Episode 3

Di tengah pembicaraan serius kami akan pernikahan aku dan Zaenab, ponselku berbunyi tertera nama di layar gawaiku siapa gerangan yang telpon.

' Bu Karin' Ujarku lirih.

" Maaf saya terima telpon dulu ini dari Bos saya" pamit ku meminta ijin, sembari ku langkahkan kakiku keluar dari rumah Zaenab.

" Ya, Bu Karin, bisa saya bantu?" jawabku menerima panggilan itu.

" P-Pak Pram d-di mana sekarang?" terdengar suara di ujung telepon itu terdengar terbata-bata dan suara bising kendaraan membuat aku sulit mendengarkan dengan jelas, sepertinya di jalan raya posisi Bu Karina saat ini.

" Maaf Bu Karin saya sedang cuti, dan sudah dua hari ini saya pulang kampung untuk menengok Ibu saya, Bu," Balasku sedikit berteriak, karena suara bising di ujung sana.

" Aduh Giman ya Pak Pram saya butuh bantuannya, tolong jemput saya karena saya hanya percaya sama Pak Pram saja." Ujarnya yang sepertinya dia lagi ada kesulitan, entahlah apa yang terjadi sama Bos ku itu.

"Coba Share lokasi Bu, saya usahakan akan ke sana segera, soalnya jarak kampung ke kota dua jam-an" ucapku asal saja padahal entah berapa lama saya bisa menjemput dia, posisinya persis saja aku ga tahu.

" Iya, Ga apa-apa Pak Pram saya akan menunggu Bapak sampai datang pokoknya, dan jangan bilang siapa-siapa ya kalau saya hubungi Pak Pram?" ujarnya terdengar gugup suaranya.

" Baik Bu Karin, sabar ya saya siap-siap dulu, kalau Ibu merasa terancam carilah tempat sembunyi yang aman Bu." Ucapku memberi saran

Setelah ku matikan gawaiku aku pun mulai membuka aplikasi warna hijau itu dan terlihat share lokasi sudah di kirim, sekitar dua jam sampai ke sana, di sebuah Hotel berbintang, oke lebih baik aku samperin saja Bu Karina, seperti dia benar-benar membutuhkan bantuan aku.

Dari pada aku pusing menerima kenyataan ini, bawa keluarga Zaenab tiba-tiba saja memutus pertunangan aku dengan Zaenab dengan alasan yang ga masuk akal, aku jadi sakit hati karena itu, lebih baik aku balik saja ke kota dan bekerja lagi lebih giat lagi, biar ga di banding-bandingkan dengan orang yang memang sudah kaya.

" Maaf Pak Udin dan Bu Marni, saya sama Ibu pamit dulu, hari sudah malam dan terimakasih sudah menerima silaturahmi kami dan saya pribadi sebenarnya kecewa karena putusnya tunangan ini, tetapi saya akan legowo menerima semuanya ini, dan untuk selanjutnya mohon maaf saya lepas tangan untuk membiayai Zaenab" ujarku yang menunjukkan rasa kecewaku.

" Lho kok gitu Nak Pram? kami nanti makan apa kalau Nak Pram lepas tangan pada kami,?" protes Bu Marni.

" Maaf Bu saya akan tetap memberikan uang kalian sebesar satu juta dan uang untuk kuliah Zaenab satu juta tidak lebih dan saya tidak akan menanggung kekurangannya, karena saya juga harus memikirkan masa depan saya sendiri juga Bu Marni, karena sebentar lagi saya juga akan menikah Bu, walaupun calonnya belum ada tetapi saya juga harus mempersiapkan semuanya Bu Marni." ujarku beralasan.

Aku benar-benar kecewa akan keputusan keluarga ini, tak ada angin dan tak ada hujan tiba-tiba main putus saja, alasan mereka sungguh klasik katanya biar Zaenab berkonsentrasi dengan kuliahnya.

Kalau begitu kenapa tidak dari dulu saja bilang begitu, jadi kami ga perlu tunangan segala sedari awal, sungutku penuh dengan kecewa. Selama ini pengorbanan aku sudah terlalu jauh dan aku-, ah sudah lah aku sudah ikhlaskan semuanya walaupun itu sulit bagi kami.

" Maaf Pak, Ibu saya pamit karena saya harus balik ke kota malam ini juga," seruku sambil aku berdiri meraih tangan Ibuku yang masih Shock dengan keputusan keluarga Zaenab ini.

" Ayo Bu kita pulang," ajak ku pada Ibuku yang masih terpaku, mendengar sendiri kenyataan ini.

" Pram tidak apa-apa kok Bu, Ibu tenang aja ya?" bisikku di dekat telinganya. Sambil ku elus-elus punggungnya.

" Mas pamit dulu Nap, jaga dirimu baik-baik ya?" pamit ku kepada Zaenab, dia hanya menunduk tak berani menatap aku.

" Iya Mas, maafkan kami Mas," ujarnya dengan air mata beruraian, entahlah bagaimana perasaan dia dengan keputusan keluarganya ini.

Aku tuntun Ibuku untuk meninggalkan rumah Zaenab itu setelah pamitan, ada perasaan campur aduk melanda di dalam dada ini.

" Pram, kamu mau balik ke kota malam ini? kenapa tidak besuk pagi saja, Nak?" tanya ibu sambil berjalan pulang ke rumah kami. Kelihatan dia begitu cemas akan keadaanku karena pembatalan pertunangan kami ini.

" Pram baik-baik saja kok Bu, sekarang Ibu istirahat dulu ya, dan saya panggilkan Fatimah untuk menemani Ibu ya?" bujukku padanya. Fatimah adalah kerabat jauh kami dia yang selalu aku suruh untuk menjaga ibu bila aku tak ada di rumah.

