Berita Gandi yang akan menikahi Savitri sudah tersebar di komplek. Entah Pak Satpam yang menyebarkan atau Pak Erte dan Bu Erte, yang jelas bukan Anisa ataupun Savitri dan Mbak Lastri.
Savitri tahu berita sudah tersebar dari informasi Mbak Lastri karena Mbak Lastri banyak mendapat pertanyaan kapan pernikahan Savitri saat membeli sayur di tukang sayur.
Savitri akhirnya memutuskan akan pergi ke rumah orang tuanya. Untuk memberi tahu keputusannya memilih Gandi. Siang hari Savitri sudah siap dengan Reni untuk menjemput Reno. Dia berencana setelah menjemput Reno langsung menuju ke rumah orang tuanya.
“Semua sudah masuk mobil ya Mbak?” tanya Savitri sambil berjalan menuntun Reni.
“Sudah Bu, keperluan Kakak dan Adik sudah semua, keperluan Ibu juga sudah masuk. Cuma oleh oleh untuk Nenek dan Kakek yang belum.” ucap Mbak Lastri sambil berjalan di belakang Savitri dan Reni.
Setelah pamit dan memberi pesan pesan kepada Mbak Lastri, Savitri dan Reni lalu masuk ke dalam mobil. Mobil berjalan pelan pelan meninggalkan Mbak Lastri. Reni dengan ceria tangan mungilnya melambai lambai dadah dadah pada Mbak Lastri sampai hilang sosok Mbak Lastri dari pandangan matanya.
Beberapa menit kemudian mobil sudah sampai di depan sekolah Reno. Reno yang sudah keluar dari kelasnya, melihat mobil Mamanya sudah di depan langsung berlari menuju ke mobil dan membuka pintu belakang.
“Ma, nanti kita bobok di rumah Kakek?” tanya Reno saat di dalam mobil. Sebab tadi pagi sudah diberitahu kalau pulang sekolah main ke rumah Kakek.
“Iya sayang besok pagi kita pulang kamu langsung ke sekolah.” jawab Savitri lalu menjalankan mobil meninggalkan sekolah Reno menuju ke rumah orang tuanya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalan raya. Perjalanan lumayan jauh, setelah beberapa waktu mobil sudah meninggalkan kota dan mulai memasuki wilayah luar kota. Dan tidak lama kemudian sampai di rumah orang tua Savitri.
“Kok tidak kabar kabar dulu mau ke sini Vit. Ibu kan bisa menyiapkan untuk cucu cucu Ibu.”.ucap Nenek saat Savitri dan anak anaknya sudah berdiri di depan rumah Nenek.
“Mendadak Bu, ada hal penting yang ingin saya sampaikan pada Bapak dan Ibu.” Jawab Savitri sambil memberi salam kepada Nenek, lalu diikuti oleh Reno dan Reni.
“Reno dari pulang sekolah ya? Pasti kamu capek sekali.”
“Atu juda cape Ne.”
“Oh kamu juga capek anak cantik he...he... Sini Nenek gendong.” ucap Nenek lalu mengendong Reni.
“Bapak dimana Bu?”
“Biasa di kebun belakang. Makanya Bapakmu senang punya rumah di pinggiran kota karena punya kebun belakang rumah dan halaman luas. Sebentar lagi Bapak selesai jam makan siang. Tapi gimana nih Nenek tidak masak banyak.”
“Tenang Nek Mama bawa ayam goreng.” ucap Reno sambil tersenyum menatap Nenek
“Aku mau nyusul Kakek ke kebun.” ucap Reno kemudian lalu berlari menuju ke halaman belakang.
“Aku juda.” ucap Reni sambil berlari mengikuti Reno. Sedangkan Savitri dan Nenek lalu pergi ke belakang menyiapkan makan siang.
Malam harinya setelah Reno dan Reni tidur..Savitri dan kedua orang tuanya duduk di ruang keluarga.
“Pak, Bu ... Gandi mengajak saya menikah dan saya menyetujuinya.” ucap Savitri mengawali pembicaraan.
“Bagus itu, Bapak sangat setuju. Sepertinya dia sangat perhatian dengan kamu, anak anak dan kami.” ucap Kakek menyetujui keputusan Savitri.
