Episode 4

Lalu akupun clingak-clinguk kebingungan dengan mengendarai motorku secara pelan-pelan, siapa tahu ada pergerakan orang yang aku cari, karena tak kunjung aku melihatnya akhirnya aku menghubunginya lagi siapa tahu sekarang sudah bisa di hubungi, tetap masih nada sibuk, lalu aku menuliskan pesan saja, dan mengatakan kalau aku sudah sampai, aku memberi tahu posisiku saat ini berada tak jauh darinya." Bu Karina di mana? posisi saya berada persisi di bawah lampu jalanan Bu, di dekat pos kamling" ujarku memberi tahu lewat pesan, tak berapa lama, Bu Karin muncul dari samping kiri jalan, dia memakai celana jeans dan kemeja biru laut dan dengan rambut yang di ikat kuda, dan diapun lari ke arahku, dan segera aku menyandar kan motorku dan berjalan agak cepat menghampirinya, aku seketika tercengang ketika dia menghambur dan memelukku erat-erat dan menangis sesenggukan.

Aku berusaha menenangkannya. "Tenang Bu Karin? InshAllah Bu Karin aman bersama dengan saya." Ucapku seraya menenangkan dia.

" Baiknya kita langsung pergi dulu dari sini Pak, tapi jangan lewat depan hotel itu, aku takut orang yang memburu aku masih ada di sana" serunya yang kelihatan cemas dan gugup.

" Baik Bu kita lewat jalan lain saja" ujarku sembari menenangkannya terus, karena terlihat dia masih gugup.

" Terserah Pak Pram saja yang penting aku ga ketahuan sama mereka," ujarnya memberitahu aku, sepertinya ada sesuatu yang masih belum dia ceritakan padaku.

" Ayok Bu Karin buruan naik, hari sudah larut malam.

" Ajak ku, sembari kami mengurai pelukannya dan menuntunnya berjalan ke arah motorku. Aku sambil tengok kanan dan kiri, dan ternyata tak ada satu orang pun kelihatan di sana.

"E-e... I-ia Pak Pram" ujarnya canggung, mungkin karena dia malu yang tiba-tiba saja memeluk aku tadi, seraya melangkah naik ke atas motor yang sudah aku tumpangi, dia duduk di belakang dan sebelum aku meluncur pergi meninggalkan tempat itu aku membuka jaket yang aku kenakan, dan aku menyuruhnya untuk memakainya, supaya tidak kedinginan.

" Pakai ini Bu, angin malam tak baik buat Ibu" suruhku sambil mengulurkan jaketku ke arah belakang.

" Tapi gimana dengan Pak Pram?" tanyanya balik.

" Saya sudah kebal Bu sama angin Malam, jadi ga usah khawatir kalau masuk angin mah, tinggal kerok aja" jawabku sambil nyengir.

Dia menerima jaketku dan memakainya lalu tangannya sudah dengan erat memegang kedua pahaku.

" Maaf ya pak aku boleh pegangan? ucapnya bertanya.

" E-e...ia Bu tidak apa-apa" ucapku gugup.

Karena baru kali ini ada cewek yang memegang aku seperti ini, walaupun aku dulu sempet tunangan bersama Zaenab tak ada sentuhan fisik seperti ini.

lalu akupun mulai mengendarai motorku meninggalkan tempat itu, dan kamipun menelusuri jalan kecil ini, aku sengaja mencari jalan pintas, sebab aku tidak membawa helem buat Bu Karin karena saking buru-buru nya.

" Pak Pram boleh saya panggil Mas?" tanyanya ketika sedikit keras mengingat kami sedang berada di jalan.

" Boleh Bu Karin silahkan" jawabku sembari menengok kepalaku ke samping.

" Baiklah Mas, gini Mas tolong carikan aku tempat tinggal sementara ya Mas? aku ga mau pulang untuk saat ini?" ucapnya jujur.

