Bab. 18. Bentakan

Hari hari selanjutnya hilir mudik silih berganti orang orang datang menagih utang Gandi. Gandi kadang pergi untuk menghindari mereka atau pura pura tidur tidak mau menemui. Jika orang yang menagih tidak pulang terpaksa Savitri yang membayar karena anak anaknya ketakutan ada orang orang serem di rumahnya.

Di malam hari setelah pergulatannya, Savitri mencoba untuk menanyakan pada janji janji Gandi yang akan mengembalikan uangnya yang sudah dipakai. Melihat Gandi yang ekspresi wajahnya senang karena pelayanannya. Savitri berpikir ini adalah kesempatan bagus untuk menanyakan.

“Bang....” ucap Savitri dengan lembut sambil memeluk tubuh Gandi.

“Hmmm... mau lagi ya... nanti dulu ya... Aku mengumpulkan tenaga dulu.. kamu sangat hebat malam ini.” ucap Gandi sambil tersenyum. Savitri memang sengaja memberikan pelayanan super hotnya dan mengimbangi permainan kasar Gandi. Dan ternyata berhasil membuat Gandi dibekuk KO.

“Bang apa rumah Bang Gandi sudah dijual?” tanya Savitri dengan hati hati.

“Kenapa kamu tanya itu. Kamu pikir kalau sudah aku jual aku tidak mengembalikan uangmu. Kamu tenang saja nanti kalau sudah kujual semua uang hasil penjualan kuberikan ke kamu.” Jawab Gandi.

“Sudah jangan tanya masalah rumah itu lagi. Kamu pikir gampang jual rumah.”

“Tapi Bang uangku makin lama makin habis. Pemasukan bulanan cuma dari transferan dari Arya untuk kebutuhan bulanan aku dan anak anak. Pemberian keuntungan dari perusahaan setahun sekali Bang.”

“Aku sudah bilang diam, jangan omong masalah itu lagi masih saja cerewet.” bentak Gandi dengan lantang sambil bangkit berdiri. Dia lalu melemparkan bantal ke wajah Savitri. Setelah memakai baju lengkapnya Gandi berjalan meninggalkan Savitri yang masih menutup tubuh polosnya dengan selimut. Gandi berjalan keluar dari kamar dan menutup pintu dengan keras. Savitri kaget lalu memegang dadanya erat erat. Dia lalu menutupi tubuh sekenanya dan berjalan menuju ke kamar anak anaknya. Sejak Reni mengalami iritasi kulit parah, Savitri setelah bergulat dengan Gandi meskipun kelelahan dan terkantuk kantuk dia mendatangi kamar anak anaknya.

Gandi sudah keluar dari rumah dengan membawa motor Savitri. Kunci mobil disembunyikan oleh Reno sejak dia dijemput pakai motor karena mobilnya dipakai Gandi dan tidak pulang pulang.

Savitri masuk ke kamar Reno, dilihatnya kedua anaknya terjaga mungkin karena mendengar suara pintu yang ditutup dengan keras dan suara motor yang digeber geber oleh Gandi.

“Kakak dan Adik tidur lagi.” ucap Savitri sambil mendekati mereka.

“Papa Gandi marah lagi ya Ma?” tanya Reno.

“Tidak hanya darah tingginya kambuh. Sudah tidur lagi besok kamu ngantuk di sekolah, Adik juga bobok lagi. Sudah pipis belum?”

“Beyum Ma, pengen pipis langsung di toiyet tayo pipis di sini datal.” jawab Reni sambil memegang pempers yang menempel di tubuhnya. Savitri lalu mengendong Reni dibawa ke kamar mandi, dan setelah Reni pipis dan mengembalikan Reni ke tempat tidur, Savitri lalu ke kamar mandi lagi untuk membersihkan tubuhnya.

