Suami Turun Level
Ardi bangun lebih pagi dari hari hari biasanya. Sementara Savitri istrinya masih tertidur pulas di sampingnya. Melihat wajah istrinya yang tertidur pulas, Ardi dibuatnya gemas. Dia lalu menciumi wajah Savitri. Savitri yang merasa tidurnya terganggu lalu mengubah posisi tidurnya miring memunggungi suaminya. Ardi tidak mau berhenti dia malah menciumi tengkuk istrinya.
“Pa.... masih ngantuk aku...” ucap Savitri dengan mata terpejam
“Bangun yuk... nih adik kecil bangun...” ucap Ardi tanpa henti menciumi istrinya
“Pa... “ ucap Savitri menepis tangan Ardi yang sudah menjalar kemana mana.
“Bentar aja Ma, keburu Reni bangun.” ucap Ardi sambil terus beraksi sementara Savitri yang mendapat serangan di pagi hari hanya pasrah. Namun tiba tiba....
“Maaaaa... pipis....” teriak Reni yang tidur di bed kecil terpisah masih di dalam kamar yang sama.
Mendengar teriakan Reni anak bungsunya yang masih berumur tiga tahun Savitri buru buru bangkit dari tidurnya. Savitri berjalan cepat menuju ke bed tempat tidur Reni. Savitri lalu mengendong Reni yang matanya masih terpejam dan selanjutnya dibawanya ke kamar mandi.
“Kok tidak dikasih pempers saja sih.” gumam Ardi sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
“Semoga Reni tertidur lagi habis pipis.” gumam Ardi lagi masih berharap bisa mendapat enak enak pagi hari dari istrinya.
“Papa.... ayo halan halan di tomplek.. “ teriak Reni dengan suara nyaring sambil berlari dari kamar mandi lalu menarik tangan Ardi. Savitri yang berada di belakang Reni tersenyum senang.
“Ayo Pa... tebuyu ciang...” ucap Reni sambil menarik narik tangan Ardi.
“Ayo Pa, antar Reni jalan jalan di komplek. Aku bangunin Reno dan bantu mbak Lastri nyiapin sarapan.” ucap Savitri sambil memberesi tempat tidur.
Ardi akhirnya bangkit berdiri dan menuruti keinginan putri kecilnya untuk jalan jalan olah raga pagi di komplek perumahan. Sedangkan Savitri meninggalkan kamarnya untuk pergi membangunkan anak pertamanya Reno yang sudah duduk di kelas satu Sekolah Dasar. Dan selanjutnya membantu asisten rumah tangganya untuk menyiapkan sarapan.
Beberapa waktu kemudian setelah semua selesai melakukan aktivitas pribadinya kini mereka sudah siap di meja makan. Reni dan Reno duduk di kursi khusus anak anak.
“Reno nanti dianter Mama saja ya.. Papa sudah kesiangan nih.” ucap Ardi sambil melihat jam tangannya
“Ini pasti gara gara Adik ga mau segera pulang.” gerutu Reno sambil menatap Reni.
“Butan atu... tadi ada Om om ajak omo omo Papa.” elak Reni dengan bibir manyun ke depan
“Yama omo omo na....” ucap Reni lagi
“Kalau diantar Mama lama disalip temen temen di jalannya.” ucap Reno dengan bibir cemberut.
“Biar lama yang penting selamat dan tidak terlambat sampai sekolah.” ucap Savitri sambil membantu Reno turun dari kursi lalu memasangkan tas punggung anaknya.
“Ma.. Aku duluan ya ada meeting pagi, keburu terjebak macet.” ucap Ardi sambil mengambil Reni dari kursinya lalu menciumi wajah Reni.
“Iya Pa.” jawab Savitri lalu mengambil Reni dari gendongan Ardi kemudian mengulurkan tangannya pada Ardi lalu mencium tangan Ardi. Ardipun selanjutnya mencium kening Savitri. Seterusnya mendekati Reno.
“Sekolah yang benar ya... jangan nakal.” ucap Ardi sambil berjongkok mensejajarkan kepalanya dengan kepala Reno. Lalu mencium kening Reno.
