Kencan

“Aku mencintaimu Janetha Anjani,” ucap Shian sambil menggenggam erat tangan gadis itu. Janeth tak menjawab, tetapi senyuman di bibirnya begitu mengisyaratkan jika ia juga mencintai Shian.

“Apa kau bersedia menikah denganku?” tanya pemuda itu sambil berusaha membuka kacamata Janeth. Tapi gadis itu berusaha menepis tangan sahabatnya tersebut.

“Janeth, aku berjanji akan membahagiakanmu!” Shian masih saja berusaha meyakinkan gadis yang terdiam seribu bahasa tersebut, sekilas wajah Janeth tampak berbeda dari biasanya, membuat Shian yakin jika itu adalah sosok lain dari gadis itu.

Tetapi sejurus kemudian jam weaker membuyarkan ketidaksadarannya. Awalnya Shian sedang mengerjakan skripsi dan seperti biasa, dia mengantuk lalu tertidur kemudian bermimipi bertemu dengan perawat rasa sahabatnya tersebut.

Sial, kenapa mimpi di siang bolong ini begitu terasa nyata! gumam pemuda tampan itu.

Shian kembali teringat jika baru saja melamar Janeth, sungguh sesuatu yang tak akan mungkin ia lakukan.

Sejurus kemudian seseorang mengetuk pintu kamarnya, pria dengan rambut mowhak berwarna blonde di ujungnya memasukki kamar pemuda itu.

“Wah tuan muda sedang apa?” tanya pemuda itu kemudian merebahkan tubuhnya di atas bed super bersih Shian.

“Habis mimpi buruk nih gue!” pungkas Shian sambil memperhatikan tingkah sahabatnya tersebut, dia adalah Adrian teman Shian sejak mereka masih duduk di bangku SMA, mereka memliki genk yang anggotanya ada empat orang, Leon, Aksa, Adrian dan Shian, mirip seperti F4.

“Mimpi apaan?” sergah Leon yang baru saja datang lalu ikut mendaratkan tubuh maskulinnya ke atas bed king size Shian.

“Mimpi melamar Janeth!”

“Apa? Apa selera lo udah ganti, Baby Bos?” ejek Adrian. Shian berdecak kesal.

“Itu hanya sebuah mimpi!” elak Shian, selama ini ia selalu memiliki kekasih yang normal, berpenampilan layaknya gadis biasa, cantik dan menawan tentu saja merupakan hal yang paling utama. Tetapi tak satupun yang benar-benar mampu merebut hati pemuda itu, dan Shia sendiri pun tak tau mengapa.

“Tetapi jika diperhatikan Janeth cantik juga ya?” celetuk Aksa, anggota genk mereka yang paling kalem.

“Apa matamu jereng Sa? Yang benar saja!” ucap Adrian, ia tak pernah menyangka jika selera sahabatnya.

“Sugguh, jika saja Janeth dirubah penampilannya, pasti pacar-pacar kalian akan lewat semua!” ujar pemuda bertubuh proporsional itu. Aksa memiliki pandangan sendiri pada Janeth.

“Dasar gila, merubah penampilan itu hanya ada di dongeng-dongeng! Cupu tetaplah cupu,” ucap Leon, sambil menertawakan sahabatnya tersebut.

“Berhentilah membicarakan Janeth! Bagaimana pun dia adalah perawat terbaikku!” Shian sudah terlalu lelah dengan perdebatan anggota genk-nya tersebut dan lagi ia sama sekali tidak menyukai jika teman-temannya mengejek Janeth, bagi Shian hanya dirinya-lah yang boleh mengejek gadis itu.

“Cie, Shian membelanya!”

“Apa yang bisa diharapan dari gadis itu? Menjadikannya sebagai objek fantasiku saja, tidak akan membuat barangku terbangun, aihh!” hina Leon sambil memijat keningnya.

“Benar-benar tidak menggairahkan.” Leon sama seperti Shian, ia memiliki banyak pacar tetapi terkadang dia juga menggunakan perasaannya dalam menjalin hubungan, berbeda dengan Shian, gadis-gadis yang ia pacari tak lain hanya sebagai hasil taruhan dengan teman-temannya saja.

“Bagaimana jika kita membuat taruhan lagi?” usul Adrian yang tiba-tiba memikirkan sebuah ide gila.

“Taruhan apa?” Shian memicingkan matanya. Dari dulu mereka selalu membuat taruhan dengan barang mewah sebagai jaminannya entah itu untuk mendapatkan seorang gadis atau hanya sekedar pertandingan bola atau balapan.

“Aku tidak mau! Hartaku sudah habis, selalu Shian-lah yang selalu menjadi pemenangnya! Aku tidak mau ikut-ikut lagi!” sergah Aksa, tidak tertarik.

“Kali ini sedikit berbeda, target kita bukanlah gadis, cantik, manja dan populer lagi,” ujar Leon tersenyum smirk.

“Lalu?”

“Terget kita kali ini adalah gadis tak tersentuh, asisiten Shian!”

“Apa?” Shian membelalakan matanya, tak percaya dengan ide gila Leon dan Adrian.