Sementara itu Arya yang mendapat laporan dari Mbak Lastri, kalau di rumah Savitri sering datang orang orang menagih utang Gandi dan Savitri yang melunasi. Arya merasa kesal. Dia yang berpikir keras menjalankan perusahaan, malah Gandi menguras rekening Savitri.

“Padahal rekening Kak Ardi semua beralih ke tangan Kak Vitri, nominalnya banyak. Apa itu juga ikut terkuras. Mbak Lastri bilang katanya Gandi akan menjual rumah mewahnya untuk mengganti utangnya. Coba aku selidiki rumahnya itu.” gumam Arya dalam hati.

Arya lalu menanyakan pada Mbak Lastri dimana rumah mewah Gandi berada. Mbak Lastri menyebutkan daerahnya dan ciri ciri rumah mewah Gandi. Selesai kerja dari perusahaan Arya langsung menuju ke rumah mewah Gandi.

Beberapa menit kemudian Arya sudah memasuki komplek rumah mewah. Setelah sampai di depan rumah yang sesuai dengan ciri ciri yang disebutksn Mbak Lastri. Arya lalu memotret rumah tersebut dari dalam mobilnya lalu hasil jepretannya dikirim ke hape Mbak Lastri.

TING ..... Pesan terkirim

Tidak lama kemudian ada balasan dari Mbak Lastri di hape Arya.

“Sip benar tidak salah Bos.”

Arya tersenyum membaca pesan dari Mbak Lastri. Arya lalu turun dari mobil dan berjalan mendatangi Pak Satpam penjaga gerbang rumah mewah itu.

“Selamat sore Pak.” sapa Arya saat di dekat Pak Satpam.

“Selamat sore.” jawab Pak Satpam

“Maaf mau tanya apa rumah ini mau dijual?” tanya Arya dengan hati hati. Pak Satpam malah terlihat bingung.

“Apa Pak?” ucap Pak Satpam balik bertanya karena merasa kurang paham dengan pertanyaan Arya.

“Apa rumah ini mau dijual?” tanya Arya

“Siapa yang bilang Pak?” ucap Pak Satpam balik bertanya lagi.

“Bukannya ini rumah Pak Gandi?” ucap Arya meminta kejelasan.

“Bukan Pak, ini rumah Tuan Aiden.” jawab Pak Satpam

“Oooo maaf mungkin salah alamat. Apa Bapak tahu rumah Pak Gandi yang mana?” ucap Arya sambil bertanya letak rumah Gandi, dia berpikir mungkin Mbak Lastri salah memberikan informasi.

“Pak Gandi yang mana ya? Rumah ini habis dikontrak oleh Pak Gandi tapi hanya tiga bulan.” ucap Pak Satpam ganti bertanya. Arya lalu menyampaikan ciri ciri Gandi dan ternyata benar dengan Gandi yang dimaksud Arya adalah Gandi yang pernah mengontrak rumah mewah tersebut. Mendengar jawaban dari Pak Satpam, keringat Arya mulai bermunculan di dahinya dan juga di punggungnya.

“Apa Gandi sudah membuat tipuan agar Kak Vitri mau menikah. Apa yang dikuatirkan Mama benar, laki laki yang mendekati Kak Vitri demi hartanya.” gumam Arya dalam hati.

“Pak, apa Anda mencari Pak Gandi? Selama ini memang banyak yang mencarinya. Ini Pak Gandi meninggalkan rumah barunya.” ucap Pak Satpam sambil memberikan sehelai kartu nama. Arya mengambilnya dan membacanya.

“S*** alamat Kak Vitri yang dikasih, maka semua penagih datang ke Kak Vitri.” gumam Arya dalam hati. Lalu Arya pamit pada Pak Satpam dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.

Arya lalu masuk ke dalam mobilnya. Dia berpikir pikir kepada siapa akan menyampaikan info yang baru saja didapat. Langsung ke Savitri, ke orang tuanya atau malah ke Mbak Lastri.

