Suami Turun Level

Suami Turun Level

Bab. 1. Mendadak Janda

Ardi bangun lebih pagi dari hari hari biasanya. Sementara Savitri istrinya masih tertidur pulas di sampingnya. Melihat wajah istrinya yang tertidur pulas, Ardi dibuatnya gemas. Dia lalu menciumi wajah Savitri. Savitri yang merasa tidurnya terganggu lalu mengubah posisi tidurnya miring memunggungi suaminya. Ardi tidak mau berhenti dia malah menciumi tengkuk istrinya.

“Pa.... masih ngantuk aku...” ucap Savitri dengan mata terpejam

“Bangun yuk... nih adik kecil bangun...” ucap Ardi tanpa henti menciumi istrinya

“Pa... “ ucap Savitri menepis tangan Ardi yang sudah menjalar kemana mana.

“Bentar aja Ma, keburu Reni bangun.” ucap Ardi sambil terus beraksi sementara Savitri yang mendapat serangan di pagi hari hanya pasrah. Namun tiba tiba....

“Maaaaa... pipis....” teriak Reni yang tidur di bed kecil terpisah masih di dalam kamar yang sama.

Mendengar teriakan Reni anak bungsunya yang masih berumur tiga tahun Savitri buru buru bangkit dari tidurnya. Savitri berjalan cepat menuju ke bed tempat tidur Reni. Savitri lalu mengendong Reni yang matanya masih terpejam dan selanjutnya dibawanya ke kamar mandi.

“Kok tidak dikasih pempers saja sih.” gumam Ardi sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

“Semoga Reni tertidur lagi habis pipis.” gumam Ardi lagi masih berharap bisa mendapat enak enak pagi hari dari istrinya.

“Papa.... ayo halan halan di tomplek.. “ teriak Reni dengan suara nyaring sambil berlari dari kamar mandi lalu menarik tangan Ardi. Savitri yang berada di belakang Reni tersenyum senang.

“Ayo Pa... tebuyu ciang...” ucap Reni sambil menarik narik tangan Ardi.

“Ayo Pa, antar Reni jalan jalan di komplek. Aku bangunin Reno dan bantu mbak Lastri nyiapin sarapan.” ucap Savitri sambil memberesi tempat tidur.

Ardi akhirnya bangkit berdiri dan menuruti keinginan putri kecilnya untuk jalan jalan olah raga pagi di komplek perumahan. Sedangkan Savitri meninggalkan kamarnya untuk pergi membangunkan anak pertamanya Reno yang sudah duduk di kelas satu Sekolah Dasar. Dan selanjutnya membantu asisten rumah tangganya untuk menyiapkan sarapan.

Beberapa waktu kemudian setelah semua selesai melakukan aktivitas pribadinya kini mereka sudah siap di meja makan. Reni dan Reno duduk di kursi khusus anak anak.

“Reno nanti dianter Mama saja ya.. Papa sudah kesiangan nih.” ucap Ardi sambil melihat jam tangannya

“Ini pasti gara gara Adik ga mau segera pulang.” gerutu Reno sambil menatap Reni.

“Butan atu... tadi ada Om om ajak omo omo Papa.” elak Reni dengan bibir manyun ke depan

“Yama omo omo na....” ucap Reni lagi

“Kalau diantar Mama lama disalip temen temen di jalannya.” ucap Reno dengan bibir cemberut.

“Biar lama yang penting selamat dan tidak terlambat sampai sekolah.” ucap Savitri sambil membantu Reno turun dari kursi lalu memasangkan tas punggung anaknya.

“Ma.. Aku duluan ya ada meeting pagi, keburu terjebak macet.” ucap Ardi sambil mengambil Reni dari kursinya lalu menciumi wajah Reni.

“Iya Pa.” jawab Savitri lalu mengambil Reni dari gendongan Ardi kemudian mengulurkan tangannya pada Ardi lalu mencium tangan Ardi. Ardipun selanjutnya mencium kening Savitri. Seterusnya mendekati Reno.

“Sekolah yang benar ya... jangan nakal.” ucap Ardi sambil berjongkok mensejajarkan kepalanya dengan kepala Reno. Lalu mencium kening Reno.