****

“Shian, hari ini kau ada kencan dengan Sisil jam tujuh malam.”

“Lalu jam delapan malam, Kiran mengajakmu untuk menemaninya menonton film.”

“Jam sembilan malam Rani ingin kau mengantarkannya membeli peralatan make up.”

“Dan—“ ucapan Janeth terputus saat Shian memotongnya.

“Cukup Janeth, atur saja semuanya asal jangan sampai berbeturan,” pinta pemuda itu sambil melanjutkan gym-nya.

“Masih ada acara lagi, tetapi untuk besok,” ucap Janeth.

“Apa?”

“Deasy memintamu untuk melamarnya besok pagi karena ayahnya memaksanya untuk menikah,” jawab gadis itu lalu menutup teleponnya.

“What?”

Ah, sial! Dia menutup teleponnya! Gumam Shian lalu mendial nomor asisitennya itu lagi.

“Janeth! Siapa yang ingin kulamar?”

“Rani atau Kiran?” tanya Shian mengerutkan dahinya.

“Deasy!”

“Astaga, aku baru memacarinya dua hari yang lalu, dan dia memintaku untuk menikahinya, yang benar saja!”

“Aku tidak tau, baby bos!” suara Janeth terdengar malas.

“Putuskan!”

“Apa maksudmu Shian? Kau yang menjalin hubungan dan sekarang aku yang harus membuat keputusan?” sergah Janeth.

“Bukan, maksudku katakan padanya jika aku memutuskan hubungankun dengannya!” perintah Shian.

“Yang benar saja! Apa kau ingin menyakitinya?”

“Katakan padanya jika selama ini dia hanyalah barang taruhan!” Shian mulai malas.

“Kau gila!”

****

Malam hari

“Janeth, apa kau sudah memastikan hidangan di sini bersih? Dan kau sudah memastikan jika meja dan kursi ini sudah dimandikan dengan virox 5?” tanya Shian, pemuda itu tampak tampan dengan pakaian formalnya, ia sedang menunggu pacar pertamanya di sebuah restoran mewah.

“Sudah tuan muda,” jawab Janeth dengan gaya sopan yang dibuat-buat.

“Apa kau yakin AC-nya menyala dengan baik? Kuman tidak tahan dengan suhu yang dingin.”

“Apa kau pikir aku tukang AC Shian?”

“Periksa saja, apa susahnya ha?”

“Baiklah! Dasar!” dumal Janeth, ia selalu memakai pakaian biasa dalam momen apa pun. Termasuk dalam suasana formal seperti ini.

“Janeth!” teriak Shian lagi.

“Apa lagi?” tanya gadis itu, kembali membalikkan badannya.

“Ganti bajumu!”

“Untuk apa?”

“Aku malu, dengan penampilanmu yang seperti itu.”

“Shian, sudah berapa kali kukatakan. Ini gayaku! Kalau kau tidak suka. Silahkan memecatku!” dengus gadis itu kesal.

Akhirnya Shian tidak mempermasalahkannya lagi.

Sangat keras kepala sekali, padahal aku hanya ingin melihatmu berbeda sedikit saja Janeth! apa kau tau, mereka sedang mengincarmu untuk bahan taruhan karena penampilanmu itu! gumam Shian sambil memebtulkan pangkal dasinya.

Janeth pun memeriksa tekanan udara pada AC di ruangan tersebut kemudian pergi ke toilet, tak di sangka di sana ia bertemu dengan Ana, ibunda Shian.

“Janeth!” bisik Ana dengan kacamata hitamnya. Merasa ada yang memanggil namanya Janeth pun melihat ke arah sumber suara, ia heran siapakah wanita yang sedang menggunakan kacamata hitam di malam hari seperti ini.

“I-ibu Ana?”

“Ya sayang, kemarilah!” pinta Ana, ia mengenakan pakaian serba hitam dengan blazer panjang selutut kaki, bukan seperti Ana yang biasa dilihat oleh Janeth, lebih mirip seperti seorang detektif dalam misi penyamaran.

“Ibu Ana sedang apa di sini?”

“Dengar, ibu sedang melakukan pegintaian. Kau tau siapa gadis yang sedang bersama Shian di sana?” tanya Ana, rupanya ia sedang melakukan pengintaian terhadap putranya.

“Iya Bu, itu adalah Sisil, kekasih Shian.”

“Ibu tidak menyukainya!” Ana menelisik dan mengamati gadis seksi dengan gaun elegannya sedang duduk di hadapan Shian.

“Tapi Bu, itu adalah pacar pertama Shian selama ini,” ungkap gadis itu.

"Janeth, kau harus bisa merebut Sian dari gadis ular itu!"

"Itu tidak mungkin Ibu Ana," jawab Janeth.

"Ibu akan merubahmu dan membuat hal yang tak mungkin menjadi mungkin!"

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

hah, buk Anna .. ternyata menyukai janet

2022-09-17

0

mama Al

mama Al

ternyata cuma mimpi

2022-09-07

0

Santai Dyah

Santai Dyah

Janet Napa ngak nurut sama shian sih

2022-07-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!