Berhasil mengumpulkan tiga belas Serigala berbulu besi membuat persediaan makanan Yao He dan Yin Sheng aman untuk sebulan kedepan. Semua daging serigala berbulu besi disimpan di dalam cincin dimensi milik Yao He. Selama disimpan di dalam cincin dimensi, daging serigala tersebut tidak akan membusuk sama sekali.
Itulah kelebihan cincin dimensi, di dalam cincin dimensi seakan terdapat satu ruangan hampa udara tersendiri. Membuat apapun yang di simpan di dalamnya akan utuh seperti ketika memasukkannya.
Cincin dimensi tentu beraneka ragam jenisnya. Ada yang memiliki ruangan besar, ada juga yang memiliki ruangan kecil. Semakin besar dan semakin banyak daya tampung cincin dimensi, maka akan semakin mahal harganya di pasaran.
Satu minggu setelah mendapatkan tiga belas Serigala berbulu besi, Yao He masih disibukkan dengan membuat jarum dari kulit serigala. Kulit serigala berbulu besi memiliki ujung yang runcing pada bulunya. Yao He memanfaatkannya untuk membuat jarum yang nantinya akan dimasak dengan ramuan pelumpuh.
Sedangkan untuk inti jiwa dari serigala-serigala tersebut. Yao He tetap menyimpannya di dalam cincin dimensi.
"Yap... Ini yang terakhir..." Yao He akhirnya meregangkan pinggangnya yang terasa kaku. Meskipun dibantu oleh Yin Sheng, membuat lebih dari 2000 tusuk jarum secara manual membuat pinggang tuanya terasa linu.
"Sekarang apa guru?" Tanya Yin Sheng sembari membereskan jarum jarum ke dalam kotak kayu yang sudah mereka persiapkan.
"Buatlah api! Aku akan mempersiapkan bahan untuk membuat ramuan."
Mendengar Yao He akan membuat ramuan Yin Sheng langsung waspada. Terakhir kali dirinya membuat ramuan dengan gurunya, dirinya ikut dimasak dan dijadikan umpan untuk menangkap Serigala berbulu besi.
"Hahaha... Tenang... Aku tidak akan melakukan hal yang sama..." Seakan tahu jalan pikiran muridnya tersebut, Yao He menambahkan.
"Baik Guru..." Yin Sheng akhirnya menurut, namun tidak menurunkan kewaspadaan.
Yao He mengeluarkan beberapa tanaman herbal yang dimilikinya untuk membuat ramuan pelumpuh. Berbeda dengan ramuan sebelumnya yang memiliki kegunaan yang hampir sama, Yin Sheng tidak memerlukan Giganfoot lagi kali ini. Ramuan yang akan dirinya buat murni untuk melumpuhkan, sedangkan akar Giganfoot sebenarnya berfungsi untuk membuat antibiotik di dalam tubuh.
"Violet Grass, bubuk Asam lava, Darah Green Venom... Yap... Semua bahan penting tersedia." Cincin dimensi milik Yao He adalah cincin dimensi impian semua alchemist di dunia. Di dalam cincin dimensi tersebut tersimpan begitu banyak tanaman herbal maupun bahan-bahan untuk membuat ramuan ataupun pil.
"Airnya sudah mendidih guru." Yin Sheng memberi tanda pada gurunya.
Yao He pun datang dengan aneka bahan yang sudah disiapkan. Memasukkannya ke dalam kuali untuk dimasak. Yin Sheng langsung waspada, tidak ingin ikut dimasak untuk kedua kalinya.
"Hahaha..." Yao He hanya tertawa, dirinya pun menjauh dari kuali. Jika dirinya menghirup uap ramuan, dirinya akan terkena efek ramuannya.
Sedangkan Yin Sheng? Inilah tujuan Yao He merendam Yin Sheng dengan Giganfoot. Tubuh Yin Sheng sudah kebal akan obat pelumpuh maupun pembius. Dirinya bisa leluasa mengaduk ramuan tanpa terkena efeknya.
"Mulai masukkan jarumnya!" Perintah Yao He.
Yin Sheng menuruti kata-kata gurunya. Kotak demi kotak jarum Yin Sheng masukkan dan keluarkan. Kapasitas kuali tidaklah besar, hanya muat untuk satu kotak jarum yang paling tidak berisi 150 batang jarum.
"Guru... Kenapa belakangan ini Guru tidak membuat pil seperti waktu di gubuk?" Tanya Yin Sheng yang masih menata jarum ke dalam kotak penyimpanan sekali lagi.
"Hah... Aku sudah tidak memiliki bahan yang cukup untuk membuat pil Dantian Recovery. Lagipula percuma saja aku melakukannya. Dantianku tetap tidak bisa kembali seperti semula." Yao He tiduran sambil memainkan tangannya. Api hitam kecil menari nari di tangan kanannya, melompat dari telunjuk ke jari tengah ke jari manis, dan terus berulang seiring dengan kata-kata Yao He.
