Bab 18 : Siapa kau?

"Angkat" dingin Luna sambil menyayat leher lelaki bertopeng itu. Semua mata terdiam dan seluruh tembakan berhenti saat telpon itu berdering lagi dan terlihat darah mulai menetes di leher itu. Tidak ada tatapan ketakutan dan deruan nafas kasar, yang ada hanyalah sebuah tatapan mata tenang tak bergetar bahkan saat melakukan penyayatan itu.

Di dalam ruangan ini hanya tersisa 3 Butler, 4 waiters, Dan 3 tamu undangan. Ditambah 1 perempuan paruh baya (ibunya Leon), Leon, Felix dan Luna dan sisanya tentu saja musuh. Tangan lelaki itu mulai gemetaran saat mengangkat telpon miliknya. Terlihat nama bernama Mr.X tercantum di sana.

"Keraskan" dingin Luna yang diangguki oleh lelaki itu. Suara berat lelaki itu terdengar di sana, suara yang sangat dikenal oleh Leon. Suara lelaki yang merupakan seseorang brengsek yang menginginkan harta tapi sayangnya kakeknya dulu lebih mempercayai nya daripada lelaki itu.

"Tidak apa V, apa kau mendengar suaraku Leon" ucap lelaki berinisial Mr.X itu. Tidak ada jawaban dan hanya deruan nafas menahan emosi.

"Tidak masalah kau tidak menjawab hanya saja aku hanya bilang ini hanya hal kecil yang aku perbuat karena aku akan mengambil semua yang kau ambil dan mu pastikan semua yang menjadi milikku akan ku ambil kembali" ucap Mr.X itu.

"V mundur dulu, karena kita bisa melakukan hal yang lain" ucap Mr.X yang langsung dijawab oleh lelaki bertopeng emas bernama V.

"Baik tuan" jawab V dan memerintahkan semua orangnya untuk mundur dan menghilang bak bayangan tapi tidak dengan V yang masih terkunci erat dengan Luna. Belum V membuka ucapannya sebuah sayatan besar di lehernya dibuat yang membuat dirinya kehilangan kesadaran dan menutup matanya saat merasa darahnya mulai berkurang.

"Kau..." satu kata yang mengakhiri ucapan V dan hembusan nafas terakhir nya terdengar di dekat perempuan itu.

"Ah maaf aku sengaja dan juga semoga tenang" dingin Luna lalu melepas genggaman nya dan memasukkan pisau belati nya. Di saat bersamaan sebuah teriakan menggema di ruangan itu, emosi lelaki itu terlihat jelas Dimata coklatnya.

"Kenapa kau membunuhnya!" lantang Leon sambil mencengkram erat tangan Luna.

"Jadi aku harus apa?" tanya Luna dingin yang membuat Leon menguatkan genggaman pergelangan tangan perempuan itu lagi.

"Kau bisa membiarkannya hidup dan kita bisa mengintrogasi nya" dingin Leon sambil menatap lekat mata biru itu.

"Kita? bukanya disini kau yang untung?" ucap Luna enteng dan menghempaskan tangan Leon dari tangan miliknya.

"Leonex Martin ingat aku hanya melakukan ini karena aku kira itu adalah musuhku tapi sayangnya itu musuhmu dan juga aku tidak ingin mengurus masalah yang kamu perbuat, tuan" ejek Luna dingin dan melangkah kakinya perlahan ke arah Leon sambil menatapnya penuh dengan intimidasi.

"Dan juga jangan pernah usik hidupku karena aku akan menaikkan peringkat perusahaan milikku walau kau memiliki klan Singa" lanjut Luna lalu berbalik meninggalkan lelaki yang menatapnya aneh. Sepatu high heels nya menendang mayat lelaki yang menghalangi jalannya dan melangkahkan kakinya ke luar aula yang sudah dipenuhi darah.

