Makan Malam

Bryan dan Arumi memasuki mansion mewah milik ayahnya, dan mereka di sambut oleh sang ayah dengan senyuman yang sangat cerah.

" Kalian sudah datang? ayo masuklah" ucap Bram.

Bryan dan Arumi memeluk Bram dan setelah itu mereka duduk di salah satu sofa di ruang tamu.

(Mansion mewah milik Bramasta Wijaya,orang tua Bryan Wijaya)

" Ada apa sampai ayah mengundang kami makan malam di sini?" tanya Bryan to the point.

Bram kemudian tersenyum,seperti ada hal lain di balik senyumannya.

" Apa ayah tidak boleh makan malam bersama kalian?" tanya balik Bram.

" Tidak ada masalah ayah, aku rasa itu juga sangat baik," jawab Bryan dan berbalik menghadap Arumi " bagaimana sayang? benarkan?"

Arumi kemudian mengangguk dengan senyuman, untuk meyakinkan Bram.

" Benar ayah, apa yang di katakan oleh mas Bryan, justru kami sangat senang karena ayah telah mengundang kami " ucapnya seraya tersenyum tulus.

Bryan yang melihat jawaban Arumi tersenyum puas, tapi dalam benaknya dia sangat mengumpat Arumi.

" Dasar rubah licik, dia sangat pintar bersandiwara, apa karena dia sudah membuat cerita ngarang sehingga ayah menjodohkan kami? cih,aku tidak akan melepaskanmu wanita licik. Tapi ada untungnya juga dia menjawab seperti itu " Batin Bryan memandang sekilas ke arah Arumi. Seakan menambah kebenciannya pada Arumi.

Dan Arumi yang melihat sekilas tatapan mata Bryan menjadi gugup, karena dia takut perkataanya ada yang salah, dan akan membuat suaminya marah padanya nanti.

Bram yang melihat gelagat pasutri di depannya ini, hanya tersenyum simpul.

" Ya sudah, mari kita ke ruang makan. Karena ayah ingin menjamu menantu kesayangan ayah ini !" ucap Bram, yang mana membuat rahang Bryan mengeras,karena merasa Arumi telah membuat ayahnya seperti tak menyayangi dia lagi.

" Baik ayah " ucap Arumi.

Mereka kini berada di ruang makan, para pelayan menyiapkan segala aneka masakan lezat untuk majikan mereka.

" Ayo Arum, makanlah yang banyak nak !!" ucap sang ayah.

Dan lagi-lagi perhatian Bram pada Arumi,membuat rasa muak Bryan pada Arumi semakin bertambah.

" Kenapa dengan wajahmu Bry? ada sesuatu yang menganggu fikiranmu? " tanya Bram pada Bryan, karena melihat raut wajah Bryan seperti tak mengenakan.

Bryan menggelengkan kepalanya." Tidak ayah,aku seperti merasa tak enak badan saja " ucap Bryan pada sang ayah.

" Kalau begitu, menginap lah disini saja, agar pulihkan badanmu !!"

" Tidak ayah, aku tidak bisa menginap,karena besok pagi sekali aku sedang ada meeting dengan klien ku dari Eropa." ucap Bryan cepat, karena dia sangat tidak ingin menginap kali ini, mengingat dia ingin menyiksa Arumi, jadi dia mencari alasan agar sang ayah tidak menahan mereka nantinya.

" Ya sudah jika itu mau mu, ayah tak akan menolaknya "

Mereka kembali menikmati hidangan yang ada, dan Arumi. Gadis cantik itu hanya diam saja, dia sangat tidak ingin berbicara,karena mengingat jika Bryan sepertinya menahan kesalnya. Takutnya Arumi akan membuat Bryan murka nantinya.

Setelah menikmati makan malam, Bram menyuruh Bryan dan Arumi untuk beristirahat sejenak, sambil mengobrol sebelum sang anak dan menantunya pulang ke rumah mereka.

" Nak, apa Bryan memperlakukan mu dengan baik?" tanya Bram pada Arumi.

Arumi tersenyum kemudian mengangguk," iya ayah, mas Bryan sangat baik padaku ayah " jawabnya tersenyum.

Bryan yang melihat jawaban Arumi. Menjadi puas karena nya.

" Bahkan kamu masih bisa mengelak nak, demi menutupi kebusukan suamimu, ayah berjanji akan menyadarkan suami mu dan membuatnya jatuh cinta padamu " batin Bram.