Mata Yin Sheng berbinar kala melihat hal seperti itu. Apa yang dilakukan oleh Yao He bagaikan sebuah trik sulap untuk anak-anak.
"Guru... Bisa... Guru ajarkan teknik itu padaku?" Yin Sheng merasa ragu untuk bertanya.
"Aku bukannya tidak ingin mengajarkan kepadamu. Tapi kamu tidak memiliki spirit root api. Bagaimana kamu akan membuat api di tanganmu kalau kamu tidak memiliki spirit root?" Yao He masih memainkan api di tangannya, pandangannya mengarah ke langit-langit gua. Sedangkan pikirannya berkelana memikirkan jalan pemecahan masalah.
Yao He sudah sadar sejak beberapa hari yang lalu tentang masalah ini. Teknik Furnance in Flame memerlukan pengendalian api yang sangat cermat. Kelebihan panas ataupun kekurangan panas api akan menyebabkan kegagalan dalam pembuatan pil.
"Jangan berkecil hati... Kamu masih bisa mempelajari membuat ramuan." Yao He memberikan semangat kepada Yin Sheng. Melihat kegigihan Yin Sheng, Yao He tahu jika Yin Sheng akan sangat hebat jika menjadi seorang Alchemist. Namun keterbatasan Spirit root memang tidak bisa disepelekan.
"Baik Guru..." Meskipun sedikit kecewa di dalam hati, Yin Sheng tetap tegar. Bagaimanapun juga dirinya masih anak kemarin sore. Masih banyak hal yang dirinya belum ketahui. Dan siapa tahu... Gurunya bisa menemukan cara terbaik untuk bisa mengajari teknik Furnance in Flame.
"Bagaimana dengan teknik berpedangmu? Aku lihat setiap pagi kamu selalu melatihnya." Yao He mencoba mengalihkan pembicaraan agar Yin Sheng tidak larut dalam kekecewaan.
"Mata Azhura benar-benar membantuku Guru...Ketika aku berlatih aku akan melihat gambaran seseorang sedang berlatih pedang. Hal itu membuat aku semakin mudah mempelajari teknik berpedang."
"Baguslah... Tidak sedikit di dunia ini yang bisa menjadi sangat kuat hanya dari ilmu berpedang. Teruslah berlatih meskipun aku tidak bisa mengajarimu dalam hal itu." Yao He merasa mata Azhura pilih kasih kepada dirinya dan Yin Sheng.
Sewaktu dirinya masih memiliki mata Azhura, dirinya hanya sering diperlihatkan bagaimana bertarung dengan tangan kosong. Tidak pernah sekalipun dirinya mendapat penglihatan tentang ilmu berpedang.
"Mungkin mata itu menyesuaikan dengan tubuh pemiliknya..." Gumam Yao He sangat pelan, hingga Yin Sheng pun tidak mendengar apa yang dirinya ucapkan.
"Sudah selesai Guru..."
"Bagus... Kita bisa mencobanya sekarang."
###
Mengendap-endap bagaikan ular, mata mengintai sasaran bagaikan elang yang siap menerkam. Itulah yang dilakukan Yao He dan Yin Sheng di salah satu daham pohon.
Seekor Magical Beast gorila berwarna putih dengan ekor yang di ujungnya terdapat satu kepala ular nampak sedang memakan Magical Beast lainnya. Segenggam daging utuh di tangan kanan dilumat habis dalam satu cakupan.
Krek...
Krek...
Bunyi tulang belulang yang dikunyah dan hancur pun bisa terdengar dari kejauhan.
"Itu adalah Snaketail Ape! Salah satu Magical Beast tingkat 5 yang perlu diwaspadai di hutan ini." Yao He menjelaskan secara singkat tentang Magical Beast di hadapan mereka.
Snaketail Ape dirasa sangat pas bagi Yao He untuk menguji jarum jarum beracun mereka. Selain ketahanan tubuh yang kuat, Snaketail Ape juga memiliki kekuatan yang luar biasa kuat. Yao He ingin tahu seberapa banyak jarum beracun yang dirinya perlukan untuk bisa menumbangkan Snaketail Ape.
"Apa Magical Beast itu tidak berlebihan guru?" Yin Sheng merasa khawatir melihat Snaketail Ape. Dirinya tidak yakin bisa mengalahkan Snaketail Ape meski dengan bantuan Gurunya dan jarum-jarum beracun.
Yao He sudah pernah menjelaskan kepada Yin Sheng, jika Magical Beast digolongkan menjadi 9 tingkat berdasarkan kekuatannya. Untuk Magical Beast tingkat 1 dan 2 mungkin setara dengan Kultivator Alam Penempaan Qi.
Untuk Magical Beast tingkat 3 dan 4 setara dengan Kultivator Alam Penetapan Pondasi. Untuk Magical Beast tingkat 5 dan 6 setara dengan Kultivator Alam Ksatria. Sedangkan untuk Magical Beast tingkat 7 dan 8 setara dengan Kultivator Alam Raja.