Fatimah adalah salah satu gadis yang tak mampu, aku juga yang membiayai sekolahnya juga.

" Tadi Pram ada panggilan telepon dari kantor Bu, dan Pram harus balik ke kota jadi Ibu jangan khawatir, Pram tak apa-apa kok Bu, Pram tak ambil pusing dengan masalah ini, anggap saja Pram belum jodoh dengan Zaenab."

" Ya sudah hati-hati ya Pram." Nasehat Ibu padaku.

Setelah aku berkemas-kemas sambil menunggu Fatimah datang untuk menemani Ibuku malam ini, akhirnya akupun berangkat dengan mengendarai sepeda motor ke kota, aku berpacu dengan waktu dengan pikiran aku sungguh kalut, antara masalahku sendiri dan tentang Bu Karin yang tiba-tiba minta tolong, entahlah aku juga sangat mengkhawatirkan dia juga.

Ponselku di dalam tas ranselku terus saja menjerit-jerit tak ku hiraukan, aku terus memacu motorku seperti orang kesetanan, suara permintaan tolong Bu Karin terngiang-ngiang di telingaku, agar segera sampai di mana Bu Karin berada.

Setelah sampai di lokasi kuambil ponselku di dalam tas ranselku, setelah ku amati ternyata posisi lokasinya dia ada di belakang hotel berbintang ini persisnya, aku akan telusurinya. Ketika ku amati aku harus masuk kedalam Gang sebelah Hotel ini, lalu akupun masuk ke gang sempit itu dengan mengendarai motor H*nda cbr 250.

Gang ini hanya cukup untuk simpangan motor saja, aduh kenapa Bu Karin bisa tersesat di tempat seperti ini keluhku dalam hati.

Dimana dia berada ku buka kembali ponselku, dengan menelusuri jalan kecil ini suasana gang ini sungguh sepi, hanya ada beberapa rumah itupun jarang dan lebih banyak semak-semak tumbuh di sana.

Tempat ini begitu sepi, dan rumah di sekitar tempat ini sudah menutup pintunya rapat-rapat, dan di mana Bu Karin, ponselnya terdengar sibuk terus.

Aku semakin was-was saja. Aduh dengan kondisinya yang tidak bisa di hubungi.

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Jangan" Pram mau dijebak ma si Karin

2023-02-28

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 43
43 Episode 42
44 Episode Baru Penyesalan Mantan (PM 2) Bab 1
45 (PM 2) Bab 2
46 (PM 2) Bab 3
47 (PM 2) Bab 4
48 (PM 2) Bab 5
49 (PM 2) Bab 6
50 ( PM 2 ) Bab 7
51 (PM 2) Bab 8
52 (PM 2) Bab 9
53 (PM 2) Bab 10
54 (PM 2) Bab 11
55 (PM 2) Bab 12
56 (PM 2) Bab 13
57 (PM 2) Bab 14
58 ( PM 2) Bab 15
59 (PM 2) Bab 16
60 (PM 2) Bab 17
61 ( PM 2) Bab 18
62 ( PM 2 ) Bab 19
63 ( PM 2) Bab 20
64 ( PM 2) Bab 21
65 ( PM 2) Bab 22
66 ( PM 2) Bab 23
67 ( PM 2) Bab 24
68 ( PM 2) Bab 25
69 ( PM 2) Bab 26
70 ( PM 2) Bab 27
71 ( PM 2) Bab 28
72 ( PM 2) Bab 29
73 Draft( PM 2) Bab 30
74 ( PM 2) Bab 31
75 ( PM 2) Bab 32
76 ( PM 2) Bab 33
77 ( PM 2) Bab 34
78 ( PM 2) Bab 35
79 ( PM 2) Bab 36
80 ( PM 2) Bab 37
81 ( PM 2) Bab 38
82 ( PM 2) Bab 39
83 ( PM 2) Bab 40
84 ( PM 2) Bab 41
85 ( PM 2) Bab 42
86 ( PM 2) Bab 43
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 43
43
Episode 42
44
Episode Baru Penyesalan Mantan (PM 2) Bab 1
45
(PM 2) Bab 2
46
(PM 2) Bab 3
47
(PM 2) Bab 4
48
(PM 2) Bab 5
49
(PM 2) Bab 6
50
( PM 2 ) Bab 7
51
(PM 2) Bab 8
52
(PM 2) Bab 9
53
(PM 2) Bab 10
54
(PM 2) Bab 11
55
(PM 2) Bab 12
56
(PM 2) Bab 13
57
(PM 2) Bab 14
58
( PM 2) Bab 15
59
(PM 2) Bab 16
60
(PM 2) Bab 17
61
( PM 2) Bab 18
62
( PM 2 ) Bab 19
63
( PM 2) Bab 20
64
( PM 2) Bab 21
65
( PM 2) Bab 22
66
( PM 2) Bab 23
67
( PM 2) Bab 24
68
( PM 2) Bab 25
69
( PM 2) Bab 26
70
( PM 2) Bab 27
71
( PM 2) Bab 28
72
( PM 2) Bab 29
73
Draft( PM 2) Bab 30
74
( PM 2) Bab 31
75
( PM 2) Bab 32
76
( PM 2) Bab 33
77
( PM 2) Bab 34
78
( PM 2) Bab 35
79
( PM 2) Bab 36
80
( PM 2) Bab 37
81
( PM 2) Bab 38
82
( PM 2) Bab 39
83
( PM 2) Bab 40
84
( PM 2) Bab 41
85
( PM 2) Bab 42
86
( PM 2) Bab 43

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!