Bab 2 : Perubahan

Kepergian Luna membuat semua orang lelaki militer merasakan patah hati. Bagaimana tidak satu-satunya tuan putri yang ada di istana harus pergi dan membuat dirinya yang bagaikan bidadari turun dari kayangan harus jauh dari negara tepatnya tinggal.Tapi apalah daya bila nona muda pergi semua orang harus menunjukkan rasa hormat mereka.

"Nona, kami mencintaimu" teriak salah satu anggota militer yang membuat yang lainnya ikut bersorak sorak. Hingga kaca mobil yang ditumpangi Luna terbuka perlahan. Di sana terlihat tangan yang memberikan sebuah bentuk cinta dari jari jempol dan juga jari telunjuk yang disatukan.

"Aku pasti akan pulang, jadi lebih kuat lah kalian sebelum aku yang melumpuhkan kalian" tegas Luna yang membuat keduanya memberi hormat dan bersikap tegak.

"Siap Nona" lantang mereka bersama-sama.

Mobil tersebut berjalan menuju bandar udara Heathrow. Bagaimana pun juga Luna lebih memilih naik pesawat bersama semua orang yang tidak dia kenal daripada dirinya naik pesawat militer pribadi milik sang ayah atau naik helikopter yang dihadiahkan oleh sang ayah sebagai ucapanmya bertambah umur.

Tidak lama kemudian terdengar suara pesawat yang memulai take offnya. Luna menggunakan kaca mata hitam miliknya sedangkan kedua anaknya lebih memilih menggunakan masker, karena dia tidak ingin terlalu menarik perhatian penjuru mata. Dengan kecantikan dan kegantengan anak-anaknya.

"Mom, apa ini akan sangat lama?" tanya Laura sambil menengok ke arah luar jendela.

"Tidak akan lama sayang, kalian istirahatlah. Nanti mom akan membangunkan kalian" ucap Luna sambil menenggerkan kacamata hitamnya sedikit di hidung mancung miliknya.

"Baik mom, selamat tidur" ucap mereka bersama dan memejamkan matanya.

Chicago, Amerika serikat ~

Seorang Wanita berjalan berlengok ke luar dari pesawat ditemani kedua buah hati yang masih tidak berhenti menguap. Mata mereka mengerjap-ngerjap, mencoba untuk stabil dan tidak tertidur lagi.

"Kakak kenapa tadi tidak membangunkan adek" rengek Laura yang masih menguap dengan bebasnya.

"Kamunya aja yang kebo" sindir Navin yang membuat Laura mencubit pelan tangan kakaknya itu. Walau mata mereka ingin terlelap tapi hati mereka merasa senang saat datang ke tepat ini. Tempat dimana ibunya dulu tinggal.

"Jangan bertengkar lagi anak-anak lihat siapa yang sedang mengibarkan bendera putih" tunjuk Luna kepada laki-laki yang sedang tersenyum dan menaik turunkan alisnya.

"Uncle Rangga!!" teriak Laura sambil berlari kearah pamanya dengan semangat tangannya terbuka meminta sebuah pelukan yang hangat untuknya.

" Berisik" gumam Luna dan Navin bersamaan. Saat itulah mereka berdua saling menatap dan tersenyum.

"Ayo Navin cuma kamu saja yang bisa mengajari adekmu yang pecicilan itu" ucap Luna sambil menarik koper miliknya.

"Tenang mom, dirumahnya om Rangga ada tempat panahan kan" jawab Navin dengan semangat. Walau Laura adalah anak kecil berumur 8 tahun yang cukup pintar dalam merentas sistem apapun, dan pintar dalam menembak tapi sayangnya dia tidak pandai dalam memanah karena baginya panahan itu sangat tidak penting. 'Ah panahnya berat, aku itu masih kecil buat apa latihan panahan lebih baik latih aku menggunakan sniper seperti mom saja' ocehnya panjang lebar.

"Mom, Kak Navin jangan bengong lagi kasian Uncle Rangga kelelahan menunggu kita dari tadi!" teriak Laura yang membuat Luna dan Rangga berjalan ke arah mereka dengan senyuman hangat.

"Wow, apa ini adalah adik perempuan lemahku?" sindir Rangga ke arah Luna.

"Yayaya daripada kau menyindir diriku terus menerus lebih baik kita pergi karena teriakan anak kecil yang satu ini cukup membuat banyak pasang mata ke arah kita" ucap Luna sambil melihat Laura yang masih senantiasa berada di gendongan sang paman.

"Baiklah, tapi apa ini benar dirimu" tanya Rangga tidak percaya apa lagi melihat perubahan di setiap inci dan pastinya dia sangat bisa mencium aroma kental bau pembalasan dendam.

"Ya aku berubah dan melupakan diriku yang dulu yang akhirnya menjadi Luna yang baru" bangga Luna sambil berjalan ke arah pintu keluar hingga tangannya ditahan oleh seorang lelaki tegak dengan tatapan yang sangat tegas.

" apa kamu punya ma..." gugup Luna yang sangat ingin memarahi Lelaki tersebut tapi mulutnya seakan kelu. Di saat dirinya melihat seseorang yang dulunya sangat dia cintai sedang berada di depan matanya.

"Ah maaf aku salah orang" jawab laki-laki tersebut dingin dan melepas genggaman tangannya. Lelaki itu berjalan masuk ke dalam bandara dengan langkah kaki yang lebar dan cepat.

"Apa yang kau pikirkan hampir saja kau membuatku ingin menendangmu dari bandara ini" teriak laki-laki yang ada disampingnya.

"Maaf aku hanya refleks saat mendengar dia menyebut nama Luna" jawab lelaki itu santai.

"Kau gila mana mungkin Luna berubah hampir 180° dan apa kau tidak lihat dia bersama dua anak dan mungkin itu suaminya" marah lelaki yang disampingnya panjang lebar. Tanpa mereka sadari seorang perempuan menatap kepergian mereka berdua. Setiap perkataan mereka masih terdengar karena tempat mereka yang berdekatan.

"Aku memang sudah berubah tuan Leonex Martin dan tentunya siap membawa sebuah kejutan untukmu" smirk Luna sambil menatap punggung lelaki yang sekarang menjadi target pembalasan dendamnya.

"Ada apa, Luna?" tanya Rangga kepada Luna.

"tidak apa-apa hanya melihat teman lama" senyum Luna lalu berjalan ke dalam mobil. 'Teman lama sejak kapan kau punya teman' bingung Rangga dan masuk ke dalam mobilnya.

Sesampainya di mansion~

Mereka berempat disambut oleh kepala pelayan, yang merupakan tangan kanan milik Rangga.

"Selamat datang" ucap lelaki yang menyambut mereka hormat, diangguki oleh Rangga. Desain interior mansion ini mengikuti rumah ayah yaitu Hendry Nypole. Desain casual yang kebanyakan terbuat dari kayu bahkan banyak gambar senjata terukir jelas. Mungkin karena kami adalah penerus dari anggota kemiliteran membuat kami berdua diajarkan menjadi seorang petarung yang cukup handal dan mampu mengalahkan orang-orang jahat dan munafik pastinya.

Navin dan Laura sebenarnya tidak dianjurkan hanya saja mereka berjanji akan melindungi sang ibu dari marabahaya membuat kedua anak itu dilatih dengan tingkat militer saat berumur 4 tahun. Luna sudah melarang kedua anaknya tetapi semua hal yang dia lakukan malah menjadi ambisi kedua anaknya.

"Apa kamu hanya tinggal berdua saja dengan Kak luwis" tanya Luna sambil meletakkan bokongnya ke sofa empuk berbulu.

"Aku lebih suka keadaan yang seperti ini agar tidak menggangu perfoma saat aku kerja" jawab Rangga sambil menggambil segelas wine miliknya.