" Aduh ini sudah menjelang dini hari Bu, terus gimana, apa Ibu Karin mau saya carikan Hotel sementara waktu?" balasku menjelaskan.

" Aduh jangan Mas, nanti pasti aku ketahuan kalau di hotel" tolaknya.

" Aku maunya rumah saja Mas, lebih aman " Pintanya.

" Atau apa aku sementara ikut sama Mas Pram dulu saja ya? soalnya aku ga mau orang rumah menemukan aku Mas, aku lagi pingin sendiri dulu ya Mas, tolong bawa aku sembunyi sementara ya Mas?" imbuhnya seraya memohon kepada ku.

" Waduh ada apa Bu sampai seperti ini keadaannya?" tanyaku dengan cemas.

" Maaf ya Mas, nanti aku ceritakan semuanya Mas" ucapnya jujur.

" Bu Karin lapar" ujarku bertanya.

" Ia Mas, aku lapar dari tadi siang aku belum sempat makan, aku sibuk melarikan diri" Ucapnya menjelaskan.

" Oh ya sudah Bu kita cari makan dulu ya? tapi kalau makan di warung tenda Ibu mau ga?" tanyaku ragu. Maklum Ibu Karin adalah orang kaya yang menjaga gengsinya juga pastinya.

" Ga apa-apa Mas yang penting buat aku kenyang" balasnya jujur.

sejenak aku mengelilingi jalan tikus ini dengan harapan masih ada warung tenda yang buka, wah beruntung di ujung jalan tembus jalan raya ada sebuah warung yang masih buka dan masih ramai.

Langsung saja aku menuju sana dan memesan makan untuk kami, seperti warung ini memang buka malam, melihat masih banyak pengunjung yang mengisi perut mereka di kala hari menjelang dini hari seperti ini, warung bernuansa lesehan yang menggelar tikarnya di pinggir trotoar jalan.

" Mari Bu duduk sini saja ya?" ajak ku seraya menunjuk ke arah tikar yang masih kosong ada di sebelahku.

" Iya Mas," ucapnya sembari melepas sepatu kets yang dia kenakan. Dan aku mengikuti ia duduk dan kami berhadap-hadapan.

Tak berapa lama pelayan datang membawa minuman dan makanan yang sudah kami pesan.

Sambil makan aku coba untuk berdiskusi tempat tinggal lagi dengannya.

" Bu saya, cuti saya masih tiga hari dan saya masih rindu sama ibu saya yang tinggal di kampung, yakin Bu Karin mau ikut sama saya tinggal di rumah saya yang sederhana?" tanyaku memastikan

" Iya Mas, aku yakin kok, tenang aja saya bukan tipe orang yang rewel untuk masalah tempat tinggal yang penting bisa buat berteduh" ucapnya jujur.

" Mas panggil aku Karin saja ya? lagian aku kan jauh melebihi muda dari pada Mas Pram" Protesnya.

" Masalahnya Ibu atasan saya bukan?" jawabku menimpalinya.

" Tapi saat berdua dan tidak di kantor aku bukan atasan kamu Mas," ucapnya menjelaskan.

" Baiklah kalau begitu" jawabku pasrah.

" Mas Pram ga keberatan kan membawa aku pergi bersama dengan mu?" dia menghentikan mengunyah makanannya dan menatap ke arahku dengan sorot mata yang penuh harap, dan aku sendiri sejenak mencerna perkataan dia yang ambigu itu dan aku hanya menganggukan kepalaku saja dan tersenyum padanya.

" Makanlah Karin, untuk tempat tinggal kamu jangan pikirkan soal itu serahkan semua padaku," ucapku bijak.

" Makasih ya Mas," jawabnya yang nampak semangat sekali dan melanjutkan makannya lagi.

Aku merasa dia dalam masalah besar dan akupun ga tahu apa itu.