"Siapa kau? kenapa semua ucapan dingin milikmu sangat menusuk hatiku" pikir Leon sambil memandang punggung perempuan yang sudah terhias darah. Sedangkan Felix menerbitkan senyumnya saat melihat kepergian wanita yang mulai menarik perhatiannya itu.

"Luna Nypole, sangat menarik" ucap Felix Lalu berjalan ke arah Rivalnya dan menepuk pelan pundak lelaki itu.

"aku akan urus mayat dan beberapa orang masih hidup di sini sisanya kau tau bukan" tatap Leon ke arah wanita paruh baya yang merupakan ibu dari rival nya. Felix berjalan dan memperintahkan pengawalnya masuk dan membereskan semua masalah yang terjadi. Apalagi semua orang mengetahui klan Singa dipimpin oleh Leon pasti masalah akan datang ke laki-laki itu.

'Kasihan sekali nasibmu, Leon' ejek Felix di dalam hatinya

Leon berjalan mendekat ke arah wanita paruh baya yang entah kenapa bisa berada di sini. Bahkan dia tak habis pikir orang yang di Sandra oleh sepupunya adalah ibunya sendiri. Ya musuh terbesarnya adalah sepupunya sendiri. Ini terjadi karena perebutan saham dan kedudukan perusahaan dari ayah dan pamannya hingga anaknya yaitu aku dan sepupuku sendiri.

"Kenapa Ibu bisa disini" dingin Leon jujur dirinya merasa khawatir tapi dirinya tidak ingin terlihat khawatir di depan perempuan yang melahirkan dan memperlakukan nya sangat tidak masuk akal.

"I..Ibu ibu" takut Qarin sambil memegang jari-jari tangannya apalagi saat disampingnya ada dua mayat lelaki yang terbunuh di hadapannya.

"Jawab bu!" tegas Leon.

"I..Ibu" Qarin ingin menjelaskan kenapa dirinya ke sini tapi sebuah dobrakan pintu terdengar dan terlihat lelaki paruh baya itu bergegas ke arah istrinya yang ketakutan.

"Apa yang kau lakukan disini, Qarin?" tanya lelaki paruh baya yang merupakan ayah Leon dan suami Qarin.

"aku sudah bertanya tapi ibu hanya bergetar dan terbata" dingin Leon yang membuat Levi hanya bisa menarik nafas pelan.

"Felix kamu urus di sini dulu dengan ajudan om. Nanti om menyusulnya" perintah Felix uang diangguki oleh Felix. Leon, Levi dan Qarin sudah berada di dalam mansion dengan Qarin yang sudah berganti baju tetapi berbeda dengan Leon yang tidak ingin membersihkan tubuh nya dan menunggu jawaban ibunya.

"Kenapa kamu di sana, Qarin?" tanya Levi lagi. Qarin mengengam jarinya erat.

"A...aku" gugupnya hingga sebuah hentakan meja membuat Qarin terkesiap.

Brak**

"Jawab bu!" tegas Leon membuat Qarin langsung menjawab dengan lancar.

"Ibu ke sana karena menemani Lina sebagai mertua agar di acara itu kamu menerima pernikahan yang akan diadakan" jawab Qarin lancar yang membuat Leon menahan emosi dan menanyakan pertanyaan yang terus terusan berada di kepalanya.

"Apa ibu juga yang memberi tau bahwa aku adalah pemimpin klan Singa?" tanya Leon datar yang membuat Qarin meneguk Saliva nya dan mengengam erat jarinya.

"Jawab Bu!" tegas Leon yang membuat Qarin menjawab pertanyaan itu dan mengeluarkan air matanya.

"Iya" ucap Qarin lalu meneteskan air matanya. Leon mendorong barang antik yang ada i.di ruangan itu dan mengeluarkan emosinya.

