Berbeda

Arumi kini bangun lebih awal. Semalam dia mencoba bertarung dengan hatinya agar tak akan goyah nanti jika berhadapan dengan Bryan.

Dia seperti biasa membersihkan rumah, memasak makanan dan melakukan tugas seperti istri pada umumnya. Walaupun tak di anggap sedikitpun tak membuatnya patah semangat.

Gadis yang selalu murung di dalam rumah,kini kembali menjadi sosok yang ceriah, entah apa yang sudah sangat di yakini nya sehingga dari semalam dia yang di siksa oleh suaminya sendiri tapi mampu tersenyum di pagi hari.

ting tong

Terdengar bunyi suara bell pintu. Arumi berlari kecil ke depan untuk membukakan pintu tersebut, dia seperti sudah biasa mengetahui siapa yang datang sepagi ini.

" Selamat pagi tuan Farel,silahkan masuk.! tuan Bryan mungkin sedang di kamarnya." ucap Arumi sambil membungkuk badannya dengan senyum tipisnya.

" Iya nona," Farel menyahuti ucapan Arumi dan berjalan menunggu sang tuan di salah satu sofa di ruang tamu. Farel sempat bingung dengan keadaan Arumi. Mata Arumi terlihat sembab tapi dia masih mampu tersenyum dan seakan terlihat baik-baik saja. " Apa tuan Bryan tak menyiksanya? kalau benar,,syukurlah setidaknya nona Arumi terlihat baik-baik saja." batin farel sambil memperhatikan Arumi yang sedang menata bunga di dalam vas nya.

Tak lama kemudian, muncul Bryan dari dalam lift. Dia yang melihat Arumi merapikan bunga sambil bersenandung kecil. Menimbulkan tanda tanya dalam hati Bryan? yang sedang di fikirkan olehnya adalah. Apa yang terjadi setelah dia menyiksa Arumi? kenapa wanita itu tidak murung seperti biasanya? kenapa dia bahkan terlihat baik-baik saja? itu yang sedang di fikirkan oleh Bryan.

Kemudian Bryan berjalan mendekat ke arah Farel tanpa mempedulikan Arumi yang sedang berdiri menyapanya dengan senyum cantik yang menghiasi wajahnya.

" Pagi tuan " sapa Arumi dengan senyum,kemudian dia berbalik menghadap ke arah bunga di vas.

Bryan sempat menoleh,kemudian dia berbalik dan menggelengkan kepala nya serta tak menggubris sapaan Arumi.

" Ayo berangkat!" ucapnya pada Farel.

Farel mengangguk dan berdiri dari soffa berjalan mengikuti Bryan dari belakang.

Di dalam perjalanan fokus Bryan hanya tertuju pada Arumi,gadis yang di siksanya semalam. Dia merasa ada yang salah dengan gadis itu, kenapa dia seakan menampakan dirinya bahwa dia sangat baik-baik saja.

Hingga lamunan Bryan terhenti saat Farel memanggil namanya.

" Tuan, kita sudah sampai " ucap Farel, karena setelah mereka tiba, dia memandang ke arah belakang di mana Bryan sedang melamun dan diapun menyadarkan tuannya.

" Ah baiklah, rupanya aku tidak terlalu fokus. " Kemudian Bryan menggelengkan kepalanya dan mulai turun dari mobilnya,setelah Farel membukakan pintu mobil.

Saat tiba di dalam ruangan Bryan, dia kini di suguhi dengan berbagai berkas yang sedang tertata rapi di mejanya.

Bryan menghela nafas pelan, kemudian mendekat ke arah meja kekuasaannya dan mulai melakukan tugasnya.

Farel masuk ke dalam ruangan Bryan,sambil memegangi tab di tangannya.

" Tuan memiliki jadwal bersama klien dari perusahan GG'group jam 10:00 wib pagi ini di ruang meeting. Dan setelah selesai pertemuan maka tuan punya free time hari ini."

Bryan mengangguk" Persiapkan berkasnya, jam sepuluh nanti kita akan melakukan meeting.!!"

Farel mengangguk dan membungkuk,kemudian berjalan keluar menuju ruangan nya.

Hingga jam menunjukan waktu setengah sepuluh pagi, dan pintu ruangan Bryan di ketuk dari luar.

