Bab. 8. Gandi Menggila

Setelah membuka kunci gerbang dan melangkah masuk Savitri menutupnya kembali lalu dia berjalan menuju ke rumahnya. Dia memang sudah membawa kunci sendiri dengan maksud agar pulangnya tidak menganggu tidur Mbak Lastri dan kedua anaknya. Sedangkan Arya masih berdiri menunggu Savitri, masih setia berdiri di depan pintu.

“Jam berapa kamu datang?” tanya Savitri saat berada di depan pintu lalu masuk ke dalam melewati Arya.

“Tidak lama setelah kak Vitri berangkat.” jawab Arya lalu menutup pintu dan berjalan mengikuti langkah Savitri. Arya berjalan sambil mengendus endus aroma tubuh Savitri.

“Kak Vitri coba buka mulutnya.” ucap Arya sambil memegang tubuh Savitri dengan kedua tangannya dan menghadapkan wajah Savitri pada wajahnya.

“Apa sih kamu.” ucap Savitri sambil menampar Arya. Sedangkan Arya diam saja masih mengendus endus aroma udara di sekitar wajah Savitri.

“Jangan kurang ajar kamu.” ucap Savitri sambil mendorong tubuh Arya.

“Aman, Kak Vitri ga minum dan ga kena asap rokok.” ucap Arya lalu melepas tubuh Savitri dan berjalan meninggalkan Savitri. Dia memastikan mulut Savitri tidak berbau alkohol ataupun aroma rokok.

“Aku bisa jaga diri Ya.” ucap Savitri sambil terus berjalan. Savitri lalu membuka pintu kamarnya ingin segera melihat anak anaknya. Namun tidak ada kedua anaknya dan Mbak Lastri di kamarnya. Savitri lalu berjalan menuju ke kamarnya Reno. Dengan cepat dia membuka pintu kamar namun juga kosong tidak ada orang di dalam. Savitri mencari Mbak Lastri, dia berjalan menuju ke kamar mbak Lastri diketuk ketuk pintu kamar mbak Lastri namun tidak dibuka.

“Apa sudah tidur, apa mereka tidur di sini.” gumam Savitri membuka handel pintu pelan pelan. Dan betapa kagetnya dia karena kamar mbak Lastripun kosong.

“Apa iya mereka berempat tidur di kamar tamu.” gumam Savitri tidak habis pikir. Baru ditinggal begitu saja bikin bingung.

Saat Savitri menutup pintu dan akan berjalan meninggalkan kamar Mbak Lastri. Terlihat Mbak Lastri berjalan menuju ke kamarnya dengan wajah senyum terpuaskan.

“Ibu.” ucap Mbak Lastri kaget.

“Reno dan Reni dimana?” tanya Savitri.

“Tadi tidurnya sama Om Arya. Di kamar tamu”

“Terus kamu dari mana, juga tidur di sana?" tanya Savitri menyelidik.

“Tidaklah Bu, saya tadi tidur di kamar saya. Terus saya terbangun perut melilit krucuk krucuk he... he... terus saya ke dapur makan Bu.. Diet saya gagal.” ucap mbak Lastri dengan nada penyesalan sebab di dalam perutnya baru saja masuk satu piring nasi lengkap dengan lauk pauknya dan juga satu mangkok mie instan masih di tambah sepotong pizza dan satu mangkok puding coklat saus susu keju.

“Besok diet lagi.” ucap Savitri sambil tersenyum. Savitri lalu bergegas menuju ke kamar tamu. Sebelum mengetuk pintu kamar tamu sudah terbuka dan tampak Arya masih memegang handel pintu.

“Kak, mereka tidur sangat nyenyak aku gendong mereka dibawa ke kamar kak Vitri atau bagaimana?" ucap Arya meminta pertimbangan kakak iparnya.

Savitri lalu berjalan menuju ke tempat tidur dilihat Reno dan Reni tidur dengan sangat pulas. Dia merasa kasihan jika mereka terbangun.

“Biar saja mereka tidur di sini.” ucap Savitri lirih.

“Baiklah kak Vitri tidur di sini aku tidur di kamar Reno.” ucap Arya lalu hendak berjalan akan meninggalkan Savitri.

“Ya, temani mereka dulu sebentar, aku ganti baju. Takut kalau mereka terbangun mencari kamu.” ucap Savitri sebelum Arya melangkahkan kaki meninggalkan ruang tamu.

Arya lalu masuk ke dalam kamar tamu dan duduk di sofa yang berada di kamar tamu tersebut sambil memandangi kedua ponakannya yang tidur dengan pulas. Tidak lama kemudian Savitri sudah muncul lagi dengan baju tidur piyama dan rambut yang tergerai dengan wajah polosnya tanpa make up. Arya memandang sekilas wajah sang kakak ipar. Arya akui kalau Savitri memang cantik alami tanpa polesanpun wajah cantiknya mempesona.

“Sudah Ya kamu bisa ke kamar Reno.” ucap Savitri

“Eh iya Kak.” jawab Arya lalu meninggalkan kamar tamu.

Savitri lalu melangkahkan kaki menuju tempat tidur dan membaringkan tubuhnya di antara kedua anaknya dengan pelan pelan agar tidak membangunkan mereka. Namun Reno masih dengan mata terpejam lalu memeluk Savitri.

“Papa....” gumam Reno sambil mempererat pelukannya dengan mata masih terpejam. Savitri kemudian menepuk nepuk pelan pantat Reno agar pulas lagi tidurnya. Reno terlihat tidur pulas lagi sambil memeluk Savitri dengan erat.

“Pa....” teriak Reni dengan mata terpejam sambil tangan mungilnya bergerak memegang tubuh Savitri. Savitri lalu membalikan tubuhnya pelan pelan agar pelukan tangan Reno tidak terlepas. Savitri menepuk nepuk pelan pantat Reni.

“Apa aku harus menikah demi mereka.” gumam Savitri sambil membelai lembut rambut Reni, kemudian membelai lembut tangan mungil Reno yang memeluk erat pinggangnya.

Sementara itu di lain tempat, setelah masuk rumah Gandi berjalan mondar mandir sambil memegang hapenya. Banyak panggilan dan pesan masuk namun tidak dihiraukan oleh Gandi. Hati Gandi terbakar api cemburu saat melihat malam hari Arya berada di rumah Savitri.

“Apa yang harus aku lakukan.” ucap Gandi. Pikirannya terus pada Arya dan Savitri yang berada di bawah satu atap.

“Mereka berdua terjaga sementara yang lain tidur.” gumam Gandi membayangkan Arya dan Savitri berduaan. Gandi lalu menghubungi Savitri. Berkali kali Gandi mencoba membuat panggilan baik panggilan suara maupun panggilan video tapi tetap tidak diangkat. Gandi terus melakukan panggilan tanpa lelah, maksudnya adalah mengganggu kegiatan Savitri dan Arya.

“Sudah tidur, apa mereka sedang sibuk.” gumam Gandi. Gandi tidak menyerah dia tidak berhenti terus melakukan panggilan hingga dini hari.

Savitri yang berada di kamar tamu tidak mendengar hape Ardi yang terus berdering. Demikian juga Arya sudah tertidur pulas di kamar Reno. Sedangkan Mbak Lastri yang kekenyangan hanya gulang gulung membolak balikkan tubuhnya di tempat tidur.

“Heh.. tadi tidak bisa tidur kelaparan sekarang tidak bisa tidur karena kekenyangan.” gerutu Mbak Lastri yang masih juga terjaga. Mata mbak Lastri melihat jam dinding sudah hampir jam tiga pagi. Mbak Lastri lalu bangkit dari tidurnya, dia memutuskan untuk kerja saja daripada besok kesiangan bangun.

Mbak Lastri lalu memulai pekerjaannya dengan menyetrika baju baju terutama seragam sekolah. Setelah selesai menyetrika Mbak Lastri berjalan menuju ke ruang keluarga, dengan maksud akan membereskan ruang tersebut. Sebab kemarin Arya dan kedua keponakannya bermain di ruang tersebut sehingga bantal bantal sofa dan mainan berantakan. Saat berjalan Mbak Lastri mendengar suara dering hape di kamar Savitri.

“Dini hari ada telpon, mungkin telpon penting.” gumam Mbak Lastri.

“Ibu Vitri tidur di mana ya.”

Mbak Lastri mencoba memutar handel pintu pelan pelan lalu membuka pintu dengan perlahan juga. Mbak Lastri melihat kamar kosong tidak ada Savitri yang dicari. Lalu mbak Lastri masuk kamar dan mendekati hape yang berdering.

“Om Gandi video call.” ucap Mbak Lastri sambil tersenyum saat melihat ada nama Gandi tertera di layar hape. Lalu Mbak Lastri menggeser tombol hijau. Sementara Gandi di sana senang sekali saat panggilannya di terima. Namun rasa senang berubah kaget saat di dalam layar tampak wajah mbak Lastri dengan senyum lebarnya.

“Kok kamu, mana ibu Vitri.”

“Hust... jangan berisik, Ibu sedang tidur. Om mau apa dini hari video callan. Apa mau video call an enak enak sama saya.” ucap Mbak Lastri dengan senyum menggoda sambil memainkan kancing daster di bagian dadanya.

“Hai.. jangan lakukan. Katakan sekarang dimana Ibu Vitri tidur. Kok sepertinya itu kamar tidur Vitri.” ucap Gandi saat di layar hape menangkap foto Savitri dan Ardi dalam ukuran besar.

“Saya juga tidak akan melakukan takut nanti di screen shot sama Om, terus saya diperas.”

“Kepedean kamu, dimana Savitri?”

“Tidur di kamar tamu.” ucap mbak Lastri lalu menutup sambungan telponnya.

Gandi terlihat kesal sebab Mbak Lastri begitu saja menutup sambungan telpon, padahal dia belum mendapatkan kepastian dengan siapa Savitri tidur.

“Ha? Apa tadi yang dibilang Mbak Lastri, Savitri tidur di kamar tamu, dia tidur dengan Arya... alamak.. enak benar itu si Arya.” gerutu Gandi sambil berjalan mondar mandir karena gelisah. Gandi tidak bisa tidur dia berpikir keras bagaimana caranya agar tidak kedahuluan Arya dalam menikahi Savitri.

Akhirnya tiada pilihan lain selain harus terus memepet Savitri. Gandi sudah tidak ambil pusing dengan omongan dan nasehat teman temannya. Dia setiap hari datang ke rumah Savitri. Pagi hari datang mengantar Reno kalau sebelumnya setelah mengantar Reno, Gandi pulang, tidak kembali ke rumah Savitri namun datang di jam saat menjemput Reno itu pun jika dibutuhkan. Tetapi kalau sekarang setelah mengantar Reno, Gandi datang lagi ke rumah Savitri. Begitu pun setelah menjemput Reno, Gandi tidak pulang pulang. Pokoknya setia setiap saat berada di rumah Savitri. Dia rela disuruh apapun asal boleh berada di rumah Savitri.

“Om, kami akan istirahat sebaiknya Om pulang saja.” ucap Savitri saat mereka semua sudah selesai makan siang. Termasuk Gandi juga ikut makan siang dan dia makan hingga dua porsi piring besar. Sementara Reno dan Reni sudah berada di dalam kamar karena tadi Reno ada pelajaran olah raga jadi dia terlihat sangat lelah dan ingin segera tidur siang. Reni pun juga capek karena tadi sibuk dengan mainan barunya.

“Apa boleh ikut istirahat... eh ehm di kamar tamu maksudku.” ucap Gandi yang iri karena Arya bisa tidur di kamar tamu.

“Maaf Om, kamar tamu belum sempat diberesi Mbak Lastri.” jawab Savitri berusaha menolak dengan halus.

“Tidak diberesi juga tidak apa apa, aku suka yang apa adanya Vit.” ucap Gandi sambil tersenyum masih berusaha agar masih bisa di rumah Savitri. Savitri lalu melihat Mbak Lastri, dia membutuhkan bantuan Mbak Lastri karena sudah kehabisan kata kata.

“Sini Om... istirahat di kamarku saja... sungguh apa adanya di sana.” ucap Mbak Lastri sambil menarik tangan Gandi. Gandi yang ditarik tangannya oleh Mbak Lastri dengan spontan memberontak, lalu berjalan meninggalkan rumah Savitri, namun Gandi masih mencari cara agar selalu bisa memepet Savitri.

Terpopuler

Comments

Azizah az

Azizah az

ayo Mbak Lastri maju terus pantang mundur😂

2022-08-27

1

Nit_Nit

Nit_Nit

Dia mau mepet savitri malah dipepet mbak lastri😁

2022-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Mendadak Janda
2 Bab. 2. Papa Arya
3 Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4 Bab. 4. Pendekatan Gandi
5 Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6 Bab. 6. Provokasi Gandi
7 Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8 Bab. 8. Gandi Menggila
9 Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10 Bab. 10. Arya vs Gandi
11 Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12 Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13 Bab. 13. Nikah
14 Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15 Bab. 15. Bulan Madu
16 Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17 Bab. 17. Tagihan
18 Bab. 18. Bentakan
19 Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20 Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21 Bab. 21. Pecah
22 Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23 Bab. 23. Omong Besar Gandi
24 Bab. 24. Diperbudak Suami
25 Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26 Bab. 26. Transferan Diperketat
27 Bab. 27. Telat
28 Bab. 28. PHK
29 Bab. 29. Gandi Mabuk
30 Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31 Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32 Bab. 32. Konspirasi
33 Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34 Bab. 34. Mencari Pinjaman
35 Bab. 35. Hujan Badai
36 Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37 Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38 Bab. 38. Ancaman Gandi
39 Bab. 39. Savitri Sakit
40 Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41 Bab. 41. Hamil
42 Bab. 42. Niat Licik Gandi
43 Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44 Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45 Bab. 45. Tertunda
46 Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47 Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48 Bab. 48. Savitri Pulang
49 Bab. 49. Gandi Diusir
50 Bab. 50. Selamatkan Dia
51 Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52 Bab. 52. Tidak Tertolong
53 Bab. 53. Gandi Bonyok
54 Bab. 54. Rencana Cerai
55 Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56 Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57 Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58 Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59 Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60 Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61 Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62 Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63 Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64 Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65 Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66 Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67 Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68 Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69 Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70 Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71 Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72 Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73 Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74 Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75 Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76 Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77 Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78 Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79 Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80 Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81 Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82 Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83 Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84 Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85 Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86 Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87 Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88 Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89 Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90 Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91 Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92 Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93 Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94 Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95 Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96 Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97 Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98 Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99 Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100 Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101 Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102 PROMO NOVEL BARU
103 Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab. 1. Mendadak Janda
2
Bab. 2. Papa Arya
3
Bab. 3. Gandi.... Om Genit
4
Bab. 4. Pendekatan Gandi
5
Bab. 5. Pertemuan Dua Keluarga
6
Bab. 6. Provokasi Gandi
7
Bab. 7. Kencan Berdua (Akal Bulus Gandi)
8
Bab. 8. Gandi Menggila
9
Bab. 9. Pergunjingan Tetangga
10
Bab. 10. Arya vs Gandi
11
Bab. 11. Kegelisahan Savitri
12
Bab. 12. Ke Rumah Orang Tua
13
Bab. 13. Nikah
14
Bab. 14. Kelakuan di Awal Pernikahan
15
Bab. 15. Bulan Madu
16
Bab. 16. Reno dan Reni Terabaikan
17
Bab. 17. Tagihan
18
Bab. 18. Bentakan
19
Bab. 19. Reno Masuk Rumah Sakit
20
Bab. 20. Berpisah dengan Anak
21
Bab. 21. Pecah
22
Bab. 22. Pemaksa Tak Mau Diatur
23
Bab. 23. Omong Besar Gandi
24
Bab. 24. Diperbudak Suami
25
Bab. 25. Kedatangan Anna Istri Pertama Gandi
26
Bab. 26. Transferan Diperketat
27
Bab. 27. Telat
28
Bab. 28. PHK
29
Bab. 29. Gandi Mabuk
30
Bab. 30. Curahan Hati Savitri
31
Bab. 31. Uang Dirampas Hape Disita Gandi
32
Bab. 32. Konspirasi
33
Bab. 33. Gandi Kabur Membawa Uang dan Motor Savitri
34
Bab. 34. Mencari Pinjaman
35
Bab. 35. Hujan Badai
36
Bab. 36. Gandi Kembali ke Rumah Savitri
37
Bab. 37. Pulang, Cemburu dan Marah
38
Bab. 38. Ancaman Gandi
39
Bab. 39. Savitri Sakit
40
Bab. 40. Savitri Masuk Rumah Sakit
41
Bab. 41. Hamil
42
Bab. 42. Niat Licik Gandi
43
Bab. 43. Gandi Mencari Barang Berharga Savitri
44
Bab. 44. Rencana Membobol Lemari
45
Bab. 45. Tertunda
46
Bab. 46. Berkumpul dengan Anak
47
Bab. 47. Gandi Membawa Perempuan Sexy
48
Bab. 48. Savitri Pulang
49
Bab. 49. Gandi Diusir
50
Bab. 50. Selamatkan Dia
51
Bab. 51. Gandi Menggadaikan
52
Bab. 52. Tidak Tertolong
53
Bab. 53. Gandi Bonyok
54
Bab. 54. Rencana Cerai
55
Bab. 55. Sesi 2. Memulai Kehidupan Baru
56
Bab. 56. Sesi 2. Janda ke Dua Kali
57
Bab. 57. Sesi 2. Menyelimuti Arya
58
Bab. 58. Sesi 2. Arya Sakit
59
Bab. 59. Sesi 2. Hadirnya Masa Lalu Arya
60
Bab. 60. Sesi 2. Minta Balikan
61
Bab. 61. Sesi 2. Niat Savitri
62
Bab. 62. Sesi 2. Savitri Berdebar
63
Bab. 63. Sesi 2. Sekretaris Arya
64
Bab. 64. Sesi 2. Savitri Bertemu Helena
65
Bab. 65. Sesi 2. Tugas Sekretaris Baru
66
Bab. 66. Sesi 2. Arya Mulai Cemburu
67
Bab. 67. Sesi 2. Menerima Panggilan Telepon Helena
68
Bab. 68. Sesi 2. Menggoda Janda
69
Bab. 69. Sesi 2. Satu Kamar
70
Bab. 70. Sesi 2. Rencana Helena
71
Bab. 71. Sesi 2. Ada Rasa
72
Bab. 72. Sesi 2. Tragedi
73
Bab. 73. Sesi 2. Kesempatan
74
Bab. 74. Sesi 2. Akal Helena
75
Bab. 75. Sesi 2. Trauma
76
Bab. 76. Sesi 2. Beda Pendapat
77
Bab. 77. Sesi 2. Syarat
78
Bab. 78. Sesi 2. Arya Jatuh Cinta
79
Bab. 79. Sesi 2. Bukan Gombalan
80
Bab. 80. Sesi 2. Ke Rumah Sakit
81
Bab. 81. Sesi 2. Helena Keterlaluan
82
Bab. 82. Sesi 2. Tidak Menduga
83
Bab. 83. Sesi 2. Kuatir
84
Bab. 84. Sesi 2. Rencana Melamar
85
Bab. 85. Sesi 2. Menunggu Waktu
86
Bab. 86. Sesi 2. Ancaman buat Arya
87
Bab. 87. Sesi 2. Semoga Cinta
88
Bab. 88. Sesi 2. Tak Tega Pada Anaknya
89
Bab. 89. Sesi 2. Ketemu Gandi
90
Bab. 90. Sesi 2. Cincin buat Helena
91
Bab. 91. Sesi 2. Hancur Leburkan
92
Bab. 92. Sesi 2. Mengantar Helena
93
Bab. 93. Sesi 2. Mengantar Helena 2
94
Bab. 94. Sesi 2. Waktu Lamaran Semakin Dekat
95
Bab. 95. Sesi 2. Terobati
96
Bab. 96. Sesi 2. Lamaran
97
Bab. 97. Sesi 2. Jamu Calon Pengantin
98
Bab. 98. Sesi 2. Pernikahan ( Tamu Tak Diundang)
99
Bab. 99. Sesi 2. Kamar Pengantin
100
Bab. 100. Sesi 2. Menunggu Adik Bayi Datang
101
Bab. 101. Sesi 2. Adik Bayi
102
PROMO NOVEL BARU
103
Promo Novel Sukses Setelah Dihina dan Dicerai
104
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!