Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)

Waktu terus berlalu Gandi setiap hari selalu datang ke rumah Savitri untuk mengantar jemput Reno ke sekolah. Kadang mereka diantar untuk berlibur ke rumah Nenek dan Kakek yang berada di pinggir kota. Setelah orang tua Savitri pensiun memang memilih tinggal di pinggiran kota. Gandi tersenyum puas, melihat anak anak Savitri dan orang tua Savitri menerima baik dirinya. Dia lalu berpikir bagaimana caranya untuk menaklukkan Savitri.

“Kenapa susah sekali mendapatkan hati Savitri. Kebanyakan perempuan mendapat bunga mawar hatinya meleleh.” ucap Gandi yang tidak tahu kalau buket bunga mawar darinya selalu ditaruh Mbak Lastri di kamarnya Mbak Lastri sendiri atas perintah Savitri.

“Bagaimana ya, caranya bisa berdua dengan Savitri.” gumam Gandi sambil mengetuk ngetukkan jarinya di meja. Memang selama ini Savitri selalu menjaga jarak dengan Gandi bahkan dia lebih memilih tinggal di rumah dan menyuruh Mbak Lastri yang menemani Reno dan Reni bila diajak Gandi.

“Aha aku punya akal.” ucap Gandi lalu dia bangkit berdiri.

Siang hari Gandi datang ke rumah Savitri sebelum waktu menjemput Reno. Mbak Lastri yang mendengar suara mobil Gandi berhenti lalu bergegas menuju ke depan untuk membukakan pintu. Gandi yang berharap Savitri yang menyambut kedatangannya merasa kecewa.

“Kenapa justru Mbak Lastri yang sepertinya terpesona padaku.” gumam Gandi dalam hati saat melihat Mbak Lastri tersenyum senyum padanya.

“Mau minum apa Om? Kopi, teh, sirup, soft drink, atau air putih saja?” tanya Mbak Lastri dengan senyum manisnya.

“Terserah.” jawab Gandi malas

“Kalau terserah ya tidak usah saya buatkan minum.” jawab Mbak Lastri sambil berjalan meninggalkan Gandi.. Gandi lalu bangkit berdiri dan berjalan mengikuti Mbak Lastri.

“Dimana Ibu Vitri?” tanya Gandi saat sudah berada di belakang mbak Lastri.

“Di dapur Om.” jawab mbak Lastri masih terus berjalan menuju ke dapur. Gandipun ikut berjalan ke dapur ingin bertemu dengan Savitri.

“Vit, ayo ikut jemput Reno.” ucap Gandi setelah berada di dapur, terlihat Savitri yang sedang sibuk menoleh sebentar.

“Maaf Om, sedang nanggung pekerjaan ini. Ini sedang buat makanan penutup kesukaan Reno dan Reni.” ucap Savitri yang sedang sibuk membuat coklat praline berisi aneka krim kesukaan anak anaknya.

“Sama Reni dan Mbak Lastri saja ya. Kalau Mbak Lastri sudah selesai masaknya.” ucap Savitri selanjutnya. Tampak wajah Gandi kecewa dengan jawaban Savitri, namun terlihat Mbak Lastri tersenyum sambil menyerahkan satu gelas minuman dingin pada Gandi.

“Suruh saja Mbak Lastri yang melanjutkan itu.” ucap Gandi sambil menerima minuman.

“Saya ga bisa Om, jadinya pecah pecah isi krimnya keluar semua.” jawab Mbak Lastri

“Iya Om Denit.... talo icinya teyual deyek dan ndak ena. Atu dan Kaka ndak cuka talo peca” saut Reni yang dengan setia menemani mamanya.

“Ah gagal lagi.” gumam Gandi dalam hati. Dia berpikir datang saat jam sibuk menyiapkan makan siang Mbak Lastri tidak ada waktu ini malah sebaliknya, Savitri yang tidak ada waktu dan dia harus pergi lagi dengan Mbak Lastri

Gandi tidak mau menyerah dia terus mencari cara agar bisa mendekati Savitri bisa jalan berdua dan seterusnya bisa mengambil hati Savitri. Pada suatu saat ada kenalan Gandi yang akan mengadakan pesta kebun, hanya pesta kecil kecilan orang orang pecinta binatang dan tanaman hias. Gandi minta undangan dan akan datang mengajak Savitri.

