2. Legenda yang terluka 4

"Cepat Buka!" Xie Qinling mengetuk pintu gubuk tempat Yao He berada dengan keras.

"Kalau tidak kamu buka maka akan aku hancurkan gubug ini beserta kamu di dalamnya." Teriak Xie Qinling sekali lagi.

Krek...

Yao He pun membuka pintu, baru setengah pintu terbuka. Xie Qinling langsung mendaratkan tendangan ke arah Yao He.

Bruk...

Tubuh Yao He terpental ke belakang dan menabrak ranjang. Ranjang yang biasa dirinya gunakan untuk tidur pun harus patah menjadi beberapa bagian.

Yao He hanya bisa meringis kesakitan, dirinya sudah menduga jika Ibu Yin Sheng akan marah kepada dirinya. Namun dirinya tidak menduga Xie Qinling akan langsung menendangnya. Paling tidak pakai basa-basi adu mulutlah yang Yao He ekspektasikan.

Cring...

"Katakan... Kenapa kamu melakukannya?" Pedang yang sama Xie Qinling gunakan untuk menangkis Yao He kemarin kini menempel di leher Yao He. Bersiap untuk menebas kepala Yao He jika tidak mendapatkan jawaban yang dirinya sesuai.

"Maafkan aku... Aku tidak sengaja melakukannya..." Jawab Yao He pasrah.

"Tidak sengaja katamu? Menjadikan dia seorang Kultivator kamu bilang tidak sengaja?" Xie Qinling hampir kehilangan akal sehatnya. Bagaimana bisa seseorang menjadikan anaknya seorang Kultivator dalam proses ketidaksengajaan.

"Kau seharusnya mencari kata-kata lain untuk menjadi kata terakhirmu!" Xie Qinling bersiap menebas leher Yao He. Amarahnya telah memuncak hingga ke titik yang tidak bisa dirinya tahan.

"Tunggu Ibu..." Cegah Yin Sheng yang memegangi baju Ibunya dari belakang.

"Jangan ikut campur Yin Sheng... Ini urusan orang dewasa..." Bentak Xie Qinling.

"Paman Yao He tidak bersalah Bu... Dia membantuku tadi..." Yin Sheng justru berdiri di depan Ibunya dengan tangan terlentang. Menghalangi Ibunya dari memberikan tebasan pada Yao He.

"Membantu katamu? Dia itu telah menjerumuskan dirimu pada dunia yang penuh kekejaman..." Mata Xie Qinling memerah ketika membentak anak semata wayangnya ini. Dirinya diliputi kemarahan dan kesedihan.

Kemarahan karena Yao He telah menjadikan Yin Sheng seorang Kultivator tanpa seijin dirinya. Sedih karena Yin Sheng akan memasuki dunia Kultivator yang sengaja suaminya dan dirinya tinggalkan.

"Ibu... Tenanglah... Kita bisa bicarakan ini baik-baik..." Yin Sheng menatap tajam Ibunya. Membuktikan kebulatan tekadnya untuk membela Yao He di depan Ibunya.

"Sheng'er... Minggirlah..."

"Tidak Ibu! Paman Yao He tidak bersalah..."

"Sheng'er!" Bentak Xie Qinling.

Namun Yin Sheng tidak bergeming sedikitpun. Dirinya malah semakin mendekatkan diri ke arah pedang ibunya, membuat Xie Qinling terpaksa memundurkan badannya agar Yin Sheng tidak terkena ujung pedang.

"Ibu... Paman Yao He tidak bersalah. Semua terjadi secara tidak sengaja." Yin Sheng menjelaskan secara detail apa yang terjadi tadi kepada Ibunya.

Xie Qinling hanya bisa bersimpuh di hadapan Yin Sheng setelah mendengar cerita Yin Sheng. Pedang bergagang emas miliknya tergelatak di samping kakinya. Xie Qinling merasa apa yang dirinya lakukan selama ini sia-sia. Kehidupan dunia Kultivator yang dengan sengaja dirinya dan suaminya tinggalkan seolah tidak ingin melepaskan kepergian mereka berdua.

Awalnya dirinya masih bisa ikhlas dengan kepergian suaminya yang tidak lain untuk kembali menjadi Kultivator. Namun jika Yin Sheng, anak semata wayangnya. Xie Qinling tentu tidak rela jika Yin Sheng harus menahan beratnya tekanan dari Dunia Kultivator.

"Sheng'er... Sebenarnya Ibu berbohong kepadamu soal Ayahmu..." Suara parau Xie Qinling yang nampak menahan tangis.

"Tidak apa Ibu... Aku sudah menduganya sejak awal..." Yin Sheng memeluk erat Ibunya yang juga dibalas dengan pelukan dari Ibunya.

Yao He pun merasa lega bisa terbebas dari amukan Ibu-ibu satu anak tersebut. Dengan kekuatan dan jumlah Qi saat ini, mustahil bagi Yao He untuk bisa mengalahkan Xie Qinling. Meskipun dirinya bisa saja menggunakan racun untuk menyerang Xie Qinling, Yao He tetap tidak akan memaksakan suatu hal yang tidak pasti. Jika dirinya kembali terkena racun miliknya sekali lagi, bisa dipastikan keselamatannya akan dipertanyakan lebih lanjut.

"Sekarang bisa Ibu ceritakan semua yang sebenarnya kepadaku?" Tanya Yin Sheng dengan mata yang penuh penasaran.

"Kita tidak bisa membicarakannya disini... Lebih baik kita kembali ke rumah..." Jawab Xie Qinling yang tidak mau identitas dirinya diketahui oleh Yao He.

Yao He juga mengerti akan hal itu, dirinya masih beruntung tidak dibunuh langsung oleh Xie Qinling tadi. Jadi dirinya memberi kesempatan kepada kedua anak-ibu tersebut untuk saling berbagi rahasia keluarga.

Keesokan harinya

Yin Sheng datang kembali ke gubug tempat Yao He dengan membawa semangkuk bubur untuk sarapan. Seperti biasa, Yin Sheng akan mendapati Yao He melakukan meditasi.

Meskipun meditasi yang dilakukan oleh Yao He sebenarnya adalah hal yang sia-sia. Yao He merasa hanya itu yang bisa dirinya lakukan. Mengisi ember bocor dengan air. Itulah yang Yao He lakukan, mengisi Qi pada Dantiannya yang bocor.

"Paman... Bisakah Paman mengajariku yang Paman lakukan kemarin?" Tanya Yin Sheng setelah menunggu Yao He selesai bermeditasi.

"Kamu harus ijin Ibumu dulu! Aku tidak mau menjadi sasaran amukannya sekali lagi." Satu alasan keluar begitu saja sebagai penolakan dari Yao He.

"Ibu sudah memberiku ijin..." Jawab Yin Sheng dengan mantap.

"Aku tidak percaya... Lagipula aku tidak mencari seorang murid disini..." Alasan lain Yao He keluarkan sebagai bentuk penolakan kepada Yin Sheng.

Yin Sheng pun merasa kecewa akan penolakan dari Yao He. Dirinya meninggalkan gubuk tempat Yao He tinggal dengan wajah lesu.

"Ada apa? Dia tidak mau mengajarimu?" Tanya Xie Qinling yang sedang disibukkan dengan merawat aneka tanaman herbal.

"Paman Yao He tidak mencari murid disini..." Jawab Yin Sheng lesu.

"Hihihi..." Xie Qinling hanya bisa tertawa sendiri. Semalam Yin Sheng meminta ijin kepada dirinya untuk menjadi murid Yao He. Tanpa berpikir panjang Xie Qinling tentu menyetujuinya. Dari selama Yao He tinggal di gubuk, Xie Qinling tahu watak Yao He seperti apa. Tidak mudah bagi Yin Sheng untuk bisa menjadi murid Yao He. Biarlah ini menjadi ujian pertama Yin Sheng di dunia Kultivator, mencari seorang guru yang mau mengajarinya.

"Lalu kamu akan menyerah begitu saja?" Ejek Xie Qinling pada anaknya tersebut. Jika Yin Sheng menyerah, Xie Qinling justru akan sangat senang tentunya.

"Tentu tidak... Aku akan datang setiap hari untuk menjadi muridnya..." Jawab Yin Sheng dengan mantap dan mengepalkan tangannya ke atas.

"Terserah kamu Sheng'er... Asal jangan melupakan tugas-tugasmu di kebun." Jawab Xie Qinling santai. Xie Qinling merasa sedikit aman meskipun Yin Sheng telah menjadi seorang Kultivator. Selama Yin Sheng masih tetap bertahan di desa ini dan Yao He tidak menerimanya sebagai murid, maka Yin Sheng akan tetap menjalani kehidupan selayaknya orang biasa.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***