"Paman, apa aku mendapatkan kamar milikku sendiri?" tanya Laura semangat.

"Kamu bisa memilih kamarmu sendiri dan juga di lantai dua ruangan komputer nya sudah siap untuk kamu gunakan" jawab Rangga. Mata Luna berkilauan saat mendengar jawaban dari pamannya dan membuat Laura langsung berjalan menaiki tangga ke tempat komputerisasi nya berada.

'Perusahaan apa yang harus kebangkrutkan yaa' smirk Laura sambil tersenyum manis.

"Punyaku" tanya Navin.

"Lun apa ini anakmu dia sangat pelit bicaranya" bisik Rangga sambil mengecap wine milikinya.

"Ya ya dia anakku dan cuma parasnya saja mirip lelaki itu" jengah Luna.

"Uncle?" tanya lagi Navin.

"Tenang sayang kamarmu ada di lantai dua juga dan paman sudah membelikan senjata yang kamu inginkan tinggal kamu rakit dan gunakan di halaman belakang" jawab Rangga panjang lebar yang langsung diangguki oleh Navin. Hingga ruangan tersebut hanya menyisakan Luna dan Rangga.

"Ini Winemu" julur Rangga kepada Luna dan langsung disambut oleh tangannya. Tangganya menggoyang-goyanggkan gelas berisi wine miliknya. Dia akan berbicara dengan kakaknya langsung to the Point. Apalagi dia baru saja pulang dan tubuhnya sangat lelah.

"Apa perusahaanya sudah siap?" tanya Luna to the point.

"Perusahaannya sudah siap dan semuanya sudah aku berikan informasi tinggal kamu kembangkan saja perusahaan milik keluarga kita dan buatlah perusahaan lain berada di bawahmu" kata Rangga sambil meminum wine merah miliknya.

"Tentu saja aku akan membuat mereka tau apa itu namanya neraka" smirk Luna dan menatap isi gelasnya yang berisi wine hitam.

"Apa kau yakin dengan ini semua?" tanya Rangga sambil mengusap pinggiran gelas miliknya.

"Kak selalu ingat bahwa mata dibalas dengan mata, darah dibalas dengan darah dan tentu saja nyawa dibalas dengan nyawa. Bila mereka bisa membuatku terpuruk kenapa aku tidak bisa membuat diri mereka lebih terpuruk dan menghancurkan mereka berkeping-keping" jawab Luna yang langsung meneguk semua isi winenya. Setelah itu menutup matamya pelan di pundak sang kakak.

Rangga membopong tubuh milik Luna dan membawanya ke kamar milik sang adik. Dia tau kerja keras adiknya membuahkan hasil tetapi tujuan dari kerja kerasnya ini hanya satu yaitu pembalasan dendam.

'Aku akan membantu mu dek, dibalik layar tanpa sepengetahuan mu' bisik Rangga lalu mematikan lampu kamar milik Luna.

Terpopuler

Comments

Rahmawaty❣️

Rahmawaty❣️

ayo luna aku dukung .. bales dendam mu sma mantan bosmu yg sudh jahat..yg mngusirmu..bikin namamu di blacklist dri perusahaan manapun..dan bikin km sampe hamil

2021-03-23

0

Pipit Cewalmudhi

Pipit Cewalmudhi

nyimak dulu thor..

2021-02-28

0

Leni Martina

Leni Martina

nah ini bagus ni cewek nya strong,ngk kyk novel lain,di sakiti,di kasari,di selingkuhi,ee masih mau m lakinya,mlh ada cowok baik2 mlh ngk bisa ngilangin cintanya,gue yakin ni autor nya jg strong👍🏿👍🏿👍🏿