“Iya Pa.” jawab Reno lalu mencium punggung tangan papanya. Ardi bangkit berdiri kemudian mengambil tas kerjanya dan berjalan keluar rumah. Ardi menaiki motor sportnya entah agar bisa lebih cepat jika terjebak macet atau agar mobilnya dipakai istrinya untuk mengantar anaknya sekolah.

Sementara itu Savitri memberikan Reni pada mbak Lastri.

“Ma atu itut te cetoyah....” ucap Reni

“Reni di rumah saja Mama ga lama.” jawab Savitri sambil mengusap lembut kepala Reni.

“Ma.. anter pakai mobil ya.. Papa kerja pakai motornya.” teriak Reno di depan pintu.

“Atu itut Ma.. Atu itut... tan pate mobi mama ndak yepot..” teriak Reni

“Ya sudah ayo.. keburu siang.” ucap Savitri lalu mengambil lagi Reni dari gendongan mbak Lastri.

“Da... da... da.... Mba Lati.... da.. da.“ teriak Reni sambil melambai lambai tangannya pada mbak Lastri

Savitri berjalan menuju ke mobilnya Reno sudah lebih dulu masuk dan duduk di jok di belakang kemudi. Savitri mendudukkan Reni di jok di depan di sebelah kemudi dan selanjutnya dia duduk di kursi kemudi. Savitri menyalakan mesin mobil lalu menjalankan mobil dengan hati hati.

Setelah mengantar Reno ke sekolah, Savitri dan Reni langsung kembali ke rumah. Selama di dalam perjalanan Reni selalu berceloteh. Dan tiba tiba saat di lampu merah ada mobil ambulance melintas dengan kecepatan tinggi.

Uing....uing....uing....uing....

“Ma itu mobi ambuyan bawa oyan catit ya...?” tanya Reni sambil menoleh ke arah mamanya.

“Iya sayang...” jawab Savitri

“Perasaan Mama kok tidak enak ya...” gumam Savitri selanjutnya

“Tenapa Ma?” tanya Reni lagi.

“Entahlah.. aduh... Mama tidak bawa hape nih.” jawab Savitri, Reni yang tadi selalu berceloteh menjadi terdiam karena melihat mamanya gelisah.

Savitri lalu mempercepat lajunya mobil dan beberapa menit kemudian mobil sudah sampai di depan rumah mereka. Saat Savitri turun dari mobil, datang Arya adik Ardi mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

“Arya kalau naik motor jangan ngebut apalagi sudah masuk di komplek perumahan, berbahaya.” ucap Savitri sambil mengendong Reni.

“Kak.. Bang Ardi... Bang Ardi kecelakaan.” ucap Arya tampak panik.

“Ayo sekarang ke rumah sakit.. Kak Savitri dihubungi pihak kepolisian tadi tapi tidak diangkat.” ucap Arya selanjutnya

Savitri yang masih mengendong Reni di samping mobilnya hanya berdiri mematung.

“Kak, ayo cepat Reni dititip mbak Lastri dulu.” ucap Arya lalu berteriak memanggil mbak Lastri.

Mbak Lastri terlihat berlari tergopoh gopoh dari dalam rumah masih memakai apron di tubuhnya.

“Reni ikut mbak Lastri dulu, Papa sedang sakit anak kecil tidak boleh masuk rumah sakit.” ucap Arya sambil mengusap lembut kepala Reni.

“Hua.... hua.... hua.... atu itut atu itut... atu itut Ma... atu liat Papa cakit... tasian Papa... atu itut.... ituuuuutttt Ma.....” tangis Reni pecah meyayat hati. Savitri memberikan Reni pada mbak Lastri tanpa bisa berkata kata hanya air matanya yang terlihat meleleh.

Beberapa tetangga di komplek yang mendengar suara tangis Reni dan teriakan Arya memanggil mbak Lastri terlihat keluar rumah dan mendatangi mereka. Anisa tetangga depan rumah yang sudah dekat Reni lalu mengambil alih Reni dari gendongan mbak Lastri.

“Titip Reni dulu Tan.” ucap Savitri pada Anisa sambil mengusap air matanya. Anisa menganggukkan kepala. Sedangkan Reni menangis di dalam gendongan Anisa.

