"Ada yang bisa kami bantu" ucap Laura sambil tersenyum manis ke arah sang ibu.
"Pas sekali kalian ada disini" ujar Luna lalu menggendong kedua anaknya ke ruangan miliknya. Walau dia seorang perempuan dia cukup kuat untuk menggendong kedua anak berumur 8 tahun itu. Dengan kerja keras dan tentu semua niatnya membuat dirinya mampu menjadi seseorang wanita yang kuat.
Sesampainya di ruangan milik Luna:
"ada apa mom tidak biasanya mom menghela nafas berat" tanya Navin sambil duduk di sofa ruangan milik ibunya.
"Tidak papa hanya masalah kecil yang butuh bantuan anak perempuan mom ini" senyum Luna.
"Mom tau senyuman mom kadang-kadang menakutkan"ujar Navin jujur sambil membuka milik sang ibu yang kata sandinya merupakan tanggal dan bulan ulang tahun mereka.
"Aku?! ada apa mom?" bingung Laura. Luna mengambil laptopnya dan memberikan ke arah Laura.
"Mom ingin kamu mengiklankan perusahaan mom dan tentu saja menarik perhatian para perusahaan lain untuk bekerja sama." ujar Luna yang membuat Laura tersenyum.
"Kalau mom sudah mendapatkan semuanya, apa yang akan ku dapatkan?" tanya Laura.
"Bagaimana kalau mom mengajarkan mu menggunakan senapan" tawar Luna membuat senyum anak perempuan tertarik dan tentu saja dia sangat menyukai hal itu.
"Tapi harus senapan Lee - Enfield, bagaimana" semangat Laura yang membuat Luna mau tidak mau menerima demi memulai langkahnya untuk menundukkan Perusahaan Luxury. Walau dia harus minta bantuan snag kakak untuk mengajarkan senapan Lee - Enfield yang merupakan senapan peliru tunggal kaliber 0,22 nomor 8 yang digunakan secara teratur oleh anggota militer sang ayah dalam latihan.
Laura tersenyum sangat manis dan mulai menarikan jemarinya di permukaan keyboard laptop itu. Sedangkan Navin menatap sengit sang ibu.
"Aku juga ingin" tukas Navin membuat Luna langsung memeluk anak laki-laki nya itu.
"Iya nanti mom ajarkan" jawab Luna. Hingga ketukan pintu terdengar jelas. Luna berjalan ke arah pintu tersebut dan membukanya terlihat Kevin memberikan hasil laporan yang diminta oleh Luna sendiri. Tangan yang gemetaran dan takut akan disalahkan membuat Kevin terlihat seperti anak remaja.
"Belajarlah untuk lebih profesional Kevin jangan ketakutan seperti itu" sindir Luna lalu menutup pintu ruangannya. Degupan jantung Kevin berpacu cepat dia takut dipecat karena ini adalah pekerjaan yang sangat memberikan nya keuntungan.
"Siapa?" tanya Navin.
"Sekretaris paman kalian dulu" jawab Luna lalu membaca perkembangan perusahaan Luxury.
"Kenapa tidak mom pecat saja, sepertinya dia sangat tidak berpengalaman" tukas Navin.
"Mom tidak tega, apalagi dia adalah orang yang jujur" jawab Luna sambil membalikkan lembaran kertas itu.
"Terlalu jujur" sindir Laura yang masih mengentikkan beberapa angka dan huruf.
"Kenapa mom tidak ada di daftar nama keluarga Luxury?" tanya Navin sambil menunjukan pencarian berita tentang keluarga Luxury.
"Mereka menganggap mom telah mati dan tentu saja karena blacklist itu" dingin Luna apalagi mengingat semua kejadian yang dulunya sangat menghatui dirinya.
"Kenapa tidak kita ledakkan saja perusahaan mereka dengan senjata nuklir yang baru dipesan kakek" tanya Navin.
"Jika itu terjadi hanya perusahaan saja yang rusak tapi bukan orangnya kan" ucap Luna.
"Selesai" teriak Laura semangat.
"Sudah selesai" tanya Luna yang langsung diangguki oleh Laura dan tentu saja terlihat iklan dan promosi berada di mana dan yang pasti diketahui karyawan dibawah sedang kalang kabut menerima semua kerja sama dan beberapa proyek.
