Pagi sekali aku sudah bangun untuk mempersipkan diri ku karna hari ini adalah hari pernikahan ku,pagi-pagi sekali rumah ku sudah terasa ramai itu karna semua sanak saudara sudah menginap di rumah sejak kemarin,mereka datang untuk membantu persiapan pernikahan ku.
Setelah selesai sholat subuh,kak Shafa,kakak ipar ku sudah mulai sibuk menyiapkan segala keperluan ku.
"Nah Vidya ini mbak Nimas,nanti mbak Nimas yang bakalan ngerias wajah kamu." Aku hanya menganggukkan kepala ku.
"Mbak Nimas,riasannya jangan terlalu berlebihan,natural aja bisa gk?" Tanya ku,karna memang aku tidak ingin berlebihan dalam berias.
"Oke bisa di atur kok." Aku pun tersenyum mendengar ucapan mbak Nimas,setelah itu tangan mbak Nimas mulai bergerak lincah di atas wajah ku,aku hanya diam dan menuruti setiap instruksi dari mbak Nimar.
Lumayan lama mbak Nimas mengukir karya nya di wajah ku,dengan sabar aku menunggu mbak Nimas merias wajah.
"Nah selesai,kamu bisa buka mata mu." Aku membuka mata ku perlahan,aku menatap pantulan wajah ku,aku terperangah merasa bahwa itu bukanlah diri ku,karna sangat berbeda.
Mbak Nimas menepati ucapannya,hasil riasan tangannya di wajah ku tidak terlalu menor masih terlihat natural dan aku sangat menyukai nya.
"Muka kamu tuh sudah cantik,di rias dikit doang juga bikin pangling." Aku hanya tersenyum mendengar ucapan mbak Nimas.
"Masyaallah dek ini kamu? Kak Shafa sampe pangling liat nya."
"Masyaallah anak umi,cantik banget."
Umi dan kak Shafa menghampiri ku,mereka memuji riasan mbak Nimas yang hampir membuat mereka pangling kata nya.
"Biar umi yang pakaikan cadar nya." Aku melihat umi dari pantulan kaca,beliau memakai kan cadar yang senada dengan pakaian ku yang serba putih.
"Nah sudah,putri umi semakin cantik." Aku tersenyum di balik cadar ku.
"Ayo kita berangkat,acara nya akan segera di mulai." Ajak umi aku pun menurut.
Akad nikah ku di laksanakan di masjid raya Ar-Rahman,jadi kami harus pergi ke sana untuk melakukan proses ijab qabul.
Aku dengan di dampingi umi dan kak Shafa serta si mungil Syila,kami semua masuk ke dalam mobil yang siap membawa kami menuju masjid Ar-Rahman.
Sesampainya di masjid Ar-Rahman,kami segera melangkah memasuki masjid Ar-Rahman,lantunan ayat suci Al-Qur'an mengema menyambut indra pendengaran ku,hati ku tersentuh mendengar nya serasa air mata ku ingin jatuh.
Aku,umi,dan kak Shafa kami menempati bagian shaf khusus perempuan,bagian shaf khusus perempuan dan laki-laki di pisahkan dengan tirai.
"Bismillahirrahmanirrahim,para hadirin yang di rahmati Allah,kita akan segera memulai acara akad nikah ini yang Insyaallah berjalan dengan lancar dan di ridhoi oleh Allah."
Jantung ku terasa deg-deg an,entah kenapa aku merasa tegang apalagi ketika Arya mulai menjabat tangan abi,dan suara ijab qabul yang di lantunkan oleh Arya pun mulai terdengar dan kata 'sah' dari para saksi mengema di ruangan.
Tangis ku pecah di pelukan umi,aku tak menyangka bahwa sekarang status ku sudah berubah,seseorang yang tadi baru saja mengucap kan ijab qabul itu sekarang adalah suami ku,imam ku,yang harus aku patuhi.
"Selamat nak,semoga kamu selalu bahagia dan selalu dalam lindungan Allah." Aku semakin menangis mendengar perkataan umi barusan.
Umi memberikan ku tisu,untuk mengelap air mata ku,aku pun menghapus air mata ku.
Tirai pembatas pun di buka,aku di panggil untuk duduk di samping Arya,aku pun menurut,
Aku melirik Arya yang juga sedang melirik ke arah ku.
"Silahkan di tandatangani dulu buku nikah nya." Ujar pak penghulu,aku dan Arya secara bergantian menandatangani buku nikah tersebut.
"Terus apa lagi pak?" Tanya Arya membuat semua orang tertawa termasuk pak penghulu.
"Iki loh nduk,cium tangan suami mu loh." Aku menatap ke arah Arya,mendengar instruksi dari budeh ku tadi,tangan ku mendadak berkeringat dingin.
Tangan Arya terulur ke arah ku,dengan gerakan perlahan aku mengenggam tangannya lalu menunduk dan mencium tangannya dengan khidmat.
"Tahan dulu mau di abadikan,1...2...3..."
Ckrek
Arya menatap ku dengan ekspresi andalannya yaitu berwajah datar,milik nya.
Cup
Aku terpaku saat tiba-tiba saja Arya mencium kening ku,lumayan lama karna perintah dari yang lainnya yang mau mengabadikan momen tersebut.
Aku masih merasa tegang,rasa nya seperti tersengat listrik,saat Arya mencium ku tadi entah kenapa aku merasa aneh,semacam ada yang mengelitik perut.