"Apa ini ibu yang inginkan! ibu ingin aku mata cepat! jawab Bu! bila ibu ingin aku mati cepat aku bisa bunuh diriku sekarang!" ucap Leon sambil menodongkan pistol ke arah jantungnya membuat Qarin menggelengkan kepalanya pelan. Sedangkan Levi merasakan kasihan kepada anak lelaki satu-satunya.

"ti...tidak hiks"

"Ahhh Kenapa aku harus hidup di saat ibuku saja ingin aku mati secepat ini" teriak Leon membuat Qarin menggelengkan kepalanya pelan dan terisak.

"hiks hiks Le..Leon maafkan ibu" tangis Qarin dan ingin mengengam tangan anak lelakinya. Tetapi langsung di tepis kasar oleh Leon yang membuat Qarin terduduk di lantai dan menangis melihat emosi anaknya yang meluap.

"Leon Apa yang kau lakukan!" emosi Levi ini sudah kelewat batas bukan? walau dirinya kecewa dengan sikap istrinya tapi tidak seperti ini perlakuan anak lelakinya.

"Kenapa?! apa ayah juga ingin aku mati dan tersiksa disini! jawab! kenapa kalian bahagia dan aku tidak! cukup aku lelah dengan sikap kalian yang mengatur bahkan tidak tau apa yang ku rasakan! aku pergi!" tegas Leon lalu berjalan keluar rumah dan mengendarai mobil jip hitam miliknya. Sedangkan Qarin hanya menangis saat melihat anaknya pergi dengan penuh kebencian pada dirinya, dirinya bingung apa dia salah dia menginginkan kebahagiaan anaknya juga apa salah dirinya memperintahkan anaknya bersama Lina bukanya Lina saudara kembar Luna mereka pasti sama kan muka, tubuh dan juga sikap Lina berbeda dengan Luna karena Lina pasti lebih baik bukan? tapi kenapa?

"Hiks hiks, Lev dia pergi" panggil Qarin sambil menatap ke arah pintu yang sudah terbuka lebar.

"Biarkan dia pergi" ucap Levi lalu membopong tubuh istrinya dan mendudukannya di sofa.

"Kenapa kamu bilang begitu kamu harus membawanya kembali hiks hiks" Tangis Qarin.

"Apa kau kira Leon akan selemah mu? apa kamu kira anakmu bahagia dengan pasangan yang kau pilih? kau salah Qarin! kenapa kau tidak bisa melihat anakmu bahagia! Jangan pernah membuat anakmu kesusahan karena jujur aku sangat kecewa padamu Rin!" bentak Levi yang membuat Qarin terisak dalam diam. Suaranya tidak bisa keluar saat mendengar bentakan suaminya.

"Maaf aku membentakmu karena bila kamu tidak pernah disadarkan maka kamu tidak akan pernah sadar" lanjut Levi lalu berjalan ke arah kamar miliknya. Qarin hanya bisa menangisi semua perbuatannya suara tidak mau keluar dia hanya bisa menangis dalam diam, anaknya pergi karenanya dan sekarang suaminya kecewa dengannya.

"Maafkan ibu dan maafkan aku, Lev" batin Qarin terisak.