Selesai kami makan akupun membayar makanan tersebut dan segera pergi dari sana dan melanjutkan perjalanan pulang ke kampungku, di tengah perjalanan tak terasa kepalanya menyandar di punggungku.

" Karin kamu ngantuk ya? ucapku ketika masih di jalan, tak mendengar pertanyaan dariku sepertinya Karin tertidur, sementara perjalanan masih lama, masih dua jam-an waktu tempuhnya, duh gimana ini.Keluhku dalam hati.

Terpopuler

Comments

Akun Lima

Akun Lima

ini novel apa nyeritain diri sendiri? kok aku aku terus prasaan

2024-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 43
43 Episode 42
44 Episode Baru Penyesalan Mantan (PM 2) Bab 1
45 (PM 2) Bab 2
46 (PM 2) Bab 3
47 (PM 2) Bab 4
48 (PM 2) Bab 5
49 (PM 2) Bab 6
50 ( PM 2 ) Bab 7
51 (PM 2) Bab 8
52 (PM 2) Bab 9
53 (PM 2) Bab 10
54 (PM 2) Bab 11
55 (PM 2) Bab 12
56 (PM 2) Bab 13
57 (PM 2) Bab 14
58 ( PM 2) Bab 15
59 (PM 2) Bab 16
60 (PM 2) Bab 17
61 ( PM 2) Bab 18
62 ( PM 2 ) Bab 19
63 ( PM 2) Bab 20
64 ( PM 2) Bab 21
65 ( PM 2) Bab 22
66 ( PM 2) Bab 23
67 ( PM 2) Bab 24
68 ( PM 2) Bab 25
69 ( PM 2) Bab 26
70 ( PM 2) Bab 27
71 ( PM 2) Bab 28
72 ( PM 2) Bab 29
73 Draft( PM 2) Bab 30
74 ( PM 2) Bab 31
75 ( PM 2) Bab 32
76 ( PM 2) Bab 33
77 ( PM 2) Bab 34
78 ( PM 2) Bab 35
79 ( PM 2) Bab 36
80 ( PM 2) Bab 37
81 ( PM 2) Bab 38
82 ( PM 2) Bab 39
83 ( PM 2) Bab 40
84 ( PM 2) Bab 41
85 ( PM 2) Bab 42
86 ( PM 2) Bab 43
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 43
43
Episode 42
44
Episode Baru Penyesalan Mantan (PM 2) Bab 1
45
(PM 2) Bab 2
46
(PM 2) Bab 3
47
(PM 2) Bab 4
48
(PM 2) Bab 5
49
(PM 2) Bab 6
50
( PM 2 ) Bab 7
51
(PM 2) Bab 8
52
(PM 2) Bab 9
53
(PM 2) Bab 10
54
(PM 2) Bab 11
55
(PM 2) Bab 12
56
(PM 2) Bab 13
57
(PM 2) Bab 14
58
( PM 2) Bab 15
59
(PM 2) Bab 16
60
(PM 2) Bab 17
61
( PM 2) Bab 18
62
( PM 2 ) Bab 19
63
( PM 2) Bab 20
64
( PM 2) Bab 21
65
( PM 2) Bab 22
66
( PM 2) Bab 23
67
( PM 2) Bab 24
68
( PM 2) Bab 25
69
( PM 2) Bab 26
70
( PM 2) Bab 27
71
( PM 2) Bab 28
72
( PM 2) Bab 29
73
Draft( PM 2) Bab 30
74
( PM 2) Bab 31
75
( PM 2) Bab 32
76
( PM 2) Bab 33
77
( PM 2) Bab 34
78
( PM 2) Bab 35
79
( PM 2) Bab 36
80
( PM 2) Bab 37
81
( PM 2) Bab 38
82
( PM 2) Bab 39
83
( PM 2) Bab 40
84
( PM 2) Bab 41
85
( PM 2) Bab 42
86
( PM 2) Bab 43

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!