Yao He duduk termenung di depan gubuk tempat dirinya menumpang. Memandang bulan purnama yang seakan sedang tersenyum lebar kepadanya. Bulan itu seakan mengerti suasana hati Yao He.
"Aku dengar kamu akan pergi besok pagi..." Xie Qinling datang bersama Yin Sheng. Raut wajah Yin Sheng nampak begitu sedih, kedua bola matanya nampak berkaca-kaca.
"Terima kasih banyak telah membantuku selama ini... Aku berhutang banyak pada kalian berdua..." Yao He tanpa basa-basi memberikan hormat kepada Ibu dan anak tersebut.
"Sudah sepatutnya kita saling tolong menolong." Balas Xie Qinling. Seperti halnya Yao He yang bahagia, Xie Qinling juga merasakan hal yang sama. Dengan kepergian Yao He, maka Yin Sheng tidak akan mendapatkan guru untuk mengembangkan kultivasinya. Tandanya Yin Sheng akan sepenuhnya hidup menjadi manusia normal pada umumnya.
Obrolan ringan pun menjadi penghangat kedinginan malam di antara mereka bertiga. Yao He yang selama ini menutupi identitasnya akhirnya menceritakan semua tentang dirinya. Hal itu Yao He lakukan sebagai niat baik karena Xie Qinling dan Yin Sheng telah menolong dirinya selama ini.
"Apa kamu benar-benar yakin akan bisa keluar dari Kerajaan ini?" Komentar Xie Qinling setelah mengetahui permasalahan Yao He.
"Bagaimanapun caranya aku harus bisa keluar dari Kerajaan ini. Selama aku masih di Kerajaan ini, besar kemungkinan mereka akan menemukanku. Walaupun berada di desa terpencil seperti ini."
"Aku hanya bisa mendoakan keberhasilanmu keluar dari Kerajaan ini." Ucap Xie Qinling sembari meminta ijin untuk pamit bersama Yin Sheng.
Baru beberapa langkah Xie Qinling berjalan, ketiga orang tersebut dikejutkan dengan sebuah serangan bola api ke arah mereka bertiga. Xie Qinling reflek melompat sambil menarik Yin Sheng, Yao He yang berada di belakang mereka juga melakukan hal yang sama.
Gubuk kayu langsung terbakar, api dengan cepatnya membuat satu api unggun raksasa. Xie Qinling memandang tajam ke arah asal serangan. Melihat kekuatan serangan barusan, Xie Qinling menduga penyerang memiliki basis kultivasi paling tidak Alam Raja.
"Tunjukkan dirimu!" Seru Xie Qinling, pedang bergagang emas miliknya telah tergenggam di tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya membawa Yin Sheng untuk bersembunyi di balik tubuhnya.
"Tidak perlu berteriak terlalu keras. Aku sudah ada disini sejak tadi." Sebuah suara terdengar dari atas. Seseorang dengan jubah hitam dengan garis hijau di tepinya tengah melayang di udara.
"Ranah Alam Dewa?" Tidak hanya Xie Qinling, Yao He juga terkejut melihat sosok penyerang.
"Kenapa terkejut? Bukankah seharusnya kamu sudah menduganya?" Pria tersebut perlahan melayang turun ke bawah hingga menapak tanah.
"Apakah anak itu anak Yin Jiang?" Tanya pria tersebut pada Xie Qinling sambil menegakkan wajah, memperlihatkan wajah dengan sepasang mata berwarna merah.
Xie Qinling hanya bisa menggigit giginya sendiri, bingung bagaimana dirinya akan menjawab pertanyaan laki-laki tersebut.
"Sudah aku duga... Yin Jiang tidak mungkin menyerahkan diri begitu saja jika tidak ada alasannya... Serahkan anak itu dan akan aku biarkan kalian selamat!"
Yao He yang sedari tadi diam mulai sedikit paham jika pria penyerang tersebut mengincar Yin Sheng. Namun Yao He juga berpikir alasan apa sampai anak seperti Yin Sheng diincar oleh seorang ranah Alam Dewa.
"Langkahi duku mayatku! Aku tidak akan melepaskan anakku begitu saja!" Bentak Xie Qinling.
Yin Sheng pun hanya bisa bersembunyi di balik tubuh ibunya, aura jahat yang dikeluarkan pria tersebut terlalu menakutkan bagi Yin Sheng.
"Baiklah kalau kamu memaksa..." Pria tersebut melancarkan serangan bola-bola api ke arah Xie Qinling. Mencoba membakar Xie Qinling beserta Yin Sheng secara instan.
