1.Asal usul 2

Sebuah belaian lembut membangunkan Yin Sheng dari alam tidurnya. Dua bola mata indah beririskan biru langit menatapnya dengan sendu. Nampak sedikit benjolan kecil di bawah kedua kelopak mata tersebut, menunjukkan jika sang empunya telah memaksa matanya untuk bekerja keras sepanjang malam. Ya... Bekerja keras karena menangis terlalu lama.

"Pagi Sheng'er..." Senyuman lembut menyambutnya begitu kedua mata Yin Sheng sepenuhnya terbuka.

"Bangun nak... Ibu sudah menyiapkan sarapan untukmu..." Sebuah kecupan hangat mendarat di dahi Yin Sheng. Dari kecupan tersebut Yin Sheng merasakan jika perasaan ibunya sedang tidak baik baik saja.

Xie Qinling meninggalkan kasur anaknya berbaring. Semakin lama dirinya berada di sana, semakin tidak kuat dirinya menahan rasa tangis. Dan dirinya tidak ingin anaknya melihat sisi lemah dari ibunya. Meskipun berat, dirinya harus bisa menahan gejolak di dada.

'Semua demi perkembangan mental Yin Sheng.' Lirih Xie Qinling di dalam hati.

Tidak lama Yin Sheng menyusul ibunya, setelah membersihkan badan dirinya duduk di meja makan untuk menyantap apa yang telah di siapkan ibunya.

"Ayah sudah pergi bekerja bu?" Tanya Yin Sheng sembari menyruput sup buatan ibunya.

Xie Qinling yang tengah menyibukkan diri di dapur akhirnya menghentikan aktifitasnya. Menarik nafas dalam dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Membuat kontrol diri akan emosinya membaik.

Dengan mengelus kepala anak semata wayangnya, Xie Qinling mencoba memberikan pengertian yang paling baik dan mudah diterima untuk Yin Sheng.

"Apa ayah perginya lama bu?" Tanya Yin Sheng dengan polosnya. Dirinya masih merasa jika kepergiannya semalam hanyalah mimpi di tidurnya, pasalnya dirinya bangun tetap masih di atas kasur empuknya.

"Kita hanya bisa berharap ayah secepatnya pulang ya Sheng'er..." Senyum lembut Xie Qinling. Meskipun dari senyum tersebut tersimpan luka yang begitu dalam. Namun dirinya tidak boleh menunjukkan kepada anak semata wayangnya.

"Ibu akan menata tanaman di luar dulu, hujan semalam membuat semua taman berantakan. Kamu cepat habiskan sarapanmu, nanti bantu ibu jika sudah selesai."

"Ya bu" Jawab Yin Sheng dengan mata polosnya, jiwa anak anaknya membuat dirinya masih belum menyadari jika ibunya sedang begitu tersiksa di dalam hati untuk menjelaskan semua yang terjadi pada Yin Sheng.

Xie Qinling menatap taman di depan rumah yang hampir sepenuhnya rusak karena badai semalam. Tanaman tanaman obat pada ambruk, daun dan bunga bunga jatuh berserakan di atas tanah. Sungguh, taman depan rumah ini senada dengan suasana hatinya saat ini.

"Aku harus belajar menerimanya..." Xie Qinling menghela nafas panjang sembari menatap langit pagi yang begitu cerah. Dirinya yakin jika apapun yang terjadi saat ini akan memberikan suatu hikmah baik di masa depan.

Sama seperti dengan langit. Hujan badai semalam menghabiskan semua awan yang ada di langit, membuat langit pagi ini begitu cerah nan indah.

"Ibu... Ibu... Aku sudah selesai sarapan" Yin Sheng keluar dari rumah dan mendapati ibunya tengah sibuk dengan tanaman tanaman di depan rumah. Yin Sheng segera berlari ke arah ibunya sambil tersenyum ceria.

Melihat apa yang dilakukan Yin Sheng, membuat luka hati di Xie Qinling sedikit mereda. Senyum polos dari anak lima tahunnya tersebut, menambah indahnya cuaca pagi hari ini.

"Ada yang bisa aku bantu ibu?" Tanya Yin Sheng pada ibunya tersebut.