2021-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Sinopsis
2 Bab 1 : Awal Mula
3 Bab 2 : Perubahan
4 Bab 3 : Sadis
5 Bab 4 : Mantan Sekretaris
6 Bab 5 : Daddy?
7 Bab 6 : Penyesalan
8 Bab 7 : Trending Topik
9 Bab 8 : Peretas
10 Bab 9 : Keluarga Nypole
11 Bab 10 : New Car
12 Bab 11 : Desiran aneh
13 Bab 12 : Teman
14 Bab 13 : Kalah
15 Bab 14 : Takdir
16 Bab 15 : Informasi
17 Bab 16 : Tatapan intimidasi
18 Bab 17 : Kejutan Yang Mengejutkan
19 Bab 18 : Siapa kau?
20 Bab 19 : Boleh Ku Bunuh?
21 Bab 20 : Neva
22 Bab 21 : Bolehkah Kita Berteman?
23 Bab 22 : Nona (1)
24 Bab 23 : Terpaksa dan Ngepaksa
25 Bab 24 : Nona (2)
26 Bab 25 : Rahasia Keluarga Luxury?
27 Bab 26 : Waktu
28 Bab 27 : Kerja Sama
29 Bab 28 : bitch?
30 Bab 29 : I'm Back
31 Bab 30 : Target
32 Bab 31 : Peraturan
33 Bab 32 : Pelatihan
34 Bab 33 : Senapan
35 Bab 34 : Belati
36 Bab 35 : Menyesal lah!
37 Bab 36 : Misi baru
38 Bab 37 : Kewajiban
39 Bab 38 : Motor
40 Bab 39 : Let's get started
41 Bab 40 : Tetesan darah
42 Bab 41 : Hadiah
43 Bab 42 : Menantu
44 Bab 43 : Siaran langsung
45 Bab 44 : Ledakan
46 Bab 45 : Tidak Mungkin!
47 Bab 46 : hot news
48 Bab 47 : Motor kesayangan
49 Bab 48 : Masih kurang!
50 Bab 49 : Menarik
51 Bab 50 : Pertandingan
52 Bab 51 : Erotis
53 Bab 52 : Dejavu
54 Bab 53 : Sandera
55 Bab 54 : Markas
56 Bab 55 : Kode Yang Unik
57 Bab 56 : Isyarat
58 Bab 57 : Pilihan
59 Bab 58 : Memilih
60 Bab 59 : Tidak Akan Tenang
61 Bab 60 : Mimpi buruk
62 Bab 61 : Email
63 Bab 62 : Taman Bermain (1)
64 Bab 63 : Taman Bermain (2)
65 Bab 64 : Taman Bermain (3)
66 Bab 65 : Perasaan
67 Bab 66 : Headlines
68 Bab 67 : Sponsor (1)
69 Bab 68 : Kecurigaan
70 Bab 69 : Sponsor (2)
71 Bab 70 : Sponsor (3)
72 Bab 71 : Salam Kenal
73 Bab 72 : Undangan
74 Bab 73 : Kencan (1)
75 Bab 74 : Curiga
76 Bab 75 : Kencan (2)
77 Bab 76 : Kencan (3)
78 Bab 77 : Tunanganku
79 Bab 78 : Benci
80 Bab 79 : Rencana Baru
81 Bab 80 : Kesempatan
82 Bab 81 : Eksperimen
83 Bab 82 : Selamat Tinggal, Keiga
84 Bab 83 : Potongan Peta
85 Bab 84 : Kartu
86 Bab 85 : Lantai 3
87 Bab 86 : Lantai 5
88 Bab 87 : BINGO
89 Bab 88 : Kekalahan dan Ketahuan
90 Bab 89 : Rambut
91 Bab 90 : Hasil
92 Bab 91 : Kehancuran Sisca (1)
93 Bab 92 : Kehancuran Sisca (2)
94 Bab 93 : Kehancuran Sisca (3)
95 Bab 94 : Kehancuran Sisca (4)
96 Bab 95 : Ketahuan
97 Bab 96 : Penyesalan dan Perasaan
98 Bab 97 : Tidak Kenal
99 Bab 98 : Saling Kenal
100 Bab 99 : Proyek
101 Bab 100 : Ingin Ku Bunuh?
102 Bab 101 : Dia Tunanganku
103 Bab 102 : Ketakutan
104 Bab 103 : Keterkejutan
105 Bab 104 : Ketidaksukaan
106 Bab 105 : Terlalu Berlebihan
107 Bab 106 : Maksud Tersembunyi
108 Bab 107 : Potongan peta II
109 Bab 108 : Qarin Madness
110 Bab 109 : Accident Facts (1)
111 Bab 110 : Accident Facts (2)
112 Bab 111 : Accident Facts (3)
113 Bab 112 : Driver Identity
114 Bab 113 : Malam Penuh Jebakan
115 Bab 114 : Malam Penuh Darah
116 Bab 115 : Malam Penuh Kobaran
117 Bab 116 : Hidup atau Mati (1)
118 Bab 117 : Hidup atau Mati (2)
