berniat meninggalkan Bryan. Tapi langkahnya terhenti karena Bryan memegang tangannya.
" Lepaskan tanganku.!" ucap Bastian dingin.
Bryan tak melepaskan cekalan tangannya dari tangan sang kakak.
" Kak aku mau minta maaf." ujar Bryan.
Bastian kemudian mengibaskan tangannya kasar sehingga tangan Bryan terlepas darinya.
" Jangan meminta maaf padaku sialan. Tapi minta maaflah pada Arumi.!! " ucap Bastian dingin kemudian pergi dari hadapan Bryan.
Bryan terpaku melihat tingkah sang kakak padanya. Dia sangat tahu,jika Bastian tidak akan pernah memarahinya apalagi membentaknya. Tapi kesalahannya sudah lah sangat fatal,sehingga Bastian begitu marah padanya.
Dia harus bisa mendapatkan Arumi dan meminta maaf padanya. Agar Bastian juga bisa memaafkan kesalahannya.
Bryan keluar dari mansion sang ayah menuju mobilnya dan menjalankannya.
Seseorang terus saja memperhatikan Bryan dengan rasa amarah dan sedih.
....
Jangan lupa like dan komen gengs 💪🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments