Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan

Setelah acara pernikahan selesai, tamu tamu pulang. Demikian juga Ibu dan teman Gandi yang mengantar Gandi turut juga pulang dengan memakai mobil yang tadi dipakai untuk mengantar Gandi sang pengantin laki laki. Mobil yang biasanya dipakai Gandi.

Savitri masuk ke kamar ditemani Ibunya. Sedangkan Reno dan Reni yang sudah berganti baju sejak tadi dan sekarang di kamarnya Reno sambil membuka hadiah hadiah yang dikirimkan oleh Arya.

“Vit biar Ibu nanti tidur nemani Reni, kamu nemani nak Gandi di kamar tamu.” ucap Nenek

“Nanti gampang Bu.”

“Ibu tahu kamu masih belum bisa melupakan Ardi tapi bagaimanapun Gandi sekarang sudah menjadi suamimu yang sah secara agama.”

“Bang Gandi tidak tergesa gesa kok Bu.”

“Jangan begitu, namanya laki laki Vit, daripada nanti mencari di luar.”

Savitri hanya diam sambil membersihkan make upnya. Namun tiba tiba terdengar suara ketukan pintu yang sangat pelan berbeda dengan suara ketukan pintu biasanya.

“Buka pintu Vit!” perintah ibunya Savitri sambil tiduran di tempat tidur Savitri. Lalu Savitri berjalan menuju ke pintu dan membuka pelan pelan daun pintu.

“Vit, handukku ketinggalan. Di kamar tamu tidak ada handuk. Apa aku bisa pinjam.” ucap Gandi saat pintu sudah dibuka Savitri.

“O.. sebentar.” ucap Savitri lalu berjalan menuju lemari untuk mengambilkan handuk

“Vit.. sama lemarinya susah dibuka, kuncinya tidak bisa untuk membuka.” ucap Gandi saat Savitri mengulurkan handuk.

Savitri lalu berjalan keluar kamar menuju ke kamar tamu. Sedangkan Gandi mengikuti dari belakang sambil membawa sehelai handuk besar. Savitri membuka pintu kamar tamu dan masuk ke dalam. Di lihat baju pengantin Gandi berserakan di lantai. Savitri melihatnya sekilas sambil mengeryitkan dahi.

“Kenapa lebih rapi Reno yang setelah ganti baju, baju kotor segera di taruh di keranjang baju kotor. Apa aku harus memberi tahu, apa dia tidak tersinggung jika diberi tahu.” gumam Savitri, lalu Savitri mengambil baju yang berserakan di lantai dan dimasukkan di keranjang baju kotor.

“Ooo maaf, aku tadi mau langsung mandi cari handuk ga ada jadi langsung saja keluar kamar.” ucap Gandi saat melihat Savitri memunguti baju bajunya yang berserakan di lantai.

“Iya Bang, besok mbak Lastri ngambil baju baju kotor di keranjang di setiap kamar.”

Savitri lalu menuju ke lemari yang dilaporkan Gandi tidak bisa dibuka. Savitri lalu mencoba menggerakkan anak kunci dan menarik daun pintu lemari, memang agak berat namun akhirnya juga bisa.

“Karena lama ga dibuka mungkin Bang, jadi agak berat perlu ditarik agak kuat dikit. Mungkin tamu yang tidur di kamar ini tidak menggunakan lemari.”

“O ya.”

“Vit nanti makan di luar saja ya.”

“Baiklah, aku ke luar kamar.” Jawab Savitri.

“Kenapa terburu buru keluar hmmm kita ini pengantin baru” ucap Gandi sambil senyum menggoda.

“Ehmmm aku belum selesai beres beres Bang.”

“Okey okey... tenang saja Vit akan menunggumu sampai kamu siap.” ucap Gandi sambil mengerlingkan matanya. Savitri yang belum siap terburu buru keluar dari kamar tamu sambil memegang dadanya. Sedangkan Gandi tampak tersenyum puas.

“Aku tidak akan memaksamu Vit aku harus mendapatkan hatimu dulu sebelum aku mendapatkan tubuhmu dan segala milikmu.” gumam Gandi sambil memandang punggung Savitri yang berjalan meninggalkan kamar tamu.

“Langkah awal yang mulus mendapatkan Savitri.” ucap Gandi sambil tertawa lalu berjalan menuju ke kamar mandi.

Sehabis maghrib semua sudah siap akan makan malam di luar. Kakek dan Nenek tampak tersenyum bahagia. Reno dan Reni pun sudah kembali rIang gembira, kiriman mainan dari Arya mengobati rasa kecewa mereka karena ketidakhadiran Arya, Oma dan Opa. Mainan kiriman Arya bagai penganti kehadiran mereka.

