Satu bulan berlalu.
Kini sikap Bryan terhadap Arumi sudah terbilang sangat baik padanya. Walaupun sebenarnya Arumi kadang hanya bersikap dingin. Tapi dia sudah bisa menerima kebaikan Bryan.
Bryan selalu mengambil hati Arumi. Apalagi melihat Arumi yang akrab dengan kakaknya. Membuat dia seakan cemburu oleh kedekatan mereka.
Dia selalu saja mencari alasan untuk bisa berduaan dengan istrinya itu. Tapi kadang Arumi menolak.
Entah apa yang sedang di rasakan wanita cantik itu. Dia seperti enggan untuk berdekatan dengan Bryan,walaupun itu suaminya sendiri.
Antara masih takut,atau dia merasa akan jatuh cinta pada suaminya. Apalagi mengingat jika Bryan masih memiliki kekasih.
Sehingga Arumi menjaga jaga dari Bryan.
Pagi ini,setelah selesai membuat sarapan untuk dia dan Bryan.
Arumi kemudian menatanya di meja makan. Semenjak dia sembuh. Dia sudah beraktifitas dan memasak,dan Bryan sendiri yang memintanya untuk memasak saja. Karena mereka berdua sering makan bersama karena permintaan Bryan.
Sudah satu jam berlalu,dari jam sarapan mereka. Arumi bingung,kenapa Bryan belum turun untuk sarapan. Bryan tidak seperti ini pikirnya.
Dia kemudian meminta pelayan untuk mengecek sekalian memanggil Bryan untuk turun dan sarapan.
" Bi, tolong cek tuan Bryan di kamarnya ya! bilang untuk segera turun dan sarapan!!" ucap Arumi pada pelayan yang berada di dapur.
" Baik nyonya. Kalau begitu saya permisi ya nyonya." pelayan itu kemudian menuju kamar sang tuan di atas.
tok tok
" Tuan. Nyonya Arumi menunggu anda di ruang makan tuan."
Sang pelayan terus mengetuk,tapi tidak ada sahutan.
Dia kemudian turun dan bilang pada Arumi.
" Nyonya. Saya sudah mencoba memanggil tuan Bryan,tapi tidak ada sahutan dari dalam. Padahal saya sudah beberapa kali memanggil." ujar pelayan itu.
Arumi yang merasa khawatir dengan Bryan. Kemudian naik untuk mengecek sendiri. Dia takutnya Bryan sedang kenapa-napa.
Sampai di atas. Dia mencoba mengetuk kembali pintunya,tapi sama sekali tak ada tanda-tanda ada yang membukanya.
Akhirnya dia memutar kenop pintu dan ternyata tidak di kunci.
" Tidak di kunci?" batinnya.
Dia kemudian masuk ke dalam. Walaupun sebenarnya ada rasa traumanya, tapi di kalahkan oleh rasa khawatirnya.
Pas menuju tempat tidur. Arumi melihat Bryan seperti menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal. Seperti seseorang yang kedinginan.
Arumi mendekat kemudian sedikit membuka selimut itu. Dan ternyata wajah Bryan yang sangat pucat,dan suhu tubuhnya sangat panas.
" Tuan,kau demam? Astaga. Sebentar aku akan menghubungi dokter." Ujar Arumi panik. Dia kemudian menelfon dokter pribadi milik Bryan. Setelah itu,menyuruh salah satu pelayan untuk membawakan air dingin untuk mengompres Bryan.
" A-arumi.", ucap Bryan dengan lemahnya. Dia sempat melihat wajah panik Arumi.
" Sabar ya,,! Dokter sedang kemari tuan." ujar nya. Kemudian meletakan kompres di atas jidatnya.
Tak lama dokter pun datang dan memeriksa kondisi Bryan.
" Bagaimana kondisi suami saya dok " ujar Arumi pada dokter aldo. Yang merupakan dokter pribadi keluarga mereka.
" Tuan muda mengalami demam nyonya. Saya sudah memberikan obat penurun panasnya dan menyuntikan vitamin untuk tubuh tuan muda. Jika tuan sudah bangun,nyonya bisa membuat tuan makan,dan berikan obat ini. Secepatnya keadaan tuan muda akan pulih."
Ujar dokter aldo.
" Baik tuan. Terimakasih banyak dok." ucap Arumi dengan sopannya.
Kemudian dokter aldo pun meninggalkan kediaman Bryan.
Dan Arumi kembali ke dapur untuk menyiapkan bubur untuk Bryan.
Setelah selesai,dia kemudian membawakan bubur itu ke kamar suaminya. Dan tak lupa juga menyiapkan obat yang harus di minum oleh suaminya.