“Iya Pa.” jawab Reno lalu mencium punggung tangan papanya. Ardi bangkit berdiri kemudian mengambil tas kerjanya dan berjalan keluar rumah. Ardi menaiki motor sportnya entah agar bisa lebih cepat jika terjebak macet atau agar mobilnya dipakai istrinya untuk mengantar anaknya sekolah.
Sementara itu Savitri memberikan Reni pada mbak Lastri.
“Ma atu itut te cetoyah....” ucap Reni
“Reni di rumah saja Mama ga lama.” jawab Savitri sambil mengusap lembut kepala Reni.
“Ma.. anter pakai mobil ya.. Papa kerja pakai motornya.” teriak Reno di depan pintu.
“Atu itut Ma.. Atu itut... tan pate mobi mama ndak yepot..” teriak Reni
“Ya sudah ayo.. keburu siang.” ucap Savitri lalu mengambil lagi Reni dari gendongan mbak Lastri.
“Da... da... da.... Mba Lati.... da.. da.“ teriak Reni sambil melambai lambai tangannya pada mbak Lastri
Savitri berjalan menuju ke mobilnya Reno sudah lebih dulu masuk dan duduk di jok di belakang kemudi. Savitri mendudukkan Reni di jok di depan di sebelah kemudi dan selanjutnya dia duduk di kursi kemudi. Savitri menyalakan mesin mobil lalu menjalankan mobil dengan hati hati.
Setelah mengantar Reno ke sekolah, Savitri dan Reni langsung kembali ke rumah. Selama di dalam perjalanan Reni selalu berceloteh. Dan tiba tiba saat di lampu merah ada mobil ambulance melintas dengan kecepatan tinggi.
Uing....uing....uing....uing....
“Ma itu mobi ambuyan bawa oyan catit ya...?” tanya Reni sambil menoleh ke arah mamanya.
“Iya sayang...” jawab Savitri
“Perasaan Mama kok tidak enak ya...” gumam Savitri selanjutnya
“Tenapa Ma?” tanya Reni lagi.
“Entahlah.. aduh... Mama tidak bawa hape nih.” jawab Savitri, Reni yang tadi selalu berceloteh menjadi terdiam karena melihat mamanya gelisah.
Savitri lalu mempercepat lajunya mobil dan beberapa menit kemudian mobil sudah sampai di depan rumah mereka. Saat Savitri turun dari mobil, datang Arya adik Ardi mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
“Arya kalau naik motor jangan ngebut apalagi sudah masuk di komplek perumahan, berbahaya.” ucap Savitri sambil mengendong Reni.
“Kak.. Bang Ardi... Bang Ardi kecelakaan.” ucap Arya tampak panik.
“Ayo sekarang ke rumah sakit.. Kak Savitri dihubungi pihak kepolisian tadi tapi tidak diangkat.” ucap Arya selanjutnya
Savitri yang masih mengendong Reni di samping mobilnya hanya berdiri mematung.
“Kak, ayo cepat Reni dititip mbak Lastri dulu.” ucap Arya lalu berteriak memanggil mbak Lastri.
Mbak Lastri terlihat berlari tergopoh gopoh dari dalam rumah masih memakai apron di tubuhnya.
“Reni ikut mbak Lastri dulu, Papa sedang sakit anak kecil tidak boleh masuk rumah sakit.” ucap Arya sambil mengusap lembut kepala Reni.
“Hua.... hua.... hua.... atu itut atu itut... atu itut Ma... atu liat Papa cakit... tasian Papa... atu itut.... ituuuuutttt Ma.....” tangis Reni pecah meyayat hati. Savitri memberikan Reni pada mbak Lastri tanpa bisa berkata kata hanya air matanya yang terlihat meleleh.
Beberapa tetangga di komplek yang mendengar suara tangis Reni dan teriakan Arya memanggil mbak Lastri terlihat keluar rumah dan mendatangi mereka. Anisa tetangga depan rumah yang sudah dekat Reni lalu mengambil alih Reni dari gendongan mbak Lastri.
“Titip Reni dulu Tan.” ucap Savitri pada Anisa sambil mengusap air matanya. Anisa menganggukkan kepala. Sedangkan Reni menangis di dalam gendongan Anisa.
“Iya Kak, kebetulan saya libur nanti saya jemput Reno juga.” ucap Anisa sambil mengelus elus Reni memberi ketenangan.
