Kamar Sebelah

“Turun!” perintah Shian pada gadis tawanannnya itu. Senyuman terus tersungging di bibirnya mulai malam ini, Aksa tidak akan berani mengganggu Janeth lagi.

“Shian, aku harus menelepon ayahku,” ucap Janeth sambil meraih ponselnya.

“Tidak perlu, Papa sudah meminta ijin pada ayahmu untuk tidak mengkhawatirkanmu selama kau berada di sini, makanan, tempat tinggal yang nyaman dan pria yang tampan semuanya tersedia di sini Janeth!” ejek Shian.

“Co-coba ulangi sekali lagi, pria tampan siapa dia?”

“Tentu saja, jawabannya sudah ada di hadapanmu,” ucap Shian dengan bangga sambil menaikan kerah kemejanya.

“Kau benar, Pak Yoshi memang tampan tidak sepertimu,” sanggah Janeth yang melihat Yoshi sedang berdiri di belakang Shian.

“Selamat malam Pak Yoshi,” sapa gadis itu, mendorong tubuh Shian yang menghalanginya. Shian pun berdecak kesal, tidak sadar sejak kapan ayahnya berada di sana.

Janeth mencium tangan Yoshi, dan Yoshi memintanya untuk masuk, diikuti Shian dari belakang. Gweneth dengan raut wajah sumringahnya menyambut kedatangan Janeth. Dia sangat terlihat lelah, karena ikut membantu mendiamkan adik bungsunya saat sang ibu sedang sakit.

“Janeth, kau bisa istirahat di kamar tamu,” ucap Yoshi.

“Kamar tamu di lantai dua kan Pa?” celetuk Shian, kamar tamu di lantai dua memang bersebelahan dengan kamarnya.

“Terserah Janeth, mau di lantai berapa.”

“Saya menurut saja Pak, jika memang harus tinggal di lantai dua,” jawab janeth patuh.

“Biaklah Niluh akan membantumu, kamarmu bersebelahan dengan Shian ya,” ucap Yoshi.

“Oh, apa tidak ada kamar lain Pak?” Janeth mnegerutkan keningnya.

“Ada—“ ucapan Yoshi terpotong saat tiba-tiba Shian menyambar.

“Tidak ada, kamar tamu di lantai satu sedang dalam tahap renovasi, apa kau mau tidur bersama para kuli?”

“Yang benar saja!” jawab Janeth terlihat malas. Dia tau Shian sedang mengerjainya tetapi ia tak mungkin membalas pria itu di hadapan Yoshi.

Janeth menaikki anak tangga dengan membawa koper di tangannya, Shian hanya tersenyum melihat gadis itu kelelahan.

“Butuh bantuan?” tawar Shian.

“Tidak, aku bisa!” Janeth menolak sambil tetap menaikki anak tangga.

“Dasar kuli panggul!” ejek Shian kemudian tangannya meraih koper itu dengan paksa.

Janeth memanyunkan bibirnya, bagaimana pun sesungguhnya pria itu begitu perhatian padanya meskipun telah terjadi pertikaian, di antara mereka beberapa waktu yang lalu.

Shian membukakan pintu untuk gadis itu kemudian meletakkan kopernya di atas bed.

“Janeth, jika kau butuh sesuatu datanglah ke kamarku. Kamarku terbuka 24 jam untukmu,” ucap Shian sambil mengedipkan sebelah matanya.

‘Asataga si mesum ini masih saja belum sadar juga,’ batin Janeth.

“Shian, apa kau sedang mabuk?” Janeth mencium aroma alcohol dalam hembusan napas Shian.

“Tidak, aku tidak pernah mabuk-mabukkan.” Shian menggelengkan kepalanya, masih terlihat noda merah bekas pukulan nampan Janeth pada pipinya.

“Apa pun alasannya, jangan pernah mabuk. Aku tak menyukainya Shian.” Shian terdiam, dan mencoba mencerna perkataan Janeth.

‘Kaulah alasanku, Janeth. Seandainya saja kau tak pergi bersama Aksa hari ini aku tak mungkin menyentuh beer-beer itu,’ gumam Shian, jujur saja kepalanya masih sangat pusing dan tingkat kesadarannya masih di bawah 80 persen.

Janeth menutup pintu, dan merebahkan tubuhnya pada bed mewah itu, dipandanginya setiap sisi kamar tersebut, yang didominasi oleh warna abu, bagitu menggambarkan suasan hatinya akhir-akhir ini. tak berapa lama Shian kembali mengganggu.

Tok

Tok

“Ya, ada apa lagi?” tanya Janeth, malas.

“Kunci pintunya dengan benar, karena aku punya kebiasaan tidur sambil berjalan!” goda Shian, entah mengapa melihat Janeth kesal bagaikan sebuah hiburan seru untuknya.

Berbeda dengan Sisil, gadis itu begitu mudah ditakhlukan hingga terasa tidak menantang seperti Janeth, bayangan wajah ayu Janeth tetapi beraura kuat begitu mengganggu pikiran Shian akhir-akhir ini.

Brak

Pintu tertutup rapat, Janeth memutar kunci dengan benar. Tanpa meladeni pria itu lagi, akhirnya Janeth beristirahat. Ponselnya berdering ternyata sang ayahlah yang menelepon.