“Bu, saya di rumah saja ya capek.” ucap Mbak Lastri saat mereka akan berangkat.

“Tidak jadi ikut Mbak?” tanya Savitri

“Mau tidur saja Bu, capek banget. Tapi nanti diolah oleh ya Bu, dan bangunkan saya he... he...” ucap Mbak Lastri sambil tertawa kecil. Lalu mengantarkan mereka di depan pintu pagar. Mobil dikemudikan Gandi dan Savitri duduk di sampingnya. Gandi berkali kali menoleh atau melirik ke arah Savitri sambil tersenyum penuh kemenangan.

Beberapa menit kemudian mobil sudah memasuki halaman rumah makan mewah dengan design yang romantis.

“Wah cocok untuk pengantin nih.” Gumam lirih Nenek.

“Lampunya redup ga terang Nek, jelek.” protes Reno.

“Tapi teyip teyip kok Ka yampuna.” ucap Reni yang melihat ada lampu berkelip kelip.

“Di situ ada es krim enak Kak.” ucap Savitri menghibur Reno

“Horeeeeeee.” teriak Reno dan Reni bersemangat mendengar kata es krim.

Setelah turun dari mobil, mereka berjalan menuju ke dalam restoran tersebut. Mereka mengambil meja VIP ukuran big family. Tidak lama kemudian jamuan makan malam mewah terhidang di meja makan yang lumayan besar. Reno dan Reni terlihat matanya berbinar binar melihat banyak menu kesukaannya. Apalagi mereka menunggu es krim makanan penutup yang dijanjikan Mamanya.

“Ma, aku sudah makan banyak sekarang boleh makan es krim nya?” tanya Reno karena selalu dipesan oleh Savitri harus makan yang banyak dulu baru boleh makan es krim.

“Iya, tunggu ya... baru dipesan.” jawab Savitri. Dan tidak lama pesanan makanan penutup datang. Reno dan Reni sudah mupeng berat melihat es krim yang dibawa pelayan.

Setelah semua selesai makan....

“Vit, maaf pakai uangmu dulu ya. Uang cash ku habis, dan rekeningku terblokir tadi salah pencet pin.” bisik Gandi.

“Semua terblokir Bang?” tanya Savitri yang berharap ada dompet digital Gandi lainnya. Tampak Gandi menganggukkan kepalanya. Savitri tak mau banyak berdebat malu ribut di tempat umum. Padahal di dalam hati dia mengerutu, orang mengajak makan di luar tapi tidak menyiapkan alat pembayarannya. Savitri lalu berjalan menuju ke kasir dan membayar semua tagihan. Lalu dia berjalan menuju ke meja lagi untuk mengajak semuanya pulang.

“Nanti aku ganti.” bisik Gandi sambil berjalan di samping Savitri.

“Tidak diganti juga tidak apa apa, yang makan juga anak dan orang tuaku.” ucap Savitri bicara apa adanya baginya jika anak anak dan orang tuanya senang dia ikut senang.

“Dan suamimu ya.” ucap Gandi sambil tersenyum. Benar benar tidak tahu diri.

“Dan Mbak Lastri juga.” ucap Savitri sambil membawa bungkusan makanan pesenan Mbak Lastri.

“Apa aku kamu samakan dengan Mbak Lastri.” ucap Gandi dengan nada suara meninggi sebab dia merasa tersinggung. Savitri tidak menanggapi terus berjalan sambil menggandeng Reni sedangkan Reno digandeng oleh Kakek sudah berjalan paling depan.

“Ada apa Vit?” tanya Nenek yang berjalan di depan Gandi mendengar suara Gandi yang meninggi.

“Tidak apa apa Nek, biasa canda suami istri.” Gandi yang menjawab pertanyaan Nenek sambil mengusap usap pundak Nenek. Nenek menoleh sambil tersenyum.

Mereka semua lalu masuk ke dalam mobil. Mobil berjalan pelan pelan meninggalkan rumah makan. Mobil berjalan menuju ke arah lain bukan ke arah jalan pulang ke rumah Savitri.

“Reno dan Reni kita lihat rumah Papa Gandi sebentar ya.” ucap Gandi yang akan memamerkan rumah mewahnya pada mertua dan anak anak tirinya.

“Siap Om.” jawab Reno.

“Kok panggilnya masih Om, papa dong.” ucap Gandi protes karena masih dipanggil Om. Reno dan Reni tersenyum saling pandang.

Tidak lama kemudian mobil memasuki halaman rumah mewah Gandi, setelah penjaga pintu gerbang membukakan pintu untuk mereka. Mobil melewati halaman yang luas dihiasi taman yang indah disinari lampu lampu taman.