“Vit..., bisakah aku minta tolong kamu? Ini penting sekali.” ucap Gandi saat datang lagi ke rumah Savitri.

“Apa?” tanya Savitri

“Tolong temani aku, aku dapat undangan ada acara harus membawa pasangan.” jawab Gandi

“Acara apa? Resepsi pernikahan?” tanya Savitri lagi

“Bukan, kalau acara resepsi pernikahan tidak sebingung ini aku.” jawab Gandi

“Ini masalah meeting dengan relasi perusahaan. Berpengaruh dengan masa depan usahaku.” ucap Gandi selanjutnya dengan memberi alasan seperti itu agar Savitri tidak menolak ajakannya.

Tampak Savitri diam berpikir, dia teringat jika dulu memang sering diajak suaminya untuk mendatangi acara acara perusahaan.

“Apa tidak ada wanita lain yang bisa diajak?” tanya Savitri berusaha menolak.

“Tidak ada Vit.” jawab Gandi

“Terus terang saja Vit aku duda dan tidak mempunyai kekasih. Kemarin sebelum cerai, aku mengajak istriku kalau ada acara seperti ini.” ucap Gandi dengan alasan lagi agar Savitri semakin tidak bisa menolak.

“Aku cerai karena istriku selingkuh dan dia meninggalkan aku.” ucap Gandi masih dalam modus agar Savitri tersentuh hatinya.

“Kapan acaranya?” tanya Savitri yang mulai merasa kasihan pada Gandi.

“Besok malam.” jawab Gandi.

“Baik, aku pikir pikir dulu.” ucap Savitri

“Tolong aku ya Vit, sekali ini saja. Tolong ya kali ini jangan nyuruh Mbak Lastri yang menemani.” ucap Gandi lagi dengan ekspresi wajah memelas sambil garuk garuk kepala. Savitri menganggukkan kepalanya. Gandi pun lalu pamit pulang.

Savitri kemudian berpikir pikir, dia merasa tidak enak jika menolak ajakan Gandi karena Gandi sudah banyak membantu dirinya. Akhirnya Savitri memberi kabar pada Gandi kalau dia menerima ajakan untuk menemani Gandi namun dengan syarat agar tidak malam malam pulangnya. Gandi tentu saja sangat senang.

Malam yang ditunggu tunggu Gandipun tiba. Dengan semangat membara Gandi datang ke rumah Savitri. Saat melihat Savitri keluar rumah, Gandi terpesona dengan tampilan Savitri yang cantik mempesona dengan gaun malam warna hitam yang elegan dan sopan. Mereka berdua lalu masuk ke dalam mobil dan mobil berjalan meninggalkan rumah Savitri.

“Hmmmm maaf Vit, apa kamu menerima perjodohanmu dengan Arya?” tanya Gandi saat di dalam perjalanan. Ini suatu pertanyaan yang sudah lama ingin diucapkan saat bisa berdua dengan Savitri.

“Aku belum memikirkan pernikahan lagi.” jawab Savitri.

“Ooo maaf.” gumam Gandi.

“Aku tidak ingin Arya terlalu banyak berkorban untuk keluargaku.” ucap Savitri. Di samping Savitri belum memikirkan pernikahannya lagi, Savitripun tidak ingin Arya terbebani karena harus menikahi kakak iparnya. Savitri tidak ingin Arya menikahi hanya karena rasa belas kasihan. Apalagi jika omongan Gandi benar, mereka menjodohkan hanya karena menginginkan harta Ardi agar tidak jatuh ke orang lain.

“Hmmm... Arya juga masih perjaka, maaf pasti dia juga menginginkan seorang gadis.” gumam Gandi yang terdengar oleh Savitri. Tampak Savitri melemparkan pandangannya ke samping jendela.

“Maaf ya Vit.” ucap Gandi basa basi padahal sebenarnya itu memang kalimat yang sengaja akan diucapkan.

“Tidak ada yang perlu dimaafkan kenyataannya aku memang sudah punya dua anak.” ucap Savitri

“Tapi kamu masih seperti gadis.” ucap Gandi kalau ini ungkapan yang jujur, sebab Savitri memang terlihat masih seperti gadis meskipun sudah punya dua anak.