Untuk Magical Beast tingkat 9 belum pernah ditemukan di Benua Kura-kura Raksasa. Selain karena kekuatannya yang setara dengan Kultivator Alam ranah Dewa, Magical Beast tingkat 9 biasanya sudah memiliki akal yang sempurna selayaknya manusia. Sehingga mereka pasti mengasingkan diri dari perburuan para Kultivator.
"Tenanglah... Ada aku disini... Aku akan menahannya, sedangkan tugasmu adalah menyerang dari jarak jauh menggunakan jarum-jarum ini." Yao He menjelaskan.
Yao He cukup percaya diri jika hanya untuk menahan Snaketail Ape dalam beberapa menit. Qi di dalam tubuhnya baru saja dirinya isi penuh. Seharusnya bukan masalah berarti jika hanya beradu satu dua serangan. Lagipula tujuan mereka bukanlah mengalahkan Snaketail Ape secara langsung. Melainkan melumpuhkannya dengan jarum-jarum beracun.
"Perhatikan baik-baik teknikku bertarung!" Yao He tanpa basa-basi melompat dari atas pohon. Sambil melompat dirinya membuat segel tangan.
Boom...
Lima bola api menerjang ke arah Snaketail Ape. Salah satu bola api tepat mengenai punggung Snaketail Ape, sedangkan duanya meleset dan yang dua berhasil di blok oleh ekor Snaketail Ape yang berkepala ular.
"Cih... Ternyata ekor itu punya pemikiran sendiri." Yao He mendesis. Seharusnya tiga bola api bisa bersarang di punggung dan paling tidak memberikan luka bakar yang cukup. Tapi cuma satu bola api yang berhasil. Tentu saja satu bola api itu bagaikan gelitikan kecil bagi Snaketail Ape.
Aargh...
Snaketail meraung, membalikkan badan ke arah Yao He.
Aaargg....
Sebuah gelombang kejut dikeluarkan Snaketail Ape ke arah Yao He. Yao He yang terkejut dan tidak siap hanya bisa menghalau dengan kedua tangan yang terlapisi Qi.
Boom...
Yao He terpental ke belakang dan menabrak pohon. Beruntung dirinya sempat melapisi punggungnya dengan Qi untuk memperkecil efek benturan.
"Tidak buruk..." Yao He bangkit dan berlari lagi ke arah Snaketail Ape. Segel tangan kembali dirinya buat.
Kini bukan bola api, melainkan akar-akar pohon yang keluar dari dalam tanah mengikat kaki dan tangan Snaketail Ape. Tanpa basa-basi Yao He melemparkan dua buah jarum beracun ke arah Snaketail Ape.
Thang...
Thang...
Ekor Snaketail Ape kembali menepis jarum-jarum tersebut. Ekor tersebut menepis menggunakan taringnya, membuat jarum beracun hanya terpental tidak berhasil tertancap.
"Cih... Menyebalkan..."
Yin Sheng yang melihat peluang langsung ikut melompat ke arah yang lain. Dirinya menjalankan perannya dengan melemparkan jarum-jarum beracun.
Jleb...
Jleb...
Bukan Ke arah Snaketail Ape jarum Yin Sheng mendarat, melainkan hanya menancap ke akar-akar yang melilit Snaketail Ape.
"Lempar yang benar bocah!" Yao He mengumpat, melihat Yin Sheng yang gagal melakukan serangan.
"Maaf Guru... Aku belum terbiasa!" Yin Sheng beralasan.
Kekuatan Snaketail Ape bukanlah sesuatu yang bisa ditahan dalam jangka panjang oleh akar-akar Yao He. Dalam hitungan nafas, akar-akar Yao He sudah terangkat dari tanah.
Boom...
Snaketail Ape membanting akar yang melilit tangannya ke arah Yao He. Menjadikannya cambuk untuk menyerang Yao He.
"Sialan... Diluar rencana..."
Yao He terpaksa mengeluarkan sebuah lembaran kertas dari dalam cincin dimensi. Menghadapi Snaketail Ape lebih lama lagi hanya akan membahayakan nyawa dirinya dan Yin Sheng.
"Talisman release... Hell of Field!" Yao He mengalirkan Qi ke dalam lembaran kertas tersebut. Dan sebuah lingkaran pola muncul di sekitar Snaketail Ape.
Blash...
Api yang sangat panas dan dalam skala yang besar muncul di dalam lingkaran. Tubuh Snaketail Ape bahkan tidak sempat bereaksi untuk keluar dari lingkaran. Snaketail Ape kini telah menjadi sebuah daging bakar yang siap dihidangkan.
"Guru... Luar biasa Guru..." Yin Sheng terpana dengan apa yang dilakukan Gurunya.
"Apa itu Guru?" Yin Sheng menunjuk pada selembar kertas yang mulai terbakar menjadi abu.
"Ini adalah talisman."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Serigala Berbulu Besi
2022-09-26
1