Sedangkan di tempat lain~

Terpopuler

Comments

Kurnit Rahayu

Kurnit Rahayu

modar z ku Qarin dsar tua bngka kga guna lu

2022-10-24

0

MARIA YUSTINA NIIS

MARIA YUSTINA NIIS

seru thor...lanjut❤❤

2022-04-09

0

kiki

kiki

jdi pda tau kalo leon mafia

2021-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 Sinopsis
2 Bab 1 : Awal Mula
3 Bab 2 : Perubahan
4 Bab 3 : Sadis
5 Bab 4 : Mantan Sekretaris
6 Bab 5 : Daddy?
7 Bab 6 : Penyesalan
8 Bab 7 : Trending Topik
9 Bab 8 : Peretas
10 Bab 9 : Keluarga Nypole
11 Bab 10 : New Car
12 Bab 11 : Desiran aneh
13 Bab 12 : Teman
14 Bab 13 : Kalah
15 Bab 14 : Takdir
16 Bab 15 : Informasi
17 Bab 16 : Tatapan intimidasi
18 Bab 17 : Kejutan Yang Mengejutkan
19 Bab 18 : Siapa kau?
20 Bab 19 : Boleh Ku Bunuh?
21 Bab 20 : Neva
22 Bab 21 : Bolehkah Kita Berteman?
23 Bab 22 : Nona (1)
24 Bab 23 : Terpaksa dan Ngepaksa
25 Bab 24 : Nona (2)
26 Bab 25 : Rahasia Keluarga Luxury?
27 Bab 26 : Waktu
28 Bab 27 : Kerja Sama
29 Bab 28 : bitch?
30 Bab 29 : I'm Back
31 Bab 30 : Target
32 Bab 31 : Peraturan
33 Bab 32 : Pelatihan
34 Bab 33 : Senapan
35 Bab 34 : Belati
36 Bab 35 : Menyesal lah!
37 Bab 36 : Misi baru
38 Bab 37 : Kewajiban
39 Bab 38 : Motor
40 Bab 39 : Let's get started
41 Bab 40 : Tetesan darah
42 Bab 41 : Hadiah
43 Bab 42 : Menantu
44 Bab 43 : Siaran langsung
45 Bab 44 : Ledakan
46 Bab 45 : Tidak Mungkin!
47 Bab 46 : hot news
48 Bab 47 : Motor kesayangan
49 Bab 48 : Masih kurang!
50 Bab 49 : Menarik
51 Bab 50 : Pertandingan
52 Bab 51 : Erotis
53 Bab 52 : Dejavu
54 Bab 53 : Sandera
55 Bab 54 : Markas
56 Bab 55 : Kode Yang Unik
57 Bab 56 : Isyarat
58 Bab 57 : Pilihan
59 Bab 58 : Memilih
60 Bab 59 : Tidak Akan Tenang
61 Bab 60 : Mimpi buruk
62 Bab 61 : Email
63 Bab 62 : Taman Bermain (1)
64 Bab 63 : Taman Bermain (2)
65 Bab 64 : Taman Bermain (3)
66 Bab 65 : Perasaan
67 Bab 66 : Headlines
68 Bab 67 : Sponsor (1)
69 Bab 68 : Kecurigaan
70 Bab 69 : Sponsor (2)
71 Bab 70 : Sponsor (3)
72 Bab 71 : Salam Kenal
73 Bab 72 : Undangan
74 Bab 73 : Kencan (1)
75 Bab 74 : Curiga
76 Bab 75 : Kencan (2)
77 Bab 76 : Kencan (3)
78 Bab 77 : Tunanganku
79 Bab 78 : Benci
80 Bab 79 : Rencana Baru
81 Bab 80 : Kesempatan
82 Bab 81 : Eksperimen
83 Bab 82 : Selamat Tinggal, Keiga
84 Bab 83 : Potongan Peta
85 Bab 84 : Kartu
86 Bab 85 : Lantai 3
87 Bab 86 : Lantai 5
88 Bab 87 : BINGO
89 Bab 88 : Kekalahan dan Ketahuan
90 Bab 89 : Rambut
91 Bab 90 : Hasil
92 Bab 91 : Kehancuran Sisca (1)