Xie Qinling melompat ke arah pohon Oak sambil menarik Yin Sheng. "Sheng'er... Sembunyilah disini!" Xie Qinling mencoba menenangkan anaknya yang nampak ketakutan.
Lesatan bola api kembali menyasar Xie Qinling. Kali ini Xie Qinling tidak menghindar, melainkan menebas semua bola api yang datang ke arahnya.
"Hahaha... Tanpa Qi seperti itu kamu mau melawanku?" Tawa terdengar dari pria berjubah hitam.
"Tanpa Qi pun aku bisa membunuhmu!" Teriak Xie Qinling yang mulai memangkas jarak di antara mereka berdua.
"Bahkan tanpa Qi dia bisa bergerak secepat itu? Sebenarnya siapa dia?" Yao He terkejut melihat apa yang Xie Qinling tunjukkan. Biasanya kultivator akan menggunakan Qi untuk mempercepat pergerakan dan memperkuat tubuh kultivator. Namun apa yang Xie Qinling tunjukkan barusan adalah murni teknik dan kekuatan fisik.
Xie Qinling menyerang dengan cepat, memberikan tebasan maupun tusukan pada pria berjubah hitam. Namun apa yang Xie Qinling lakukan nampak percuma, setiap serangan Xie Qinling selalu bisa dihindari dengan mudah.
"Apakah ini arena bermain anak-anak?" Ejek pria berjubah hitam.
"Eagle Sword Hidden Technique! Seven Art of Kill!"
Serangan Xie Qinling semakin cepat dengan teknik tersebut. Arah serangan Xie Qinling pun semakin tidak terbaca. Xie Qinling bagaikan seorang pelukis yang sedang melukis dengan leluasa, dan Pria berjubah hitam adalah kanvasnya.
"Luar biasa..." Gumam Yao He melihat serangan Xie Qinling. Jika saja serangan tersebut melibatkan Qi, pasti akan lebih mematikan dari yang Xie Qinling tunjukkan saat ini.
Slash...
Setelah lebih dari 30 serangan, sebuah tebasan akhirnya bisa Xie Qinling berikan pada pundak Pria berjubah hitam. Namun luka tersebut belum cukup untuk membuat Pria berjubah hitam takut.
"Istri Yin Jiang memang luar biasa... Hahaha..." Bukan kesakitan, Pria berjubah hitam tersebut malah tertawa. Seakan-akan dirinya baru saja menemukan mainan baru untuk dirinya.
"Jangan besar mulut!" Teriak Xie Qinling melanjutkan serangannya mencoba membunuh Pria berjubah hitam tersebut secepat mungkin.
Namun kali ini berbeda dengan yang pertama, Pria berjubah hitam mengeluarkan sebuah sabit besar dari cincin dimensi di tangannya.
Trang...
Trang...
Benturan dua senjata menimbulkan bunga api di udara. Xie Qinling yang pada awalnya unggul kini mulai terpojokkan.
Bruk...
"Ibu..." Teriak Yin Sheng yang tidak tega melihat ibunya terpental puluhan meter dan tersungkur di atas tanah.
"Jangan mendekat!" Xie Qinling mencoba bangkit dengan bantuan pedangnya. Segumpal darah bercampur cairan lambung keluar dari mulutnya.
"Jangan bermimpi tanpa menggunakan Qi kamu bisa melawanku..." Ejek Pria berjubah hitam sembari mendekati Xie Qinling.
Xie Qinling tidak menghiraukan kata-kata Pria tersebut. Dirinya kembali menyerang meski dengan gerakan yang sudah sedikit melambat.
Trang...
Trang...
Slash...
Pertukaran serangan tidak berlangsung lama. Xie Qinling yang sudah mendapat luka dalam akhirnya harus merelakan tangan kirinya tersayat. Darah segar tidak hanya menetes, namun mengalir dengan deras dari lukanya.
Slash...
Slash...
Bagaikan tanpa ampun, Pria berjubah hitam tersebut memberikan sayatan-sayatan ke tubuh Xie Qinling.
Dengan di akhiri sebuah pukulan telak ke dada Xie Qinling, Xie Qinling terlempar hingga beberapa meter dari pohon Oak. Yin Sheng yang melihat hal tersebut langsung berlari ke arah Xie Qinling terjatuh.
"Ibu... Ibu..." Teriak Yin Sheng sembari menampar pelan pipi ibunya.
"Tidak usah takut anak kecil... Sebentar lagi kamu dan Ibumu akan mati bersama..." Ucap Pria berjubah hitam yang kini telah berada di belakang Yin Sheng. Tangan kanan Pria tersebut telah bersiap untuk melayangkan sabit miliknya ke leher Yin Sheng
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ibad Moulay
Wushhhh....
2022-09-26
1