“Sabar Kak... semoga bang Ardi baik baik...” ucap Anisa selanjutnya dan diamini beberapa orang yang berada di sekitarnya.
Savitri lalu masuk ke dalam mobil sedangkan Arya sudah lebih dulu masuk dan duduk di kursi kemudi. Mobil lalu berjalan meninggalkan rumah menuju ke rumah sakit.
Sesampai di rumah sakit Arya dan Savitri berjalan cepat menuju ke ruang ICU yang sudah diinfokan pada mereka.
Mereka berdua diijinkan masuk ke dalam ruangan oleh perawat. Tampak Ardi terbaring dengan mata terpejam di tempat tidur dengan beberapa alat medis di sekitarnya.
Melihat suaminya dengan tubuh terlihat utuh dan tidak terlihat luka luka parah Savitri nampak lega.
“Pa... Bang...” ucap Savitri dan Arya secara bersamaan. Terlihat mata Ardi terbuka secara pelan pelan dan selanjutnya terlihat bibirnya tersenyum.
“Ma.... “
“Ya... jaga anak anak ya...” ucap Ardi sangat pelan dan seterusnya matanya kembali terpejam. Tampak perawat perawat di dalam ruangan panik saat melihat alat medis menunjukkan tanda darurat. Mereka segera bertindak.
Sementara perawat sibuk memberi tindakan. Savitri dan Arya menangis memanggil manggil Ardi. Tidak lama kemudian dokter datang dan segera memberi tindakan. Namun tidak lama kemudian
“Maaf kami sudah berusaha namun takdir berkehendak lain.” ucap Dokter.
“Dok, tubuh suami saya utuh dokter mungkin salah coba periksa lagi....” teriak Savitri.
“Maaf Bu, lihat bagian ini yang mendapat benturan.” ucap Dokter menyibakkan selimut Ardi yang menunjukkan bagian tubuh Ardi yang mendapat benturan keras.
“Organ dalamnya ....” ucap Dokter belum berlanjut karena Savitri sudah terkulai pingsan. Untung Arya yang berada di dekatnya siaga. Arya lalu membawa Savitri ke luar ruangan. Sedangkan para perawat mengurus jenasah Ardi.
Tidak berapa lama kemudian beberapa kerabat juga datang ke rumah sakit. Termasuk orang tua Ardi. Mereka semua menangisi kepergian Ardi yang begitu mendadak.
Savitri dan Mamanya Ardi saling berpelukan untuk saling memberi kekuatan. Mereka berdua lalu masuk ke mobil ambulance yang akan membawa jenasah Ardi ke rumahnya. Mobil yang dikemudikan Arya dan mobil kerabat lainnya mengiringi di belakang mobil ambulance.
Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di komplek perumahan terlihat rumah Ardi sudah dipasang tenda dan sudah banyak orang yang datang.
“Mama..... Papa... “ teriak Reno berlari menuju ke mobil ambulance yang berhenti. Lalu tangis Reno pun pecah sebab dia sudah paham yang namanya kematian. Savitri dan Omanya Reno memeluk Reno sambil menangis. Ingin sebenarnya Savitri untuk tidak menangis agar Reno bisa tenang tetapi dia tak mampu. Kerabat dan tetangga yang berada di sekitarnyapun ikut menitikkan air mata.
Jenasah lalu dibawa ke dalam rumah. Para pelayat semakin banyak yang berdatangan. Teman teman Ardi baik teman sekolah, teman kerja dan teman bermain terlihat banyak yang datang.
Setelah semua tata cara dan upacara pelepasan jenasah terlaksana, kemudian jenasah di bawa ke pemakaman. Savitri selalu memeluk Reno yang berada di dekatnya. Sedangkan Reni selalu di dalam gendongan Anisa yang juga selalu berdiri di dekat Savitri. Arya dan orang tuanya juga orang tua Savitri pun tidak jauh jauh dari Savitri.
Terlihat ada satu orang laki laki di antara para pelayat teman teman Ardi yang selalu mencuri curi pandang melihat Savitri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Azizah az
aku mampir nih thor semangat selalu
2022-08-27
2
Lee
Mampir ya ka thor..
slam dri Berpisah Krna Mandul..
Sdh dfavorit..
2022-08-23
1
Adriana Gitsa
dah mampir ya kak😊
2022-08-05
2