“Iya Vit, orangnya hangat. Tidak seperti Arya perhatiannya hanya untuk Reno dan Reni. Menikahnya kan sama kamu harusnya hangat sama kamu juga. Juga harus perhatian sama kami orang tua kamu.” ucap Nenek
“Aku juga kuatir kalau Oma menjodohkanmu hanya karena Oma tidak rela harta dari Ardi beralih ke tanganmu seperti yang dibilang Gandi.” ucap Kakek yang sudah terprovokasi Gandi.
“Bentar Vit. Tapi bagaimana dengan Gandi apa pekerjaannya?” tanya Nenek
“Pebisnis Bu, aku sudah diajak waktu dia pertemuan dengan teman teman bisnisnya. Rumahnya juga bagus. Dan yang penting dia cinta aku dan sayang pada anak anak Bu.” jawab Savitri.
“Kalau masa iddahmu selesai segera nikah saja. Biar segera jelas, kamu jelas, Arya juga jelas dia bisa cari perempuan lain.” ucap Kakek
“Iya Pak, kalau Arya dan Gandi sering ke rumah juga jadi bahan pergunjingan tetangga.” ucap Savitri lalu dia juga menceritakan kalau dia menjadi bahan pergunjingan di komplek.
“Jelas itu Vit, yang namanya janda meskipun kamu tidak melakukan apa apa tapi kalau dekat dekat dengan laki laki jelas jadi omongan masyarakat. Makanya kalau syarat sudah terpenuhi segera nikah.” ucap Kakek
“Vit tapi kamu juga harus ke rumah Oma dan Opa, kamu juga harus minta restu pada mereka.” ucap Nenek.
“Iya Bu, tapi Oma sikapnya ke aku dingin sejak aku menolak maunya. Aku sudah bilang ke Arya sih, aku bilang agar Arya ngasih tahu Oma dan Opa.” jawab Savitri.
“Kamu tetap harus datang ke rumahnya, bagaimanapun mereka orang tua dari ayahnya anak anakmu.”
“Iya Bu.” ucap Savitri, lalu karena sudah larut malam Kakek dan Nenek pamit untuk tidur. Dan Savitripun juga bangkit berdiri berjalan menuju ke kamarnya.
Sebelum pergi tidur Savitri mengambil hapenya. Dia baru teringat kalau tidak menyimpan nomer telpon Gandi di hape miliknya. Sedangkan hape Ardi tidak dia bawa. Savitri lalu membuka akun media sosialnya lalu melakukan DM dengan Gandi. Gandi yang hapenya ada notifikasi langsung membuka pesan dari Savitri.
Savitri memberi tahu pada Gandi kalau orang tua Savitri menyetujui hubungan mereka. Gandi sangat bahagia lalu meminta nomer hape Savitri. Gandi ingin segera menelpon Savitri. Savitri yang sudah memutuskan pilihan pada Gandi lalu memberi nomer hapenya pada Gandi. Dan tidak lama kemudian hape Savitri berdering. Tampak berderet nomer muncul di layar kontak hape Savitri.
“Hallo sayang.... Aku sampai bingung mau omong apa tapi pengen omong. Bagaimana Vit, orang tuamu sudah setuju.”
“Iya Om.”
“Jangan panggil Om donk.... Okeylah.. mungkin kamu masih belum terbiasa.... Vit share lok ya, aku besok datang ke orang tuamu aku akan melamarnya.”
“Tapi besok pagi aku sudah balik, aku antar Reno sekolah. Reno sudah banyak ijin karena meninggalnya bang Ardi.”
“Ya sudah tidak apa apa, aku saja yang ke rumah orang tuamu. Yang penting aku sungguh sungguh akan melamarmu”
“Om Gandi datang dengan orang tua Om?” tanya Savitri.
“Iya. Tetapi tidak usah repot repot yang penting pembicaraan keluarga. Aku duda dan kamu janda tidak usah pakai acara acara seremonial.....Ya sudah sayang, aku tutup ya.. hati hati besok bawa mobilnya.” ucap Gandi mengakhiri pembicaraannya di telepon.
