"Leon berhenti kau bisa mengurangi tentara milikku!" tegas lelaki paruh baya itu yang mampu membuat Leon berhenti untuk memukul bawahannya itu.
"Buat apa ayah ke sini" dingin Leon sambil mengelap keringat yang sudah membanjiri tubuhnya.
"Bila ayah tidak ke sini bisa-bisa tentara yang ayah didik dari dulu habis karena emosiku itu" jawab Levi tidak kalah dingin dan pastinya penuh penekanan. Apalagi anak laki-laki satu-satunya yang berubah dan menjadi manusia yang hanya bisa disentuh di saat di mengingat perempuan itu dan menjadi tidak tersentuh karena perempuan bernama Lina itu.
"Aku bertanya apa yang ayah lakukan disini" tanya Alex lagi sambil memandang ayahnya.
"Kita harus bicara empat mata dan kalian semua kembali ke latihan kalian yang terluka bawa ke tempat perawatan secepatnya!" perintah Levi yang langsung di laksanakan anak buahnya. Leon dan Levi berjalan ke ruangan yang merupakan ruangan khusus untuk rapat kemiliteran itu.
"Apa yang ingin ayah bicarakan" ucap Leon dingin.
"Ini undangan dan persyaratan yang harus kamu ikuti saat di London nanti" ucap Levi sambil memberikan undangan hitam itu. Ya hanya tetua tertua yang bisa berkumpul di saat rapat karena mereka sangat merahasiakan nama perusahaan karena pastinya berdampak di dunia biasa apalagi mereka hanya diperbolehkan menyerang di dunia gelap. Tetua tertua di saat rapat diwajibkan menggunakan topeng dan membawa tanda pengenal agar diperbolehkan masuk ke dalam ruangan yang pastinya dengan keamanan yang sangat luar biasa.
"Ada lagi"
"Dan juga ada yang ingin saya bicarakan sebagai ayah bukan tetua" ucap Levi yang diangguki oleh Leon.
"Jadi ada apa?" ucap Leon dengan nada biasanya walaupun masih terdengar dingin.
"Apa kamu tidak bisa melupakannya nak?" tanya Levi yang membuat Leon mengebrak meja itu.
"Ayah tau kamu mencintai dan menyesalinya tapi apa kamu tidak ingin melupakan masa lalu" lanjut Levi.
"Apa ayah tau aku bisa saja melupakannya tapi bila nyawaku sudah tidak ada di muka bumi ini" tegas Leon lalu pergi dari ruangan itu. Sudah cukup emosinya dipermainkan dengan Lina dan apalagi ini ayah yang mendukung nya malah menjadi mendukung ibunya?! enak saja dirinya bahkan pernah mencoba melupakan tapi malah menambah ingatannya dan yang paling berat baginya dia terlalu membebani rasa bersalah nya kepada Luna.
Sedangkan di tempat lain Levi menelpon seseorang yang mampu membuatnya tidak enak kepada anaknya.
"Aku sudah melakukan nya dan seperti yang ku katakan itu tidak akan berhasil, jadi lupakanlah keinginan mu dan menantu yang bahkan kau tidak tau kebenaranya" ucap Levi lalu mematikan teleponnya. Dia menghembuskan nafas pelan saat melihat tingkah laku anak dan istrinya yang sangat bertolak belakang dan mampu membuatnya sakit kepala.
Levi berjalan ke foto yang terpampang nyata di ruangan itu dan pastinya ditutupi dengan tirai merah itu. Levi tarik pelan tirai itu dan tertampil nyata gambar anak laki-lakinya dengan perempuan yang sangat dia cintai tersenyum manis di gambar itu dengan latr menara Eiffel yang merupakan tempat pasangan berada.
"Luna kembalilah dan kembalikan semuanya ke tempat yang benar" ucap Levi sambil menyentuh pigura yang 8 tahun lalu pernah hancur karena Leon melempar nya dan dipasang kembali beberapa bulan yang lalu dengan kaca yang pastinya anti peluru.
Gambar kedua pasangan yang saling mencintai yang diawali dari atasan dan sekretaris berubah menjadi hubungan lalu menghasilkan kehancuran dan berakhir penyesalan yang tiada tara. Ya pasangan itu adalah Leonex Martin dan Luna Luxury dan hancur hanya karena kesalahpahaman yang akhirnya membuahkan penyesalan.
