Bab. 4. Pendekatan Gandi

Pada suatu hari Minggu, Savitri sangat capek dan merasa kepalanya sedikit pusing. Mungkin pengaruh beban pikiran karena sekarang harus ditanggung seorang diri. Saat masih ada Ardi suaminya semua segala urusan Ardi yang memikirkannya.

“Ma.. jalan jalan yok.” ajak Reno pada Savitri sambil bergelayut manja pada tubuh Savitri yang sedang rebahan di sofa ruang keluarga.

“Iya Ma halan halan te mall ato te tama hibula.” ucap Reni juga ikut ikut bergelayut di tubuh Savitri

“Mama capek sayang, agak pusing nih.” jawab Savitri sambil membelai kepala anak anaknya.

“Kita liburan di rumah saja ya..” ucap Savitri sambil menatap Reno dan Reni secara bergantian.

“Kita buat kue dan es krim sama Mbak Lastri.” ucap Savitri kemudian sambil terus membelai rambut kepala Reni.

“Ehmm bosen Ma, pengen jalan jalan.” ucap Reno sambil mengerucutkan bibirnya

“Reno kan cowok kok buat kue terus liburannya.” ucap Reno kemudian karena memang sering dia dan Reni diajak Savitri membuat kue kue di dapur bersama mbak Lastri.

“Cowok juga keren pinter buat kue, chef chef terkenal itu cowok cowok keren.” ucap Savitri sambil tersenyum.

“Tapina tita penen halan halan Ma...” saut Reni mendukung kakaknya

“Ya sudah sana telpon Papa Arya, minta diantar. Tapi mama di rumah saja ya..” ucap Savitri kemudian.

“Hole.... ayo ka tepon Papa Aya.” teriak Reni kegirangan. Reno lalu mengambil hape Savitri dan segera menelpon Arya untuk meminta mengantar jalan jalan. Beberapa saat kemudian.

“Ma, Papa Arya sedang sibuk, Opa dan Oma juga sedang kayak Mama.. mager.” ucap Reno dengan nada sedih. Reni yang mendengar juga terlihat sedih.

“Bukan mager Sayang, tapi memang sedang capek.” ucap Savitri.

“Apa nonton film di rumah saja sambil maem maem coklat, pop corn, ....”

“Ogah...” saut Reno dengan bibir cemberut muka ditekuk.

“Atu juda odah.” ucap Reni dengan mimik muka yang sama dengan kakaknya.

“Main game?” ucap Savitri bernegosiasi

“Bosen.” jawab Reno

“Atu juda bocen.” ucap Reno

“Renang di komplek?” tanya Savitri memberikan penawaran.

“Mau Ma....” jawab Reno senang

“Atu juda mau.” ucap Reni dengan bibir tersenyum ceria

“Adik ikut ikut aja...” ucap Reno sambil mengacak acak rambut Reni dengan gemas.

“Bialin.. ayo Ma.. ambik badu yenang atu...” icap Reni sambil menarik narik tangan Savitri

“Tita te cana cama Tate Nica ya Ma.” ucap Reni selanjutnya.

“Coba telpon Tante Nisa mau tidak nemani ke kolam renang komplek.” ucap Savitri

“Cini ma atu yan tepon Tate Nica.”

Savitri lalu mencari nama kontak Anisa, lalu dia memencet tombol panggil dan setelahnya haoe diberikan pada Reni. Reni lalu berbicara pada Anisa mengajak Anisa renang di komplek. Anisa yang juga libur dia dengan senang hati mau mengantar mereka.

Mereka berempat lalu berjalan menuju ke kolam renang yang berada di dalam komplek perumahan. Terlihat ada beberapa anak anak komplek yang sudah berada di kolam renang ada yang ditemani orang tuanya ada yang tidak karena sudah agak besar anak anak yang tidak di dampingi orang tuanya.

