Penyesalan Mantan
" Mas ibu sakit dan masuk rumah sakit dan kata Dokter harus di operasi hari ini juga" ujar seorang gadis melalui saluran ponsel di sebrang sana yang terdengar sangat gugup sekali.
" Iyaa Nap, Mas akan usahakan hari ini transfer uang untuk biaya Ibumu " balasku kepada calon istri itu, seraya menata berkas yang akan segera aku bawa ke dalam ruang rapat, sebab Pak Hamdan tugas di luar kota dan aku sebagai asisten beliau yang harus menghandle semua rapat dengan para direksi saat ini.
" Nap, maaf Mas ga bisa lama-lama di telpon, bentar lagi Mas transfer ke rekening kamu, habis ini pergilah ke administrasi Rumah sakit untuk mengurus semua keperluan ibumu, masalahnya Mas mau ada rapat jadi buru-buru ini dan ga bisa lama." ujarku menejelaskan pada Zaenab melalui sambungan telpon.
Setelah aku menutup telponnya aku segera membuka aplikasi pengiriman uang, dan sejumlah uang aku kirim ke rekening Zaenab. Setelah itu aku buru-buru berlalu meninggalkan ruanganku menuju ruang rapat yang hari ini adalah rapat besar para direksi.
Sampai di sana aku persiapkan semua berkas dan bahan-bahan untuk rapat sebelum semua para pemimpin hadir di sana, aku di bantu Mila sekretaris dari Pak Hamdan mempersiapkan segala keperluan rapat besar ini, karena hari ini nasib perusahaan di tentukan, sudah di ujung tanduk kira-kira.
" Kayaknya ini sudah semua deh Mas, tinggal kita menunggu peserta rapat saja" ujar Mila memberi tahu.
Di tengah-tengah rapat terjadi perdebatan yang sangat alot prihal masalah perusahaan yang lagi mengalami penurunan drastis, yang di sebabkan karena adanya penyelewengan salah satunya pelaksana di lapangan.
Akhirnya rapat usai juga, walaupun berakhir dengan setumpuk PR yang sangat banyak dari pihak investor, dengan catatan memberi kesempatan pada kita untuk membenahi semua dan menindak pihak-pihak yang menyeleweng di lapangan.
Inilah nanti yang kan menjadi tanggung jawab perusahaan lebih lanjut, dan semua akhirnya bisa aku handel dengan baik, aku beruntung bisa menjelaskan pada para investor supaya tetap bertahan di sini.
Kalau tidak bagaimana nasib para karyawan di sini.
Apalagi CEO perusahaan lagi sakit keras, dan anak pemilik perusahaan ini baru saja di angkat menjadi direktur keuangan, dan dia baru mempelajari beberapa berkas.
Dan dia saja baru saja masuk beberapa hari, dan harus menghadapi masalah sebesar ini, kali ini dia mewakili sang ayah dalam rapat ini.
Lega rasanya permasalahan Perusahaan sudah teratasi untuk sementara waktu, tetapi jangan salah, usainya rapat ini sudah ada pekerjaan yang menumpuk menanti di depan mata, dan setumpuk permasalahan di lapangan harus segera di selesaikan satu persatu.
" Pak Pram Bisa ikut ke ruangan saya sebentar?" ujar seorang wanita muda dan cantik yang sedang berdiri di sebelahku dengan suara tegasnya. Yah dia adalah Direktur keuangan baru itu, anak dari pemilik perusahaan ini.
Baru beberapa hari masuk banyak pengagumnya di sini, bagaimana tidak selain berwajah cantik jelita dia masih sangat muda dan kecerdasan dia tak di ragukan lagi, banyak Pejabat maupun staf biasa yang masih muda-muda di sini kagum dengannya.
Sepertinya dia bisa di andalkan untuk menggantikan ayahnya yang lagi sakit, terlihat sekali tadi di dalam rapat begitu piawai dalam menjawab argumen dari pihak investor.
" Baik Bu," balasku sopan.
Lalu dia pun berlalu meninggalkan kami di ruangan rapat bersama Mila, " Mas kayaknya Mas bisa naik jabatan deh" celetuk Mila padaku sembari kami membereskan beberapa berkas sebelum berlalu dari ruangan ini.
" Duh... Mil dia Amin-in ga yaa, kamu tahu sendiri kan kepalaku rasanya mau pecah, sebab hanya aku dan Pak Hamdan yang pontang panting menghadapi semuanya, sementara pejabat yang lain ga mau tahu, mereka mau enaknya saja, kadang datang dan pulang ga jelas, udah makan gaji buta saja kalau kaya gini terus.
Mentang-mentang Pak Bos lagi sakit mereka seenaknya sendiri" keluhku pada Mila.
