Insting Dai Tengfei melejit ketika melihat perubahan mata dari Yao He. Namun semua sudah terlambat, Dai Tengfei sudah tidak bisa mundur. Dai Tengfei melanjutkan serangan telapak tangan yang dirinya mulai.
Yao He menghindari setiap serangan telapak tangan dari Dai Tengfei dengan mudah. Dai Tengfei hanya bisa menahan kesal, dirinya telah menggunakan tekhnik telapak tangan angin penembus hutan. Meskipun tekhnik ini bukanlah tekhnik terkuatnya, tapi kecepatan yang dirinya gunakan juga tidak rendah. Pendekar setingkat Alam Raja seperti Yao He seharusnya bisa dikalahkan dengan mudah oleh Dai Tengfei dengan tekhnik ini.
Namun itu ekspektasi Dai Tengfei, dan sayangnya ekspektasi itu harus buyar di depan mata Yao He. Setiap serangan Dai Tengfei hanya membelah angin, seakan-akan Yao He mengerti kemana arah selanjutnya dari serangan Dai Tengfei.
"Matamu bukanlah mata biasa." Umpat Dai Tengfei.
"Pengalaman seorang tetua tangan kanan Kaisar memang tidak sembarangan." Yao He tersenyum tipis, Dirinya baru saja berhasil memberikan sebuah serangan pukulan di perut Dai Tengfei. Dai Tengfei pun terpaksa harus mundur beberapa langkah setelah menerima serangan barusan.
"Pukulanmu hampir tidak berasa." Ejek Dai Tengfei yang merasa pukulan Yao He hanya seperti gelitikan kecil. Dirinya mundur beberapa langkah hanya karena terkejut Yao He bisa menemukan celah dari kombinasi gerakan angin penembus hutan.
"Tetua Dai Tengfei... Sepertinya kamu lupa jika aku adalah seorang Black Alchemist." Senyum Yao He terkembang. Dirinya tidak perlu mengeluarkan serangan sepenuh tenaga pada Dai Tengfei.
"Kurang ajar... Bagaimana bisa?" Dai Tengfei memeriksa bekas pukulan Yao He. Baju putihnya nampak berubah menjadi hitam legam. Namun bukan baju yang Dai Tengfei khawatirkan, Dai Tengfei lebih khawatir dengan racun yang telah masuk ke dalam tubuhnya. Dai Tengfei terpaksa harus menggunakan qi untuk menahan racun di dalam tubuhnya agar tidak menyebar lebih jauh.
"Tetua Dai... Sebaiknya Tetua tidak melakukan hal yang sia-sia. Racun itu bukanlah racun kelas teri, itu adalah racun Senyum Iblis yang aku kembangkan sendiri. Bahkan seorang Ranah Alam Dewa seperti dirimu pun pasti akan menderita dengan racun seperti itu." Yao He tersenyum puas.
Meskipun racun Senyum Iblis tidak bisa membunuh Dai Tengfei secara langsung, Yao He yakin racun Senyum Iblis bisa menghambat Dai Tengfei untuk mengeluarkan kekuatan penuhnya. Bahkan jika Dai Tengfei ceroboh dalam menggunakan qi, racun Senyum Iblis bisa menyerang ke dantian miliknya.
"Yao He... Cepat berikan penawar racunmu ini!" Dai Tengfei mengumpat, dirinya benar benar sedang bertarung dengan serius dengan racun Senyum Iblis di dalam tubuhnya.
"Kamu pikir aku bodoh? Jika aku memberikan penawar racun kepadamu, kamu akan menyerangku lagi."
"Sekarang mari kita lihat... Apa yang bisa Kaisar ini lakukan tanpa pengawal kepercayaannya..." Yao He mengalihkan pandangan pada Kaisar Mei Mingyu.
Kaisar yang bersembunyi di belakang kursi singgasana hanya mengintip, dirinya sadar bukan lah lawan dari Yao He tanpa bantuan pengawalnya.
"Yao He... Jangan sembrono!" Dai Tengfei mengeluarkan sebuah tongkat bambu pendek, membukanya dan langsung mengarahkan ke arah jendela.
Duar... Kembang api merah meledak di luar Istana.