93 Bab 92 : Kehancuran Sisca (2)
94 Bab 93 : Kehancuran Sisca (3)
95 Bab 94 : Kehancuran Sisca (4)
96 Bab 95 : Ketahuan
97 Bab 96 : Penyesalan dan Perasaan
98 Bab 97 : Tidak Kenal
99 Bab 98 : Saling Kenal
100 Bab 99 : Proyek
101 Bab 100 : Ingin Ku Bunuh?
102 Bab 101 : Dia Tunanganku
103 Bab 102 : Ketakutan
104 Bab 103 : Keterkejutan
105 Bab 104 : Ketidaksukaan
106 Bab 105 : Terlalu Berlebihan
107 Bab 106 : Maksud Tersembunyi
108 Bab 107 : Potongan peta II
109 Bab 108 : Qarin Madness
110 Bab 109 : Accident Facts (1)
111 Bab 110 : Accident Facts (2)
112 Bab 111 : Accident Facts (3)
113 Bab 112 : Driver Identity
114 Bab 113 : Malam Penuh Jebakan
115 Bab 114 : Malam Penuh Darah
116 Bab 115 : Malam Penuh Kobaran
117 Bab 116 : Hidup atau Mati (1)
118 Bab 117 : Hidup atau Mati (2)
119 Bab 118 : Hidup atau Mati (3)
120 Bab 119 : Awal Kerja Sama
121 Bab 120 : Memulai Kerja Sama
122 Bab 121 : Mengakhiri Kerja Sama
123 Bab 122 : Pemilik Klan Harimau
124 Bab 123 : Keterlibatan
125 Bab 124 : Awal Kehancuran
126 Bab 125 : Kehancuran (1)
127 Bab 126 : Kehancuran (2)
128 Bab 127 : Kehancuran (3)
129 Bab 128 : Kehancuran (4)
130 Bab 129 : Akhir Kehancuran
131 Bab 130 : Ada Akhir Maka Ada Awal
132 Sinopsis S2 + Info
133 Bab 131 : Keberadaan Yang Terungkap
134 Bab 132 : Pembicaraan Yang Sengit
135 Bab 133 : Kalimat Yang Berbahaya
136 Bab 134 : Tenang Namun Berbahaya
137 Bab 135 : Informasi dan Spekulasi
138 Bab 136 : Informasi Kita Diretas
139 Bab 137 : Keterkejutan Para Tetua (1)
140 Bab 138 : Keterkejutan Para Tetua (2)
141 Bab 139 : Gelar Peluru Pembunuh
142 Bab 140 : Badai Baru Akan Datang
143 Bab 141 : Badai Baru Telah Tiba
144 Bab 142 : Musuh Yang Cukup Kuat
145 Bab 143 : Mencari Informasi Musuh
146 Bab 144 : Kenapa Harus Mereka?
147 Bab 145 : Wahai Permaisuriku
148 Bab 146 : Aku Hanya Menggodamu
149 Bab 147 : Kita Harus Serius
150 Bab 148 : Kembalilah Ke Habitatmu
151 Bab 149 : Mengalihkan Topik Pembicaraan
152 Bab 150 : Lawan Yang Menarik
153 Bab 151 : Pelelangan 5 Tahun Yang Lalu
154 Bab 152 : Kejutan Yang Akan Datang
155 Bab 153 : Permainan Takdir Yang Akan Datang
156 Bab 154 : Kenapa Bisa Kau?
157 Bab 155 : Apa Itu Menyenangkan, Luna?
158 Bab 156 : Apa Terjadi Sesuatu?
159 Bab 157 : Aku Sangat Menyedihkan
160 Bab 158 : Lotus Putih
161 Bab 159 : Rahasia
162 Bab 160 : Damian (1)
163 Bab 161 : Damian (2)
164 Bab 162 : Damian (3)
165 Bab 163 : Pemikiran (1)
166 Bab 164 : Pemikiran (2)
167 Bab 165 : Hubunganku Dengannya
168 Bab 166 : Apa Maksudmu?
169 Bab 167 : Obsesi Yang Dangkal
170 Bab 168 : Tersembunyi
171 Bab 169 : Lama Tidak Bertemu, Sayang.
172 Bab 170 : Dasar Orang Gila!
173 Bab 171 : Ingatan Yang Terlupakan
174 Bab 172: Jalan Yang Sempit(1)
175 Bab 173 : Jalan Yang Sempit (2)
176 Bab 174 : Karung Penuh Misteri (1)
177 Bab 175 : Karung Penuh Misteri (2)
178 Bab 176 : Racun Tak Kasat Mata (1)
179 Bab 177 : Racun Tak Kasat Mata (2)
180 Bab 178 : Seperti Yang Diharapkan
181 Bab 179 : Banyak Hal Terjadi
182 Bab 180 : Mengurus Hal-hal Aneh (1)
183 Bab 181 : Mengurus Hal-hal Aneh (2)
184 Bab 182 : Pertemuan Orang-orang Besar (1)
185 Bab 183 : Pertemuan Orang-orang Besar (2)
186 Bab 184 : Mengurus Hal-hal Aneh (3)
187 Bab 185 : Mengurus Hal-hal Aneh (4)
188 Bab 186 : Mengurus Hal-hal Aneh (5)
189 Bab 187 : Memulai Rencana Besar (1)
190 Bab 188 : Memulai Rencana Besar (2)
191 Bab 189 : Jejak dan Pertempuran (1)
192 Bab 190 : Jejak dan Pertempuran (2)
193 Bab 191 : Jejak dan Pertempuran (3)
194 Bab 192 : Jejak dan Pertempuran (4)
195 Bab 193 : Jejak dan Pertempuran (5)
196 Bab 194 : Jejak dan Pertempuran (6)
197 Bab 195 : Langkah Penuh Romansa (1)
198 Bab 196 : Langkah Penuh Romansa (2)
199 Bab 197 : Langkah Penuh Romansa (3)
200 Bab 198 : Ambisi Yang Tersembunyi (1)
201 Bab 199 : Ambisi Yang Tersembunyi (2)
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Sinopsis
2
Bab 1 : Awal Mula
3
Bab 2 : Perubahan
4
Bab 3 : Sadis
5
Bab 4 : Mantan Sekretaris
6
Bab 5 : Daddy?
7
Bab 6 : Penyesalan
8
Bab 7 : Trending Topik
9
Bab 8 : Peretas
10
Bab 9 : Keluarga Nypole
11
Bab 10 : New Car
12
Bab 11 : Desiran aneh
13
Bab 12 : Teman
14
Bab 13 : Kalah
15
Bab 14 : Takdir
16
Bab 15 : Informasi
17
Bab 16 : Tatapan intimidasi
18
Bab 17 : Kejutan Yang Mengejutkan
19
Bab 18 : Siapa kau?
20
Bab 19 : Boleh Ku Bunuh?
21
Bab 20 : Neva
22
Bab 21 : Bolehkah Kita Berteman?
23
Bab 22 : Nona (1)
24
Bab 23 : Terpaksa dan Ngepaksa
25
Bab 24 : Nona (2)
26
Bab 25 : Rahasia Keluarga Luxury?
27
Bab 26 : Waktu
28
Bab 27 : Kerja Sama
29
Bab 28 : bitch?
30
Bab 29 : I'm Back
31
Bab 30 : Target
32
Bab 31 : Peraturan
33
Bab 32 : Pelatihan
34
Bab 33 : Senapan
35
Bab 34 : Belati
36
Bab 35 : Menyesal lah!
37
Bab 36 : Misi baru
38
Bab 37 : Kewajiban
39
Bab 38 : Motor
40
Bab 39 : Let's get started
41
Bab 40 : Tetesan darah
42
Bab 41 : Hadiah
43
Bab 42 : Menantu
44
Bab 43 : Siaran langsung
45
Bab 44 : Ledakan
46
Bab 45 : Tidak Mungkin!
47