" Baguslah jika Bryan membuatmu baik, ayah berharap kalian akan terus bahagia dan memberikan ayah seorang cucu !"

Kini giliran Bryan yang berbetuk setelah mendengar ucapan ayahnya. Yang benar saja, pria paruh baya itu menginginkan anak dari mereka.

" Kamu kenapa Bry?"

" Tidak ayah,aku hanya sedikit berbatuk saja"

" Oh ia " balas Bram sambil menganggukkan kepalanya,

" Minggu depan kakak mu akan kembali kesini, karena ada pekerjaan nya di sini " ucap Bram lagi.

" Baiklah ayah, tapi dia tak mengabariku sama sekali "

" Mungkin kakakmu ingin memberi suprise untuk mu " ucap Bram dengan terkekeh."

Setelah cukup lama mereka mengobrol, Bryan meminta pamit dari sang ayah untuk balik ke rumah mereka, dan sang ayah pun mengiyakan mereka, dia ingin menahan mereka untuk menginap tapi Bryan kekeh untuk pulang ke rumah.

" Ayah kami pamit ya,, jaga kesehatan ayah " ucap Arumi sopan. Dan mendapat anggukan dari Bram dengan senyuman.

" Ayah kami pamit, nanti Bryan akan main-main ke sini lagi "

" Baiklah, hati-hati di jalan ya, dan kau Bry! jangan ngebut-ngebut.!!"

Mereka berdua kemudian meninggalkan mansion itu. Tapi di tengah perjalanan, Bryan menghentikan mobilnya di tepi jalan.

" Turun!!" ucap Bryan pada Arumi.

" A-apa maksud tuan?"

" Apa kamu tuli ha!! aku bilang turun ya turun !!" bentaknya.

" Ta-tapi ki-kita belum sampai di ru-rumah tuan " Arumi mulai gelisah dan takut jika Bryan benar-benar menurunkannya disini, apalgi dengan kondisi jalan yang sudah sangat sepi.

" Aku tidak peduli, cepat turun atau aku akan menyeret mu keluar dari sini !!"

Mau tak mau Arumi tetap turun dari mobil Bryan, dengan mata yang sudah berkaca-kaca Arumi kemudian berdiri di sisi jalan.

Bryan memastikan jika Arumi sudah keluar pun, dia melajukan mobilnya dengan sangat kencang.

" Ya Tuhan, apa yang aku lakukan? tidak mungkin kan aku berjalan kaki sampai di mansion, apalagi aku tak membawa handphone dan dompetku." gumamnya dengan lirih.

Arumi kemudian mencoba berjalan, karena kondisi jalan yang sangat sepi, membuat dia ketakutan.

Dan untungnya di situ tidak ada orang begal, dan orang berandalan.

Dan tiba-tiba sebuah mobil menyoroti Arumi, dan berhenti tepat di samping Arumi.

Arumi yang melihat jika ada sebuah mobil mendekat, Arumi kemudian berhenti,dan berharap jika ada orang baik yang menolongnya,walaupun sebenarnya dia sangat takut.

" Nona, Sedang apa nona disini?" ucap Farel dari dalam mobil.

Dan Arumi yang melihat jika orang di balik mobil itu adalah Farel,asisten dari suaminya. Arumi merasa bersyukur. Dan memang Farel yang juga baru pulang dari makan malam, melihat jika istri tuannya sedang kebingungan di tepi jalan. Dan mendekatinya.

" A-aku ingin pulang tuan farel, tapi karena tidak membawa handphone jadi tidak bisa memesan taksi online." Ujar Arumi dengan menunduk.

Farel keluar dan membukakan pintu untuk Arumi. " Masuklah nona, ini sudah sangat malam dan takutnya nona kenapa-napa!"

Arumi pun mengangguk dan masuk ke dalam. Dia tidak berbicara apapun lagi selama perjalanan.

Farel yang melihat di balik spion,jika sang nona yang memandang ke luar jendela mobil,seakan menahan tangisnya.

" Sabarlah nona, Semoga tuhan merubah jalan pikiran tuan Bryan, agar dia bisa menerima nona nantinya. Dan aku berjanji akan membuat tuan Bryan menyesal nantinya karena sudah menyia-nyiakan wanita sebaik nona." Batin nya karena merasa kasihan.

💜💜💜💜

Jangan lupa like,komen dan juga masukan ke list favorit kalian ya gengss 🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!