Martin yang senantiasa melihat gambar anak lelakinya berbeda dengan perempuan paruh baya yang sedang mengabarkan calon menantunya itu. Dia bernama Qarin Smith yang mencoba menyadarkan calon menantunya itu.
"Maaf nak dia menolaknya" ucap Qarin sambil menaruh handphone miliknya di atas meja tamu itu.
"Ahhh bagaimana bisa dia menolaknya!" teriak Lina sambil melempar barang-barang mahal di rumah keluarga Smith.
"Maaf nak cuma ini yang bisa ibu lakukan padamu nak" ucap Qarin sambil mencoba menyabarkan Lina yang mulai mengamuk dirumahnya.
"Apa kau benar-benar ibunya jika iya pasti kau bisa membujuknya bukan seperti ini" teriak Lina sambil menunjuk ke arah Qarin.
"Nak, tolong jaga perkataan mu" lirih Qarin yang malah membuat Lina berdecak sebal.
"Cih, sudahlah aku mau pergi saja lebih baik aku melaksanakan plan ku yang lain" ucap Lina sebal lalu pergi ke luar dari mansion itu. Qarin hanya bisa menarik nafas pasrah saat melihat menantunya pergi dari rumahnya itu.
"Nyonya apa kami harus minta kirimkan secepatnya?" tanya pelayan yang sedang bertugas.
"Tidak usah hari ini aku saja yang menyelesaikan" ucap Qarin lalu menyuruh semua pelayan membersihkan kekacauan yang dibuat perempuan itu.
"Apa kamu benar-benar orang itu, Lina apalagi saat melihat sikapmu aku takut aku yang salah disini" pikir Qarin sambil berjalan ke arah luar dan melihat langit yang mulai mendung. 'Semoga aku tidak salah' ucap Qarin meyakinkan dan merapatkan syal miliknya ke tubuhnya.
Di Tempat Lain~
Seorang perempuan berwajah cantik itu sedang mendiskusikan dengan para investor yang tentu saja mereka dengan senjata hati memberikan dana mereka untuk proyek yang akan sangat sukses bagi perusahaan mereka.
"Senang bekerja dengan anda Mrs.Nypole" ucap Tuan itu sambil berjabat tangan dengan Luna.
"Saya juga sangat senang berkenalan dan bekerja sama dengan anda, tuan" senyum Luna ya kerja sama hari ini sangat sukses dan mungkin ini adalah hari terbaiknya. Hingga sebuah telpon membuatnya izin untuk meninggalkan makan siang itu.
Kring♪♪Kring♪♪
"Ada apa, Yah?" tanya Luna sambil melihat jadwal yang diberikan oleh Kevin.
"Undangannya sudah datang, dan pastikan semua urusanmu harus diselesaikan sebelum 1 Minggu terakhir" perintah Henry.
"Tenang saja Ayah dan juga besok akan menjadi acara yang sangat indah" smirk Luna mengingat undangan yang hanya diberikan oleh beberapa perusahaan dan pastinya yang sangat membuatnya aneh adalah kenapa harus pemerintah yang mensponsori acara yang tidak ada sangkut pautnya dengan pemerintah.
"Ayah tunggu kabar baiknya, kalau begitu sampai bertemu Minggu depan" akhiri Henry dan mematikan telponnya. Luna berjalan ke dalam mobilnya untuk menuju ke tempat yang akan membuat dirinya memukai dan pastinya Butik terkenal di seluruh Chicago ini dan harga yang fantastis.
"Kevin apa tidak ada jadwal lain?" tanya Luna memastikan.
"Tidak ada Nona" jawab Kevin
"Baiklah kita ke tempat itu" perintah Luna yang langsung diangguki dan membisikan ke supir mobil mereka. Mobil hitam itu melaju menuju butik terkenal dan tentu dirinya ingin melihat apa yang disembunyikan pemerintah hingga membuat beberapa perusahaan saja yang diundang.
'Apa yang terjadi ya besok' smirk Luna sambil menengok ke arah luar jendela mobil miliknya dan berlalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
kiki
leon ini mafia tpi nyari pacarnya aja gak bisa, lagian luna cm merubah penampilan bukan merubah muka
2021-06-08
0
Sulastry Hutabarat
Mudah2an lawan bertarung Leon nanti di London Luna....dan yg menang juga Luna atau paling tidak seimbang .....🤣🤣🤣🤣🤣 halukuuuu....
2021-04-02
0
Sondangcesilia Siregar
Luna wanita hebat 👍
2021-02-25
0