Benua Kura-kura purba, disitulah tempat Yin Sheng tinggal. Kenapa bernama benua Kura-kura purba? Itu karena bentuk daratan yang begitu luas tersebut mirip seperti hewan kura-kura yang sedang terlentang.
Menurut legenda yang yang sudah ada sejak dahulu kala, benua ini adalah seekor kura-kura raksasa yang hidup sejak jutaan tahun yang lalu.
Namun karena suatu kesalahan yang dilakukan oleh kura-kura raksasa tersebut. Dewa murka, dan membalikkan tubuh kura-kura raksasa dan mengekangnya. Menyebabkan kura-kura raksasa tersebut tidak bisa bergerak.
Dan seiring berlalunya waktu, kura-kura tersebut tertutupi lumut dan tanah. Tanaman dan pohon juga perlahan tumbuh hingga akhirnya benua yang sekarang Yin Sheng tinggali tercipta setelah proses jutaan tahun lamanya.
Itulah cerita yang Yin Sheng dengar dari ibunya, sembari merapikan tanaman violet grass yang ada di pekarangan rumah.
"Darimana ibu bisa tahu cerita seperti itu?" Yin Sheng merasa penasaran dengan cerita ibunya tersebut. Meskipun baru berusia 10 tahun, dirinya bisa berpikir dengan cermat. Tidak mungkin ibunya bisa mengetahui hal seperti itu jika ibunya belum pernah keluar dari desa tempatnya tinggal. Pasalnya dirinya belum pernah mendengar cerita seperti itu dari orang lain di desa. Meskipun dirinya hampir setiap hari sering berinteraksi dengan penduduk lainnya.
"Ah..." Xie Qinling bingung menjawab pertanyaan anaknya tersebut, tidak mungkin jika dirinya menjawab jika dirinya dan Yin Jiang mengasingkan diri di desa Melati Hijau. "Ibu mendengar dari ayahmu, dulu dia pernah beberapa kali pergi ke kota sewaktu muda dulu" Bohong Xie Qinling pada anak semata wayangnya.
"Pergi ke kota? Aku dengar dari para pedagang tidak mudah untuk pergi ke kota terdekat bu?" Yin Sheng begitu penasaran mendengar hal baru tentang ayahnya.
"Itu benar... Harus ada orang yang kuat untuk melindungi sepanjang perjalanan."
"Apa Ayah punya teman yang kuat Bu? Yang menemani ayah pergi ke kota? Apa orang yang dulu menjemput ayah itu juga orang orang kuat?"
"Ayah tidak perlu bantuan siapapun untuk pergi ke kota terdekat Sheng'er..." Xie Qinling mengusap lembut rambut anaknya, memberikan senyum hangat meskipun dirinya kini merasakan perih. Perih karena teringat akan kekasihnya. "Untuk teman ayah itu... hmmm... Mereka juga kuat, sangat kuat malah."
"Ayah sering pergi sendiri ke kota? Apa itu berarti ayah juga sangat kuat Bu?" Yin Sheng semakin antusias, terlihat sorot matanya terlihat begitu berapi-api. Ingin sekali dirinya mengetahui hal-hal mengenai Ayahnya lebih lanjut.
"Ayahmu adalah orang paling kuat yang pernah Ibumu ini temui." Jawab Xie Qinling sembari matanya menatap ke arah langit biru. Membayangkan bagaimana awal mula dirinya bertemu dengan Ayah Yin Sheng.
"Benarkah itu Ibu? Berapa banyak keranjang tanaman yang bisa Ayah bawa sekali angkat? Apakah 10? Tidak... Tidak... 20?"
"Hahahaha..." Xie Qinling tertawa sendiri mendengar pertanyaan anak satu-satunya ini.
"Yin Sheng... Orang yang kuat tidak hanya dipandang dari segi fisiknya saja. Ada bermacam-macam kekuatan di dunia ini selain kekuatan fisik."
"Maksudnya?" Yin Sheng merasa perkataan Ibunya barusan berada di luar nalarnya yang masih nalar kecebong.
"Kamu sering lihat para pedagang kan? Mereka itu juga kuat, tapi mereka kuat tidak secara fisik. Mereka kuat secara pengaruh sosial atau sering diartikan kekuasaan."
"Ehm..." Yin Sheng hanya bisa menggaruk kepalanya yang sekarang terasa sedikit panas.
"Kamu tentu juga sering melihat para pengawal pedagang kan? Mereka juga kuat, tapi mereka kuat secara fisik. Tapi para pengawal itu justru tunduk pada para pedagang, yang notabene secara fisik jauh lebih lemah daripada para pengawal."
Xie Qinling mengambil sebuah batang kayu, dan mulai menggambarkan segitiga di atas tanah.
"Ada 3 jenis kekuatan secara garis besar. Kekuatan fisik, kekuatan sosial, dan kekuatan batin dan pikiran."
"Kekuatan fisik bisa kamu lihat contohnya dari para pengawal pedagang. Mereka bisa melawan para bandit atau monster yang bertujuan mengganggu perjalanan para pedagang dengan mudah."
"Kekuatan sosial bisa kamu lihat contohnya pada para pedagang. Para pedagang membayar para pengawal untuk melindungi mereka. Secara tidak langsung, para pedagang itu sudah menaklukkan para pengawal meskipun mereka harus kehilangan uang. Tapi disitulah letak kekuatan mereka. Uang, Kekuasaan adalah suatu bentuk kekuatan sosial."
Yin Sheng akhirnya manggut-manggut, dirinya berada mendapatkan pencerahan langit atas penjelasan ibunya barusan.
"Kalau untuk kekuatan batin dan pikiran, tidak semua orang bisa dianggap kuat. Karena kekuatan ini adalah kekuatan yang paling kuat."
"Maksudnya?"
"Kekuatan pikiran... Seseorang dengan pikiran yang cerdas dan luas, bisa mengalahkan musuhnya walaupun tanpa menggerakkan tangan."
"Tanpa menggerakkan tangan? Lalu mereka pakai apa?"
"Ini dan ini... "Xie Qinling menunjuk kepala dan mulutnya. "Contohnya Kepala Desa kita, dia bisa melerai warga yang sedang berselisih cuma dengan kata-katanya. Bisa dibilang Kepala Desa telah mengalahkan dua orang yang sedang berselisih itu."
Pusing... Itulah yang Yin Sheng rasakan saat ini. Dirinya bingung mencerna setiap perkataan yang keluar dari ibunya barusan.
"Kalau untuk kekuatan batin, ini lebih sulit lagi untuk bisa dibilang kuat secara batin. Tapi jika orang tersebut sudah kuat secara batin, maka dia bisa menjadi kuat dalam segi apapun. Baik itu fisik, sosial, ataupun pikiran."
"Bisa ibu berikan contoh? Aku tidak paham."
Xie Qinling tersenyum dan menyentuh dada anaknya. "Kekuatan batin terletak disini anakku."
"Sekuat apapun seseorang baik secara fisik, sosial ataupun pikiran. Jika dia tidak kuat secara batin akan percuma."
"Contohnya... Seorang Raja yang kuat, dia sangat menyayangi istrinya. Raja itu kuat secara fisik, sosial, maupun pikiran. Namun dia tidak kuat secara batin. Dan ketika istrinya meninggal, Raja itu hancur hatinya lalu kehilangan semangat hidup. Kekuatan fisik, sosial maupun pikiran yang dirinya miliki pun menjadi sia-sia belaka."
"Hem begitu..." Yin Sheng mencubit-cubit dagunya. Otak kecebongnya sedang dipaksa bekerja lebih keras dari biasanya.
"Kamu paham?" Xie Qinling geli sendiri melihat tingkah anaknya. Filsafah kehidupan seperti ini tentu akan sulit dicerna oleh anak berumur 10 tahun.
"Artinya kalau ingin kuat secara batin kita tidak boleh jatuh cinta kan bu?"
Gubrak...
Xie Qinling langsung memasang wajah bingung sendiri. Tidak dirinya sangka justru Yin Sheng akan menyimpulkan pada suatu hal seperti itu.
"Kamu bisa bilang begitu karena kamu masih kecil Yin Sheng. Seseorang pasti akan mengalami yang namanya jatuh cinta, tidak peduli siapapun itu."
"Hanya tinggal seberapa kuat batin kita untuk bisa menahan rasa sakitnya kehilangan." Tatapan Xie Qinling kembali ke arah langit. Dari sorot matanya terpancar rasa sakit akibat kehilangan suaminya."
Yin Sheng tentu menyadari perubahan sorot mata ibunya. Dirinya jadi merasa menyesal telah mengungkit rasa sakit ibunya tersebut. Dari satu hal tersebut, Yin Sheng bisa mengerti jika ibunya adalah seseorang yang sangat kuat secara batin.
"Aku mungkin perlu berpikir jauh tentang macam-macam kekuatan itu ibu. Sebaiknya aku pergi memancing sambil berpikir." Yin Sheng merasa perlu memberikan waktu kepada ibunya untuk sendiri. Lagipula dirinya juga perlu mencermati lebih lanjut setiap perkataan ibunya tadi.
"Hati-hatilah... Cepat kembali..." Suara lirih keluar dari Xie Qinling. Kata tersebut tidak hanya tertuju pada Yin Sheng, tapi juga pada suaminya yang saat ini entah dimana keberadaannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Benua Kura-kura Purba
2022-09-26
1