119 Bab 118 : Hidup atau Mati (3)
120 Bab 119 : Awal Kerja Sama
121 Bab 120 : Memulai Kerja Sama
122 Bab 121 : Mengakhiri Kerja Sama
123 Bab 122 : Pemilik Klan Harimau
124 Bab 123 : Keterlibatan
125 Bab 124 : Awal Kehancuran
126 Bab 125 : Kehancuran (1)
127 Bab 126 : Kehancuran (2)
128 Bab 127 : Kehancuran (3)
129 Bab 128 : Kehancuran (4)
130 Bab 129 : Akhir Kehancuran
131 Bab 130 : Ada Akhir Maka Ada Awal
132 Sinopsis S2 + Info
133 Bab 131 : Keberadaan Yang Terungkap
134 Bab 132 : Pembicaraan Yang Sengit
135 Bab 133 : Kalimat Yang Berbahaya
136 Bab 134 : Tenang Namun Berbahaya
137 Bab 135 : Informasi dan Spekulasi
138 Bab 136 : Informasi Kita Diretas
139 Bab 137 : Keterkejutan Para Tetua (1)
140 Bab 138 : Keterkejutan Para Tetua (2)
141 Bab 139 : Gelar Peluru Pembunuh
142 Bab 140 : Badai Baru Akan Datang
143 Bab 141 : Badai Baru Telah Tiba
144 Bab 142 : Musuh Yang Cukup Kuat
145 Bab 143 : Mencari Informasi Musuh
146 Bab 144 : Kenapa Harus Mereka?
147 Bab 145 : Wahai Permaisuriku
148 Bab 146 : Aku Hanya Menggodamu
149 Bab 147 : Kita Harus Serius
150 Bab 148 : Kembalilah Ke Habitatmu
151 Bab 149 : Mengalihkan Topik Pembicaraan
152 Bab 150 : Lawan Yang Menarik
153 Bab 151 : Pelelangan 5 Tahun Yang Lalu
154 Bab 152 : Kejutan Yang Akan Datang
155 Bab 153 : Permainan Takdir Yang Akan Datang
156 Bab 154 : Kenapa Bisa Kau?
157 Bab 155 : Apa Itu Menyenangkan, Luna?
158 Bab 156 : Apa Terjadi Sesuatu?
159 Bab 157 : Aku Sangat Menyedihkan
160 Bab 158 : Lotus Putih
161 Bab 159 : Rahasia
162 Bab 160 : Damian (1)
163 Bab 161 : Damian (2)
164 Bab 162 : Damian (3)
165 Bab 163 : Pemikiran (1)
166 Bab 164 : Pemikiran (2)
167 Bab 165 : Hubunganku Dengannya
168 Bab 166 : Apa Maksudmu?
169 Bab 167 : Obsesi Yang Dangkal
170 Bab 168 : Tersembunyi
171 Bab 169 : Lama Tidak Bertemu, Sayang.
172 Bab 170 : Dasar Orang Gila!
173 Bab 171 : Ingatan Yang Terlupakan
174 Bab 172: Jalan Yang Sempit(1)
175 Bab 173 : Jalan Yang Sempit (2)
176 Bab 174 : Karung Penuh Misteri (1)
177 Bab 175 : Karung Penuh Misteri (2)
178 Bab 176 : Racun Tak Kasat Mata (1)
179 Bab 177 : Racun Tak Kasat Mata (2)
180 Bab 178 : Seperti Yang Diharapkan
181 Bab 179 : Banyak Hal Terjadi
182 Bab 180 : Mengurus Hal-hal Aneh (1)
183 Bab 181 : Mengurus Hal-hal Aneh (2)
184 Bab 182 : Pertemuan Orang-orang Besar (1)
185 Bab 183 : Pertemuan Orang-orang Besar (2)
186 Bab 184 : Mengurus Hal-hal Aneh (3)
187 Bab 185 : Mengurus Hal-hal Aneh (4)
188 Bab 186 : Mengurus Hal-hal Aneh (5)
189 Bab 187 : Memulai Rencana Besar (1)
190 Bab 188 : Memulai Rencana Besar (2)
191 Bab 189 : Jejak dan Pertempuran (1)
192 Bab 190 : Jejak dan Pertempuran (2)
193 Bab 191 : Jejak dan Pertempuran (3)
194 Bab 192 : Jejak dan Pertempuran (4)
195 Bab 193 : Jejak dan Pertempuran (5)
196 Bab 194 : Jejak dan Pertempuran (6)
197 Bab 195 : Langkah Penuh Romansa (1)
198 Bab 196 : Langkah Penuh Romansa (2)
199 Bab 197 : Langkah Penuh Romansa (3)
200 Bab 198 : Ambisi Yang Tersembunyi (1)
201 Bab 199 : Ambisi Yang Tersembunyi (2)
Episodes

Updated 201 Episodes

1
Sinopsis
2
Bab 1 : Awal Mula
3
Bab 2 : Perubahan
4
Bab 3 : Sadis
5
Bab 4 : Mantan Sekretaris
6
Bab 5 : Daddy?
7
Bab 6 : Penyesalan
8
Bab 7 : Trending Topik
9
Bab 8 : Peretas
10
Bab 9 : Keluarga Nypole
11
Bab 10 : New Car
12
Bab 11 : Desiran aneh
13
Bab 12 : Teman
14
Bab 13 : Kalah
15
Bab 14 : Takdir
16
Bab 15 : Informasi
17
Bab 16 : Tatapan intimidasi
18
Bab 17 : Kejutan Yang Mengejutkan
19
Bab 18 : Siapa kau?
20
Bab 19 : Boleh Ku Bunuh?
21
Bab 20 : Neva
22
Bab 21 : Bolehkah Kita Berteman?
23
Bab 22 : Nona (1)
24
Bab 23 : Terpaksa dan Ngepaksa
25
Bab 24 : Nona (2)
26
Bab 25 : Rahasia Keluarga Luxury?
27
Bab 26 : Waktu
28
Bab 27 : Kerja Sama
29
Bab 28 : bitch?
30
Bab 29 : I'm Back
31
Bab 30 : Target
32
Bab 31 : Peraturan
33
Bab 32 : Pelatihan
34
Bab 33 : Senapan
35
Bab 34 : Belati
36
Bab 35 : Menyesal lah!
37
Bab 36 : Misi baru
38
Bab 37 : Kewajiban
39
Bab 38 : Motor
40
Bab 39 : Let's get started
41
Bab 40 : Tetesan darah
42
Bab 41 : Hadiah
43
Bab 42 : Menantu
44
Bab 43 : Siaran langsung
45
Bab 44 : Ledakan
46
Bab 45 : Tidak Mungkin!
47
Bab 46 : hot news
48
Bab 47 : Motor kesayangan
49
Bab 48 : Masih kurang!
50
Bab 49 : Menarik
51
Bab 50 : Pertandingan
52
Bab 51 : Erotis
53
Bab 52 : Dejavu
54
Bab 53 : Sandera
55
Bab 54 : Markas
56
Bab 55 : Kode Yang Unik
57
Bab 56 : Isyarat
58
Bab 57 : Pilihan
59
Bab 58 : Memilih
60
Bab 59 : Tidak Akan Tenang
61
Bab 60 : Mimpi buruk
62
Bab 61 : Email
63
Bab 62 : Taman Bermain (1)
64
Bab 63 : Taman Bermain (2)
65
Bab 64 : Taman Bermain (3)
66
Bab 65 : Perasaan
67
Bab 66 : Headlines
68
Bab 67 : Sponsor (1)
69
Bab 68 : Kecurigaan
70
Bab 69 : Sponsor (2)
71
Bab 70 : Sponsor (3)
72
Bab 71 : Salam Kenal
73
Bab 72 : Undangan
74
Bab 73 : Kencan (1)
75
Bab 74 : Curiga
76
Bab 75 : Kencan (2)
77
Bab 76 : Kencan (3)
78
Bab 77 : Tunanganku
79
Bab 78 : Benci
80
Bab 79 : Rencana Baru
81
Bab 80 : Kesempatan
82
Bab 81 : Eksperimen
83
Bab 82 : Selamat Tinggal, Keiga
84
Bab 83 : Potongan Peta
85
Bab 84 : Kartu
86
Bab 85 : Lantai 3
87
Bab 86 : Lantai 5
88
Bab 87 : BINGO
89
Bab 88 : Kekalahan dan Ketahuan
90
Bab 89 : Rambut
91
Bab 90 : Hasil
92
Bab 91 : Kehancuran Sisca (1)
93
Bab 92 : Kehancuran Sisca (2)
94
Bab 93 : Kehancuran Sisca (3)
95
Bab 94 : Kehancuran Sisca (4)
96
Bab 95 : Ketahuan
97
Bab 96 : Penyesalan dan Perasaan
98
Bab 97 : Tidak Kenal
99
Bab 98 : Saling Kenal
100
Bab 99 : Proyek
101
Bab 100 : Ingin Ku Bunuh?
102
Bab 101 : Dia Tunanganku
103
Bab 102 : Ketakutan
104
Bab 103 : Keterkejutan
105
Bab 104 : Ketidaksukaan
106
Bab 105 : Terlalu Berlebihan
107
Bab 106 : Maksud Tersembunyi
108
Bab 107 : Potongan peta II
109
Bab 108 : Qarin Madness
110
Bab 109 : Accident Facts (1)
111
Bab 110 : Accident Facts (2)
112
Bab 111 : Accident Facts (3)
113
Bab 112 : Driver Identity
114
Bab 113 : Malam Penuh Jebakan
115
Bab 114 : Malam Penuh Darah
116
Bab 115 : Malam Penuh Kobaran
117
Bab 116 : Hidup atau Mati (1)
118
Bab 117 : Hidup atau Mati (2)
119
Bab 118 : Hidup atau Mati (3)
120
Bab 119 : Awal Kerja Sama
121
Bab 120 : Memulai Kerja Sama
122
Bab 121 : Mengakhiri Kerja Sama
123
Bab 122 : Pemilik Klan Harimau
124
Bab 123 : Keterlibatan
125
Bab 124 : Awal Kehancuran
126
Bab 125 : Kehancuran (1)
127
Bab 126 : Kehancuran (2)
128
Bab 127 : Kehancuran (3)
129
Bab 128 : Kehancuran (4)
130
Bab 129 : Akhir Kehancuran
131
Bab 130 : Ada Akhir Maka Ada Awal
132
Sinopsis S2 + Info
133
Bab 131 : Keberadaan Yang Terungkap
134
Bab 132 : Pembicaraan Yang Sengit
135
Bab 133 : Kalimat Yang Berbahaya
136
Bab 134 : Tenang Namun Berbahaya
137
Bab 135 : Informasi dan Spekulasi
138
Bab 136 : Informasi Kita Diretas
139
Bab 137 : Keterkejutan Para Tetua (1)
140
Bab 138 : Keterkejutan Para Tetua (2)
141
Bab 139 : Gelar Peluru Pembunuh
142
Bab 140 : Badai Baru Akan Datang
143
Bab 141 : Badai Baru Telah Tiba
144
Bab 142 : Musuh Yang Cukup Kuat
145
Bab 143 : Mencari Informasi Musuh
146
Bab 144 : Kenapa Harus Mereka?
147
Bab 145 : Wahai Permaisuriku
148
Bab 146 : Aku Hanya Menggodamu
149