“Iya Kak, kebetulan saya libur nanti saya jemput Reno juga.” ucap Anisa sambil mengelus elus Reni memberi ketenangan.

“Sabar Kak... semoga bang Ardi baik baik...” ucap Anisa selanjutnya dan diamini beberapa orang yang berada di sekitarnya.

Savitri lalu masuk ke dalam mobil sedangkan Arya sudah lebih dulu masuk dan duduk di kursi kemudi. Mobil lalu berjalan meninggalkan rumah menuju ke rumah sakit.

Sesampai di rumah sakit Arya dan Savitri berjalan cepat menuju ke ruang ICU yang sudah diinfokan pada mereka.

Mereka berdua diijinkan masuk ke dalam ruangan oleh perawat. Tampak Ardi terbaring dengan mata terpejam di tempat tidur dengan beberapa alat medis di sekitarnya.

Melihat suaminya dengan tubuh terlihat utuh dan tidak terlihat luka luka parah Savitri nampak lega.

“Pa... Bang...” ucap Savitri dan Arya secara bersamaan. Terlihat mata Ardi terbuka secara pelan pelan dan selanjutnya terlihat bibirnya tersenyum.

“Ma.... “

“Ya... jaga anak anak ya...” ucap Ardi sangat pelan dan seterusnya matanya kembali terpejam. Tampak perawat perawat di dalam ruangan panik saat melihat alat medis menunjukkan tanda darurat. Mereka segera bertindak.

Sementara perawat sibuk memberi tindakan. Savitri dan Arya menangis memanggil manggil Ardi. Tidak lama kemudian dokter datang dan segera memberi tindakan. Namun tidak lama kemudian

“Maaf kami sudah berusaha namun takdir berkehendak lain.” ucap Dokter.

“Dok, tubuh suami saya utuh dokter mungkin salah coba periksa lagi....” teriak Savitri.

“Maaf Bu, lihat bagian ini yang mendapat benturan.” ucap Dokter menyibakkan selimut Ardi yang menunjukkan bagian tubuh Ardi yang mendapat benturan keras.

“Organ dalamnya ....” ucap Dokter belum berlanjut karena Savitri sudah terkulai pingsan. Untung Arya yang berada di dekatnya siaga. Arya lalu membawa Savitri ke luar ruangan. Sedangkan para perawat mengurus jenasah Ardi.

Tidak berapa lama kemudian beberapa kerabat juga datang ke rumah sakit. Termasuk orang tua Ardi. Mereka semua menangisi kepergian Ardi yang begitu mendadak.

Savitri dan Mamanya Ardi saling berpelukan untuk saling memberi kekuatan. Mereka berdua lalu masuk ke mobil ambulance yang akan membawa jenasah Ardi ke rumahnya. Mobil yang dikemudikan Arya dan mobil kerabat lainnya mengiringi di belakang mobil ambulance.

Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di komplek perumahan terlihat rumah Ardi sudah dipasang tenda dan sudah banyak orang yang datang.

“Mama..... Papa... “ teriak Reno berlari menuju ke mobil ambulance yang berhenti. Lalu tangis Reno pun pecah sebab dia sudah paham yang namanya kematian. Savitri dan Omanya Reno memeluk Reno sambil menangis. Ingin sebenarnya Savitri untuk tidak menangis agar Reno bisa tenang tetapi dia tak mampu. Kerabat dan tetangga yang berada di sekitarnyapun ikut menitikkan air mata.

Jenasah lalu dibawa ke dalam rumah. Para pelayat semakin banyak yang berdatangan. Teman teman Ardi baik teman sekolah, teman kerja dan teman bermain terlihat banyak yang datang.

Setelah semua tata cara dan upacara pelepasan jenasah terlaksana, kemudian jenasah di bawa ke pemakaman. Savitri selalu memeluk Reno yang berada di dekatnya. Sedangkan Reni selalu di dalam gendongan Anisa yang juga selalu berdiri di dekat Savitri. Arya dan orang tuanya juga orang tua Savitri pun tidak jauh jauh dari Savitri.