"Mom, Laura ingin bertanya?" ucap Laura sambil mengambil cookies yang ada di atas meja.
"Apa mom melakukan ini agar perusahaan Martin dan Luxury hancur" tanya Laura dengan tatapan yang sangat tajam. Luna dan Navin yang melihat tatapan itu merasakan sebuah aura yang berbeda dari Laura. 'tatapannya mirip dengan lelaki itu' pikir Luna. 'Apa dia sudah bertambah pintar' pikir Navin.
"Tentu saja tidak sayang" jawab Luna membuat Navin dan Laura mengernyit bingung.
"Maksudnya?" bingung keduanya.
"Mom akan membalas mereka satu persatu setiap perlakuan dan perkataan mereka akan mom balas hingga mereka tau mereka sudah salah dalam menganggu orang" smirk Luna.
"Tapi apa gunanya mom menaikkan saham perusahaan" tanya Laura
"Ada gunanya Laura hanya saja waktu yang akan membuat hal itu terjadi" jawab Luna.
"Mom, kenapa Mom bisa di blacklist dari negara ini padahal Mom adalah sekretaris CEO yang sangat dipercayai" tanya Navin panjang lebar.
"Waw tumben sekali kakakku berbicara panjang, rekor baru ini" goda Laura.
"diamlah"
"Karena kakak ah salah maksudnya mantan saudari mom dan sahabat mom telah membuat skenario yang bahkan membuat mom buta saat itu dan tidak sadar dengan kejahatan yang mereka lakukan" jawab Luna sambil mengingat-ingat kejadian 8 tahun silam.
"Maksud mom saudari kembar mom yang merupakan calon menantu keluarga Martin" kata Laura dengan ekspresi terkejutnya.
"Ya dan juga kita akan merusak hubungan mereka pertama-tama" ucap Luna.
"Mom apa tidak bisa aku langsung merentas sistem handphone miliknya" greget Laura karena dia sangat tidak suka ada seorang perempuan yang merebut ayahnya walau dia tau ayahnya merupakan seseorang yang membuat mereka harus merasakan tanpa kasih sayang lengkap.
"Sia-sia saja Laura, apa kau tidak ingat dia itu menantu keluarga Martin" ucap Navin sambil membaca artikel tentang senjata yang sedang dirilis bulan ini.
"Kak masih Calon bukan menantu dan juga semasih jalur kuning belum melengkung masih bisa ditikung" jawab Laura membuat Luna terkekeh mendengar jawaban dari sang anak perempuan.
"Kau benar Laura, perempuan itu masih menjadi Calon bukan secara resmi" kekeh Luna sambil mencubit pipi anaknya.
"Jadi mom akan balik dengan Daddy yang breng aish" kesal Navin yang langsung mengambil biskuit dan menyumpalnya ke dalam mulut miliknya. Agar dirinya tidak kebiasaan berkata kasar.
"Memang kenapa bukannya bagus mom berbalik kan" ujar Laura yang protes dengan ketidak inginan milik Navin.
"hahaha, tenang saja Navin Mom tidak mungkin kembali lagi" kecuali hati ini jatuh kedalam pesonanya lagi lanjut Luna dalam hatinya.
"Mom!!" protes Laura.
"hahaha Laura dulu mungkin mom bisa mencintainya tapi sekarang perasaan itu telah hilang sayang dan juga tujuan mom disini hanya membalaskan dendam ke mereka" kekeh Luna sambil mengusap lembut rambut milik Laura.
"ahhh Mau Mommy atau Kak Navin sama aja" teriak Laura karena tidak ada yang mendukungnya.
"Sudah lebih baik kalian rapikan pakaian kalian berdua secepatnya agar kita bisa makan di restoran yang sangat kalian inginkan saat berada di London " tukas Luna membuat kedua anak itu langsung menutup toples biskuit dan merapikan pakaian milik mereka berdua. Luna mematikan laptopnya dan memasukkannya ke dalam tas laptop agar dia bisa membawanya di dalam mobil.
Di Restoran~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
bunda sekar
8 tahun enggak nikah2?
2024-07-08
0
queenbee
anak usia 8 tahun???hebat banget
2021-04-06
0
Rahmawaty❣️
ank2 nya leon akn berbalas dendam nih kpda sang daddy nya..
heran nya ko pda pintar pintar yaa..
2021-03-23
0