Author POV
Vidya membuka matanya,betapa kagetnya ia saat melihat pemandangan di depan wajah nya saat ini,Vidya mengerjap-ngerjapkan mata nya tak percaya dengan apa yang sedang ia lihat saat ini.
"Kamu-" Vidya menghentikan ucapannya saat ia mendengar dengkuran halus dari seseorang yang kini tidur tepat di pundaknya.
Dalam diam Vidya mengamati wajah Arya yang tampak tampan,dengan hidung nya yang menjulang bagaikan perosotan,mata nya yang di lengkapi bulu mata yang lentik,bibirnya yang kecil dan ranum,membuat Vidya diam-diam mengakui bahwa suaminya ini sangat tampan.
Vidya mengelengkan kepalanya,entah kenapa terus melihat wajah Arya berdampak tidak baik pada jantung nya yang tiba-tiba berdegup dengan kencang.
"Ngggg.." Arya membuka matanya,mata Arya terpaku pada mata Vidya yang juga sedang menatapnya.
Sadar akan jarak mereka yang begitu dekat,Arya pun mendorong Vidya membuat Vidya meringis kesakitan karna pungungnya menghantam pintu mobil.
Arya pun kembali menjalankan mobilnya,tanpa meminta maaf terlebih dahulu pada Vidya. Sementara Vidya,gadis itu kembali memilih menatap ke luar dari pada menatap wajah Arya,yang kembali bertingkah menyebalkan.
Mobil yang dikendarai Arya memasuki sebuah perumahan mewah dan memiliki suasana yang asri,lalu mobil tersebut berhenti tepat di depan sebuah rumah bercat biru dengan pagar yang di desain tidak terlalu tinggi.
"Turun." Arya memerintah Vidya untuk segera turun,Vidya pun menurut.
"MasyaAllah." Desis Vidya kagum,menatap halaman depan rumah baru yang akan ia dan Arya tempati,di halaman rumah itu terdampar berbagai macam bunga yang mampu memikat mata orang-orang yang melihatnya.
"Lo bawa semua kopernya ke dalam." Vidya menatap sebal pada punggung Arya yang sudah berjalan memasuki halaman rumah baru mereka,namun Vidya hanya menurut saja ia membawa koper miliknya dan Arya ke dalam rumah.
"Ck lama banget cuma bawa koper doang." Vidya membulatkan matanya,mendengan ucapan Arya yang begitu entengnya membuat Vidya kesal sendiri mendengarnya,Arya fikir membawa dua koper yang berat itu ringan? Tentu saja tidak! Apalagi Vidya seorang perempuan tentu tenaganya tak sebanding dengan tenaga Arya yang notabennya adalah seorang pria.
Vidya memperhatikan rumah baru yang akan ia dan Arya tempati,rumah itu sudah di lengkapi dengan berbagai macam prabotan yang akan sangat mereka butuhkan.
"Ini kamar lo,gue tidur di kamar atas." Arya menunjukkan kamar Vidya yang terletak tepat di dekat tangga menuju lantai dua yang merupakan kamar Arya.
"Lo hanya berhak di bawah aja,kalau lantai atas itu daerah kekuasaan gue dan lo gk boleh ke sana tanpa seizin gue,ngerti lo?" Vidya hanya menganggukkan kepalanya.
"Nih taro koper gue ke atas." Vidya yang tadi hendak masuk ke kamarnya menghentikan langkahnya lalu menoleh pada Arya.
"Kan kamu yang bilang,saya gk boleh masuk ke lantai atas,itu kan daerah kekuasaan kamu?" Arya berdecak kesal mendengar ucapan Vidya,akhirnya Arya pun membawa kopernya sendiri ke lantai atas sementara Vidya hanya tersenyum melihatnya,Vidya pun melanjutkan langkahnya memasuki kamar yang akan ia tempati.
Kamarnya tidak terlalu luas namun sangat nyaman untuk di tempati,Vidya mulai memasukkan baju-bajunya ke dalam lemari dan menyusunnya dengan rapih,lalu menata barang-barangnya di meja.
Tidak perlu waktu lama bagi Vidya untuk membereskan baju dan barang-barangnya,kini Vidya melangkahkan kakinya ke dapur,ia membuka kulkas mencari bahan-bahan yang bisa ia masak untuk menu makan siang hari ini.
Di kulkas ternyata hanya ada telur,dan sosis. Akhirnya Vidya memutuskan untuk membuat telur dadar sosis.