Setelah selesai acara akad nikah,kami semua menuju ke tempat resepsi pernikahan yang di laksanakan di hari yang sama dengan acara akad nikah kami.
Aku harus berada di dalam satu mobil dengan Arya,itu adalah perintah dari para orang tua terutama oma yang begitu semangat menyuruh ku untuk berangkat ke tempat resepsi satu mobil dengan Arya.
Entah kenapa sejak Arya mencium kening ku,setiap kali berpapasan dengan Arya aku merasa sangat canggung.
Selama perjalanan di antara kami berdua tak ada yang berbicara,kami berdua sibuk dengan fikiran kami masing-masing.
Tak terasa kami sudah sampai di tempat resepsi,kami berdua di sambut oleh beberapa orang yang langsung mengantarkan kami untuk segera bersiap-siap.
Setelah bersiap-siap kami pun mulai menyambut tamu,aku harus selalu tersenyum dan bersikap ramah pada para tamu undangan yang hadir.
"Selamat menempuh hidup baru."
"Ya ampun pengantin baru,langeng terus ya."
"Penganting baru! Akhir nya udah gk jomblo lagi hehe."
"Aciee pengantin baru,sukses terus ya semoga lancar dan segera di beri momongan."
Begitulah kira nya ucapan setiap tamu yang datang,yang mendoakan dan turut bahagia dengan pernikahan ku dan Arya.
Hari mulai beranjak siang tamu undangan pun semakin ramai yang datang,aku melihat Arya sedang bercengkrama dengan beberapa orang pemuda yang ternyata adalah teman nya.
"Assalamu'alaikum Vidya!" Aku tercengang tak percaya dengan kedatangan wanita ini yanh datang dengan wajah ceria nya,aku langsung memeluk diri nya.
"Wa'alaikumsalam bu dokter Nisa."
"Hush kamu ada-ada aja hehe,oh ya selamat ya atas pernikahan mu." Aku tersenyum pada Nisa,dia adalah sahabat karib ku sejak aku masih duduk di bangku sekolah dasar hingga kuliah,dan Nisa juga adalah seorang dokter jadi dia sangat sibuk sehingga baru saat ini kami bisa bertemu lagi.
"Semoga sakinah,mawadah,warahmah, semoga cepet ngasih aku ponakan ya haha." Aku mengamini doa Nisa,setelah itu aku dan Nisa mulai mengobrol,melepas kerinduan karna baru bertemu kembali.
Ternyata waktu cepat sekali berlalu,tak terasa kini hari sudah beranjak malam dan acara resepsi pun sudah selesai,hari ini rasa nya sangat melelahkan namun juga sangat menyenangkan dan sangat berkesan dalam hidup ku.
"Ayo kita harus segera ke rumah gue." Ujar Arya,aku pun mengangguk patuh sebelum pergi aku sempatkan untuk berpamitan pada keluarga ku terlebih dahulu.
"Umi,abi,terimakasih sudah mau merawat dan menyayangi Vidya setulus hati kalian,maafin Vidya kalau selama ini Vidya masih belum bisa menjadi anak yang berbakti pada Abi dan umi." Ujar ku saat berada tepat di hadapan abi dan umi.
"Kamu sudah lebih dari itu nak,bagi umi dan abi,kamu adalah penyejuk hati kami,kamu segala nya bagi kami nak,kami akan selalu menyayangi mu." Aku tak sanggup lagi,air mata ku menetes mendengar perkataan umi.
"Kamu putri kecil nya abi,kamu kebanggaan abi,kamu sholehah nya abi dan selama nya akan selalu begitu,sekarang tanggung jawab abi sudah berpindah pada suami mu,kamu harus patuh pada nya seperti kamu patuh pada abi,kamu juga harus menghormati nya seperti kamu menghormati abi dan umi." Aku menganggukkan kepala ku mendengar ucapan Abi.
"Dan untuk Arya,abi harap kamu mau menerima Vidya apa ada nya,abi percaya Vidya akan selalu bahagia bersama nak Arya,tolong jaga Vidya dengan baik,tolong sayangi dia."
"Iya abi,saya akan menjaga Vidya."
Setelah pamit pada abi dan umi aku juga pamit pada kakak ku dan kakak ipar,setelah itu aku dab Arya pun naik ke dalam mobil yang akan membawa kami ke rumah Arya.
Aku masih meneteskan air mata,berat rasa nya ketika aku harus meninggalkan keluarga ku yang selama ini selalu ada untuk ku,yang selalu menemani di setiap suka dan duka tapi mau bagaimana lagi kini aku harus mengikuti kemana pun suami ku pergi karna aku adalah tanggung jawab nya.
"Ck udah jangan nangis,cengeng banget lo." Aku menatap kesal pada Arya yang baru saja berdecak namun tangannya menyodorkan tisu pada ku.
"Terimakasih." Ujar ku namun tak ada balasan dari Arya,pria itu kembali memainkan gawai nya.
Diam-diam aku memandangi wajah Arya yang begitu serius menatap gawai nya,aku menatap lekat wajah pria yang sekarang sudah menjadi suami ku ini,pria yang nanti akan menemani ku dalam setiap hari ku,pria yang akan melakukan ibadah terlama bersama ku,aku berdoa pada Allah semoga apapun yang terjadi ke depannya,Allah akan selalu ada di samping ku,akan selalu bersama ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Siti Asmaulhusna
hangan2 kagi baca WA nya dari Siren xx
2020-08-08
0