“Ah ke Mbak Lastri saja.” gumam Arya. Lalu dia menghubungi Mbak Lastri menyampaikan informasi yang baru saja didapat. Mbak Lastri yang sedang menemani Reno dan Reni bermain main sampai terlonjak kaget. Dia tidak menyangka jika Gandi hanya mengontrak sebab waktu dia ikut diajak ke sana, Gandi tahu banyak tentang rumah itu dan benar benar seperti pemiliknya. Mbak Lastri lalu punya ide agar Reno dan Reni mengajak lagi berkunjung ke rumah mewah Gandi untuk berenang.

“Iya Mbak, sudah lama ga diajak ke sana. Nanti kalau Papa Gandi pulang aku ajak ke sana lagi.” ucap Reno saat Mbak Lastri menyuruh dia mengajak renang ke rumah mewah Gandi.

Di malam harinya Gandi datang saat di jam makan malam. Dia langsung ikut duduk di meja makan. Savitri dan anak anak sudah malas kalau mau mengingatkan untuk cuci tangan dulu, sebab pasti akan marah marah dan membentak bentak. Saat Reno sudah selesai makan dia ingat pesan dari Mbak Lastri. Dia akan menyampaikan namun juga takut jika dibentak.

“Kak... stttts stttts.” Mbak Lastri yang kepo tiba tiba melongokkan kepalanya di balik pintu sambungan ruang makan menuju dapur untuk mengingatkan pada Reno.

“Kak.” ucap Reni sambil menatap Kakaknya karena dia juga ingin berenang lagi di rumah mewah Gandi.

“Ada apa sih?” tanya Savitri yang tidak tahu kenapa Mbak Lastri dan Reni memanggil Reno. Reno lalu mengambil nafas dalam dalam memgumpulkan keberaniannya.

“Pa....” panggil Reno pada Gandi sambil tersenyum memandang Gandi yang sedang mengambil nasi lagi karena mau nambah makannya.

“Hmmm.” jawab Gandi sambil mengambil lauk.

“Besok Sabtu kita nginap di rumah Papa Gandi ya.. Kan sudah lama ga ke sana lagi. Aku dan Adik pengen renang lagi....”

PRANK...

Gandi membanting piring nasinya.

“Tidak mengenak enaki orang makan saja.” bentak Gandi sambil berdiri dan dengan menoyor kepala Reno. Reno yang sudah takut takut dari awal langsung menggigil karena dia menahan agar tidak nangis. Sebab saat dia menangis waktu itu , lalu sering dipesan kalau anak anak laki laki tidak boleh nangis. Tetapi dia sangat ketakutan dan kaget dengan tingkah laku Gandi. Sedangkan Reni langsung menangis dengan histeris. Savitri langsung menaruh sendoknya dan menggendong Reni.

Mbak Lastri yang melihat Reno pucat dan menggigil langsung berlari menuju ke tempat duduk Reno. Mbak Lastri langsung mengendong Reno dan dibawa ke kamar Reno.

“Kak, maafin Mbak Lastri ya...” ucap Mbak Lastri sambil memeluk erat tubuh Reno. Mbak Lastri merasa bersalah karena sudah menyuruh Reno untuk mengajak ke rumah Gandi, karena Mbak Lastri ingin tahu kebenaran informasi dari Arya.

“Kakak apa kepalanya sakit?” tanya Mbak Lastri. Reno hanya diam saja.

“Kakak omong dong jangan diam saja.” ucap Mbak Lastri sambil menggoyang goyang tubuh Reno yang masih dingin. Mbak Lastri lalu membaringkan tubuh Reno dan melumuri tubuh Reno dengan minyak kayu putih sambil diusap usap.