"Kurang ajar kau Tetua Dai Tengfei!" Yao He paham dengan apa yang Dai Tengfei lakukan, dia baru saja memanggil bala bantuan. Hal yang harus dirinya lakukan saat ini hanya bisa kabur sebelum semua terlambat.
"Aku tidak akan membiarkanmu!" Dai Tengfei memaksakan diri menggunakan qi untuk menyerang Yao He. Walaupun hal tersebut bisa membuat kultivasinya lumpuh, Dai Tengfei tidak akan peduli. Baginya yang terpenting sekarang adalah bisa menahan Yao He hingga bantuan dari para petinggi Kerajaan datang.
Pertarungan keduanya berlanjut sengit, Yao He selalu bisa menghindari serangan dari Dai Tengfei. Dan Dai Tengfei juga tidak kembali ceroboh seperti pertama kali, dirinya berusaha sekuat tenaga menghindari serangan dari Yao He. Bukan karena kekuatan serangan Yao He yang menakutkan, tapi racun racun yang dimiliki oleh Yao He lah yang Dai Tengfei hindari. Tubuh Dai Tengfei sudah terkena racun Senyum Iblis, akan sangat berbahaya jika dirinya terkena racun lainnya.
"Argh..." Dai Tengfei tiba-tiba muntah darah di tengah pertarungan. Yao He yang mendapat peluang langsung memberikan tendangan sekuat tenaga ke wajah Dai Tengfei.
"Hahaha... Ini efek meremehkan racunku..." Yao He tersenyum puas. Tanpa menunggu Dai Tengfei bangun, Yao He langsung melompat ke arah jendela yang pecah tadi. Prioritas utamanya adalah bisa kabur dari Kerajaan ini secepat mungkin.
Duar...
Sebuah serangan petir langsung menghantam jendela tempat Yao He akan keluar. Jika bukan karena Yao He yang cepat bereaksi, Yao He pasti sudah terkena serangan petir barusan.
"Tetua Dai..." Seorang wanita cantik berwajah 28 tahun melompat ke dalam ruang singgasana lewat jendela yang pecah. Begitu mendarat, dirinya langsung menghampiri tetua Dai Tengfei yang terbaring.
"Jangan sentuh aku! Aku terkena racun Senyum Iblis."
Ucapan Dai Tengfei langsung membuat si wanita berjubah serba putih dengan beberapa garis biru terhenti.
"Yao He... Kamu keterlaluan!" Teriak wanita tadi kepada Yao He. Dirinya tahu betul seperti apa bahayanya racun Senyum Iblis. Dirinya tidak menyangka Yao He akan menggunakan racun tersebut pada Tetua Dai Tengfei.
"Keterlaluan? Apakah melindungi diri kamu sebut keterlaluan Shi Qiu?" Yao He tersenyum kecut pada wanita berparas cantik di depannya. Dia tidak mengetahui duduk permasalahan dan langsung memutuskan jika dirinya yang bersalah di tempat ini.
"Cepat berikan penawarmu, dan pergi dari sini!" Bentak Shi Qiu.
"Pergi dari sini? Justru itu yang aku inginkan." Yao He bersiap pergi.
"Jangan biarkan dia pergi! Dia membawa harta Kerajaan yang begitu penting!" Teriak Kaisar Mei Mingyu.
"Cih... Tua biadab itu... Masih saja berusaha..." Yao He mengumpat sambil melompat ke arah jendela.
Mendengar perkataan Kaisar Mei, Shi Qiu menarik pedangnya dan menyerang Yao He. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum kamu mengembalikan apa yang kamu ambil!"
"Aku mengambilnya?" Yao He tersenyum kecut mendengar perkataan wanita di depannya yang dengan seenak hati memutuskan duduk perkara.
Trang...
Trang...
Pertarungan sengit pun terjadi, Shi Qiu yang berada di awal Alam Dewa terlihat bisa memberikan beberapa serangan yang menusuk ke Yao He. Namun Yao He bisa mengimbangi kekuatan Shi Qiu dengan bantuan matanya, serangan-serangan pedang Shi Qiu selalu bisa di tahan dengan sarung tangan keras miliknya.
"Ini..." Shi Qiu terkejut, melihat pedang yang dirinya pakai mulai menghitam. Padahal senjata yang dirinya pakai adalah senjata kelas langit.
Brak...
Pintu ruang singgasana terbuka dengan paksa dari luar. Meskipun tidak menghancurkan pintu, namun pintu tersebut langsung terbanting dengan keras.