Bab 147 : Kita Harus Serius
150
Bab 148 : Kembalilah Ke Habitatmu
151
Bab 149 : Mengalihkan Topik Pembicaraan
152
Bab 150 : Lawan Yang Menarik
153
Bab 151 : Pelelangan 5 Tahun Yang Lalu
154
Bab 152 : Kejutan Yang Akan Datang
155
Bab 153 : Permainan Takdir Yang Akan Datang
156
Bab 154 : Kenapa Bisa Kau?
157
Bab 155 : Apa Itu Menyenangkan, Luna?
158
Bab 156 : Apa Terjadi Sesuatu?
159
Bab 157 : Aku Sangat Menyedihkan
160
Bab 158 : Lotus Putih
161
Bab 159 : Rahasia
162
Bab 160 : Damian (1)
163
Bab 161 : Damian (2)
164
Bab 162 : Damian (3)
165
Bab 163 : Pemikiran (1)
166
Bab 164 : Pemikiran (2)
167
Bab 165 : Hubunganku Dengannya
168
Bab 166 : Apa Maksudmu?
169
Bab 167 : Obsesi Yang Dangkal
170
Bab 168 : Tersembunyi
171
Bab 169 : Lama Tidak Bertemu, Sayang.
172
Bab 170 : Dasar Orang Gila!
173
Bab 171 : Ingatan Yang Terlupakan
174
Bab 172: Jalan Yang Sempit(1)
175
Bab 173 : Jalan Yang Sempit (2)
176
Bab 174 : Karung Penuh Misteri (1)
177
Bab 175 : Karung Penuh Misteri (2)
178
Bab 176 : Racun Tak Kasat Mata (1)
179
Bab 177 : Racun Tak Kasat Mata (2)
180
Bab 178 : Seperti Yang Diharapkan
181
Bab 179 : Banyak Hal Terjadi
182
Bab 180 : Mengurus Hal-hal Aneh (1)
183
Bab 181 : Mengurus Hal-hal Aneh (2)
184
Bab 182 : Pertemuan Orang-orang Besar (1)
185
Bab 183 : Pertemuan Orang-orang Besar (2)
186
Bab 184 : Mengurus Hal-hal Aneh (3)
187
Bab 185 : Mengurus Hal-hal Aneh (4)
188
Bab 186 : Mengurus Hal-hal Aneh (5)
189
Bab 187 : Memulai Rencana Besar (1)
190
Bab 188 : Memulai Rencana Besar (2)
191
Bab 189 : Jejak dan Pertempuran (1)
192
Bab 190 : Jejak dan Pertempuran (2)
193
Bab 191 : Jejak dan Pertempuran (3)
194
Bab 192 : Jejak dan Pertempuran (4)
195
Bab 193 : Jejak dan Pertempuran (5)
196
Bab 194 : Jejak dan Pertempuran (6)
197
Bab 195 : Langkah Penuh Romansa (1)
198
Bab 196 : Langkah Penuh Romansa (2)
199
Bab 197 : Langkah Penuh Romansa (3)
200
Bab 198 : Ambisi Yang Tersembunyi (1)
201
Bab 199 : Ambisi Yang Tersembunyi (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!