“Halo Ayah,” sapa Janeth.

“Nak, apa kau baik-baik saja?” tanya pria itu khawatir.

“Jani baik-baik saja Yah, maafkan Jani karena tidak meminta ijin pada Ayah. Ibu Ana meminta Jani untuk membantunya mengurus Si Bungsu.”

“Ayah tau itu Nak, Pak Yoshi sudah meminta ijin pada ayah sebelumnya, tetapi ada yang ingin ayah tanyakan,”

“Apa Yah?”

“Apakah terjadi perampokan atau pencurian di rumah kita, Jani? Mengapa sapu kesayangan Ayah patah menjadi dua, dan nampan hiasan pun penyok, apa kau memukuli pencuri malam ini?” tanya Ardiansyah polos.

“Bu-bukan pencuri ayah,” ucap Janeth tergagap. Tidak mungkin ia mengatakan pada ayahnya jika sapu dan nampan tersebut ia gunakan untuk mneghajar Shian yang mencoba melecehkannya.

“Lalu kenapa Nak?”

“Umh, kucing Yah. Blacky kucing tetangga mencoba mencuri ikan koi ayah malam ini.”

“Apa? Tapi ikan ayah Piranha Nak, bukan Koi.”

(Bisa ludes kucingnya dimakan piranha genk haha, kebayang Shian ludes dihajar sama Janeth)

***

Keesokan paginya.

Janeth bangun lebih awal lalu ke dapur, di lihatnya kamar Shian masih tertutup rapat, untung saja semalam ia tidak mengganggunya lagi.

Dia sangat menyukai kegiatan dapur. Ana yang melihat gadis rajin itu pun menghampiri, sudah lama ia mendambakan suasana seperti ini.

Ana seperti melihat sosoknya sendiri dalam tubuh Janetha. Dia tau jika Janeth adalah gadis yang kuat dan tidak mudah menyerah sama sepertinya saat berusaha menghindari cengkraman Yoshi, bedanya Janeth lebih bisa menangani Shian dan traumanya.

“Nak, terimakasih ya kau sangat membantu Ibu dengan kehadiranmu di sini,” sapa Ana.

“Ibu Ana, bagaimana kabarnya? Apa perut ibu masih sakit? Istirahat saja Bu, biar Janeth yang mengurus baby bungsu.” Janeth meraih bayi gemas itu dari tangan ibunya. Tetapi Ana menahan karena saat itu rasa ngilunya sedang tidak kambuh.

“Ibu baik-baik saja Nak, apa ibu bisa minta tolong untuk membangunkan Shian?”

‘Ah Ibu Ana, kenapa harus aku yang membangunkan playboy melempem itu?’ batin Janeth,

“Baik Bu,”

“Oh iya, tolong bawakan kopi dan sarapan juga ya, Ibu dengar Shian sedang tidak enak badan,” ungkap Ana tersenyum simpul.

Janeth pun mengangguk dengan terpaksa.

Gadis dengan pakaian casualnya itu kini memasukki kamar Shian, dengan secangkir kopi dan sarapan di tangannya.

“Shian, bangunlah! Sarapan!” ucap Janeth.

“Shian!” sekali lagi ia menaikkan intonasinya.

“Emmh,” Shian menggeliat, meregangkan otot-ototnya. Dia sadar jika Janeth sedang berada di hadapannya tetapi pria itu masih ingin menggoda.

“Aku tau kau sedang pura-pura tidur!”

“Jika kau tidak bangun juga, kopi ini yang akan membangunkanmu,” ancam Janeth bersiap menumpahkan kopi ke tubuh Shian, seketika pria itu tebangun.

“Jangan!”

“Sungguh kasar! bisakah kau membangunkan atasanmu dengan lembut ha!” ucap Shian.

‘Untung saja kau cantik dan seksi Janeth, jika tidak aku sudah meminta Uncle Reza untuk membuangmu ke laut!’ batin Shian.

“Jika Sisil yang di sini ia pasti sudah membangunkanku dengan morning kiss,” ucap Shian memperhatikan Janeth yang tampak anggun dengan dress bunga-bunga itu.

“Ya sudah minta saja Sisil-mu itu untuk mengurusmu!” Janeth meletakkan nampan di atas meja kemudian membalikkan badannya ke arah pintu.

“Janeth! Jangan pergi. Aku sedang sakit,” ucap Shian meraih tangan gadis itu dengan wajah manjanya.

“Sakit?” Janeth pun menyentuh dahi pria itu dengan kecurigaan, khawatir itu hanyalah tipuan Shian.

“Kau demam Shian.”

“Ya kau yang telah membuatku demam, badanku sakit semua karena seranganmu semalam,” jawab Shian.

“Semalam?” Janeth tidak mengerti.

“Ya, semalam kau datang ke kamarku jika kau lupa!”

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Shian modus mulu sma Janeth ksian Janeth kn msih polos

2022-08-06

0

Merpati_Manis (Hind Hastry)

Merpati_Manis (Hind Hastry)

hihihi, modus apa lagi Shian??

2022-08-03

1

Nur Hidayah

Nur Hidayah

Waduh, kenapa Janeth malam" masuk ke kamar Shian?

2022-08-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!