“Ma aku ke tempat yang cowok ya...” ucap Reno

“Kakak masih kecil tidak apa apa campur di sini.” jawab Savitri.

“Ih.. kalau ada Papa kan aku renang di tempat cowok.” ucap Reno karena ingat jika dengan Ardi papanya dia renang di kolam renang cowok.

“iya, Tapi sekarang tidak ada yang dampingi Kakak, sudah Kakak di sini saja.Tante Nisa yang turun ke dalam kolam ya.. Mama di atas saja.”

“Ih.. Mama ga asyik...”

“Iya Mama ga acik.”

“Ayok ditemani Tante saja, Mama kan sedang pusing nanti malah sakit kalau masuk ke dalam air.” ucap Anisa.

Setelah berganti pakaian Reno dan Reni ditemani Anisa masuk ke dalam kolam renang. Reno dan Reni memakai pelampung. Meskipun awalnya Reno menolak sebab dia sudah pandai berenang dan jika dengan papanya dia berenang tanpa pelampung.

Savitri berada di atas kolam sambil memotret motret anak anaknya. Lalu memposting di akun media sosialnya.

Sementara itu Gandi yang selalu memantengi akun Savitri langsung ngelike yang pertama. Dan setelah itu Gandi berpikir bagaimana caranya untuk mengambil hati Savitri dan kedua anaknya.

Sore harinya. Savitri masih terbaring di tempat tidur bersama anak anaknya. Tadi setelah berenang mereka pulang ke rumah dan setelah makan siang mereka bertiga tidur siang. Mereka terbangun karena suara bel di rumah.

“Siapa sore sore begini bertamu.” gumam Savitri dalam hati.

“Ma, ada tamu.” ucap Reno yang sudah terbangun dan mendengar suara bel.

“Papa Arya mungkin.” ucap Reno kemudian.

Reni yang mendengar nama Papa Arya disebut kakaknya lalu membuka matanya dan bangkit dari tidurnya. Reni turun dari tempat tidur lalu berlari keluar kamar. Reno pun mengikuti adiknya.

Sesampai di ruang tamu Reni dan Reno berhenti mematung. Sebab yang datang bukan Papa Arya yang ditunggu. Mbak Lastri sudah membukakan pintu.

“Hallo Cantik dan Ganteng.” ucap tamu tersebut yang tidak lain adalah Gandi.

“Ayo, kasih salim. Mbak Lastri akan sampaikan pada Mama kalau ada tamu.” ucap Mbak Lastri

“Aku yang bilang ke Mama, Mbak Lastri aja yang salim.” ucap Reno lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju ke kamar Savitri. Sedangkan Reni terlihat ragu ragu. Dia melihat ada kotak donat kesayangannya di tangan Gandi tapi dia juga takut takut pada Gandi. Terlihat Gandi tersenyum melihat Reni yang memandang kotak donat di tangannya.

“Atu juda yang biyang Mama.” ucap Reni lalu mengikuti kakaknya. Sedangkan mbak Lastri berjalan ke dapur untuk membuatkan minum tamunya.

“Ma.... Ma.... ada Om Denit..” teriak Reni sambil berlari masuk ke dalam kamar. Terlihat Savitri sudah duduk di kursi depan cermin riasnya. Reno berdiri di dekat tempat duduk Savitri.

“Ma.. Om Denit, bawa buna dan tuwe dunat.” ucap Reni

“Om temannya Papa itu lho Ma.” ucap Reno sambil memandang mamanya.

“Om Gandi namanya.” ucap Savitri karena tahu yang dimaksud Reni om genit adalah Gandi.

“Om Denit Ma.. itu Om Denit...”

“Iya, ayo kita temui.” ucap Savitri setelah selesai memantas penampilannya. Kini rambut sudah tampak rapi dan sudah berganti baju yang sopan.