Savitri lalu menutup sambungan telpon. Dia berjalan menuju ke tempat tidurnya, menyusul Reno dan Reni yang sudah tertidur dengan nyenyak.
Pagi hari setelah mengantar sekolah Reno. Savitri menuruti pesan dari Ibunya, untuk datang ke rumah orang tua Ardi. Jika dipikir pikir memamg ada benarnya, bisa dibilang tidak sopan jika tidak memberi tahu langsung pada orang tua Ardi. Savitri turun bersama Reni setelah mobil sudah terparkir di halaman rumah orang tua Ardi.
“Omaaaaa.... Opaaaaa....” teriak Reni sambil berjalan cepat menuju ke pintu rumah. Savitripun ikut berjalan cepat.
“Reniiiiii" teriak Oma sambil membuka pintu, lalu Oma mengendong Reni dan berjalan masuk tanpa menghiraukan Savitri. Oma sudah diberi tahu oleh Arya kalau Savitri akan menikah dengan Gandi dan Oma belum bisa menerima keputusan Savitri.
Tidak lama kemudian Opa keluar, Savitri memberi salam kepada Opa. Lalu mereka duduk di sofa di ruang keluarga. Setelah berbasa basi menanyakan kabar, Savitri memberi tahu rencananya dan meminta restu pada Opa dan Oma, meskipun Oma tidak mendengar ucapan Savitri sebab Oma membawa Reni pergi ke belakang, seperti biasanya Oma akan memberikan banyak makanan kesukaan cucu cucunya.
“Aku hanya bisa mendukung semua keputusanmu Vit, aku tidak punya hak untuk melarang kamu dalam menentukan pilihan jalan hidupmu, semoga kamu bahagia. Anak anak juga bahagia.” ucap Opa.
Setelah mendapat restu dari Opa, Savitri mohon diri dia akan mendatangi Oma yang masih di belakang. Savitri berjalan menuju ke ruang makan namun tidak di lihat Oma dan Reni. Lalu melangkah menuju ke dapur juga tidak ada yang ada hanya asisten rumah tangga yang sedang sibuk memasak.
“Oma dan Reni dimana Mbak?” tanya Savitri. Asisten rumah tangga memberi tahu kalau mereka sedang berada di taman belakang. Terlihat Reni duduk di depan Oma sambil makan es krim. Savitri mendekat dan akan duduk di dekat Reni.
Namun sebelum Savitri menaruh pantatnya. Oma sudah bangkit berdiri lalu mengendong Reni dan membawanya pergi ke depan. Savitri bingung dengan sikap Oma. Alhirnya Savitri hanya duduk sendirian sambil menunggu jam untuk menjemput Reno.
Setelah waktu untuk menjemput Reno tiba Savitri mencari keberadaan Oma dan Reni. Terlihat mereka duduk di ruang keluarga bersama Opa juga.
“Ma... maafkan saya.” ucap Savitri setelah duduk di samping Oma. Oma hanya diam saja.
“Adik, ayo pamit pada Oma dan Opa, kita jemput Kakak.” ucap Savitri kemudian. Reni lalu bangkit berdiri dan berjabat tangan dengan Opa dan Oma, mencium punggung tangan Opa dan Oma. Savitripun mengulurkan tangannya. Oma memberikan tangannya dengan malas.
“Mbakkkkk.” teriak Oma memanggil asisten rumah tangganya. Tidak lama kemudian yang dipanggil mbak datang sambil membawa dua paper bag besar.
“Ini buat Kakak dan Adik ya... “ ucap Oma sambil memberikan paper bag pada Reni, namun Reni jelas tidak kuat membawa, Savitri menerima paper bag itu, sambil mengucapkan terimakasih. Namun Oma hanya diam saja. Savitri lalu berjalan dengan Reni menuju ke mobilnya.
"Oma kenapa, apa benar yang dibilang Gandi." gumam Savitri lalu menyalakan mesin mobil dan pelan pelan berjalan meninggalkan rumah orang tua Ardi. Reni yang duduk di sampingnya masih menoleh ke belakang tangan mungilnya masih melambai lambai, padahal jendela sudah ditutup Savitri dan rumah juga sudah tidak terlihat mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments