Lina berjalan ke arah vodium dan akan memulai pidatonya karena gilirannya sudah tiba saat pemerintah turun dari panggung dan mengakhiri sambutannya. Semua kamera sudah standby dan siap merekam apa yang akan dibicarakan. Hingga ucapan pidato pertengahan miliknya membuat semua kuping para tamu menahan dan mendengarkan info yang mereka dapatkan.
"Saya sangat senang karena bisa mewakili perusahaan Luxury apalagi seharusnya yang berdiri di sini adalah kakak saya yang 8 tahun sudah tiada di dunia ini" ucap Lina sambil memulai akting sedihnya. Sedangkan Perempuan berkacamata hitam itu hanya mengeluarkan senyum smirknya apalagi melihat tingkah laku adiknya ah bukan seharusnya tingkah laku mantan adiknya yang membuat dirinya yang polos harus hancur karena sebuah trik dan tentu saja membuatnya hancur tapi tenang dirinya di sini dan duduk sebagai seseorang yang akan menghancurkan hidup mereka satu persatu dan membuat mereka lebih memilik neraka daripada di dunia ini. Ahhh pasti sangat menyenangkan bukan?
"Munafik" gumam Luna yang masih terdengar oleh telinga Leon yang tajam.
"Apa yang kau bilang?" tanya Leon yang dijawab oleh naikan bahu Luna. Kalau kalian bertanya dimana Joe dan Kevin mereka berdua melakukan tugas mereka masing-masing. Joe yang mencari informasi dengan berbaur dengan lelaki hidung belang yang pastinya sangat mudah baginya. Sedangkan Kevin dengan wajah tampannya dengan mudah mengorek informasi dari sekretaris atau pasangan milik perusahaan orang lain, yang tentu saja cara Kevin diajari oleh Luna.
Leon kembali menatap handphone nya karena dirinya malas mendengar pidato yang sangat membosankan dan membuatnya ingin cepat keluar dari pesta yang tidak menarik sekali.
"Dan jujur saja saya senang sekali mendapatkan kekasih seperti seseorang bernama Leonex Martin yang merupakan pemilik perusahaan terbesar dan menduduki peringkat 1 dan jangan lupakan saya merasa terlindungi karena Kekasih saya yang merupakan pemimpin Klan Singa." lantang Lina membuat semua mata langsung terkejut dan membuat Leon mendinginkan tatapannya. 'Apa yang kau rencanakan Lina'
"Nona Lina bolehkah saya bertanya" ucap Salah satu reporter.
"Tentu saja" anggun Lina.
"Apakah itu benar? masalahnya bukannya pemimpin setiap klan itu sangat tersembunyi dan juga rahasia?" tanya Reporter itu.
"Ya tentu saja benar karena itu saya mohon untuk kalian untuk merestui hubungan kami dan terimakasih atas perhatian kalian, permisi" tutup Lina. Saat Lina turun dari tangga panggung semua orang sudah mengerubungi Lina dan pastinya Leon.
"Astaga Lina kamu makin cantik saja"
"Apa kita bisa bekerja sama?"
banyak lagi pertanyaan dan ajakan dari mereka yang membuat hati Lina senang. Kerja sama? tentu saja dia menerimanya apalagi dengan Leon yang merupakan pemilik Klan Singa pastinya membuat banyak perusahaan menginginkan kerja sama dengannya. Perusahaan mana yang tidak takut saat mendengar nama klan singa. Kelompok kejam dan bahaya di dalam dunia kemiliteran dan mafia yang bisa menggangukan perusahaan dalam hentikan jari dan menaikan perusahaan jika berhubungan dengan mereka.
"Ah pak Leon saya dari perusahaan" belum sempat orang itu memulai ucapannya lampu gantung di atas mereka jatuh. Yang membuat semua orang berteriak dan berlarian keluar. Felix langsung melompat jauh dari tempat duduknya dan memanggil pengawalnya untuk masuk ke dalam acara. Sedangkan Luna sudah memasang earphonenya dan memanggil Joe.
"Ada apa Luna?" tanya Joe yang ada di kamar hotel sambil mencari data di komputer milik pengusaha yang minum ramuan tidurnya.
"Lindungi orang di dekatmu karena kita kedatangan tamu yang tak terduga" dingin Luna sambil melihat ke semua arah dimana banyak orang berlari keluar dan berteriak ketakutan.
"Aku akan turun membantumu"
"tidak usah karena disini ada seseorang yang akan membuat mereka kalah mungkin" ucap Luna lalu mematikan telponnya.
"Lun.. Luna aish dasar" geram Joe dan mempercepat jarinya untuk memecahkan kode dan pastinya membongkar kamera Cctv di aula agar tidak terlalu menyebar.
Sedangkan di aula, terlihat lelaki berbaju hitam menggunakan topengnya sudah menondong pistol mereka ke arah Leon. Sedangkan yang lain mencoba keluar dari ruangan yang sudah berantakan. Felix memundurkan langkahnya dan membisikkan sesuatu ke arah Leon.
"Semua tamu yang di luar sudah aman tetapi aku tidak bisa bisa memasukkan pengawalku" bisik Felix yang sudah memegang pistol miliknya.