“Hmmm.” gumam Savitri bersuara tanpa membuka mulutnya.

Gandi tersenyum di dalam hati, dia berharap kata katanya bisa membuat Savitri tidak menerima perjodohan itu. Gandi terus melajukan mobilnya. Dan tidak lama kemudian mobil memasuki suatu halaman rumah mewah.

Tampak sudah banyak orang yang datang. Gandi cepat cepat membuka pintu mobil dan keluar. Dia memutari mobil lalu dengan cepat membukakan pintu untuk Savitri. Gandi berusaha membantu Savitri turun dari mobil dengan mengulurkan tangannya. Namun Savitri menolak.

Mereka berdua berjalan menuju ke tempat pertemuan. Gandi mengenalkan Savitri pada semua tamu yang datang. Di dekat tempat pertemuan ada kebun anggrek, Savitri terpesona lalu dia dengan beberapa tamu perempuan berjalan melihat lihat bunga anggrek yang ada di kebun itu.

Setelah selesai melihat lihat bunga anggrek mereka kembali ke tempat jamuan. Tampak sudah banyak orang yang datang. Acara segera dimulai. Tampak mereka berbincang bincang masalah bisnis sambil menikmati jamuan. Setelah jamuan utama selesai, terlihat beberapa orang masih minum minum aneka minuman ringan. Mereka berbincang bincang santai membicarakan aneka macam hobby mereka.

Savitri berkali kali melihat jam yang menempel di tangannya. Pikirannya pada kedua anaknya, sudah makan belum, sudah tidur belum, mbak Lastri bisa mengatasi mereka tidak. Gandi melihat Savitri tampak gelisah.

“Kalau kamu sudah tidak tenang kita pamit duluan.” ucap Gandi sambil menatap Savitri yang duduk di dekatnya.

“Apa boleh pulang lebih dulu? Aku kepikiran anak anak.” ucap Savitri dengan raut wajah gelisah.

“Boleh, perbicaraan penting sudah selesai.” ucap Gandi sambil bangkit berdiri lalu diikuti oleh Savitri. Mereka berdua berjalan mendatangi Tuan dan Nyonya rumah untuk mohon diri lebih dulu. Mereka berdua lalu berjalan menuju ke mobil yang terparkir. Gandi lalu melajukan mobilnya pelan pelan.

“Kita mau kemana?” tanya Savitri saat mobil berjalan menuju ke jalan yang tidak dilewatinya saat berangkat tadi.

“Tidak usah kuatir, aku mau mengantarmu pulang.” jawab Gandi sambil tersenyum menoleh sebentar menatap Savitri.

“Hmmm aku tidak akan bodoh mendapatkanmu dengan cara pemaksaan Vit, aku akan buat kamu dengan suka rela menyerahkan dirimu padaku.” gumam Gandi di dalam hati. Gandi melihat mungkin Savitri kuatir jika Gandi akan melakukan hal yang tidak sopan. Gandi lalu kembali fokus mengemudikan mobilnya.

“Kita jalan putar sebentar, aku ingin kamu juga mengetahui dimana rumahku.” ucap Gandi. Savitri yang mendengar ucapan Gandi terlihat kaget, sudah malam masih mau mampir ke rumahnya. Apalagi jika hanya berdua bisa bisa ditangkap Pak Hansip. Begitu mungkin batin Savitri.

“Hanya lihat dari luar saja. Tidak usah turun dari mobil, jika kamu sudah gelisah mikir anak anak.” ucap Gandi saat melihat Savitri yang sudah gelisah.

Dan tidak lama kemudian mobil berhenti di depan sebuah rumah yang tergolong mewah. Halaman luas dan terlihat bangunan rumah yang megah. Namun rumah tersebut terlihat sunyi. Hanya lampu jalan dan beberpa lampu taman yang menyala.

“Ini rumahku Vit, aku tadi lupa tidak menyalakan lampu rumah, jadi gelap rumahnya.” ucap Gandi sambil menurunkan kaca jendela mobil.

“Ooo...” gumam Savitri sambil menoleh melihat rumah yang ditunjuk Gandi. Gandi lalu menutup kembali kaca mobil dan selanjutnya kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah Savitri.

Beberapa menit kemudian mobil sudah sampai di depan rumah Savitri. Saat Savitri membuka pintu mobil, pintu rumah Savitri terbuka. Namun betapa kagetnya mereka berdua sebab yang berada di depan pintu bukan Mbak Lastri.