Bala bantuan Shi Qiu telah tiba. Lebih dari 10 orang pendekar masuk ke ruang singgasana. Lima di antaranya adalah pendekar Alam Dewa, sedangkan sisanya adalah pendekar Alam Raja.
"Gunakan Arai 1000 Rantai! Jangan sampai membiarkan dia kabur!" Teriak Kaisar Mei Mingyu.
"Arau 1000 Rantai? Untuk seorang pendekar Alam Raja?" Salah seorang pendekar pria yang nampak masih berumur 25 tahun mempertanyakan perintah Kaisar Mei Mingyu.
Namun begitu melihat Tetua Dai Tengfei yang tergeletak di atas lantai, dirinya langsung paham betapa berbahayanya seorang Yao He tersebut.
Semua pendekar tidak lagi mempertanyakan perintah Kaisar Mei. Sepuluh orang dari mereka langsung mengeliling Yao He, membuat pola tangan untuk mengaktifkan Arai 1000 Rantai.
"Kamu tidak akan bisa kabur lagi!" Shi Qiu merasa percaya diri sekarang, masih ada 3 orang Tetua lainnya yang akan membantunya menghadapi Yao He. Menghadapi 1 orang Alam Dewa mungkin bukan hal mustahil bagi Yao He. Tapi bagaimana jika menghadapi 4 orang sekaligus? Ditambah dirinya kini terkurung di dalam Arai 1000 Rantai. Mustahil bagi Yao He untuk bisa kabur dari Istana Kerajaan Twinpillar Mountain saat ini.
Yao He tidak sempat membalas perkataan Shi Qiu, dirinya sudah langsung direpotkan dengan serangan salah satu tetua yang menyerang menggunakan tombak. Shi Qiu yang melihat juga langsung ikut menyerang Yao He.
"Tetua Zhang... Hati-hati dengan sarung tangannya, pedangku sampai menghitam karena terus berbenturan dengan sarung tangannya." Shi Qiu memperingatkan Tetua Zhang Qi.
"Aku mengerti!"
Kedua Tetua lainnya juga ikut membantu Shi Qiu dan Zhang Qi. Salah satu tetua melemparkan serangan bola api ataupun petir dari jarak jauh. Sedangkan yang satunya membuat mantra kutukan untuk memperlambat pergerakan Yao He.
Slash...
Slash...
Tidak perlu waktu lama bagi keempat pendekar ranah Alam Dewa untuk membuat Yao He tumbang di atas lantai. Walaupun Yao He memiliki mata Ashura, namun menghadapi 4 orang ranah Alam Dewa sekaligus memang tidak mudah. Apalagi kerjasama keempat orang tersebut begitu rapi.
"Kembalikan apa yang kamu ambil! Dan sembuhkan Tetua Dai Tengfei!" Shi Qiu menempelkan pedangnya pada Yao He yang telah terbaring tengkurap di atas lantai. Darah mulai mengotori lantai istana, menandakan Yao He mendapatkan beberapa luka yang cukup dalam.
Belum lagi kini Yao He harus merasakan sendiri racun yang dibuatnya. Racun Senyum Iblis menempel di pedang Shi Qiu, dan naasnya Shi Qiu berhasil memberikan beberapa luka yang cukup dalam pada Yao He. Membuat racun Senyum Iblis masuk ke dalam tubuhnya...
"Hahaha... Jangan bercanda!" Yao He tertawa di tengah kondisi seperti itu.
Tiba-tiba seluruh tubuh Yao He tertutupi aura gelap. Shi Qiu merasakan bahaya datang dan langsung melompat ke belakang.
"Hati-hatu semua Shi Qiu memperingatkan semuanya. Meskipun ada Arai 1000 Rantai yang melindungi, namun perlindunga itu hanya berlaku untuk mereka yang berada di luar arai. Untuk yang berada di dalam arai mereka tetap bisa merasakan serangan Yao He.
Sayangnya apa yang mereka ekspektasikan tidak terjadi sama sekali. Semua orang terkejut melihat apa yang terjadi di depan mereka.
"Kemana dia?" Teriak Kaisar Mei yang begitu marah melihat Yao He sudah tidak ada di tempatnya berbaring tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Bagaimana bisa???
2022-09-26
1