"Ya... Tetaplah tersenyum nak... Meskipun dunia kadang begitu berat, tapi tetaplah tersenyum." Ucap Xie Qinling lirih.

"Ibu bilang apa?"

"Ah tidak... Ayo sini... bantu ibu merapikan ini..." Senyum Xie Qinling tergambar sempurna.

Empat tahun berlalu sudah.

Desa Melati Hijau tempat tinggal Yin Sheng dan ibunya Xie Qinling tidak jauh berubah. Desa yang terletak di pedalaman Kerajaan Two Pillar mountain masih asri dan sejuk seperti ketika Yin Sheng lahir. Di tengah desa ini mengalir sebuah sungai kecil, sungai kecil ini lah yang menjadi sumber mata air utama untuk para penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.

Bukan petani padi ataupun gandum, tetapi sebagian besar penduduk menanam berbagai macam tanaman herbal. Tanaman tanaman herbal tersebut nantinya akan dibeli oleh para pedagang dari kota. Biasanya setiap seminggu sekali rombongan pedagang akan datang ke desa Melati Hijau, membeli semua tanaman herbal yang tersedia, lalu para pedagang tersebut akan menjualnya ke pasar yang ada di kota kota besar.

Jika saja Desa Melati Hijau ini tidak begitu terpencil, tentu desa Melati Hijau akan sangat ramai. Mengingat kebutuhan akan tanaman herbal di dunia yang penuh dengan kultivator seperti ini tidak akan pernah turun. Entah itu tanaman herbal yang berkualitas tinggi, ataupun tanaman yang hanya berkualitas rendah. Semuanya memiliki pangsa pasar tersendiri yang akan selalu membutuhkan ketersediaan.

Yin Sheng dan ibunya juga memilih seperti mayoritas penduduk yang ada. Setelah kepergian ayahnya, Yin Sheng dan ibunya menanam dan menjual berbagai macam tanaman herbal kepada rombongan pedagang yang datang ke desa.

Sayangnya, harga yang diberikan oleh para pedagang tidak sepenuhnya selalu bisa memuaskan para petani di desa Melati Hijau. Para pedagang mematok harga jauh di bawah harga pasar, dengan beralasan letak desa Melati Hijau yang begitu terpencil. Membuat biaya perjalanan mereka untuk bisa pulang pergi dari kota ke desa Melati Hijau begitu tinggi.

Para penduduk desa juga sadar sepenuhnya, tanpa bantuan para pedagang tersebut mereka tidak akan bisa menjual tanaman tanaman herbal yang mereka tanam. Membawa langsung sendiri ke kota kota terdekat pun juga merupakan suatu hal yang mustahil. Mengingat lokasi yang begitu terpencil dan bahaya yang menghadang di sepanjang perjalanan, bukanlah suatu hal yang bisa di hadapi oleh penduduk biasa seperti mereka.

Yin Sheng yang kini baru berumur 9 tahun 11 bulan memikul dua keranjang besar yang penuh dengan tanaman obat. Dengan satu tongkat yang menjadi penyangga di tengah, dua keranjang besar tersebut dibawa dengan mudahnya.

"Ah... Sepertinya aku terlalu kepagian..." Yin Sheng meletakkan dua keranjang yang baru saja dirinya pikul di lahan kosong yang ada di pinggir sungai.

Ya... Pinggir sungai adalah pusat aktifitas desa Melati Hijau. Semua pedagang dari kota pasti akan langsung menuju tempat tersebut untuk membeli barang dagangan yang tersedia. Terlihat baru ada 3 orang petani selain Yin Sheng yang sudah membawa keranjang keranjang berisi tanaman untuk mereka jual.

"Yin sheng... Sepertinya kamu membawa banyak hari ini..." Teriak seorang pria sepuh yang baru saja datang dengan satu keranjang berisi macam macam tanaman herbal.

"Ah... Pak Tua Kong..." Yin Sheng memberi sapa pada pria tua tersebut. "Iya... bulan lalu aku mulai membuka lahan di belakang rumah, jadi bulan ini hasilnya bisa lebih banyak dari pada biasanya."

