Aku baru saja selesai bersiap, hari ini si pria aneh itu akan mengajak ku pergi untuk membeli perlengkapan yang akan di butuhkan untuk pernikahan kami. Karna dalam kurun waktu 2 minggu lagi kami akan melangsungkan pernikahan.
"Teh Vidya, calon Teteh udah dateng," ujar mbak Iyem.
Lalu aku pun bergegas keluar menemui si pria aneh itu.
Aku melihat dia sedang mengobrol dengan abi, ya benar sekali, hubungan kedua nya kini bisa di bilang sudah lumayan dekat.
Abi juga mencoba berdamai dengan ego nya dan mencoba untuk dekat dengan si pria aneh itu yang sebentar lagi akan menjadi menantu nya.
"Nah ini Vidya nya sudah datang," Ujar Abi lalu si pria aneh itu menoleh ke arah ku sekilas lalu ia kembali menatap dan berbicara dengan Abi lagi.
"Kalau begitu saya izin mengajak Vidya untuk membeli beberapa perlengkapan untuk pernikahan kami nanti bi," ujar si pria aneh itu meminta izin pada Abi dan yang membuat diriku heran adalah sejak kapan pria itu mendadak jadi sopan begitu pada abi.
"Berdua saja?" Tanya Abi, si Pria aneh itu pun menggeleng kemudian ia keluar lalu tak lama masuk lagi, namun ia tidak sendiri ada seseorang di samping nya.
"Saya mengajak adik sepupu saya," ujar si pria aneh itu yang memperkenalkan seorang gadis kecil pada abi.
"Baiklah Abi mengizinkan Vidya untuk pergi bersama kamu," ucap Abi yang memberi izin dan si pria aneh itu pun mengucapkan terimakasih dan menyalami tangan Abi.
"Abi Vidya pergi dulu ya. Assalamu'alaikum," pamitku serata menyalami tangan abi.
Lalu setelah itu aku menyusul si pria aneh itu yang sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil nya.
"Mau ngapain?" Tanya nya ketika aku membuka pintu mobil nya.
"Lo duduk di depan, deket gue karna gue bukan supir lo." Ujar nya lagi.
"Gk mau, saya duduk di belakang aja, karena kita bukan muhrim!" Ujar ku menolak perintah nya.
"Ck dasar fanatik," cibir nya lagi.
Namun aku tidak perduli aku tetap pada pendirian ku, aku pun duduk di belakang bersama dengan keponakannya.
"Halo nama kamu siapa?" Tanya ku pada gadis kecil yang sangat mengemaskan ini.
"Alleta," jawab nya dengan nada tak ramah atau entahlah mungkin perasaan ku saja.
"Halo Alleta! Nama saya Vidya," ucap diriku yang mengenalkan namaku, namun Alleta hanya menatap ku datar lalu memalingkan wajah nya dan menatap ke luar jendela.
Aku menarik nafas ku lalu menghembuskannya, sepertinya aku harus menambah kesabaran ku hari ini.
Akhirnya tak ada lagi pembicaraan yang tercipta hanya ada keheningan yang melanda, aku lebih sering menatap keluar jendela memperhatikan pemandangan yang kami lewati.
Namun entah mengapa lama-lama rasa kantuk yang tak tertahankan menyerang diriku, dan akhirnya aku pun memutuskan untuk tidur.
🌻🌻🌻
"Ck dia tidur lagi, woi udah sampai."
Aku mengerjapkan mata ku dan membuka nya perlahan.
Plakk
"Eh? Maaf. Aku ... aku tidak sengaja," kataku saat aku baru sadar dan tidak sengaja melayangkan tamparan di pipi si pria aneh itu.
Sungguh aku tidak sengaja itu ku lakukan karna reflek saja, habisnya tiba-tiba saja si pria aneh itu sudah ada tepat di depan wajah ku dengan jarak yang lumayan dekat.
"Sialan! Kenapa lo nampar gue?!"
Aku memejamkan mata ku ketika melihat si pria aneh itu tampak sangat emosi.
"Ya salah kamu sendiri, kenapa ngebangunin orang harus deket banget gitu!" Ujar ku yang balik memarahi nya.
"Ka ... kamu? Mau apa?!" Pekik ku saat si pria aneh itu malah mendekatkan wajah nya ke arah ku.
"Jangan deket-deket!" Ujar ku dengan kedua tangan yang menutupi wajah.
"Cepet lo turun. Atau gue bakalan bertindak lebih dari ini," ucap nya tepat di telinga ku yang membuat bulu kuduk ku merinding.
Aku pun segera menggambil tas dan membuka pintu mobil lalu keluar dari mobil untuk menyelamat kan diri, dari pada aku harus di terkam oleh pria aneh itu.
Setelah berada di luar mobil, aku mencoba mengatur nafas ku dan detak jantung ku yang berdetak tidak karuan.
"Dimana kak Arya?" Tanya Alleta pada ku.
"Arya? Jadi nama dia-" ucapan ku terputus karna ucapan seseorang.
"Iya nama gue Arya, bukan pria aneh."
Aku pun mengatupkan mulut ku, dari mana dia tau kalau selama ini aku memanggil nya dengan sebutan pria aneh? Apakah dia punya kemampuan membaca fikiran seseorang? Ya Allah sudah lah Vidya jangan menerka yang tidak-tidak.
"Karna lo gk pernah nanya nama gue siapa. Gue kira lo udah tau nama gue," katanya lagi, ya bagaimana mungkin aku bisa tau.
Dia saja tidak pernah memberitahu diriku, baru saat ini aku tau si pria aneh itu bernama Arya.
