Pada suatu hari Minggu, Savitri sangat capek dan merasa kepalanya sedikit pusing. Mungkin pengaruh beban pikiran karena sekarang harus ditanggung seorang diri. Saat masih ada Ardi suaminya semua segala urusan Ardi yang memikirkannya.
“Ma.. jalan jalan yok.” ajak Reno pada Savitri sambil bergelayut manja pada tubuh Savitri yang sedang rebahan di sofa ruang keluarga.
“Iya Ma halan halan te mall ato te tama hibula.” ucap Reni juga ikut ikut bergelayut di tubuh Savitri
“Mama capek sayang, agak pusing nih.” jawab Savitri sambil membelai kepala anak anaknya.
“Kita liburan di rumah saja ya..” ucap Savitri sambil menatap Reno dan Reni secara bergantian.
“Kita buat kue dan es krim sama Mbak Lastri.” ucap Savitri kemudian sambil terus membelai rambut kepala Reni.
“Ehmm bosen Ma, pengen jalan jalan.” ucap Reno sambil mengerucutkan bibirnya
“Reno kan cowok kok buat kue terus liburannya.” ucap Reno kemudian karena memang sering dia dan Reni diajak Savitri membuat kue kue di dapur bersama mbak Lastri.
“Cowok juga keren pinter buat kue, chef chef terkenal itu cowok cowok keren.” ucap Savitri sambil tersenyum.
“Tapina tita penen halan halan Ma...” saut Reni mendukung kakaknya
“Ya sudah sana telpon Papa Arya, minta diantar. Tapi mama di rumah saja ya..” ucap Savitri kemudian.
“Hole.... ayo ka tepon Papa Aya.” teriak Reni kegirangan. Reno lalu mengambil hape Savitri dan segera menelpon Arya untuk meminta mengantar jalan jalan. Beberapa saat kemudian.
“Ma, Papa Arya sedang sibuk, Opa dan Oma juga sedang kayak Mama.. mager.” ucap Reno dengan nada sedih. Reni yang mendengar juga terlihat sedih.
“Bukan mager Sayang, tapi memang sedang capek.” ucap Savitri.
“Apa nonton film di rumah saja sambil maem maem coklat, pop corn, ....”
“Ogah...” saut Reno dengan bibir cemberut muka ditekuk.
“Atu juda odah.” ucap Reni dengan mimik muka yang sama dengan kakaknya.
“Main game?” ucap Savitri bernegosiasi
“Bosen.” jawab Reno
“Atu juda bocen.” ucap Reno
“Renang di komplek?” tanya Savitri memberikan penawaran.
“Mau Ma....” jawab Reno senang
“Atu juda mau.” ucap Reni dengan bibir tersenyum ceria
“Adik ikut ikut aja...” ucap Reno sambil mengacak acak rambut Reni dengan gemas.
“Bialin.. ayo Ma.. ambik badu yenang atu...” icap Reni sambil menarik narik tangan Savitri
“Tita te cana cama Tate Nica ya Ma.” ucap Reni selanjutnya.
“Coba telpon Tante Nisa mau tidak nemani ke kolam renang komplek.” ucap Savitri
“Cini ma atu yan tepon Tate Nica.”
Savitri lalu mencari nama kontak Anisa, lalu dia memencet tombol panggil dan setelahnya haoe diberikan pada Reni. Reni lalu berbicara pada Anisa mengajak Anisa renang di komplek. Anisa yang juga libur dia dengan senang hati mau mengantar mereka.
Mereka berempat lalu berjalan menuju ke kolam renang yang berada di dalam komplek perumahan. Terlihat ada beberapa anak anak komplek yang sudah berada di kolam renang ada yang ditemani orang tuanya ada yang tidak karena sudah agak besar anak anak yang tidak di dampingi orang tuanya.
“Ma aku ke tempat yang cowok ya...” ucap Reno
“Kakak masih kecil tidak apa apa campur di sini.” jawab Savitri.
“Ih.. kalau ada Papa kan aku renang di tempat cowok.” ucap Reno karena ingat jika dengan Ardi papanya dia renang di kolam renang cowok.
“iya, Tapi sekarang tidak ada yang dampingi Kakak, sudah Kakak di sini saja.Tante Nisa yang turun ke dalam kolam ya.. Mama di atas saja.”
“Ih.. Mama ga asyik...”
“Iya Mama ga acik.”
“Ayok ditemani Tante saja, Mama kan sedang pusing nanti malah sakit kalau masuk ke dalam air.” ucap Anisa.
Setelah berganti pakaian Reno dan Reni ditemani Anisa masuk ke dalam kolam renang. Reno dan Reni memakai pelampung. Meskipun awalnya Reno menolak sebab dia sudah pandai berenang dan jika dengan papanya dia berenang tanpa pelampung.
Savitri berada di atas kolam sambil memotret motret anak anaknya. Lalu memposting di akun media sosialnya.
Sementara itu Gandi yang selalu memantengi akun Savitri langsung ngelike yang pertama. Dan setelah itu Gandi berpikir bagaimana caranya untuk mengambil hati Savitri dan kedua anaknya.
Sore harinya. Savitri masih terbaring di tempat tidur bersama anak anaknya. Tadi setelah berenang mereka pulang ke rumah dan setelah makan siang mereka bertiga tidur siang. Mereka terbangun karena suara bel di rumah.
“Siapa sore sore begini bertamu.” gumam Savitri dalam hati.
“Ma, ada tamu.” ucap Reno yang sudah terbangun dan mendengar suara bel.
“Papa Arya mungkin.” ucap Reno kemudian.