“Wow.” teriak Reno dan Reni bersamaan saat melihat rumah Gandi. Nenek dan Kakek juga terlihat kagum mereka tersenyum dan mengangguk anggukkan kepalanya. Kemudian Nenek dan Kakek saling pandang dan masih tersenyum.

“Tidak salah pilih Nek.” ucap Kakek sambil menepuk pelan pundak Nenek.

Gandi memarkir mobilnya. Lalu dia mengajak semua turun dan masuk ke dalam rumahnya. Mereka melihat lihat isi rumah Gandi Gandi menunjukkan semua bagian di rumah tersebut ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, kamar kamar tidur yang luas luas, balkon, dapur,....

“Ma... ada kolam renangnya, kita bobok di sini ya.” ucap Reno saat melihat ada kolam renang di bagian rumah tersebut.

“Lain kali sayang.” jawab Savitri.

“Nak Gandi sendirian selama ini?” ucap Nenek yang tadi sempat membuka kulkas tidak ada isinya. Reni yang melihat kulkas kosong tersenyum sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan mungilnya.

“Iya Bu, semua kebutuhan saya pakai jasa di aplikasi. Hanya ada bapak penjaga depan, jaga rumah dsn bersihkan halaman.” jawab Gandi sambil tersenyum nyengir.

“Kata Savitri, kamu bisnis bintang dan tanaman hias mahal mahal, dimana daganganmu. Aku mau minta ayam jago yang jenisnya langka.” ucap Kakek yang sejak tadi matanya melihat lihat mencari binatang dagangan Gandi.

“Ooo di tempat khusus Pak, kapan kapan Bapak saya ajak. Ada burung elang langka juga Kek.” jawab Gandi

“Ayo kita balik ke rumah Mama.” ucap Gandi kemudian sambil menatap Savitri. Terlihat Savitri menganggukkan kepalanya, dia ingat pesanan Mbak Lastri, kasihan Mbak Lastri kalau kemalaman makannya.

Mobil sudah sampai di depan rumah Savitri, Reno dan Reni sudah tertidur di dalam pangkuan Kakek dan Nenek. Setelah turun dari mobil Savitri mengambil Reni dari pangkuan Nenek dan mengendongnya. Sedangkan Reno digendong oleh Kakek. Gandi masih duduk di kursi kemudi. Savitri berjalan menuju ke pintu pagar dengan susah payah dia membuka pintu sebab sambil mengendong Reni.

“Mbak Lastri sudah tidur ya Vit?” tanya Nenek sambil membawa bungkusan makanan untuk Mbak Lastri.

“Kemungkinan iya Bu, maka saya bawa kunci sendiri.” ucap Savitri lalu terus berjalan menuju ke kamar untuk menidurkan Reni.

Setelah menidurkan Reni, Savitri berjalan menuju ke kamar Mbak Lastri dengan maksud untuk membangunkan agar memakan pesanannya. Namun saat di depan pintu ada tulisan pesan dari Mbak Lastri ...

“Bu, pesanan ditaruh kulkas saja, saya ngantuk dan diet tidak makan malam. Terimakasih Bu Fitri yang baik hati...” emoji ciuman.

Savitri tersenyum membaca pesan Mbak Lastri lalu dia berjalan ke ruang makan mengambil bungkusan makanan Mbak Lastri akan menaruhnya ke dalam kulkas. Namun tiba tiba ada Gandi di dekatnya.

“Vit... lampu kamar mati.” ucap Gandi memberikan laporan kalau lampu di kamar tidurnya mati. Savitri lalu berjalan menuju ke tempat penyimpanan lampu dan tongkat alat untuk mengganti. Sekalian menaruh makan Mbak Lastri ke dalam kulkas. Namun saat akan diberikan pada Gandi sang suami barunya. Gandi sudah tidak terlihat di ruang makan. Savitri lalu berjalan menuju ke kamar tamu. Kamar tamu memang terlihat gelap. Savitri sedikit kuatir ini apa akal akalan Gandi. Savitri akan meminta tolong Kakek tidak tega sebab sudah masuk ke kamar bersama Reno. Savitri mengetuk pintu pelan pelan.

“Buka saja Vit tidak aku kunci.” ucap Gandi. Savitri lalu membuka pintu. Terlihat Gandi sudah terbaring di tempat tidur terlihat dari cahaya lampu luar kamar yang masuk lewat pjntu. Savitri membuka lebar pintu agar semakin banyak cahaya masuk. Savitri mencoba menekan saklar memang lampu mati.

“Ini Bang, lampu penggantinya.” ucap Savitri.