Bab 46 : hot news
48
Bab 47 : Motor kesayangan
49
Bab 48 : Masih kurang!
50
Bab 49 : Menarik
51
Bab 50 : Pertandingan
52
Bab 51 : Erotis
53
Bab 52 : Dejavu
54
Bab 53 : Sandera
55
Bab 54 : Markas
56
Bab 55 : Kode Yang Unik
57
Bab 56 : Isyarat
58
Bab 57 : Pilihan
59
Bab 58 : Memilih
60
Bab 59 : Tidak Akan Tenang
61
Bab 60 : Mimpi buruk
62
Bab 61 : Email
63
Bab 62 : Taman Bermain (1)
64
Bab 63 : Taman Bermain (2)
65
Bab 64 : Taman Bermain (3)
66
Bab 65 : Perasaan
67
Bab 66 : Headlines
68
Bab 67 : Sponsor (1)
69
Bab 68 : Kecurigaan
70
Bab 69 : Sponsor (2)
71
Bab 70 : Sponsor (3)
72
Bab 71 : Salam Kenal
73
Bab 72 : Undangan
74
Bab 73 : Kencan (1)
75
Bab 74 : Curiga
76
Bab 75 : Kencan (2)
77
Bab 76 : Kencan (3)
78
Bab 77 : Tunanganku
79
Bab 78 : Benci
80
Bab 79 : Rencana Baru
81
Bab 80 : Kesempatan
82
Bab 81 : Eksperimen
83
Bab 82 : Selamat Tinggal, Keiga
84
Bab 83 : Potongan Peta
85
Bab 84 : Kartu
86
Bab 85 : Lantai 3
87
Bab 86 : Lantai 5
88
Bab 87 : BINGO
89
Bab 88 : Kekalahan dan Ketahuan
90
Bab 89 : Rambut
91
Bab 90 : Hasil
92
Bab 91 : Kehancuran Sisca (1)
93
Bab 92 : Kehancuran Sisca (2)
94
Bab 93 : Kehancuran Sisca (3)
95
Bab 94 : Kehancuran Sisca (4)
96
Bab 95 : Ketahuan
97
Bab 96 : Penyesalan dan Perasaan
98
Bab 97 : Tidak Kenal
99
Bab 98 : Saling Kenal
100
Bab 99 : Proyek
101
Bab 100 : Ingin Ku Bunuh?
102
Bab 101 : Dia Tunanganku
103
Bab 102 : Ketakutan
104
Bab 103 : Keterkejutan
105
Bab 104 : Ketidaksukaan
106
Bab 105 : Terlalu Berlebihan
107
Bab 106 : Maksud Tersembunyi
108
Bab 107 : Potongan peta II
109
Bab 108 : Qarin Madness
110
Bab 109 : Accident Facts (1)
111
Bab 110 : Accident Facts (2)
112
Bab 111 : Accident Facts (3)
113
Bab 112 : Driver Identity
114
Bab 113 : Malam Penuh Jebakan
115
Bab 114 : Malam Penuh Darah
116
Bab 115 : Malam Penuh Kobaran
117
Bab 116 : Hidup atau Mati (1)
118
Bab 117 : Hidup atau Mati (2)
119
Bab 118 : Hidup atau Mati (3)
120
Bab 119 : Awal Kerja Sama
121
Bab 120 : Memulai Kerja Sama
122
Bab 121 : Mengakhiri Kerja Sama
123
Bab 122 : Pemilik Klan Harimau
124
Bab 123 : Keterlibatan
125
Bab 124 : Awal Kehancuran
126
Bab 125 : Kehancuran (1)
127
Bab 126 : Kehancuran (2)
128
Bab 127 : Kehancuran (3)
129
Bab 128 : Kehancuran (4)
130
Bab 129 : Akhir Kehancuran
131
Bab 130 : Ada Akhir Maka Ada Awal
132
Sinopsis S2 + Info
133
Bab 131 : Keberadaan Yang Terungkap
134
Bab 132 : Pembicaraan Yang Sengit
135
Bab 133 : Kalimat Yang Berbahaya
136
Bab 134 : Tenang Namun Berbahaya
137