"Kenapa?" tanya Leon dingin.
"Mereka memasang bom waktu di sekitar pilar aula" bisik Felix dan melihat sekeliling dimana ternyata masih banyak orang yang belum keluar dan ketakutan, tetapi matanya menatap ke arah wanita yang sedang menguncir rambutnya dan majikan stocking hitamnya.
"Leon, sepertinya aku harus membantu nona manis itu" bisik Felix sambil melihat ke arah Luna. Ya perempuan yang membuatnya tertarik, apalagi sikap dinginnya ahhh sungguh membuat dirinya ingin memiliki perempuan itu. Leon hanya mengacuhkan dan saat Felix ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba suara tebak dilepaskan dan sebuah suara teriakan memenuhi ruangan yang terdengar tangisan dan hembusan nafas ketakutan.
"Jika ada yang bergerak maka perempuan ini akan ku tembak!" lantang seorang lelaki yang menggunakan topeng berbeda dengan 20 atau 30 orang di aula itu.
"To... tolong le... lepaskan saya" takut perempuan paruh baya yang baru dibawa dari belakang panggung dan membuat Leon terkejut saat mengetahui perempuan paruh baya yang sedang ditodong pistol itu adalah ibunya sendiri.
"Mom" ucap Leon pelan yang menatap tak percaya. Dan melangkahkan kakinya pelan lalu berhenti saat lelaki itu mulai menodongkan pistol itu ke arah kepala ibunya.
"Apa yang kau lakukan!" teriak Leon.
"Aku hanya memintamu diam dan memenuhi keinginan tuan kami" jawab lelaki bertopeng itu.
"Bila aku tidak mau" dingin Leon yang malah membuat laki-laki itu tertawa terbahak bahak.
"Kalau begitu ucapkan selamat tinggal pada ibumu" tawa lelaki itu hingga sebuah belati menancap ke jantungnya yang membuat lelaki itu terjatuh dan mengeluarkan darah.
Langkah kakinya menggema saat sepatu high heels nya menghentak di lantai marmer itu, ditambah pisau belati yang terikat di lutut putih mulus miliknya. Mata Leon dan Felix terkesiap saat melihat perempuan dingin yang menarik bagi mereka melempar pisau belati yang dibuatan oleh Amerika dan memiliki panjang sekitar 17 cm, dan dilengkapi dengan sarung pisau khusus yang memungkinkan pisau ini dikeluarkan dengan cepat. Dengan Tekstur pegangan LHR combat dibuat dengan bahan yang khusus dimana pisau ini nyaman untuk digenggam.
Ya pisau belati bernama LHR Combat yang sangat tajam dan mengerikan di dunia dengan mulusnya tersimpan di paha miliknya dan meluncur mulus ke jantung lelaki itu. Tetapi tidak hanya itu dirinya mencengkram erat kerah lelaki berbaju hitam dengan topeng emas lainnya yang dari tadi menyembunyikan dirinya.
"Kejutan yang sangat mengejutkan, sekali" dingin perempuan itu lalu melangkahkan kakinya ke arah perempuan paruh baya itu. Dirinya tidak takut dengan belasan pistol yang sedang diarahkan ke arahnya. Langkah kakinya berhenti dan mengunci lelaki yang sedang meringis kesakitan apalagi dirinya tadi menggores pelan pisau belati yang ke leher milik sang empu.
Luna menoleh ke arah perempuan paruh baya yang berada di sampingnya dan sedang ketakutan itu lalu memberikan senyumannya.
"Jangan takut Nyonya saya akan melindungi anda" bisik Luna lalu mengalihkan tatapannya ke arah Leon dan Felix. Tanyanya mengambil pistol dari lelaki yang dibunuh nya dan melemparkannya ke arah Leon sambil mengeluarkan tatapan dingin dan tajamnya.
"Kau bisa menembak bukan?" ucap Luna yang membuat Leon mengeluarkan tatapan membunuhnya dan siap memangsa semua orang yang berani-beraninya muncul dihadapan nya. Felix dengan siap memasukkan pelurunya dan menyiapkan pistol miliknya di kedua tangannya.
"Perempuan yang menyenangkan" gumam Felix lalu mulai menembak semua orang yang menjadi musuh di hadapannya.
"Kejutan yang lumayan" gumam Leon dan menarik pelatuknya. Suara tembakan menggema di ruangan itu semua orang yang ada di sana menutup matanya saat melihat hal yang membuat mereka sangat takuti ya darah berceceran dimana-mana, entah berapa nyawa yang akan hilang di tempat itu.
Hingga sebuah deringan telpon terdengar yang membuat Luna menggores pelan belatinya di leher lelaki yang menjadi sanderanya.
"Angkat" dingin Luna
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Aisah Aisah
udah lama tak cari2 akhirnya ktmu.pas hamil selalu nunggu lanjutan nya...skrng ank sdh bsr jdi lnjut bca lg.
2023-11-29
0
Sulastry Hutabarat
wahhhhhhh....kereennnn....
2021-04-02
0
PECINTA CEO
luna werewolf ,pasangannya alpa
2021-02-08
0