Savitri menggandeng tangan anak anaknya di kiri dan kanan.

“Selamat sore.” ucap Gandi yang kini sudah duduk di sofa dan di meja juga sudah ada secangkir teh yang sudah disajikan mbak Lastri.

“Selamat sore Om...” ucap Savitri

“Maaf kedatanganku menganggu istirahat kalian.” ucap Gandi sambil tersenyum

“Ini oleh oleh dari Om.” ucap Gandi lagi sambil memegang buket bunga mawar dan kotak kue yang sudah ditaruh di meja.

“Ma bunana badus.. halum.” ucap Reni sambil mendekatkan kepala pada buket bunga mawar merah jambu dan kotak donat kesukaannya.

“Bunganya buat Mama, Cantik dan Ganteng kuenya.” ucap Gandi sambil membelai kepala Reni.

“Kata orang aroma mawar bisa untuk aroma terapi biar pikiran fresh tidak pusing.” ucap Gandi kemudian sambil memandang Savitri.

“Benarkah?” tanya Savitri

“Iya katanya.” jawab Gandi sambil tersenyum. “Juga bisa meningkatkan libido.” gumam Gandi dalam hati, dia tentu saja tidak berani mengucapkan hal itu.

“Atu juda bial tidak pucing Ma.” ucap Reni sambil mengendus endus buket bunga mawar merah jambu itu.

“Ha... Ha... Ha... Cantik kuenya saja.”

“Nama adik Reni dan aku Reno.” Ucap Reno dengan nada suara dingin.

“Ehm.. iya Reno yang ganteng maafin Om.” ucap Gandi sambil memandang Reno sambil tersenyum.

“Reno mau jalan jalan ga?” tanya Gandi dengan nada ramah, dia tahu kalau Reno pengen jalan jalan dari postingan Savitri.

“Ayo kita jalan jalan ke mall, nanti sekalian kita makan malam di luar.” ucap Gandi lagi berusaha mengambil hati Reno

“Mau Om.. Atu mau...” teriak Reni

“Ayo ka tita mau, tadi kan kaka penen halan halan te mall.” ucap Reni sambil memandang Reno

“Tapi Mama kan capek.” ucap Reno dengan nada ragu ragu.

“Cetalan cudah ndak pucing, cudah cium buna mawal.” ucap Reni

“Benar Ma?” tanya Reno. Savitri terlihat ragu ragu antara melihat kedua anaknya ingin jalan jalan namun dia juga merasa tidak nyaman dengan Gandi yang tidak begitu dia kenal.

“Ayolah Vit, kasihan anak anak. Aku temannya Ardi akan menjaga kalian baik baik.Kalau kamu tidak suka bunga mawar yang kuberi, bisa kamu buang ke tempat sampah.” ucap Gandi

Tampak Savitri sedang berpikir. Sedangkan kedua anaknya tampak memandangi dirinya dengan tatapan mata memohon.

“Sama Mbak Lastri juga ya?” tanya Savitri mengandung permintaan.

“Iya, biar Mbak Lastri juga makan malam bersama di luar, jadi dia tidak usah masak buat makan malam.” jawab Gandi sambil tersenyum menatap Savitri.

“Iya Ma, aku mau bilang ke Mbak Lastri.” ucap Reno dan langsung berlari menuju ke belakang mencari mbak Lastri.

“Atu juda.” teriak Reni ikut berlari di belakang Reno.

“Silahkan tunggu dulu sambil diminum tehnya, kami bersiap siap.” ucap Savitri lalu bangkit berdiri dan berjalan menyusul anak anaknya. Dan selanjutnya mereka bersiap diri.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Lanjut Thor .
mampir lagi nyicil..