Reni yang mendengar nama Papa Arya disebut kakaknya lalu membuka matanya dan bangkit dari tidurnya. Reni turun dari tempat tidur lalu berlari keluar kamar. Reno pun mengikuti adiknya.
Sesampai di ruang tamu Reni dan Reno berhenti mematung. Sebab yang datang bukan Papa Arya yang ditunggu. Mbak Lastri sudah membukakan pintu.
“Hallo Cantik dan Ganteng.” ucap tamu tersebut yang tidak lain adalah Gandi.
“Ayo, kasih salim. Mbak Lastri akan sampaikan pada Mama kalau ada tamu.” ucap Mbak Lastri
“Aku yang bilang ke Mama, Mbak Lastri aja yang salim.” ucap Reno lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju ke kamar Savitri. Sedangkan Reni terlihat ragu ragu. Dia melihat ada kotak donat kesayangannya di tangan Gandi tapi dia juga takut takut pada Gandi. Terlihat Gandi tersenyum melihat Reni yang memandang kotak donat di tangannya.
“Atu juda yang biyang Mama.” ucap Reni lalu mengikuti kakaknya. Sedangkan mbak Lastri berjalan ke dapur untuk membuatkan minum tamunya.
“Ma.... Ma.... ada Om Denit..” teriak Reni sambil berlari masuk ke dalam kamar. Terlihat Savitri sudah duduk di kursi depan cermin riasnya. Reno berdiri di dekat tempat duduk Savitri.
“Ma.. Om Denit, bawa buna dan tuwe dunat.” ucap Reni
“Om temannya Papa itu lho Ma.” ucap Reno sambil memandang mamanya.
“Om Gandi namanya.” ucap Savitri karena tahu yang dimaksud Reni om genit adalah Gandi.
“Om Denit Ma.. itu Om Denit...”
“Iya, ayo kita temui.” ucap Savitri setelah selesai memantas penampilannya. Kini rambut sudah tampak rapi dan sudah berganti baju yang sopan.
Savitri menggandeng tangan anak anaknya di kiri dan kanan.
“Selamat sore.” ucap Gandi yang kini sudah duduk di sofa dan di meja juga sudah ada secangkir teh yang sudah disajikan mbak Lastri.
“Selamat sore Om...” ucap Savitri
“Maaf kedatanganku menganggu istirahat kalian.” ucap Gandi sambil tersenyum
“Ini oleh oleh dari Om.” ucap Gandi lagi sambil memegang buket bunga mawar dan kotak kue yang sudah ditaruh di meja.
“Ma bunana badus.. halum.” ucap Reni sambil mendekatkan kepala pada buket bunga mawar merah jambu dan kotak donat kesukaannya.
“Bunganya buat Mama, Cantik dan Ganteng kuenya.” ucap Gandi sambil membelai kepala Reni.
“Kata orang aroma mawar bisa untuk aroma terapi biar pikiran fresh tidak pusing.” ucap Gandi kemudian sambil memandang Savitri.
“Benarkah?” tanya Savitri
“Iya katanya.” jawab Gandi sambil tersenyum. “Juga bisa meningkatkan libido.” gumam Gandi dalam hati, dia tentu saja tidak berani mengucapkan hal itu.
“Atu juda bial tidak pucing Ma.” ucap Reni sambil mengendus endus buket bunga mawar merah jambu itu.
“Ha... Ha... Ha... Cantik kuenya saja.”
“Nama adik Reni dan aku Reno.” Ucap Reno dengan nada suara dingin.
“Ehm.. iya Reno yang ganteng maafin Om.” ucap Gandi sambil memandang Reno sambil tersenyum.
“Reno mau jalan jalan ga?” tanya Gandi dengan nada ramah, dia tahu kalau Reno pengen jalan jalan dari postingan Savitri.
“Ayo kita jalan jalan ke mall, nanti sekalian kita makan malam di luar.” ucap Gandi lagi berusaha mengambil hati Reno
“Mau Om.. Atu mau...” teriak Reni
“Ayo ka tita mau, tadi kan kaka penen halan halan te mall.” ucap Reni sambil memandang Reno
“Tapi Mama kan capek.” ucap Reno dengan nada ragu ragu.
“Cetalan cudah ndak pucing, cudah cium buna mawal.” ucap Reni
“Benar Ma?” tanya Reno. Savitri terlihat ragu ragu antara melihat kedua anaknya ingin jalan jalan namun dia juga merasa tidak nyaman dengan Gandi yang tidak begitu dia kenal.
“Ayolah Vit, kasihan anak anak. Aku temannya Ardi akan menjaga kalian baik baik.Kalau kamu tidak suka bunga mawar yang kuberi, bisa kamu buang ke tempat sampah.” ucap Gandi
Tampak Savitri sedang berpikir. Sedangkan kedua anaknya tampak memandangi dirinya dengan tatapan mata memohon.
“Sama Mbak Lastri juga ya?” tanya Savitri mengandung permintaan.
“Iya, biar Mbak Lastri juga makan malam bersama di luar, jadi dia tidak usah masak buat makan malam.” jawab Gandi sambil tersenyum menatap Savitri.
“Iya Ma, aku mau bilang ke Mbak Lastri.” ucap Reno dan langsung berlari menuju ke belakang mencari mbak Lastri.
“Atu juda.” teriak Reni ikut berlari di belakang Reno.
“Silahkan tunggu dulu sambil diminum tehnya, kami bersiap siap.” ucap Savitri lalu bangkit berdiri dan berjalan menyusul anak anaknya. Dan selanjutnya mereka bersiap diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Lee
Lanjut Thor .
mampir lagi nyicil..
2022-08-27
1