“Aku tidak bisa pasang Vit.” jawab Gandi

“Ini ada tongkat alat buat gantinya.”

“Kamu saja Vit, aku takut kesetrum.” ucap Gandi lagi. Savitri hanya bisa tepuk jidat, lalu mengganti lampu itu dan segera pergi setelah selesai.

Terpopuler

Comments

Sarita

Sarita

jangan" nanti Gandhi juga ga bisa bikin anak ya 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-12-05

1

Azizah az

Azizah az

ya ampyun ad y suami modelan begini maksud loh klo ganti lampu kesetrum biar koid gitu bini Lo terus Lo dpt hartany gtu isss picik amat bang

2022-08-28

1

Nit_Nit

Nit_Nit

haissss mulai tampak aslina sudah ga bayarin, masang lampu aja istrinya alesan aja

2022-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Mendadak Janda
2 Bab. 2. Papa Arya
3 Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4 Bab. 4. Pendekatan Gandi
5 Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6 Bab. 6. Provokasi Gandi
7 Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8 Bab. 8. Gandi Menggila
9 Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10 Bab. 10. Arya vs Gandi
11 Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12 Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13 Bab. 13. Nikah
14 Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15 Bab. 15. Bulan Madu
16 Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17 Bab. 17. Tagihan
18 Bab. 18. Bentakan
19 Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20 Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21 Bab. 21. Pecah
22 Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23 Bab. 23. Omong Besar Gandi
24 Bab. 24. Diperbudak Suami
25 Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26 Bab. 26. Transferan Diperketat
27 Bab. 27. Telat
28 Bab. 28. PHK
29 Bab. 29. Gandi Mabuk
30 Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31 Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32 Bab. 32. Konspirasi
33 Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34 Bab. 34. Mencari Pinjaman
35 Bab. 35. Hujan Badai
36 Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37 Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38 Bab. 38. Ancaman Gandi
39 Bab. 39. Savitri Sakit
40 Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41 Bab. 41. Hamil
42 Bab. 42. Niat Licik Gandi
43 Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44 Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45 Bab. 45. Tertunda
46 Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47 Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48 Bab. 48. Savitri Pulang
49 Bab. 49. Gandi Diusir
50 Bab. 50. Selamatkan Dia
51 Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52 Bab. 52. Tidak Tertolong
53 Bab. 53. Gandi Bonyok
54 Bab. 54. Rencana Cerai
55 Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56 Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57 Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58 Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59 Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60 Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61 Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62 Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63 Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64 Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65 Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66 Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67 Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68 Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69 Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70 Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71 Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72 Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73 Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74 Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75 Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76 Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77 Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78 Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79 Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80 Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81 Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82 Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83 Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84 Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85 Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86 Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87 Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88 Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89 Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90 Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91 Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92 Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93 Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94 Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95 Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96 Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97 Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98 Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99 Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100 Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101 Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102 PROMO NOVEL BARU
103 Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab. 1. Mendadak Janda
2
Bab. 2. Papa Arya
3
Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4
Bab. 4. Pendekatan Gandi
5
Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6
Bab. 6. Provokasi Gandi
7
Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8
Bab. 8. Gandi Menggila
9
Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10
Bab. 10. Arya vs Gandi
11
Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12
Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13
Bab. 13. Nikah
14
Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15
Bab. 15. Bulan Madu
16
Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17
Bab. 17. Tagihan
18
Bab. 18. Bentakan
19
Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20
Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21
Bab. 21. Pecah
22
Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23
Bab. 23. Omong Besar Gandi
24
Bab. 24. Diperbudak Suami
25
Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26
Bab. 26. Transferan Diperketat
27
Bab. 27. Telat
28
Bab. 28. PHK
29
Bab. 29. Gandi Mabuk
30
Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31
Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32
Bab. 32. Konspirasi
33
Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34
Bab. 34. Mencari Pinjaman
35
Bab. 35. Hujan Badai
36
Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37
Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38
Bab. 38. Ancaman Gandi
39
Bab. 39. Savitri Sakit
40
Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41
Bab. 41. Hamil
42
Bab. 42. Niat Licik Gandi
43
Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44
Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45
Bab. 45. Tertunda
46
Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47
Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48
Bab. 48. Savitri Pulang
49
Bab. 49. Gandi Diusir
50
Bab. 50. Selamatkan Dia
51
Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52
Bab. 52. Tidak Tertolong
53
Bab. 53. Gandi Bonyok
54
Bab. 54. Rencana Cerai
55
Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56
Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57
Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58
Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59
Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60
Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61
Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62
Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63
Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64
Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65
Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66
Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67
Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68
Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69
Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70
Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71
Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72
Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73
Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74
Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75
Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76
Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77
Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78
Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79
Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80
Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81
Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82
Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83
Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84
Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85
Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86
Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87
Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88
Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89
Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90
Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91
Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92
Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93
Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94
Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95
Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96
Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97
Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98
Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99
Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100
Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101
Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102
PROMO NOVEL BARU
103
Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!