2022-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Mendadak Janda
2 Bab. 2. Papa Arya
3 Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4 Bab. 4. Pendekatan Gandi
5 Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6 Bab. 6. Provokasi Gandi
7 Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8 Bab. 8. Gandi Menggila
9 Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10 Bab. 10. Arya vs Gandi
11 Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12 Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13 Bab. 13. Nikah
14 Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15 Bab. 15. Bulan Madu
16 Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17 Bab. 17. Tagihan
18 Bab. 18. Bentakan
19 Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20 Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21 Bab. 21. Pecah
22 Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23 Bab. 23. Omong Besar Gandi
24 Bab. 24. Diperbudak Suami
25 Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26 Bab. 26. Transferan Diperketat
27 Bab. 27. Telat
28 Bab. 28. PHK
29 Bab. 29. Gandi Mabuk
30 Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31 Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32 Bab. 32. Konspirasi
33 Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34 Bab. 34. Mencari Pinjaman
35 Bab. 35. Hujan Badai
36 Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37 Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38 Bab. 38. Ancaman Gandi
39 Bab. 39. Savitri Sakit
40 Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41 Bab. 41. Hamil
42 Bab. 42. Niat Licik Gandi
43 Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44 Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45 Bab. 45. Tertunda
46 Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47 Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48 Bab. 48. Savitri Pulang
49 Bab. 49. Gandi Diusir
50 Bab. 50. Selamatkan Dia
51 Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52 Bab. 52. Tidak Tertolong
53 Bab. 53. Gandi Bonyok
54 Bab. 54. Rencana Cerai
55 Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56 Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57 Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58 Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59 Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60 Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61 Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62 Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63 Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64 Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65 Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66 Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67 Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68 Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69 Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70 Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71 Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72 Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73 Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74 Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75 Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76 Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77 Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78 Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79 Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80 Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81 Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82 Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83 Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84 Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85 Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86 Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87 Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88 Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89 Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90 Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91 Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92 Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93 Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94 Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95 Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96 Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97 Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98 Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99 Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100 Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101 Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102 PROMO NOVEL BARU
103 Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab. 1. Mendadak Janda
2
Bab. 2. Papa Arya
3
Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4
Bab. 4. Pendekatan Gandi
5
Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6
Bab. 6. Provokasi Gandi
7
Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8
Bab. 8. Gandi Menggila
9
Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10
Bab. 10. Arya vs Gandi
11
Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12
Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13
Bab. 13. Nikah
14
Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15
Bab. 15. Bulan Madu
16
Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17
Bab. 17. Tagihan
18
Bab. 18. Bentakan
19
Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20
Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21
Bab. 21. Pecah
22
Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23
Bab. 23. Omong Besar Gandi
24
Bab. 24. Diperbudak Suami
25
Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26
Bab. 26. Transferan Diperketat
27
Bab. 27. Telat
28
Bab. 28. PHK
29
Bab. 29. Gandi Mabuk
30
Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31
Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32
Bab. 32. Konspirasi
33
Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34
Bab. 34. Mencari Pinjaman
35
Bab. 35. Hujan Badai
36
Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37
Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38
Bab. 38. Ancaman Gandi
39
Bab. 39. Savitri Sakit
40
Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41
Bab. 41. Hamil
42
Bab. 42. Niat Licik Gandi
43
Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44
Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45
Bab. 45. Tertunda
46
Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47
Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48
Bab. 48. Savitri Pulang
49
Bab. 49. Gandi Diusir
50
Bab. 50. Selamatkan Dia
51
Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52
Bab. 52. Tidak Tertolong
53
Bab. 53. Gandi Bonyok
54
Bab. 54. Rencana Cerai
55
Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56
Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57
Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58
Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59
Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60
Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61
Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62
Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63
Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64
Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65
Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66
Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67
Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68
Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69
Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70
Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71
Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72
Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73
Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74
Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75
Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76
Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77
Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78
Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79
Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80
Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81
Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82
Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83
Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84
Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85
Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86
Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87
Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88
Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89
Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90
Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91
Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92
Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93
Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94
Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95
Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96
Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97
Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98
Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99
Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100
Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101
Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102
PROMO NOVEL BARU
103
Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!