"Nama gue Arya Tirtawangsa," ucap si pria aneh itu yang saat ini sedang memperkenalkan nama asli nya pada ku.
"Lo panggil gue Arya atau mau manggil calon suami juga boleh," Ujar nya lagi yang membuat aku bergidik ngeri mendengar ucapannya barusan.
"Kita mau kemana?" Tanya ku pada si Pria-hmm baiklah sekarang kita panggil dia Arya saja.
"Gk usah bawel lo. Udah ikut aja," kata Arya yang kini berjalan lebih dulu bersama Alleta sementara aku memilih berjalan di belakang nya saja.
Arya dan Alleta masuk ke dalam toko yang menjual perhiasan, aku pun mau tak mau mengikuti mereka masuk ke dalam toko tersebut.
"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" Ujar seorang pelayan di toko tersebut.
"Tunjukkan semua koleksi perhisan yang paling di minati dan paling bagus di toko ini."
Ucapan Arya yang membuat ku kaget namun tak lama pelayan tersebut pun kembali bersama dengan beberapa kotak perhiasan di tangannya.
"Kalau boleh tau untuk siapa ya?" Tanya pelayan tersebut.
"Untuk dia," kata Arya seraya menunjuk diri ku.
"Oh baiklah,tunggu sebentar saya akan pilihkan."
Lalu pelayan toko tersebut pun mulai memilih perhiasan koleksinya untuk di tunjukkan padaku dan Arya.
"Sepertinya yang ini cocok untuk istri anda," ujar pelayan toko tersebut memberikan aku sebuah cincin yang sangat indah dan di lengkapi dengan berlian yang sudah aku pastikan ini harga nya pasti sangat mahal sekali.
"Pakai," suruh Arya dan aku pun menuruti nya.
"Bagus. Saya pilih yang ini," ujar Arya lagi dan pelayan toko itu pun segera membungkus cincin tersebut.
Sementara itu, saat ini Arya sedang mengangkat telpon dan jadi nya di sini hanya ada aku dan Alleta yang sedaritadi masih terus diam.
"Sudah selesai?" Tanya Arya yang baru saja kembali.
"Iya," jawab ku singkat, lalu Arya pun melakukan transaksi pembayaran.
Setelah itu dia mengajak ku dan Alleta untuk kembali ke mobil.
"Kita sudah mau pulang kan?" Tanya ku pada Arya namun dia hanya diam saja dan malah melajukan mobil nya.
Di dalam mobil kembali hening, Arya sedang fokus menyetir. Lalu bagaimana dengan Alleta? Anak itu kini sedang begitu fokus memainkan ponsel milik Arya, lalu Aku? Aku hanya diam memandang keluar jendela sepertu sebelumnya.
Seharusnya aku tadi tidak meninggalkan ponsel ku di rumah, sehingga aku tidak merasa bosan begini.
Arya menghentikan laju mobil nya, dia langsung turun tanpa mengatakan apapun begitu pun dengan Alleta, lalu aku pun juga bergegas turun mengikuti mereka.
Aku menatap sekitar ku lalu mengerenyit bingung.
Bagaimana aku tidak bingung, pasalnya Arya malah mengajak ku ke bandara, mau apa dia di bandara?
"Lo mau di sini apa mau ikut gue?" Tanya Arya pada ku, aku pun berlari mengejar Arya dan Alleta yang sudah berjalan beberapa langkah dari ku.
"Kita ngapain ke bandara?" Tanya ku pada Arya namun dia tidak menjawab dan terus berjalan tanpa memperdulikan diriku yang kesusahan menyamai kecepatan langkah kaki nya.
"Arya!"
Arya pun menoleh begitupun diri ku yang juga ikut menoleh.
Aku melihat seorang wanita berparas cantik sedang tersenyum dan melambaikan tangannya, lalu Arya yang tadi di samping ku pun menurunkan Alleta dari gendongannya dan berjalan dua langkah ke depan menghampiri wanita itu.
"Miss you so much," ujar wanita itu yang langsung memeluk Arya, jika kalian bertanya bagaimana reaksi Arya saat ini? Reaksinya juga sama yaitu membalas pelukan wanita itu.
Astagfiruallahaladzim, siapa wanita ini? Kenapa dia memeluk Arya seenaknya saja? Apakah dia saudara Arya? Entahlah aku tidak mau berfikiran negatif dulu karna aku juga tidak sepenuh nya kenal pada keluarga Arya.
Jadi mungkin sajakan kalau itu saudara Arya atau mungkin kakak perempuan nya.
"Aku kira kamu gk bakalan jemput aku di bandara," ujar wanita itu sedangkan Arya hanya diam dan menggambil alih koper wanita itu dengan satu tangannya sedangkan tangannya yang bebas malah di rangkul manja oleh wanita itu.
"Kok kamu kurusan? Pasti kamu banyak fikiran jadi kurang makan,kan udah aku bilang kamu tuh-"
"Udah Siren, gk usah pura-pura perduli lagi sama gue." Ujar Arya membuat wanita itu bungkam.
"Karna gue gk mau terluka lagi karna lo," ujar Arya yang berjalan mendahului wanita bernama Siren itu yang menatap nanar punggung Arya.
Aku tidak tau apa hubungan Arya dan wanita bernama Siren itu, tapi yang aku tanggap dari interaksi antara keduanya yaitu bahwa hubungan Arya dan wanita itu saat ini sedang tidak baik-baik saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments
hìķàwäþî
siren sungkan..
2021-03-03
0
Siti Asmaulhusna
penuh tanda tanya trus kerjaan nya si Arya jg apa tdk ada yg tau apalagi hub nya dgn si Siren
2020-08-08
0