Disaat Vidya sudah selesai memasak dan sedang menata nya di meja makan,Arya pun sedang turun,menuruni anak tangga.
"Ayo makan siang dulu." Ajak Vidya,Arya pun melanjutkan langkahnya menghampiri Vidya yang masih berdiri di dekat meja makan.
Arya menatap makanan yang Vidya buat lalu beralih menatap Vidya.
"Gue gk sudi makan masakan lo,lo.makan aja sendiri sana,gk usah sok baik bit*h"
Prangg
Setelah melontarkan perkataan yang menyakitkan dan memecahkan piring yang berisi telur dadar buatan Vidya yang kini sudah berceceran di lantai menyatu dengan serpihan pecahan piring,Arya pun pergi meninggalkan Vidya yang menatap pilu telur dadar buatannya yang kini sudah jatuh ke lantai.
Setelah membersihkan kekacauan yang Arya perbuat,Vidya pun memutuskan untuk kembali ke kamar saja.
Di dalam kamar Vidya membuka cadarnya,lalu menatap pantulan dirinya di cermin,fikirannya kembali teringat pada perkataan Arya malam itu,bahwa dirinya adalah korban pemerkosaan.
Vidya mengelengkan kepalanya,entah mengapa mengingat hal itu membuat kepalanya terasa sakit.
"Apa benar aku ini...korban pemerkosaan? Apa aku sehina itu?" Air mata menetes di pipi Vidya.
"Astagfiruallah." Vidya mencoba menahan kepalanya yang semakin terasa sakit,Vidya bangkit dari duduknya ia mencoba untuk berjalan ke arah tempat tidur untuk menggambil cadarnya namun belum sampai ke tempat tidur Vidya sudah jatuh tersungkur dan tak sadarkan diri.
🌼🌼🌼
"Umi...umi..." Vidya bergumam,keringat mulai menetes di dahinya membuat Vidya membuka matanya kembali.
Vidya menatap langit-langit kamar,lalu tatapannya beralih ke arah samping kanan,Vidya membulatkan matanya melihat seseorang yang tidur membelakangi dirinya dan tepat di samping nya.
"Arya..." Vidya berujar lirih,ketika ia tahu bahwa seseorang yang tidur di sampingnya adalah Arya.
"Hoamm." Vidya kembali memejamkan matanya berpura-pura masih tidak sadarkan diri.
"Ck dia belum sadar juga?" Arya mengacak rambutnya,ia menatap wajah Vidya lekat.
"Lo tuh sebenernya cantik,kenapa harus pake cadar segala sih? Aneh." Vidya menahan nafasnya sejenak saat ia merasakan jari jemari yang mengusap lembut pipi nya.
"Lo cantik tapi gue gk tertarik,bagi gue lo tuh cewek munafik dan gue benci banget sama lo." Vidya masih tetap memejamkan matanya,ia ingin mendengarkan semua ucapan Arya.
"Cepetan sadar,lo tuh cuma bisa jadi beban hidup gue doang." Setelah mengatakan itu Arya turun dari tempat tidur Vidya,melangkah pergi keluar dari kamar Vidya dan saat itu juga Vidya membuka matanya ia menatap pintu kamarnya yang di tutup oleh Arya.
"Sebegitu benci kah kamu pada ku? Kesalahan apa yang sudah aku perbuat sama kamu?" Vidya kembali meneteskan air mata nya,ia meremas seprai nya dengan kencang menumpahkan seluruh isi hatinya.
"Aku harap suatu saat nanti kamu mau menerima kehadiranku,semoga suatu hari nanti kamu sadar bahwa kehadiran ku ini bukanlah beban di hidup mu." Vidya tersenyum sendu,ia menghapus air matanya karna ia harus kuat,kuat menghadapi segala rintangan yang akan ia hadapi,mungkin saat ini ujian hidup yang ia hadapi tidak seberapa di bandingkan dengan ujian kehiduapan yang akan ia hadapi kedepannya nanti,Vidya hanya mampu mendoakan Arya dan mencoba berdamai dengan semua yang sudah terjadi termasuk berdamai dengan dirinya sendiri, mencoba untuk ikhlas,dan memperbaiki diri nya untuk bisa menjadi istri yang sholehah yang selalu taat pada suami nya,ya Vidya bertekad untuk menjadi lebih baik bagi Arya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
Siti Asmaulhusna
yg sabar Vedya jd sbner nya Vedya itu korban perkosaan tp apa mungkin yg merkosa iti jg si Arya
2020-08-08
1