"Hahaha... Kamu masih kecil tapi sungguh pekerja keras... Jangan terlalu memaksakan diri Yin Sheng..." Kong Gang menepuk pundak Yin Sheng yang nampak kekar dan berisi. Meskipun baru berusia mendekati 10 tahun, tubuh Yin Sheng sudah penuh dengan otot otot. Jika saja bukan karena tinggi badan Yin Sheng yang masih seperti anak berumur 10 tahun, mungkin Yin Sheng akan dikenali sebagai seorang pemuda beberapa tahun lebih tua.

Mungkin itu terlihat berlebihan, bagi anak usia hampir 10 tahun memiliki tubuh seperti itu. Tapi berbeda dengan Yin Sheng. Dari semenjak kepergian ayahnya yang entah kemana, Yin Sheng dan ibunya mengolah tanah di sekitar rumah. Semua hal hal berat yang seharusnya dilakukan oleh pria dewasa terpaksa harus Yin Sheng sendiri yang lakukan.

Yin Sheng tidak tega jika ibunya harus mencangkul tanah, menebang kayu, atau mengambil air dari sungai. Yin Sheng tahu jika ibunya sudah cukup menderita dengan ditinggal pergi ayahnya. Dirinya tidak ingin menambah penderitaan ibunya dengan pekerjaan yang berat berat.

"Aku hanya melakukan sebisaku Pak Tua... Anda juga seharusnya juga jangan terlalu memaksakan diri... Ingatlah usia... Perbanyaklah beribadah sebelum..."

Thak...

"Kurang ajar bocah... Kamu mendoakan aku cepat mati?" Kong Gang menjitak kepala Yin Sheng sekuat tenaga. Membuat bocah tersebut langsung memegangi kepalanya.

Satu persatu petani yang akan menjual tanaman mereka pun berdatangan. Berbagai macam tanaman herbal tingkat tinggi maupun rendah pun tersedia saat ini. Jika seorang alchemist datang ke tempat ini, alchemist itu pasti akan merasa jika tempat ini adalah surga bagi mereka.

Rombongan pedagang yang akan membeli tanaman tanaman herbal mulai terlihat. Puluhan kereta kuda dan puluhan prajurit pengawal juga terlihat mengiringi rombongan kereta kuda, memastikan perjalanan panjang rombongan para pedagang tersebut selamat sampai tujuan.

Transaksi jual beli pun terjadi. Saling tawar menawar harga dilontarkan oleh para pedagang maupun petani. Pasar sesaat tersebut berasa begitu hidup.

Sayangnya... Para petani selalu dalam kondisi yang tidak diuntungkan. Harga yang diberikan pedagang selalu saja jauh di bawah pasar. Mereka pun juga tidak bisa menolaknya, karena tanaman tanaman herbal yang mereka bawa pasti akan layu atau busuk begitu sudah diangkat dari akarnya.

Yin Sheng menghela nafas lega. Tanaman tanaman herbal yang dirinya bawa hanyalah tanaman herbal kelas biasa. Semuanya mudah terjual, meskipun harus dengan harga yang jauh di bawah pasar. 43 koin perak untuk dua keranjang tanaman herbal kelas biasa baginya sudah cukup memuaskan.

"Ah... Ibu pasti senang aku membawa banyak uang." Senyum sumringah Yin Sheng terpampang. Membayangkan ibunya akan begitu senang melihat Yin Sheng membawa hasil penjualan yang lebih banyak dari biasanya.

Terpopuler

Comments

Ibad Moulay

Ibad Moulay

Hanya bisa berharap...