Bab 135 : Informasi dan Spekulasi
138
Bab 136 : Informasi Kita Diretas
139
Bab 137 : Keterkejutan Para Tetua (1)
140
Bab 138 : Keterkejutan Para Tetua (2)
141
Bab 139 : Gelar Peluru Pembunuh
142
Bab 140 : Badai Baru Akan Datang
143
Bab 141 : Badai Baru Telah Tiba
144
Bab 142 : Musuh Yang Cukup Kuat
145
Bab 143 : Mencari Informasi Musuh
146
Bab 144 : Kenapa Harus Mereka?
147
Bab 145 : Wahai Permaisuriku
148
Bab 146 : Aku Hanya Menggodamu
149
Bab 147 : Kita Harus Serius
150
Bab 148 : Kembalilah Ke Habitatmu
151
Bab 149 : Mengalihkan Topik Pembicaraan
152
Bab 150 : Lawan Yang Menarik
153
Bab 151 : Pelelangan 5 Tahun Yang Lalu
154
Bab 152 : Kejutan Yang Akan Datang
155
Bab 153 : Permainan Takdir Yang Akan Datang
156
Bab 154 : Kenapa Bisa Kau?
157
Bab 155 : Apa Itu Menyenangkan, Luna?
158
Bab 156 : Apa Terjadi Sesuatu?
159
Bab 157 : Aku Sangat Menyedihkan
160
Bab 158 : Lotus Putih
161
Bab 159 : Rahasia
162
Bab 160 : Damian (1)
163
Bab 161 : Damian (2)
164
Bab 162 : Damian (3)
165
Bab 163 : Pemikiran (1)
166
Bab 164 : Pemikiran (2)
167
Bab 165 : Hubunganku Dengannya
168
Bab 166 : Apa Maksudmu?
169
Bab 167 : Obsesi Yang Dangkal
170
Bab 168 : Tersembunyi
171
Bab 169 : Lama Tidak Bertemu, Sayang.
172
Bab 170 : Dasar Orang Gila!
173
Bab 171 : Ingatan Yang Terlupakan
174
Bab 172: Jalan Yang Sempit(1)
175
Bab 173 : Jalan Yang Sempit (2)
176
Bab 174 : Karung Penuh Misteri (1)
177
Bab 175 : Karung Penuh Misteri (2)
178
Bab 176 : Racun Tak Kasat Mata (1)
179
Bab 177 : Racun Tak Kasat Mata (2)
180
Bab 178 : Seperti Yang Diharapkan
181
Bab 179 : Banyak Hal Terjadi
182
Bab 180 : Mengurus Hal-hal Aneh (1)
183
Bab 181 : Mengurus Hal-hal Aneh (2)
184
Bab 182 : Pertemuan Orang-orang Besar (1)
185
Bab 183 : Pertemuan Orang-orang Besar (2)
186
Bab 184 : Mengurus Hal-hal Aneh (3)
187
Bab 185 : Mengurus Hal-hal Aneh (4)
188
Bab 186 : Mengurus Hal-hal Aneh (5)
189
Bab 187 : Memulai Rencana Besar (1)
190
Bab 188 : Memulai Rencana Besar (2)
191
Bab 189 : Jejak dan Pertempuran (1)
192
Bab 190 : Jejak dan Pertempuran (2)
193
Bab 191 : Jejak dan Pertempuran (3)
194
Bab 192 : Jejak dan Pertempuran (4)
195
Bab 193 : Jejak dan Pertempuran (5)
196
Bab 194 : Jejak dan Pertempuran (6)
197
Bab 195 : Langkah Penuh Romansa (1)
198
Bab 196 : Langkah Penuh Romansa (2)
199
Bab 197 : Langkah Penuh Romansa (3)
200
Bab 198 : Ambisi Yang Tersembunyi (1)
201
Bab 199 : Ambisi Yang Tersembunyi (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!