Seorang laki-laki berbalut jas hitam melempar map biru ke arah wanita di depannya itu. Wanita yang merupakan Sekretaris yang sangat dipercayai oleh dirinya. Sekretaris yang bahkan merupakan kekasihnya.
"Apa kau kira aku buta! lihat jika itu bukan dirimu memang siapa lagi yang bisa keluar masuk ke dalam ruanganku!" bentak laki-laki itu di lobby kantor miliknya.
Plak**
Suara tamparan terdengar jelas di ruangan. Pipi milik perempuan tersebut terlihat memerah dan berbekas.
"Aku tidak melakukannya Leon, bahkan aku tidak pernah mengambil rahasia milik perusahan" tangis perempuan tersebut pecah.
"Apa kau gila kalau begitu ini apa! memang kau kira aku tidak tau ini merupakan flashdisk yang berisi rahasia perusahaan" marah laki-laki itu.
"Usir dia dari kantor ini dan juga Blacklist perempuan itu. Walau dia adalah kekasihku atau temanku aku tetap akan memberikannya hukuman yang berat hingga dia tidak akan pernah sanggup untuk menjalani hidup" kejam laki-laki pemilik gedung pencakar langit dan berlalu masuk ke dalam lift. Perempuan yang ditampar itu langsung ditarik paksa oleh pengawal, tubuhnya dihempaskan keluar dari kantor milik orang yang sangat dia cintai. Dengan berhati-hati dia memegang pipi miliknya sambil memanggil taxi yang lewat di dekat sana. Bila memang dia diusir dari kantor ada rumah yang akan menunggunya dan memberikannya sebuah kehangatan.
Hingga dia sadar bahwa dunia ini tidak menerimanya, dia merasakan rasa sakit yang sangat menyakitkan jambakan dari saudari kembarnya yang ternyata adalah pelaku dari pencurian di perusahaan, penghianatan dari sahabatnya dan yang lebih parahnya Kedua orang tuanya membuang dirinya dan dengan teganya mencoret nama dirinya dari marga Luxury.
Tetesan demi tetesan kehidupan yang dia anggap kebahagiaan menjadi mimpi buruknya hingga dirinya sendiri tidak sanggup menahan beban. Di tengah jalan raya yang hampa dipenuhi rintikan hujan tubuhnya lemah dan tidak berdaya. Matanya ingin menutup dan tertidur sebentar saja akan tetapi seorang lelaki paruh baya mengelus pipinya dan memanggilnya. Sayangnya kepalanya sangat berat bahkan matanya tak mampu membuka. Detik, menit, bahkan jadm di saat kehidupan memanggilnya untuk kembali ke dunia nyata dirinya tersadar dan berada di tempat dimana dia akan berubah.
8 Tahun Kemudian~
Seorang wanita berparas cantik sedang memfokuskan dirinya dengan senjata sniper Simon Hayha yang dijuluki sebagai Sniper White death.
Dor*
Suara tembakan yang jelas mengukir senyum manis di wajah perempuan itu. Hanya sekali tembakan seperti biasa dirinya mampu mengenai target yang sangat jauh.
"Seperti biasanya nona sangat hebat" ucap kepala pelayan sambil memberikan handuk bersih ke arah wanita itu.
"Ada apa Jo," tanya perempuan itu sambil melap keringat yang bercucuran karena latihannya.
"Tuan menunggu anda di tempat latihan khusus senjata api genggam" sopan kepala pelayan yang bernama John.
"Baiklah" jawab perempuan itu lalu berjalan ke arah tempat latihan yang tidak jauh dari tempat latihannya. Suara langkah kaki gagah dan berwibawa terdengar di setiap langkahnya. Di saat orang yang melewatinya dan bertemu dengan dirinya dengan sigap akan menunduk memberi hormat kepada perempuan itu.
Dor** Dor** Dor**
suara tembakan menggema di ruangan tersebut di saat perempuan itu membuka pintu latihan khusus senjata api genggam.
"Ketua ada urusan apa anda memanggil saya" hormat perempuan tersebut. Lelaki paruh baya itu mengisyaratkan agar John keluar dari ruangan. Anggukan paham dan hormat dilakukan oleh kepala pelayan sebelum meninggalkan ruangan.
"Apa kau tidak bisa duduk dulu, kita akan membahas keluarga bukan militer atau mafia" Dingin lelaki itu membuat perempuan yang ada di hadapannya tersenyum dan ikut duduk di sampingnya.
"Apa ayah bisa tidak menggunakan nada dingin itu kepada anak mu ini" datar perempuan itu. Membuat keduanya terkekeh dengan sikap yang formal.
"Ada apa ayah, tidak biasanya ayah ingin bertemu denganku seperti ini" lembut perempuan tersebut.