" Ya secara Mas bisa membuat para investor yang tadinya uring-uringan ingin hengkang, jadi malah bertahan di sini kan?" ujar Mila memberikan aku semangat.
" Tapi setelah ini pekerjaan berat menanti aku Mil, pusing deh aku pastinya nanti, dan semoga tim kita nanti solid Mil, lagian tadi Bu Karina juga hebat di usianya yang masih muda mampu mencari celah pada pihak investor yang mau hengkang itu" ujarku berpendapat.
" Apakah masih lama,hum...?" Sebuah suara menyela obrolan kami, aku kaget ternyata Bu Karina menunggu aku di depan pintu rapat sedari tadi.
" Oh... maaf Ibu, saya akan segera ke ruangan Ibu, " jawabku sopan.
Lalu diapun menutup pintu ruang rapat kembali, aroma parfum yang lembut dan menenangkan masih tertinggal di ruangan ini, ah seger lirihku dalam hati.
" Mil, maaf ya aku tinggal dulu, keburu Bu Bos marah" ucapku lirih pada Mila.
" Iya ga apa-apa Mas, buruan luluhkan hatinya Mas," seru Mila dengan senyum manisnya.
Sembari ku acungkan jari jempol ku menjawab seruannya.
Setelah sampai di depan pintu ruang direktur keuangan aku di persilahkan masuk oleh Bella sebagai sekretaris di sana.
" Silahkan Mas Pram, Bu Karin sudah menunggu di dalam" ujar Bella dengan suara manjanya seperti biasa, dia yang selalu genit ketika aku ngobrol dengan dia, Kaya cacing kepanasan saja batinku.
" Terimakasih Bell" balasku sambil tersenyum, dan akupun masuk ke ruang itu.
" Siang Bu Karin," sapaku dengan hormat pada wanita yang duduk di kursi kebesarannya itu, lalu Bu Karina mempersilahkan aku duduk di sofa berwarna terang yang ada di sebelah meja kerjanya.
" Silahkan Pak Pram" suruhnya mempersilahkan aku untuk duduk di sofa itu, lalu dia berdiri dari kursinya, lalu berjalan ke arah sofa yang aku duduki.
" Maaf Bu Karin, apa ada yang bisa saya bantu?" tanyaku dengan sopan, sambil aku menatap wajahnya yang cantik itu dengan tenang.
" Gini Pak Pram dan Pak Hamdan tahu kondisinya Perusahaan bagaimana, saya sebagai anak dari Pak Adi memohon dengan sangat bantuan Pak Pram untuk membenahi semua lini di perusahaan ini, tolong bantu saya ya Pak Pram" ujarnya seraya memohon.
" Baik Ibu Karin saya dan Pak Hamdan sekuat tenaga akan membantu Ibu semaksimal mungkin," jawabku meyakinkannya.
" Tapi saya minta ketegasan Ibu Karin juga, menindak pejabat yang seenaknya sendiri di perusahaan ini, sementara itu saya dan Pak Hamdan akan membagi tugas untuk menyelesaikan masalah di kantor dan di Lapangan." Pintaku pada Bos baruku itu.
" Baik Pak Pram akan saya tindak pejabat yang tidak berguna, dan terimakasih Pak untuk semuanya, dan anda hebat bisa meyakinkan para Investor tadi untuk tetap bertahan di Perusahaan kita ini, sekali lagi saya ucapkan terimakasih," pujinya padaku.
" Wah... Ibu Karin juga hebat kok tadi bisa mematahkan argumen dari mereka" balasku ikut memujinya juga.
" Pak Pram bisa saja, intinya kita harus bisa kerjasama dengan baik Pak Pram, semoga permasalahan perusahaan kita cepat selesai deh" jelasnya berharap.
" Baik Bu Karin kalau gitu saya undur diri dulu, masih banyak kerjaan yang menanti saya di meja kerja" ucapku seraya mohon diri
" Baik Pak Pram silahkan, dan sekali lagi terimakasih Pak Pram," balasnya dengan senyum manisnya.
" Sama-sama Bu Karin, saya permisi" pamit ku sekali lagi.
Usai dari ruang Bu Karin aku memulai kesibukanku yang menumpuk, bergulat dengan beberapa berkas yang harus di perbaiki dan di revisi lagi, sebab banyak sekali ketidak cocokan di sana, dan segera aku laporkan kepada Pak Hamdan nantinya.
Dan menjadi pertimbangan untuk rapat berikutnya.
kena pecat karena menyelewengkan dana perusahaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
rinasti
Pram ini tipe lelaki bertanggung jawab sepertinya..
2023-03-08
1
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum mhn ijin aq mampir ya, pasti seru deh ceritanya 😘💕
2023-02-28
1