“Arya?”

Terpopuler

Comments

Azizah az

Azizah az

ayolah vit kmu udh dewasa loh masa nggak bisa bedain mana tulus mana modus ckck

2022-08-27

1

Nit_Nit

Nit_Nit

Savitri mulai tersentuh hatinya dengan bujukan gandi

2022-08-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Mendadak Janda
2 Bab. 2. Papa Arya
3 Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4 Bab. 4. Pendekatan Gandi
5 Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6 Bab. 6. Provokasi Gandi
7 Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8 Bab. 8. Gandi Menggila
9 Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10 Bab. 10. Arya vs Gandi
11 Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12 Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13 Bab. 13. Nikah
14 Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15 Bab. 15. Bulan Madu
16 Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17 Bab. 17. Tagihan
18 Bab. 18. Bentakan
19 Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20 Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21 Bab. 21. Pecah
22 Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23 Bab. 23. Omong Besar Gandi
24 Bab. 24. Diperbudak Suami
25 Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26 Bab. 26. Transferan Diperketat
27 Bab. 27. Telat
28 Bab. 28. PHK
29 Bab. 29. Gandi Mabuk
30 Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31 Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32 Bab. 32. Konspirasi
33 Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34 Bab. 34. Mencari Pinjaman
35 Bab. 35. Hujan Badai
36 Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37 Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38 Bab. 38. Ancaman Gandi
39 Bab. 39. Savitri Sakit
40 Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41 Bab. 41. Hamil
42 Bab. 42. Niat Licik Gandi
43 Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44 Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45 Bab. 45. Tertunda
46 Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47 Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48 Bab. 48. Savitri Pulang
49 Bab. 49. Gandi Diusir
50 Bab. 50. Selamatkan Dia
51 Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52 Bab. 52. Tidak Tertolong
53 Bab. 53. Gandi Bonyok
54 Bab. 54. Rencana Cerai
55 Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56 Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57 Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58 Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59 Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60 Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61 Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62 Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63 Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64 Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65 Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66 Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67 Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68 Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69 Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70 Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71 Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72 Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73 Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74 Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75 Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76 Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77 Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78 Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79 Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80 Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81 Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82 Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83 Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84 Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85 Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86 Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87 Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88 Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89 Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90 Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91 Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92 Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93 Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94 Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95 Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96 Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97 Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98 Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99 Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100 Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101 Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102 PROMO NOVEL BARU
103 Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab. 1. Mendadak Janda
2
Bab. 2. Papa Arya
3
Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4
Bab. 4. Pendekatan Gandi
5
Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6
Bab. 6. Provokasi Gandi
7
Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8
Bab. 8. Gandi Menggila
9
Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10
Bab. 10. Arya vs Gandi
11
Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12
Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13
Bab. 13. Nikah
14
Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15
Bab. 15. Bulan Madu
16
Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17
Bab. 17. Tagihan
18
Bab. 18. Bentakan
19
Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20
Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21
Bab. 21. Pecah
22
Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23
Bab. 23. Omong Besar Gandi
24
Bab. 24. Diperbudak Suami
25
Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26
Bab. 26. Transferan Diperketat
27
Bab. 27. Telat
28
Bab. 28. PHK
29
Bab. 29. Gandi Mabuk
30
Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31
Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32
Bab. 32. Konspirasi
33
Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34
Bab. 34. Mencari Pinjaman
35
Bab. 35. Hujan Badai
36
Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37
Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38
Bab. 38. Ancaman Gandi
39
Bab. 39. Savitri Sakit
40
Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41
Bab. 41. Hamil
42
Bab. 42. Niat Licik Gandi
43
Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44
Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45
Bab. 45. Tertunda
46
Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47
Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48
Bab. 48. Savitri Pulang
49
Bab. 49. Gandi Diusir
50
Bab. 50. Selamatkan Dia
51
Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52
Bab. 52. Tidak Tertolong
53
Bab. 53. Gandi Bonyok
54
Bab. 54. Rencana Cerai
55
Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56
Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57
Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58
Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59
Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60
Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61
Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62
Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63
Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64
Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65
Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66
Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67
Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68
Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69
Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70
Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71
Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72
Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73
Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74
Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75
Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76
Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77
Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78
Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79
Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80
Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81
Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82
Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83
Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84
Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85
Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86
Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87
Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88
Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89
Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90
Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91
Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92
Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93
Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94
Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95
Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96
Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97
Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98
Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99
Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100
Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101
Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102
PROMO NOVEL BARU
103
Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!