Aku mencoba menarik nafasku yang terasa sesak, akutidak percaya dengan yang baru saja aku lihat.
Itu hanya mimpi tapi kenapa terasa begitu nyata? Dan air mata? Kenapa ada air mata di pipiku?
Aku mencoba mengatur nafasku, lalu tanganku terasa gemetar bahkan untuk menggambil gelas di nakas pun rasanya begitu sulit.
Setelah berhasil menggapai segelas air, aku segera neneguknya hingga kandas.
Rasanya itu seperti bukan mimpi, itu seperti nyata. Teriakan itu, tangisan, rasa sakit itu, dan ketakutan yang aku rasakan di dalam mimpi itu terasa begitu nyata.
Dan yang membuatku tak percaya pria yang menolong wanita itu adalah seseorang yang begitu aku kenal, seseorang yang bermulut pedas, yang tak lain adalah orang yang kini menjadi suamiku, pria itu Arya.
Bagaimana bisa Arya ada dalam mimpiku? Dan berperan sebagai pahlawan?
Astagfiruallahaladzim, itu hanya mimpi, itu mimpi buruk tidak seharusnya aku ingat-ingat lagi.
"Aduhh..." aku meringis kesakitan, kepalaku rasanya sangat sakit lebih sakit dari sebelum-sebelumnya.
"Umi...tolong." aku meritih kesakitan, kepalaku bertambah sakit.
Prangg
Gelas yang aku pegang terlepas dari genggaman ku, bersama dengan denyutan hebat di kepalaku.
"Vidya ada ap- Astagfiruallahaladzim Vidya!"
Aku mendengar teriakan Umi, dan tak lama Umi sudah memeluk tubuhku.
"Ada apa denganmu sayang?" Umi menguncang badanku, aku menatap Umi yang sudah meneteskan air matanya, ia terlihat sangat sedih.
Aku tak bisa menjawab pertanyaan Umi karna kepalaku semakin terasa berat, suara Umi juga semakin terasa menjauh.
Perlahan penglihatanku memburam, suara kepanikan Umi tak terdengar lagi.
[]
Aku kembali ke tempat sebelumnya, berdiri terpaku di sebuah tempat yang sama seperti di mimpiku sebelumnya.
Bughh
"Brengsek!"
Bughh
"Bangun kalian brengsek! Lo semua brengsek, lo harus bertanggung jawab atas apa yang lo semua lakuin ke Dia."
Aku menatap keempat laki-laki itu yang sudah terkapar di tanah, sementara salah satu dari mereka sedang berada dalam cengkraman Arya yang terlihat sangat marah.
Aku belum pernah melihat Arya semarah itu, bahkan dia berkali-kali mengeluarkan umpatan kasarnya.
Lalu tak lama sirine polisi terdengar, kelima pria itu pun segera di bawa oleh pihak berwajib untuk mempertanggung jawabkan perbuatan keji mereka.
Kemudian aku melihat Arya yang langsung melepaskan jaket yang ia pakai, lalu ia hendak memakaikan jaketnya itu pada wanita itu yang masih terguncang atas apa yang terjadi padanya.
"Jangan...hiks...jangan...sakit...
Jangan lagi...hiks...jangan mendekat." Tatapan Arya terlihat berubah tak ada kilatan amarah di matanya, justru tatapannya terlihat melembut dan mulai berkaca-kaca.
"Tenang ya, gue bakal nolongin lo. Jadi gk usah nangis lagi ya." Arya hendak memeluk wanita itu, namun wanita itu menjauh dari Arya.
"Pergi...hiks...pergi, jangan sentuh aku. Aku menjijikan, aku...hiks sudah rusak, aku ini kotor...hiks...jangan mendekat." Wanita itu berteriak histeris, ia bahkan menjambak rambutnya sendiri.
"Ini punya lo kan?." Ucap Arya yang memberikan kerudung berwarna hitam pada wanita itu.
"Hiks...tidak! Jangan...aku ini pendosa, aku...hiks...aku hina...hiks...aku ingin mati saja!"
"Astaga jangan!" Arya berteriak histeris bahkan aku yang menontonnya saja ikut2an teriak.
Wanita itu mau menyayat tangannya dengan pisau lipat milik para pelaku yang sudah memerkosa nya itu.
"Lepas! Jangan halangi aku! Aku mau mati...hiks...aku...hiks...mereka... telah menodaiku, aku sudah hancur." Tubuh wanita itu bergetar hebat, pakaiannya bahan sudah terkoyak di sana sini.
"Mereka akan mendapatkan yang setimpal, dengan apa yang telah mereka perbuat sama lo." Arya menangkup pipi wanita itu, sampai saat ini aku belum bisa melihat wajah wanita itu karna terlihat buram di mataku berbeda dengan ketika aku melihat Arya, yang bisa ku lihat dengan jelas.
Arya kemudian membawa wanita itu ke dalam dekapannya, Arya mencoba menenangkannya.
Dekapan Arya pada perempuan itu entah kenapa seolah-olah bisa aku rasakan, seperti diriku yang sedang ia dekap.
Lalu pandangan di hadapanku memburam, lalu menampilkan pemandangan yang berbeda.
Di hadapanku sudah tidak ada sosok Arya dan wanita itu, yang ada hanya wanita itu yang sedang menangis di dalam sebuah ruangan yang sepertinya adalah kamar.
Sepertinya kamar itu tak asing bagiku, seperti aku pernah melihat kamar itu sebelumnya.
Kemudian masuk seorang wanita paruh baya, lagi-lagi aku belum bisa melihat wajah wanita itu bahkan melihat wajah wanita paruh baya itu pun tidak bisa, muka mereka terlihat blur.
Lalu tak lama pemandangan itu berganti lagi.
Kini aku melihat sebuah truk yang melaju dengan kencang dari arah utara, namun yang membuat degup jantungku seolah ingin berhenti adalah seorang nenek yang berdiri di depan truk tersebut.
Truk tersebut membunyikan klaksonnya dengan kencang dan memekakan telinga.
Aneh sepertinya rem truk itu tidak bisa berfungsi, namun naas sepertinya nenek tua itu tidak bisa bergerak karna begitu takutnya.
Hingga truk itu semakin mendekat, aku sangat takut apa yang akan terjadi pada nenek tua itu jika truk itu menabraknya? Aku pun memejamkan mataku lalu terdengar suara hantaman sebuah benda yang begitu keras.
Brakkk
Aku pun perlahan membuka mataku, yang aku lihat adalah truk itu sudah menabrak sebuah pohon.
Namun fokus ku teralihkan karna ada segerumunan orang yang terlihat berkumpul,seperti tengah mengerumuni sesuatu.
Aku mencoba mengerakkan kakiku, dan ternyata bisa.
Aku pun melangkahkan kakiku maju, untuk melihat apa yang telah terjadi namun langkahku terhenti, aku melihat nenek tua itu dan ya ampun!
Aku mengenal nenek tua itu, itu adalah Oma nya Arya!
"Ada korban kecelakaan."
Jadi yang hampir ketabrak tadi adalah Oma Arya? Tunggu dulu lalu siapa yang di sebut korban kecelakaan di sini?
Aku pun melanjutkan langkahku, anehnya aku bisa menembus kerumunan itu dengan mudah.
Aku pun sudah berada di baris terdepan, lalu aku segera menundukkan kepalaku.
Tubuhku terasa lemas dan langsung luruh seketika, aku terpaku banyak sekali darah berceceran.
Namun bukan karna darah nya namun karna korbannya lah yang membuat tubuhku terasa lemas seketika.
Korban dari kecelakaan itu adalah diriku.
Aku melihat diriku sendiri yang terbaring kaku bersimbah darah.
Bagaimana bisa? Jadi aku pernah menggalami kecelakaan? Kenapa aku tidak ingat ini.
"Semuanya nyata." Aku membalikkan badanku, ketika aku merasa ada seseorang yang menepuk bahuku dari belakang.
Aku melihat bahwa yang menepuk ku tadi adalah orang yang wajahnya mirip denganku.
Aku ingin bertanya tapi mulutku tidak bisa di buka bahkan lidahku terasa kelu.
"Semua ini adalah ingatan tentang dirimu." Orang yang mirip dengan ku itu memberi jeda.
Lalu suasana kembali berubah, kini aku berada di tempat gelap dan hanya ada aku dan orang yang mirip dengan ku ini, di sini.
"Kamu ingat wanita yang di lecehkan tadi?" Aku menganggukkan kepalaku karna aku tidak bisa menggunakan mulutku yang tiba-tiba terkunci.
"Itu adalah kamu, yang menangis di kamar tadi itu juga kamu, dan yang kecelakaan tadi itu adalah dirimu."
Aku membulatkan mataku, aku menggelengkan kepalaku, tak percaya dengan apa yang baru saja ku dengar.
"Kamu tidak percaya? Baiklah aku akan ulang dan perlihatkan lagi semuanya."
Kemudian muncul sebuah layar, pertama menampilkan wanita yang di lecehkan tadi lalu tiba-tiba di berhentikan video nya.
"Lihat itu adalah dirimu."
Aku terkejut, itu memang diriku. Tapi kenapa? Kenapa bisa? Aku? Aku di lecehkan dan Arya yang menyelamatkanku? Kenapa bisa?
Lalu adegan ke dua di mana sebelumnya aku melihat ruangan kamar dan ada wanita yang di lecehkan tadi, dan ternyata itu memang diriku.
Dan terakhir tragedi kecelakaan yang sangat-sangat mengerikan dan menegangkan itu.
"Semua ingatan belum pulih sepenuhnya, kamu harus bersabar."
Namun aku masih diam, aku masih sangat syok dengan apa yang aku lihat sebelumnya, tapi aku jadi tau tentang diriku yang pernah di lecehkan.
Lalu semuanya terasa berguncang, dan tak lama ruangan gelap itu berganti dengan sebuah cahaya yang menelanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Siti Asmaulhusna
😯😯😯 masih biinun
2020-08-09
1
Siti Suryani
sampai sini aku baca. ceritanya bagus,. vidya sabar bngt. ada gak yah yg sesabar vidiya didunia nyata????semoga alur ceritanya semakin seru untuk dibaca. semngat kak author. 💪💪💪semoga banyak yg baca novelmu ini. 👍👍👍
2020-05-17
1