"Ayah hanya ingin merekam kebahagiaan cucu ayah dan senyumanmu Luna" hangat lelaki yang merupakan ayah angkat Luna. Ya perempuan itu adalah Luna Luxury, perempuan yang dulunya mengalami kenangan sangat pahit dan bertemu dengan Henry Nypole seseorang yang mengubah dirinya menjadi 180°.
"Astaga ayah, aku akan berkunjung tiap bulan tenang saja" kekeh Luna sambil bersender ke pundak sang ayah.
"Apa kamu tidak bisa menundanya nak" lirih Henry sambil mengusap pelan rambut anak angkatnya yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri.
"Ayah aku tidak bisa menundanya lagi, aku sudah terlalu lama bersembunyi dan juga ini adalah waktu yang tepat untuk kembali" jawab Luna sambil melihat kedua anak kecil yang berlari ke arahnya.
"Ayah tutup telingamu" lanjut Luna dan menutup telinganya.
"Mom, Opa !!! Kaka curang!" teriak anak perempuan itu. Luna mengehela nafas pelan dan membuka telinganya. Dia harus bersabar menghadapi kedua anaknya terutama anak perempuan yang sangat mirip sekali dengan ayah kandungnya. Walau begitu dia beruntung karena anak lelaki satu-satunya sangat mirip dengan dirinya pendiam dan tentunya irit bicara.
"Memang apa yang curang Laura" tanya Luna kepada duplikat asli wajahnya saat masih kecil.
"Kakak menggunakan pistol yang berbeda dengan milikku mom" adu Laura sambil memberikan pistol yang sedang dia pegang. Luna memeriksa pistol milik Laura dan Navin.
"Tidak ada yang berbeda Laura, pistol kalian berdua sama-sama pistol semi-otomatis astro A-60"jelas Luna lalu mengembalikkan pistol milik kedua buah hatinya. Ya Buah hati yang berasal dari hubungan nya dengan mantan bos nya. Tidak perlu disebut namanyakan? karena jujur aku sangat membenci dirinya. Sebuah asmara panah yang dalam sekali percobaan langsung menghasilkan dua yaitu Navin Nypole dan Laura Nypole.
"Tidak mungkin!" protes Laura.
"Sudah ku bilang kamu payah dalam membidik" sindir Navin yang membuat Laura memukuli tangan milik kakaknya. Luna hanya bisa mengehela nafas melihat kerusuhan kedua anaknya. 'Jika dari dulu aku tau laki-laki itu saat kecil memiliki sikap seperti ini mungkin aku akan menolak melakukan nya' pikir Luna. Hingga sebuah tepukan dan pelukan erat di paha miliknya menyadarkannya untuk tidak memikirkan kehidupannya yang dulu, karena yang ada sekarang hanyalah Luna Nypole bukan Luna Luxury.
"Apa mom bengong lagi?" tanya Navin dengan muka yang khawatir. Berbeda dengan Laura yang mulai menangis.
"Tenang-tenang mom tidak apa-apa hanya sedang berpikir dan Laura jangan menangis lagi nanti barang yang kamu pesan tidak mom berikan" tegas Luna yang membuat Laura dengan cepat menghapus air matanya dan menganguk paham.
"Kenapa kamu tidak biarkan ayah yang melakukan nya, daripada kamu selalu teringat terus" khawatir Henry.
"Ayah, biar aku saja yang melakukannya agar aku juga bisa merasakan pembalasanku secara maksimal" lembut Luna.
"Mom kapan kita pergi?" tanya Laura.
"Malam ini sayang" jawab Luna sambil mengelus lembut kepala anaknya.
"Dimana kita tinggal?" tanya Navin.
"di tempat uncle Rangga" jawab Luna. yang membuat kedua mata anak itu berbinar semangat.
"Uncle Rangga, I'm coming" semangat Laura sambil berjalan ke arah pintu keluar untuk mempersiapkan barang yang akan dibawanya. Navin menunduk memberi salam lalu pergi mengikuti adiknya.
"Hati-hati dan ingat selalu mengabari ayah disini" Ucap Henry kepada anak perempuannya yang ada di sampingnya. Tangganya dengan lembut mengelus telapak tangan yang sekarang terasa kasar baginya.
"Tenang saja ayah aku pasti baik-baik saja" jawab Luna lalu membantu Henry untuk pergi ke dalam mansion. 'Chicago, I'm coming' smirk Luna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
N.s
Hallo semua jangan lupa mampir di novel pertamaku berjudul, My Hot little wife.
2023-12-10
0
Falodic AR
aku baca ulang thor,dulu suka genre romance sekarang coba action,,,semangat thor💪💪
2021-07-20
0
Asna Deli
baru baca ceritanya bgus.aku suka cerita mafia sma ceo seronok baca nya..
2021-06-18
0