Tak berselang lama,mata Bryan terbuka. Walau kepalnya agak terasa pusing. Dia tetap saja memaksakan untuk bisa bersandar di headboard.
Arumi membantunya, dan meletakan beberapa bantal untuk kenyamanan Bryan.
" Makanlah,!! Saya sudah menyiapkan makananmu. Setelah itu minum obat ini,agar tubuh tuan cepat pulih!!" ujar Arumi.
Bryan mengangguk. Dan Arumi kemudian menyuapi bubur ke dalam mulut Bryan. Dan pria tampan itu,hanya memperhatikan Arumi dengan wajah pucatnya saja.
Dengan telaten Arumi mengurusi Bryan dengan sangat baik nya.
" Dia sangat perhatian dan baik padaku. Tapi kenapa dulu aku begitu membencinya. Wanita yang baik aku sia-siakan. Dan wanita ****** itu aku banggakan, tapi syukurlah ayah menjodohkan ku kedangannya. Bukan dengan kak Abas." Batin Bryan dengan sedikit tersenyum,kemudian menetralkan wajahnya kembali.
Setelah selesai makan. Arumi memberikan obat dan di minum oleh Bryan.
" Istirahatlah. Agar tubuhmu cepat pulih.Kalau ada apa-apa tuan bisa memanggilku!!", ujar Arumi dan membenarkan selimut Bryan.
" Bolehkah kau duduk di sini dan menemaniku? Aku takut tidak bisa memanggilmu karena keadaanku." ujar Bryan lemah. Tapi lebih jelasnya lagi,itu akal-akalan nya saja,agar Arumi bisa duduk bersamanya di sini.
" Baiklah. Kalau begitu istirahatlah, aku akan kembali nanti." Arumi kemudian keluar dan membawa nampan di tangannya. Dia ingin mengisi perutnya dan sekalian mandi. Setelah itu baru kembali ke kamar Bryan lagi.
Kini malam menjelang. Arumi masih sangat setia menemani Bryan di kamarnya. Dan untungnya Bryan tidak membuatnya kewalahan.
Arumi yang saat itu sedang membaca buku di kamar Bryan. Melihat jika waktunya makan malam.
Dia kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Bryan.
Malam ingin Bryan tidak ingin makan bubur,jadi Arumi menyiapkan makanan yang seperti biasanya.
Setelah kembali,dia melihat jika Bryan sudah duduk menyender di headboard.
Arumi meletakan makanan di atas nakas,dan duduk di samping ranjang.
" Makanlah.!!" ucap Arumi.
" Aku tahu,pasti kamu belum makan kan? Ayo kita makan berdua saja,lagian makanan ini pasti tidak habis untukku." ucap Bryan tersenyum.
" Tidak usah tuan. Saya bisa makan nanti setelah anda makan dan minum obat ini."
Arumi ingin menyuapi Bryan kembali,tapi pria tampan itu tidak mau membuka mulutnya. Dan akhirnya Arumi mengalah dan makan bersama Bryan hingga makanan itu tandas.
Bryan sangat senang,karena Arumi sudah mau berdekatan dengannya.
Setelah selesai,Arumi memberikan obat untuk Bryan.
Dia meminumnya,dan Arumi kembali membereskan sisa makanan mereka dan membawanya ke dapur.
Tak lama dia kembali. Dan menyuruh Bryan agar segera tidur,karena Arumi juga yang sudah sangat mengantuk.
" Tidurlah di sini,dan tidak ada bantahan untukmu. Jika tidak mau aku tidak akan makan dan minum obat." ujar Bryan dengan sedikit ancaman..Walaupun sebenarnya tidak ada niat kesana.
" Saya memiliki kamar tuan. Jadi tidak bisa tidur bersamamu di sini.Jadi mengertilah saya tuan." ucap Arumi yang sedikit kesal dengan permintaan Bryan.
" Kita kan suami istri. Bagaimana tanggapan ayah jika kamu menolak permintaan ku,untuk tidur bersama apalagi aku sedang sakit. Pasti ayah akan sangat kecewa."
Mendengar ucapan Bryan. Akhirnya Arumi tidak memiliki alasan lain untuk menolaknya. Dia sangat amat tidak ingin ayah mertuanya itu kecewa padanya.
Akhirnya dia baik ke atas ranjang Bryan,dan tidur memunggungi Bryan.
Bryan menghadap tubuh Arumi dan memeluknya.
Melihat jika ada pergerakan di tubuh Arumi,seperti ingin menolak jika Bryan memeluknya.
" Biarkan seperti ini dulu,aku ingin memeluk tubuhmu,siapa tahu besoknya aku sudah membaik."
Arumi kembali mengalah dan mereka akhirnya tertidur dengan sangat damainya.
....
Jangan lupa like dan komen ya gengs🙏💪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments