Bulan madu mereka berdua sudah usai. Lama kelamaan tubuh Savitripun bisa menikmati permainan kasar Gandi, seperti merasakan sensasi tersendiri. Mereka berdua kini sudah kembali ke rumah dan sudah menjalankan aktivitas sehari hari.
Pada suatu malam Savitri tidur di kamarnya bersama Reni. Gandi yang sedang menonton TV di ruang keluarga mendadak dia menginginkan Savitri., dia lalu memencet tombol off remot TV dan melangkah menuju ke kamarnya Savitri. Savitri yang sudah tertidur dicium dengan memburu oleh Gandi. Di luar dugaan Savitripun membalas ciuman Gandi dengan tidak kalah memburunya. Tidak ingin membuang kesempatan Gandi lalu dengan segera membopong Savitri dan dibawanya ke kamar tamu meninggalkan Reni yang tertidur pulas seorang diri. Dengan tidak sabar Gandi merebahkan tubuh Savitri di tempat tidur dan terjadilah pergulatan panas di sana membunuh dinginnya malam. Setelah keduanya terpuaskan mereka tertidur dengan pulas. Sudah tidak ingat lagi Reni yang tidur seorang diri di kamar Savitri.
Sementara itu di saat dini hari semua sedang merajut mimpi, Reni merasakan kandung kemihnya penuh dan harus dikeluarkan.
“Ma... pipis Ma....” gumam Reni dengan mata terpejam.
“Ma.... pipis Ma...” ucap Reni lebih keras dengan mata yang masih terpejam.
“Ma........” teriak Reni lalu membuka matanya, kemudian dia duduk untuk melihat Mamanya.
“Hua..... hua..... hua..... Mama.... Mama dimana... atu atut cendili...." tangis Reni pecah saat menyadari dia hanya seorang diri di dalam kamar.
“Hua.... hua.......” tangisan Reni yang sangat keras terdengar di kamar Reno yang bersebelahan. Mbak Lastri yang kamarnya di belakang tidak mendengar suara tangis Reni. Reno yang mendengar suara tangisan Adiknya langsung terbangun. Dia berjalan dengan mata terkantuk kantuk....
“Adik.” ucap Reno saat membuka pintu dilihatnya Reni duduk di tempat tidur sambil menangis.
“Kakak atu tatut hua... hua.... Mama dimana?” teriak Reni sambil masih menangis
“Jangan takut ada kakak di sini.” ucap Reno sambil mendekati Reni
“Adik kok ngompol?” tanya Reno karena melihat sprai basah.
“Iya Kak bacah cemua.. datal..”
“Ya ayo ganti celana dan bajunya.” ucap Reno lalu membantu adiknya turun dari tempat tidur Reni. Reno lalu membawa Reni ke kamar mandi dan mengambilkan baju ganti.
“Adik tidul di tamal Kaka aja ya. Atu atut.” ucap Reni saat sudah selesai ganti baju.
“Iya.. Iya...” jawab Reno. Lalu mereka berdua berjalan keluar kamar Savitri dan masuk ke kamar Reno. Mereka tidur berdua di sana.
Pagi harinya, Mbak Lastri sudah menyiapkan sarapan di meja makan. Namun sudah waktunya sarapan meja makan masih sepi.
“Kakak apa tidak sekolah ya.” gumam Mbak Lastri lalu dia berjalan menuju ke kamar Reno, kemudian dia mengetuk ngetuk kamar Reno. Mbak Lastri membuka pelan pelan daun pintu. Mbak Lastri kaget saat melihat ada dua anak yang tidur nyenyak dengan saling memeluk.
“Reni kenapa tidur di sini. Ah pasti dipindah oleh pengantin baru.” gumam mbak Lastri sambil tersenyum kemudian mendekati tempat tidur Reno. Mbak Lastri duduk di tepi kasur tempat tidur tersebut sambil menatap wajah Reno yang terlihat nyenyak. Terasa kasihan kalau dibangunkan namun sudah siang.
“Kak Reno.. sudah siang, sekolah tidak.” ucap Mbak Lastri sambil menggoyang goyang kaki Reno.
“Hmmm...” gumam Reno sambil menendang tangan mbak Lastri.
“Ini tangan Mbak Lastri bukan bola kok ditendang. Ayo bangun, sekolah biar pinter.”
“Masih ngantuk Mbak...” ucap Reno dengan mata masih terpejam
“Kalau malas sekolah jadi anak bodoh loh.” ucap Mbak Lastri. Reno lalu mau membukakan matanya. Reno lalu bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi. Sejak ditinggal Savitri bulan madu Reno sudah belajar untuk menyiapkan kebutuhannya sendiri. Mandi , ganti baju, pakai sepatu semua sudah bisa dia lakukan sendiri.
“Mbak...., Mama dan Papa Gandi masih bobok, aku yang ngantar siapa?” tanya Reno saat sudah siap akan berangkat ke sekolah.
“Kakak diantar pakai ojek aja ya.”
“Ogah.”
“Lihat jam itu Mbak... jam segitu sudah dimulai pelajaran... aku sudah telat. Daripada dihukum Ibu Guru lebih baik aku tidak usah sekolah. Bobok lagi aja aku juga masih ngantuk.” ucap Reno lalu dia kembali masuk ke dalam kamar.
Waktu terus berlalu, Gandi dan Savitri yang selalu sibuk di malam hari dengan pergulatannya membuat mereka bedua bangun selalu siang. Reno kalau bisa bangun pagi diantar oleh ojek atau dititipkan pada Anisa. Tetapi jika Reno malas bangun pagi karena terbangunkan oleh Reni yang pipis sudah dipastikan Reno bolos sekolah. Dan jika Reno tidak sekolah Reni malah senang sebab bisa bermain dengan Kakaknya.
Saat masih bermain main dengan kakaknya Reno, Reni menangis sambil menggaruk ngaruk pangkal paha dan pantatnya.
“Hua.... hua..... catit.... datal....catit....” tangis Reni dengan tangan masih menggaruk ngaruk.
“Adik kenapa?” tanya Reno lalu melepaskan mainan di tangannya kemudian mengusap usap pundak Reni. Reni lalu menunjukkan bagian tubuhnya yang sakit. Reno kaget melihat ada banyak ruam merah dan bekas garukan di paha dan pantat Reni. Akibat Reni sering ngompol dan yang membersihkan Reno hanya sebisanya anak kecil membuat bagian tubuh Reni yang terkena ompol menjadi iritasi. Jika pun memakai pempers di malam hari sampai penuh baru dibuka di pagi hari, kulit Reni yang sensitif menjadi iritasi.
“Adik garuk garuk ya?” tanya Reno dan Reni mengangguk. Reno melihat kuku jari Reni ysng sudah panjang. Reno lalu berjalan mengambil lotion anti gagal.
“Jangan digaruk ya.. nanti biar Mbak Lastri memotong kuku Adik.” ucap Reno sambil mengoles lotion anti gatal di tubuh Reni. Mereka berdua lalu bermain main lagi. Namun tidak lama kemudian Reni menangis lagi sambil menggaruk garuk lagi bagian tubuhnya yang gatal. Reno sudah mengusap usap bagian tubuh Reni agar tidak digaruk namun tetap saja Reni menangis. Mbak Lastri yang sedang di dapur mendengar suara tangis Reni yang tidak berhenti, lalu dengan segera mendatangi.
“Adik kenapa?” tanya Mbak Lastri mendekat lalu mengendong Reni. Reno lalu melaporkan pada Mbak Lastri tubuh Reni yang gatal dan banyak bekas garukan.
“Lah... kok sampai kayak gini Dik. Selama ini Adik tahan ya. Adik kalau mandi sama Mama atau sama siapa?” tanya Mbak Lastri saat melihat bagian tubuh Reni. Selama ini biasanya Savitri yang memandikan Reni. Saat Savitri pergi dia dan Anisa yang memandikan Reni.
“Kakak.” jawab Reni sambil masih terisak.
“Iya Mbak, kan Mama sekarang seringnya tidur di ruang tamu dan bangun siang terus Adik tidur sama Kakak kan sekalian mandinya. Kalau Kakak bolos sekolah he.. he...” jawab Reno dengan jujur.
“Kemarin waktu Mbak Lastri mandiin belum ada ruam ruamnya. Ini pasti karena ompol. Kakak bangunin Mama sana. Bilang Adik sakit, harus dibawa Dokter takutnya ini nanti jadi infeksi.” ucap Mbak Lastri sambil mengobati ruam dan luka goresan di tubuh Reni.
Reno lalu berlari menuju ke ruang tamu. Dia menggedor gedor dan menendang nendang pintu sambil berteriak teriak.
“Ma... cepat bangun Adik sakit Ma...”
“Ma... Adik sakit Ma.... harus dibawa ke dokter kata Mbak Lastri.” teriak Reno masih dengan menggedor gedor pintu. Sebab dia sangat kuatir dengan Adiknya saat Mbak Lastri bilang harus segera dibawa ke Dokter.
Savitri dan Gandi kaget saat mendengar ada teriakan Reno dan gedor gedor pintu. Savitri lalu bangkit dari tempat tidur lalu segera keluar dari kamar. Sedangkan Gandi mengambil bantal dan menutupi kuping dengan bantal lalu tidur lagi.
“Kakak tidak sekolah lagi?” tanya Savitri.
“Kesiangan bangun Ma, adik sakit Ma, nangis terus.” ucap Reno. Savitri lalu bergegas untuk melihat Reni. Reni masih dipangku Mbak Lastri dan Reni masih terisak isak. Mbak Lastri terlihat sudah selesai memotong kuku jari jari Reni. Savitri memegang kening Reni.
“Hanya sedikit demamnya.” gumam Savitri.
“Ini Bu, yang sakit. Kasihan anaknya gatal dan digaruk garuk jadi tambah banyak lukanya.” ucap Mbak Lastri sambil menunjukkan bagian tubuh Reni yang sakit. Savitri terlihat kaget.
“Kok bisa sampai seperti ini. Mbak Lastri kalau mandiin dia ga lihat sebelumnya?” tanya Savitri lalu memgambil alih Reni dari pangkuan Mbak Lastri. Savitri mengamati ruam ruam dan luka di tubuh Reni.
“Ehmmmmm terakhir kali saya mandiin belum ada Bu.” jawab Mbak Lastri takut takut
“Maaf Ma, Kakak yang mandiin Adik. Adik maunya dimandiin Kakak. Maaf Ma, Kakak ga lihat luka luka Adik.” ucap Reno sambil menundukkan kepalanya merasa bersalah. Savitri lalu menarik tubuh Reno dan dipeluknya dari samping. Savitri tidak tega melihat wajah Reno yang merasa bersalah. Savitri lebih merasa bersalah karena dia serba salah tidak bisa menolak kemauan Gandi karena hati dan tubuh tidak sinkron, hati menolak tetapi tubuhnya tidak bisa menolak. Dan di pagi hari benar benar mata susah dibuka.
“Ya sudah Mama mandi dulu nanti kita antar Adik ke Dokter.” ucap Savitri lalu dia berjalan menuju ke ruang tamu untuk membangunkan Gandi agar mengantar ke Dokter.
“Bang, bangun antar kita ke rumah sakit. Adik sakit.” ucap Savitri sambil menggoyang goyang kaki Gandi.
“Ehmmm... kamu kan bisa bawa mobil sendiri. Aku masih ngantuk.” ucap Gandi sambil merapatkan lagi bantal untuk menutup kupingnya. Savitri tidak mau banyak berdebat. Dia lalu berjalan menuju ke kamarnya untuk bersiap siap mengantar Reni ke Dokter. Jika semakin parah dia juga takut disalahkan oleh keluarga almarhum suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Azizah az
vit kmu nggk mikir gtu sama gandi dia cuma butuh tubuh Lo doang
2022-08-28
1