Setelah mendengar suara sahutan dari dalam, kemudian pintu ruangan Bryan terbuka,dan muncullah seorang wanita cantik dan seksi. Siapa lagi kalau bukan Tara. Wanita itu datang ke kantor Bryan untuk menagih janjinya pada Bryan.

" Hai sayang " ucap Tara dan berjalan mendekat ke arah Bryan.

Dan Bryan sendiri yang mendengar suara orang yang paling di kenalnya,kemudian mendongakkan wajahnya dan tersenyum cerah. Setelah melihat jika wanita yang di cintainya datang ke kantor.

" Sayang, kamu disini? kemarilah aku sangat merindukanmu !!" Ujar Bryan menepuk pahanya agar sang kekasih duduk di atas pangkuannya.

Tara dengan senyum yang memikat berjalan mendekat dan duduk di pangkuan Bryan, kemudian dia memeluk Bryan dengan mesra dan dibalas oleh Bryan yang tak kalah mesra nya.

" Ada apa hm? tumben kamu ke kantorku " ujar Bryan sambil merapikan helai rambut Tara yang sedikit berantakan.

" Aku hanya merindukanmu,apa aku tidak boleh datang ke kantormu? kalau begitu aku tidak akan datang lagi." ujar Tara pura-pura merajuk agar Bryan merasa bersalah.

Dan benar saja, Bryan merasa bersalah karena sudah menanyakan seperti itu. Padahal dia bisa saja tidak perlu berbasa basi lagi.

" Tidak sayang, aku hanya berbasa basi saja. Maaf ya! aku tidak akan menanyakan seperti itu lagi jika kamu datang kesini,oke!"

Tara mengangguk dan dia melingkarkan tangannya di leher Bryan. Dan mereka hampir berciuman. Karena mendengar suara pintu yang akan di buka maka Bryan menghentikan aksi mereka berdua.

Farel masuk ke dalam ruangan Bryan. Dan dia tersentak karena melihat wanita ular sedang bersama Bryan. Kemudian dia kembali menormalkan ekspresi wajahnya.

" Tuan Bryan bisa bermesraan dengan wanita yang bukan istrinya di kantor. Tapi untuk istrinya sendiri dia sangat tidak menghargainya. Aku akan berjanji membuat tuan Bryan segera sadar jika wanita yang sedang bersamanya bukan wanita baik-baik.!!" Batin Farel. kemudian dia berjalan menuju ke meja Bryan, untuk melaporkan sesuatu.

" Maaf tuan menganggu kesenangan anda, tapi klien kita sudah menunggu di ruang meeting tuan" ujar Farel dengan membungkuk.

Bryan kemudian mengangguk dan memberi kode pada Farel agar bisa menunggunya di luar ruangan. Dan Farel yang paham maksud sang tuan pun berjalan meninggalkan mereka berdua.

" Sayang,aku harus melakukan meeting dengan klien, tidak apa kan? kamu menunggu di sini,,! setelah selesai pertemuan aku akan mengajakmu jalan-jalan nanti "

Tara berbinar kesenangan " oke sayang, aku tunggu di sini." kemudian dia mengecup bibir Bryan dan turun dari pangkuan Bryan.

Bryan kemudian berjalan keluar dan menemui Farel, setelah itu mereka berdua menuju ruangan pertemuan yang dimana sudah ada klien mereka yang menunggu.

Sedangkan di dalam ruangan Bryan, Tara sedang berjalan mengintari ruangan Bryan sambil memperhatikan setiap koleksi-koleksi milik Bryan, dan dengan harga yang sangat mahal tentunya.

" Andai saja Bryan pria yang tidak impoten,pasti aku sangat bahagia sekali karena mendapatkan lelaki yang sangat sempurna menurutku.Tapi sayang sekali, dia seakan tidak bernafsu dengan wanita. Jadi ya aku nikmati saja hartanya, kan tidak ada ruginya juga " Gumam Tara dengan smirk jahatnya.

Setelah puas berkeliling di ruangan Bryan yang sangat besar itu, Tara kemudian merebahkan dirinya di soffa kamar dan memainkan ponselnya. Sambil menunggu Bryan selesai melakukan meeting.

💜💜💜

Jangan lupa like,komen dan juga masukan ke list favorit kalian ya gengss 🙏🙏

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!