Terpopuler

Comments

Azizah az

Azizah az

udahan aj vit kasian jg anak mu

2022-08-28

1

Nit_Nit

Nit_Nit

kasihan Reno

2022-08-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Mendadak Janda
2 Bab. 2. Papa Arya
3 Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4 Bab. 4. Pendekatan Gandi
5 Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6 Bab. 6. Provokasi Gandi
7 Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8 Bab. 8. Gandi Menggila
9 Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10 Bab. 10. Arya vs Gandi
11 Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12 Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13 Bab. 13. Nikah
14 Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15 Bab. 15. Bulan Madu
16 Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17 Bab. 17. Tagihan
18 Bab. 18. Bentakan
19 Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20 Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21 Bab. 21. Pecah
22 Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23 Bab. 23. Omong Besar Gandi
24 Bab. 24. Diperbudak Suami
25 Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26 Bab. 26. Transferan Diperketat
27 Bab. 27. Telat
28 Bab. 28. PHK
29 Bab. 29. Gandi Mabuk
30 Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31 Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32 Bab. 32. Konspirasi
33 Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34 Bab. 34. Mencari Pinjaman
35 Bab. 35. Hujan Badai
36 Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37 Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38 Bab. 38. Ancaman Gandi
39 Bab. 39. Savitri Sakit
40 Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41 Bab. 41. Hamil
42 Bab. 42. Niat Licik Gandi
43 Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44 Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45 Bab. 45. Tertunda
46 Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47 Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48 Bab. 48. Savitri Pulang
49 Bab. 49. Gandi Diusir
50 Bab. 50. Selamatkan Dia
51 Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52 Bab. 52. Tidak Tertolong
53 Bab. 53. Gandi Bonyok
54 Bab. 54. Rencana Cerai
55 Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56 Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57 Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58 Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59 Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60 Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61 Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62 Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63 Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64 Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65 Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66 Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67 Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68 Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69 Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70 Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71 Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72 Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73 Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74 Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75 Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76 Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77 Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78 Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79 Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80 Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81 Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82 Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83 Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84 Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85 Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86 Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87 Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88 Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89 Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90 Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91 Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92 Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93 Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94 Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95 Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96 Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97 Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98 Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99 Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100 Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101 Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102 PROMO NOVEL BARU
103 Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab. 1. Mendadak Janda
2
Bab. 2. Papa Arya
3
Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4
Bab. 4. Pendekatan Gandi
5
Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6
Bab. 6. Provokasi Gandi
7
Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8
Bab. 8. Gandi Menggila
9
Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10
Bab. 10. Arya vs Gandi
11
Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12
Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13
Bab. 13. Nikah
14
Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15
Bab. 15. Bulan Madu
16
Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17
Bab. 17. Tagihan
18
Bab. 18. Bentakan
19
Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20
Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21
Bab. 21. Pecah
22
Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23
Bab. 23. Omong Besar Gandi
24
Bab. 24. Diperbudak Suami
25
Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26
Bab. 26. Transferan Diperketat
27
Bab. 27. Telat
28
Bab. 28. PHK
29
Bab. 29. Gandi Mabuk
30
Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31
Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32
Bab. 32. Konspirasi
33
Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34
Bab. 34. Mencari Pinjaman
35
Bab. 35. Hujan Badai
36
Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37
Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38
Bab. 38. Ancaman Gandi
39
Bab. 39. Savitri Sakit
40
Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41
Bab. 41. Hamil
42
Bab. 42. Niat Licik Gandi
43
Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44
Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45
Bab. 45. Tertunda
46
Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47
Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48
Bab. 48. Savitri Pulang
49
Bab. 49. Gandi Diusir
50
Bab. 50. Selamatkan Dia
51
Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52
Bab. 52. Tidak Tertolong
53
Bab. 53. Gandi Bonyok
54
Bab. 54. Rencana Cerai
55
Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56
Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57
Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58
Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59
Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60
Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61
Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62
Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63
Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64
Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65
Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66
Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67
Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68
Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69
Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70
Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71
Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72
Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73
Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74
Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75
Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76
Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77
Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78
Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79
Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80
Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81
Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82
Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83
Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84
Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85
Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86
Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87
Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88
Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89
Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90
Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91
Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92
Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93
Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94
Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95
Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96
Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97
Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98
Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99
Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100
Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101
Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102
PROMO NOVEL BARU
103
Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!