Terlihat ada satu orang laki laki di antara para pelayat teman teman Ardi yang selalu mencuri curi pandang melihat Savitri.

Terpopuler

Comments

Azizah az

Azizah az

aku mampir nih thor semangat selalu

2022-08-27

2

Lee

Lee

Mampir ya ka thor..
slam dri Berpisah Krna Mandul..
Sdh dfavorit..

2022-08-23

1

Adriana Gitsa

Adriana Gitsa

dah mampir ya kak😊

2022-08-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Mendadak Janda
2 Bab. 2. Papa Arya
3 Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4 Bab. 4. Pendekatan Gandi
5 Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6 Bab. 6. Provokasi Gandi
7 Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8 Bab. 8. Gandi Menggila
9 Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10 Bab. 10. Arya vs Gandi
11 Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12 Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13 Bab. 13. Nikah
14 Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15 Bab. 15. Bulan Madu
16 Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17 Bab. 17. Tagihan
18 Bab. 18. Bentakan
19 Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20 Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21 Bab. 21. Pecah
22 Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23 Bab. 23. Omong Besar Gandi
24 Bab. 24. Diperbudak Suami
25 Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26 Bab. 26. Transferan Diperketat
27 Bab. 27. Telat
28 Bab. 28. PHK
29 Bab. 29. Gandi Mabuk
30 Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31 Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32 Bab. 32. Konspirasi
33 Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34 Bab. 34. Mencari Pinjaman
35 Bab. 35. Hujan Badai
36 Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37 Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38 Bab. 38. Ancaman Gandi
39 Bab. 39. Savitri Sakit
40 Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41 Bab. 41. Hamil
42 Bab. 42. Niat Licik Gandi
43 Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44 Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45 Bab. 45. Tertunda
46 Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47 Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48 Bab. 48. Savitri Pulang
49 Bab. 49. Gandi Diusir
50 Bab. 50. Selamatkan Dia
51 Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52 Bab. 52. Tidak Tertolong
53 Bab. 53. Gandi Bonyok
54 Bab. 54. Rencana Cerai
55 Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56 Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57 Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58 Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59 Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60 Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61 Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62 Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63 Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64 Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65 Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66 Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67 Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68 Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69 Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70 Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71 Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72 Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73 Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74 Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75 Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76 Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77 Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78 Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79 Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80 Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81 Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82 Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83 Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84 Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85 Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86 Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87 Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88 Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89 Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90 Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91 Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92 Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93 Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94 Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95 Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96 Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97 Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98 Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99 Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100 Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101 Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab. 1. Mendadak Janda
2
Bab. 2. Papa Arya
3
Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4
Bab. 4. Pendekatan Gandi
5
Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6
Bab. 6. Provokasi Gandi
7
Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8
Bab. 8. Gandi Menggila
9
Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10
Bab. 10. Arya vs Gandi
11
Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12
Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13
Bab. 13. Nikah
14
Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15
Bab. 15. Bulan Madu
16
Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17
Bab. 17. Tagihan
18
Bab. 18. Bentakan
19
Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20
Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21
Bab. 21. Pecah
22
Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23
Bab. 23. Omong Besar Gandi
24
Bab. 24. Diperbudak Suami
25
Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26
Bab. 26. Transferan Diperketat
27
Bab. 27. Telat
28
Bab. 28. PHK
29
Bab. 29. Gandi Mabuk
30
Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31
Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32
Bab. 32. Konspirasi
33
Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34
Bab. 34. Mencari Pinjaman
35
Bab. 35. Hujan Badai
36
Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37
Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38
Bab. 38. Ancaman Gandi
39
Bab. 39. Savitri Sakit
40
Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41
Bab. 41. Hamil
42
Bab. 42. Niat Licik Gandi
43
Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44
Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45
Bab. 45. Tertunda
46
Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47
Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48
Bab. 48. Savitri Pulang
49
Bab. 49. Gandi Diusir
50
Bab. 50. Selamatkan Dia
51
Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52
Bab. 52. Tidak Tertolong
53
Bab. 53. Gandi Bonyok
54
Bab. 54. Rencana Cerai
55
Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56
Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57
Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58
Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59
Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60
Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61
Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62
Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63
Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64
Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65
Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66
Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67
Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68
Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69
Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70
Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71
Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72
Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73
Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74
Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75
Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76
Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77
Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78
Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79
Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80
Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81
Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82
Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83
Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84
Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85
Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86
Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87
Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88
Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89
Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90
Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91
Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92
Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93
Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94
Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95
Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96
Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97
Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98
Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99
Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100
Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101
Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!