2022-09-26

1

rahmat dirga

rahmat dirga

bagus nih

2022-09-06

1

lihat semua
Episodes
1 Kebahagiaan? (Prologue)
2 1. Asal usul
3 1.Asal usul 2
4 1. Asal Usul 3
5 1. Asal Usul 4
6 1. Asal Usul 5
7 2. Legenda yang terluka
8 2. Legenda yang terluka 2
9 2. Legenda yang terluka 3
10 2. Legenda yang terluka 4
11 2. Legenda yang terluka 5
12 2. Legenda yang terluka 6
13 2. Legenda yang terluka 7
14 2. Legenda yang terluka 8
15 3. Yang Terwarisi
16 3. Yang terwarisi 2
17 3.Yang terwarisi 3
18 3. Yang terwarisi 4
19 3. Yang terwarisi 5
20 3. Yang terwarisi 6
21 4. Membuka pintu takdir
22 4. Membuka Pintu Takdir 2
23 4. Membuka Pintu Takdir 3
24 4. Membuka Pintu Takdir 4
25 4. Membuka pintu takdir 5
26 4. Membuka Pintu Takdir 6
27 5. Kota Bintang Timur
28 5. Kota Bintang Timur 2
29 5. Kota Bintang Timur 3
30 5. Kota Bintang Timur 4
31 5. Kota Bintang Timur 5
32 5. Kota Bintang Timur 6
33 5. Kota Bintang Timur 7
34 5. Kota Bintang Timur 8
35 5. Kota Bintang Timur 9
36 5. Kota Bintang Timur 10
37 5. Kota Bintang Timur 11
38 5. Kota Bintang Timur 12
39 6. Yang Tidak Bisa Tersembunyikan
40 6. Yang tidak bisa tersembunyikan 2
41 6. Yang tidak bisa tersembunyikan 3
42 6. Yang tidak bisa tersembunyikan 4
43 6. Yang tidak bisa tersembunyikan 5
44 6. Yang tidak bisa tersembunyikan 6
45 6. Yang tidak bisa tersembunyikan 7
46 6. Yang tidak bisa tersembunyikan 8
47 6. Yang tidak bisa tersembunyikan 9
48 7. Mentari esok masih bersinar
49 7. Mentari esok masih bersinar 2
50 7. Mentari esok masih bersinar 3
51 7. Mentari esok masih bersinar 4
52 7. Mentari esok mash bersinar 5
53 7. Mentari esok masih bersinar 6
54 7. Mentari esok masih bersinar 7
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Kebahagiaan? (Prologue)
2
1. Asal usul
3
1.Asal usul 2
4
1. Asal Usul 3
5
1. Asal Usul 4
6
1. Asal Usul 5
7
2. Legenda yang terluka
8
2. Legenda yang terluka 2
9
2. Legenda yang terluka 3
10
2. Legenda yang terluka 4
11
2. Legenda yang terluka 5
12
2. Legenda yang terluka 6
13
2. Legenda yang terluka 7
14
2. Legenda yang terluka 8
15
3. Yang Terwarisi
16
3. Yang terwarisi 2
17
3.Yang terwarisi 3
18
3. Yang terwarisi 4
19
3. Yang terwarisi 5
20
3. Yang terwarisi 6
21
4. Membuka pintu takdir
22
4. Membuka Pintu Takdir 2
23
4. Membuka Pintu Takdir 3
24
4. Membuka Pintu Takdir 4
25
4. Membuka pintu takdir 5
26
4. Membuka Pintu Takdir 6
27
5. Kota Bintang Timur
28
5. Kota Bintang Timur 2
29
5. Kota Bintang Timur 3
30
5. Kota Bintang Timur 4
31
5. Kota Bintang Timur 5
32
5. Kota Bintang Timur 6
33
5. Kota Bintang Timur 7
34
5. Kota Bintang Timur 8
35
5. Kota Bintang Timur 9
36
5. Kota Bintang Timur 10
37
5. Kota Bintang Timur 11
38
5. Kota Bintang Timur 12
39
6. Yang Tidak Bisa Tersembunyikan
40
6. Yang tidak bisa tersembunyikan 2
41
6. Yang tidak bisa tersembunyikan 3
42
6. Yang tidak bisa tersembunyikan 4
43
6. Yang tidak bisa tersembunyikan 5
44
6. Yang tidak bisa tersembunyikan 6
45
6. Yang tidak bisa tersembunyikan 7
46
6. Yang tidak bisa tersembunyikan 8
47
6. Yang tidak bisa tersembunyikan 9
48
7. Mentari esok masih bersinar
49
7. Mentari esok masih bersinar 2
50
7. Mentari esok masih bersinar 3
51
7. Mentari esok masih bersinar 4
52
7. Mentari esok mash bersinar 5
53
7. Mentari esok masih bersinar 6
54
7. Mentari esok masih bersinar 7

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!